Isi Jagung
Isi Jagung
Isi Jagung
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jagung telah dikenal dan ditanam oleh masyarakat Amerika Utara sejak
200 tahun sebelum masehi, tetapi asal tanaman jagung belum dapat diketahui
oleh penjelajah dari Eropa pada abad 17, yang digunakan sebagai pakan ternak
dan bahan makanan manusia. Pada era indudtrial, jagung telah diusahakan sebagai
bahan baku untuk menghasilkan minyak jagung dan dapat dikembangkan sebagai
internal petani juga merupakan kendala biofisik dan sosial ekonomi. Faktor
internal petani juga merupakan kendala yang tidak kecil pengaruhnya seperti
kurang memiliki dan memilih teknologi yang sama sekali baru, tetapi lebih
Tanaman jagung manis selama ini sudah cukup lama dibudidayakan oleh
upaya dapat dilakukan untuk menghasilkan produksi jagung manis. Salah satunya
dengan mengkaji dosis pemupukan yang optimal bagi produksi jagung manis
mengembangkan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan adaptif pada
2
pemupukan.Oleh karena itu, perlu dnya menentukan dosisi P yang paling optimal
bagi setiap produksi hasil persilangan tanaman jagung yang dicobakan sehingga
dapat dijadikan sebagai teknologi budidaya sertaan dari varietas baru yang
Tanaman jagung manis sangat respons terhadap tanah dengan kesuburan tinggi.
Selaras dengan pernyataan di atas dalam hal pengolahan tanah harus diperhatikan
pemupukan yang tepat sangat penting agar produksi optimum (Syafruddin et.al,
2012).
Pada tahun 2014, produksi jagung di Indonesia mencapai 3,744 ton dengan
Kemudian pada tahun 2015 mengalami kenaikan sampai 19,612 ton dengan luas
pertumbuhan produksi jagung tahun 2015 terhadap tahun 2014 sebesar 3,18 %
(Kasryno, 2016).
jagung muda juga berkhasiat untuk menghilangkan bekas cacar air di kulit.Di
samping itu, zat alami yang terkandung dalam jagung muda juga bermanfaat
(Sari, 2015).
Tujuan Penulisan
3
persilangan pada tanaman menyerbuk silang pada tanaman jagung (Zea mays L.).
Kegunaan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
diselesaikan dalam 80-150 hari. Menurut Fauzi (2012), tanaman jagung dalam tata
bawah pada saat biji berkecambah, akar koronal yang tumbuh ke atas dari jaringan
batang dimana plumula muncul, dan akar udara (brace) yang tumbuh dari buku-
buku di atas permukaan tanah. Akar-akar seminal terdiri atas akar-akar radikal
atau akar primer ditambah dengan sejumlah akar-akar lateral yang muncul sebagai
akar adventious pada dasar dari buku pertama di atas pangkal batang. Pada
umumnya akar-akar seminal berjumlah 3-5, tetapi dapat bervariasi dari 1-13. Akar
koronal adalah akar yang tumbuh dari bagian dasar poangkal batang, Akar udara
tumbuh dari buku-buku kedua, ketiga atau lebih di atas permukaan tanah
(Hartoyo, 2008).
antara 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang kecuali pada
jagung manis sering tumbuh beberapa cabang (anakan) yang muncul pada pangkal
batang. Panjang batang jagung berkisar antara 60-300 cm atau lebih tergantung
5
tipe dan jenis jagung, Ruas bagian batang atas berbentuk silindris dan ruas-ruas
batang bagian bawah berbentuk bulat agak pipih. Tunas batang yang telah
rata 12-18 helai. Varietas yang dewasa dengan cepat mempunyai daun yang lebih
banyak daun. Panjang daun berkisar antara 30-150 cm dan lebar daun dapat
dengan cepat. Kecenderungan ini tergantung pada kondisi iklim dan jenis tanah
(Sembiring, 2007).
tumbuhan berumah satu. Kedua bunga diklin atau terpisah. Pada tiap kuntum
bunga jagung terdapat struktur yang khas dari kelompok Poaceae yang dinamakan
floret. Pada tanaman jagung sendiri, floret menjadi terbatas sebab terdapat
gulmae. Bunga jantan jagung tumbuh pada bagian puncak tanaman yang berupa
karangan bunga. Bagian serbuk sari pada bunga jagung berwarna kuning dengan
aroma yang cukup khas. Adapun bunga betina tersusun dalam bentuk tongkol
Pada umumnya satu tongkol jagung mengandung 300-600 biji jagung. Biji
jagung berbentuk bulat dan melekat pada tongkol jagung. Susunan biji jagung
sehingga jumlah baris atau deret biji selalu genap. Warna biji jagung bervariasi
dari putih, kuning, merah, dan ungu sampai hitam. Rambut merupakan tangkai
putik yang sangat panjang yang keluar ke ujung kelobot melalui sela-sela deret
6
Tongkol ini bukan hanya tempat pembentukkan lembaga tetapi juga merupakan
tempat menyimpan pati, protein, minyak/lemak, dan zat-zat lain untuk persediaan
dan biasanya dalam satu tongkol mengandung sekitar 300 sampai 1000 biji jagung
(Indrawuri, 2010).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis yang dapat menyesuaikan diri
lingkungan yang terlalu ketat, dapat tumbuh pada berbagai macam kondisi. Iklim
yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah-daerah yang
beriklim sedang hingga daerah beriklim sub tropis/tropis yang basah. Jagung
dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat
LS (Izah, 2009).
memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum
Iklim atau cuaca rata-rata suatu daerah turut berperan serta dalam
mendukung, misalnya banyak hujan badai dan angin rebut bahkan banjir, akan
tanaman jagung sangat cocok pada daerah yang beriklim sejuk dan dingin namun
jika terlalu banyak hujan juga akan mengurangi kualitas jagung (Suliswaty, 2016).
memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah
hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan
dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya
jagung ditanam di awal musim hujan dan menjelang musim kemarau (Izah, 2009).
dengan baik pada ketinggian tempat sampai dengan 3.000 meter di atas
permukaan laut (mdpl). Jagung manis dapat beradaptasi dengan baik pada iklim
Tanah
Tanaman jagung tumbuh optimal pada tanah yang gembur, drainase baik,
dengan kelembaban tanah cukup, dan akan layu bila kelembaban tanah kurang
dari 40% kapasitas lapang atau bila batangnya terendam air. Tanaman jagung
dapat ditanam pada lahan kering beriklim basah dan beriklim kering, sawah irigasi
tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung manis
adalah pH antara 5,67-7,5. Tingkat keasaman tanah yang paling baik untuk
tanaman jagung manis adalah pada pH 6,8. Bila lahan kering ber-pH masam
Lahan tanah yang baik untuk budidaya jagung manis harus memiliki
criteria lahan yang sesuai untuk menunjang produksi dari jagung manis. Lahan
tanah yang baik untuk budidaya jagung manis kering yang berpengairan cukup,
tadah hujan, terasering, gambut yang telah di perbaiki, dan sawah bekas menanam
padi. Jagung manis harus ditanam di lahan yang terbuka (Anggraini, 2016).
baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsure hara terutama
nitrogen (N), fosfor (P) dan Kalium (K) dakan jumlah yang banyak. Oleh karena
pada umumnya tanah di Lampung miskin hara dan rendah bukan organiknya,
maka penambhan pupuk N, P dan K serta pupuk organic (kompos maupun pupuk
Tanah yang baik untuk bertenam jagung adalah yang bertekstur lempung,
lempung berdebu atau lempung berpasir. Struktur tanahnya gembur dan kaya
bahan organic. Kemiringan tanah tidak lebih dari 8%. Lokasi laha di areal terbuka
seperti halnya persawahan padi. Bebas dari genangan air dan tidak terendam air
Teknik Persilangan
tetua yang berbeda susunan genetiknya. Kegiatan ini adalah langkah awal pada
gen. Secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara memindahkan tepung sari
ke kepala putik pada tanaman yang diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman
yang menyerbuk sendiri (self pollination crop) maupun pada tanaman yang
menyerbuk silang (cross pollination crop). Agar persilangan dapat dikontrol dan
dan teknik (metode) seleksi. Teknik pemilihan tetua didasarkan pada karakter
kualitatif dan karakter kuantitatif yang dimiliki tetua. Teknik persilangan buatan
didasarkan pada biologi bunga dari tanaman tersebut. Sementara itu teknik seleksi
disediakan alat-alat antara lain: pisau kecil yang tajam, gunting kecil, pinset
dengan ujung yang runcing, jarum yang panjang dan lurus, alcohol (75-85%) atau
spiritus dalam botol kecil untuk mensterilkan alat-alat tersebut, wadah untuk
tempat benang sari, sikat kecil untuk mengeluarkan serbuk sari dari benang sari,
kuas untuk meletakkan serbuk sari di atas kepala putik dan kaca pembesar untuk
Misalnya letak organ jantan dan organ betina yang terpisah, masaknya polen tidak
sama dengan kepala putik. Sehingga control persilangan menjadi semakin lebih
dan pelabelan) sama seperti pada tanaman menyerbuk sendiri (Baskara, 2013).
Tahapan Persilangan
induk betina, kastrasi, isolasi, pengumpulan serbuk sari dan penyerbukan. Pada
yang ada di sekitar bunga dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang
tidak dipakai serta organ tanaman lain yang mengganggu (Desentia, 2015).
