Obat Dan Penyakit Dalam Islam
Obat Dan Penyakit Dalam Islam
Obat Dan Penyakit Dalam Islam
KAJIAN TEORI
yang ada dalam manusia dan juga konsep obatnya. Konsep penyakit dalam al-
Qur`an terbagi menjadi dua, yaitu fisik dan non-fisik. Penyakit fisik adalah
penyakit yang muncul dan ada dalam diri manusia sendiri yang bisa langsung
nampak dengan kasap mata, dengan kata lain, penyakit fisik adalah penyakit
yang terdapat dalam jasmani atau tubuh manusia. Sementara penyakit yang
non-fisik adalah penyakit yang tidak dapat dilihat dengan kasap mata, dan
penyakit ini terbagi menjadi dua, yaitu non-fisik yang muncul dari diri atau
hati, dan non-fisik yang muncul dari luar. Keterangan ini bisa kita temukan
Surat al-Anbiya: 83
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan engkau adalah Tuhan yang maa
Diantara konsep penyakit non-fisik dari dalam hati diterangkan dalam surat al-
فى قلوبهم مرض فزادهم هللا مرضاولهم عذاب عليم بما كانوا يكذبون
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya: dan bagi
Diantara konsep fisik non-fisik dari luar diterangkan dalam surat al-Falaq: 4
“dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus pada buhul-
buhul”,
Sihir yang di dalamnya termasuk santet, merupkan sebuah penyakit yang tidak
bisa dilihat dari kasat mata, karena biasanya menyerang tubuh bagian dalam,
tetapi penyakit itu datang dari luar bukannya dari dalam diri sendiri.
kebathinan dan konsep obat dari luar. Diantara konsep obat kebathinan salah
اللذين آمنوا وتطمئن قلوبهم بذكر هللا اآل بذكر هللا تطمئن القلوب
“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
tenteram”
Sementara konsep pengobatan dari luar bisa ditemukan di dalam surat an-Nahl:
68-69:
2
من كل الثمرات فاسلكى سبل ربك ذلك يخرج من بطونها شراب مختلف ألوانه فيه
yang telah dimudahkan bagimu. Dari perut lebah itu keluar minuman madu
Jadi di dalam al-Qur`an pun dengan jelas telah diterangkan akan adanya
beberapa penyakit bagi manusia, dimulai dari penyakit yang datang dari hati,
dari lingkungan, maupun penyakit yang datang dari luar, dan di dalam al-
“Dan kami turunkan dari al-Qur`an sesuatu yang menjadi obat dan
yang beriman”
masyrakat Arab. Sebagai sebuah kalam ilahi, sejak kali pertama diturunkan, al-
Qur`an telah diyakini kebenarannya oleh umat muslim. Lebih dari itu, ia juga
adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad saw1 sebagai petunjuk
bagi umat manusia. Sehingga ia dianggap sumber yang paling otoritatif dalam
petunjuk, al-Qur`an juga telah digunakan oleh jutaan kaum muslim untuk
Qur`an memiliki posisi dan peranan yang sangat penting dalam kehidupan
umat muslim.
1
QS. At-Taubah: 124.
2
Mohammad Arkoun, Berbagai Pembacaan al-Qur`an, Terj. Machasin (Jakarta: INIS, 1997), hal. 9.
4
al-Qur`an itu sendiri, ada yang tetap konsisten selaras dengan fungsi dasarnya
perdukunan. Hal ini berarti bahwa terjadi praktik pemaknaan al-Qur’an yang
anggapan adanya “faḍīlah” dari unit-unit tertentu dari teks al-Qur’an yang
sebagai pengobatan dapat disinyalir dari salah satu karya Farid Esack; The
terhadap al-Qur’an. Salah satu respon yang menarik adalah bagaimana ketika
berada di dekatnya dan bahkan fenomena yang lebih menarik lagi adalah
3
Q.S. al-Baqarah (2):185.
4
M. Mansur, “Living Qur’an dalam Lintasan Sejarah” dalam Sahiron Syamsuddin (ed.),
Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis (Yogyakarta: TH Press dan Teras, 2007), hlm. 4.
5
. Farid Esack, The Qur’an: A Short Introduction (Oxford: Oneworld Publications, 2004),
hlm. 1-5.
5
riwayat dari Abu Sa´īd al-Khużrī r.a., di mana pada saat itu salah seorang
pimpinan suku.6 Apa yang terekam dalam riwayat tersebut tentu bergulir
mana al-Qur’an pertama kali turun. Bagi telinga dan lidah yang sama sekali
asing dengan bunyi teks al-Qur’an dalam kapasitasnya sebagai teks berbahasa
jauh lebih besar dibandingkan ketika masih berada dalam komunitas aslinya.
Kenyataan semacam ini secara jelas menunjukkan bahwa sejak awal al-Qur`an
6
Abū al-Ḥusain Muslim al-Naisabūrī, Al-Jāmi´ al-Ṣaḥīḥ (Bairut: Dār al-Afāq al-Jadīdah,
tt), juz VII, hlm 19.
6
1. Melakukan Rukyah
dengan hal tersebut, para ulama telah sepakat atas diperbolehkannya rukyah
dengan syarat tetap menggunakan Bahasa Arab atau dengan lafadz yang
sudah diketahui maknanya oleh orang lain dan berkeyakinan bahwa rukyah
adalah sebab yang tidak memiliki pengaruh kecuali atas izin dan ketentuan
dari Allah.
Dalil lain yang dapat dijadikan alasan untuk menunjukkan bahwa rukyah
7
Ibnu Atsir, an-Nihayah fi Gharib al-Hadits wa al-Atsar (Beirut: dar al-Fikr, 1399 H), 254
7
diragukan lagi bahwa rukyah yang dilakukan oleh seorang muslim terhadap
3 jenis surat yang selama ini digunakan dalam Islam, yaitu; surat al-
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan, dari Abu Sa`id
bertanya: “Apakah ada diantara kalian yang punya obat atau seseorang
sesuatu yang tidak dapat disembuhkan oleh obat, sekalipun orang yang
melanjutkan: “secara global, apa saja yang terkandung dalm surat al-
8
9
Nashir bin Abdurrahman bin Muhammad al-Judai`, Tabarruk Memburu Berkah: Sepanjang Masa
di Seluruh Dinia Menurut al-Qur`an dan as-Sunnah, Alih Bhasa: Ahmad Yunus (Jakarta: Pustaka
Imam Asy-Syafi`i, 2009), hal. 306-307.
9
yang sangat mengganggu, yang hampir saja mebuat tubuhku tidak dapat
digerakkan. Hal itu terjadi ketika aku melalukan thawaf dan lainnya.
seperti kerikil yang berjatuhan. Akupun telah mencoba hal itu berkali-
kali.11
surat al-Falaq dan surat an-Nas. Kaitannya dengan itu, maka terdapat
10
Ath-Thibban Nabawi, hal. 139.
11
Madarijus Salikin, I/57-58.
10
,أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم كان إذا شتكى نفث على نفسه بالمعوذات
فلما اشتكى وجعه الذى توفى فيه طفقت أنفث على نفسه,ومسح عنه بيده
. وأمسح بيد النبى صلى هللا عليه وسلم عنه,بالمعوذات التى كان ينفث
yang dulu pernah beliau lakukan dan aku mengusapnya dengan tangan
Nabi saw.12”
كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم إذا مرض أحد من أهله نفث عليه
بالمعوذات
12
Shahih al-Bukhari, V: 139, dan Shahih Muslim, IV: 1723.
11
penyembuhan aalah ayat kursi dan dua ayat terakhir surat al-Baqarah.
Kaitannya dengan ayat kurs, maka Ibnu Taimiyah berkata: “orang yang
yang banyak dan kekuatannya. Jika ayat kursi ini dibacakan dengan
benar, maka syaitan akan terusir dan batallah hal-hal yang diangan-
syaitan, dan ada pula yang mengatakan dari penyakit. Dan diungkinkan
ini sebagaimana yang Allah swt telah sebutkan di dalam surat Al-Isra`:
82:
“Dan kami turunkan dari al-Qur`an sesuatu yang menjadi obat dan
yang beriman”
Oleh sebab itu, berdasarkan beberapa dalil dan penjelasan di atas, maka
Qur`an adalah obat yang sempurna dari semua penyakit hati dan tubuh
dapat membe;ahnya. Maka dari itu, tidak ada suatupun penyakit hati
obat dan sebabnya serta perlindungan darinya, yaitu bagi orang yang
menyakitimu, dan dari kejahatan setiap jiwa atau mata yang dengki.
merukyahmu.16”
Dalam Shahih Muslim disebutkan, dari Utsman bin Abdul `Ash ats-
15
Ibnu al-Qayyim, Ath-Thibbun Nabawi, hal. 272.
16
Shahih Muslim, IV:1718
14
saw bersabda:
: وقل سبع مرات, باسم هللا ثالثا:ضع يدك على الذى تألم من جسدك وقل
saki, lalu bacalah Bismillah sebanyak tiga kali dan bacalah sebanyak
kejahatan apa saja yang aku rasakan dan aku khawatirkan darinya”
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari `Aisyah ra, Nabi memohonkan
شفاء, ال شفاء إال شفاؤك, أذهب الباس واشفه وأنت الشافى,اللهم رب الناس
17
Shahih Bukhari, VII: 24 dan Shahih Muslim, IV: 1722.
15
Dalam Sunan Abu Dawud dan Shahih Ibn Hibban disebutkn bahwa
Rasulullah saw pernah membacakan al-Qur`an pada air untuk Tsabit bin Qais
bin Syammas yang ketika itu sedang sakit, kemudian menuangkan air itu
padanya.18
dituangkan kepada orang yang sakit. Ia juga pernah membaca surat al-Falaq
surat al-Fatihah, yakni aku mengambil air zamzam dan aku membacakan surat
berpedoman padanya ketika sering merasakan sakit, dan aku benar-benar dapat
merasakan manfaatnnya.20
18
Sunan Abu Dawud : VII: 623
19
Tafsir al-Qurthubi, IV: 178
20
16
menulis dua ayat al-Qur`an dan beberapa kalimat pada bejana yan berisi air
Qur`an pada bejana yang berisi air, kemudian dia membasuh dirinya
dengan air itu, dan meminumnya kepada seorang laki-laki yang sedang
sakit.22
Kitabullah dan dzikir-Nya bagi orang yang terkena penyakit dan orang
bin Ahmad bahwa ia berkata: aku pernah melihat ayahku menulis di dalam
212121
22
23
24
17
tentang sesuatu yang ditulis untuk sakit mimisan (keluar darah dari
“Dan difirmankan: hai bumi, telanlah airmu, dan hai langit (hujan)
Lafadz-Lafadz Tertentu
Tamaim adalah bentuk jama` dari tamimah, yang memiliki arti sesuatu
yang digantungkan kepada orang yang sakit, anak kecil, atau binatang
cara.25 Adapun hukum menggunakan zimat ini adalah apabila jiat tersebut
haram.
terlepas dari hukumnya makruh, metode ini salah satu metode yang
25
Ibnu Atsir, An-Nihayah, hal. 136-137.
18
cara menulis ayat-ayat al-Qur`an atau do`a-do`a pada dinding atau tempat
Terkait dengan metode yang ketujuh ini maka yang diaksud dengan
persepsi merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap orang saat
terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penaksiran yang
unik terhadap situasi dan bukan sebagai pencatatan yang benar terhadap
situasi itu.28
26
Nashir al-Judai`, Tabarruk, hal 323.
27
Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, Organizational Behavior (New Jersey: Prentice Hall
dan Englewood Cliff,, 1991), hal. 124.
28
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi (Jakarta: Rajawali, 1993), hal. 127.
19
itu, persespi seseorang juga kuat dipengaruhi oleh faktor situasi dan kondisi
yang mengitarinya.29
29
Ibid. Hal. 126.