Isolasi dilakukan agar bunga yang tidak diserbuki oleh serbuk sari (pollen)
asing. Dengan demikian baik bunga jantan maupun bunga betina harus
dikerudungi atau disungkup dengan kantung plastic. Kantung ini bisa terbuat dari
kertas tahan air, kain, plastic, selotipe dan lain-lain. Ukuran kantung disesuaikan
beberapa jam sebelum kuncup-kuncup bunga itu mekar. Bila letak pohon tetua
betina jauh dari tanaman tetua jantan, maka pengangkutan kuncup-kuncup bunga
dari tetua jantan ke tetua betina akan memakan waktu yang lama. Agar kuncup
bunga itu tidak lekas layu dan tahan lama dalam keadaan segar, hendaknya
kuncup bunga itu dipetik dan diangkut pada pagi hari sebelum matahari terbit atau
Pelaksanaannya terdiri dari pengumpulan polen (serbuk sari) yang viable atau
anter dari tanaman tetua jantan yang sehat, kemudian penyerbukannya dilakukan
pinset, tusuk gigi yang steril, yaitu dengan mencelupkan alat—alat tersebut ke
cokelat, sebaiknya dilapisi juga dengan plastic. Hal ini agar serbuk sari tidak
terkena air saat hujan. Setelah dilakukan penyerbukan, alat kelamin betina atau
12
putiknya disungkup kembali dengan serbuk sari dan akan dibuka saat pemanenan.
Hal ini dilakukan agar mencegah terjadi jatuhnya serbuk sari dari tetua jantan
hibrida unggul pada tanaman menyerbuk silang harus diawali dengan menyerbuk
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang terpenting adalah saat
sudah masak tetapi belum mati dan putik siap untuk dibuahi. Cuaca yang cerah
hibridisasi efektif dan efisien antara lain ketepatan waktu berbunga, waktu
emaskulasi dan waktu penyerbukan. Teknik dan waktu emaskulasi serta pengaruh
13
tentu pada hasil hibridisasi buatan telah dilaporkan bervariasi 38-70% tergantung
cahaya matahari dapat juga mempengaruhi tingkat kemasakan buah (Aini, 2008).
sinar matahari, air, hujan dan angin. Air yang memadai di daerah areal sekitar
pertanian yang cukup akan membantu biji, bunga, dan buah dalam proses
pertumbuhan dan disertai hujan yang relative optimal. Keberadaan angin juga
bahkan sampai sekarang karena murah, efektif, dan relatif mudah dilakukan dan
Sumber variasi sifat atau klon-klon baru yang sangat luas variabilitasnya
dan menjadi sumber penyeleksian klon baru dapat diperoleh dengan metode
alat dan bahan. Kemudian bunga betina (tongkol) yang akan diserbuki dipilih.
Tongkol yang dipilih yaitu tongkol yang belum diserbuki, ditandai dengan rambut
pada ujung tongkol belum keluar atau keluar dalam jumlah sedikit, dan ukuran
tongkol masih kecil. Tanaman yang akan dipakai sebagai tetua jantan (sumber
serbuk sari) dipilih. Malai yang dipilih yaitu malai yang siap untuk dijadikan tetua
terkumpul pada kantong. Setelah kantong dirasa sudah cukup terisi oleh serbuk
sari, dengan segara kantong tersebut digunakan untuk membungkus tongkol yang
sudah dipilih sebelumnya, dan ditutup dengan rapat. Kantong berisi serbuk sari
yang sudah ditutupkan pada tongkol, digoyang-goyangkan agar serbuk sari jatuh
berbunga. Ini berarti bahwa waktu tanam tetua jantan dan betina harus
16
diperhatikan supaya saat anthesis dan reseptif waktunya bersamaan. Pada tetua
betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, pada pagi hari, bila melalui waktu
tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika
stigma reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga
membedakan waktu penanaman antara kedua tetua, sehingga nantinya kedua tetua
akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan sinkronisasi ini diperlukan
antara lain pemilihan tetua jantan dan betina, kastrasi, emaskulasi, dan
betina dan induk jantan. Kedua induk sebaiknya memiliki keunggulan yang
nantinya diharapkan bisa terpadu pada keturunannya. Sebagai induk betina dipilih
tanaman yang memiliki bunga dengan putik sudah matang kelamin, yakni
tanaman yang bunganya sudah menghasilkan serbuk sari, sebagai tanda kelamin
Kastrasi adalah pengambilan kotak sari (bunga jantan) dengan sengaja agar
tidak terjadi persilangan sendiri. Kastrasi dilakukan pada saat bunga jantan mulai
muncul tetapi belum pecah. Kotak sari yang belum pecah biasanya telah
menyembul di dua sisi bunga betina dan berwarna putih, sedangkan kotak sari
padatan dan bunga berkisar antara 6-12 hari. Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai
dengan kemunculan bunga jantan tersebut. Ada beberapa cara untuk melakukan
secara manual dengan pinset. Kastrasi sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah
persilangan pada saat bunga jantan mulai muncul tetapi belum pecah, biasanya 1-
ditujukan sebagai tetua betina. Emaskulasi dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu secara mekanis, fisika, dan kimia. Praktikum ini kami melakukan
dilakukan sebelum kotak sari terbuka dan serbuk sari luruh. Gunting digunakan
untuk memotong ujung palea dan lemma agar mudah diambil kepala sarinya.
dengan tujuan agar terhindar dari penyerbukan yang tidak diinginkan dan untuk
persilangan dengan menaburkan benang sari di atas kepala putik bunga tersebut
Utara, Medan pada bulan Maret sampai Mei, pada ketinggian 25 mdpl.
berfungsi untuk membuka lahan dan membuat plot, parang berfungsi untuk
membuka lahan, meteran berfungsi untuk mengukur luas plot dan mengukur
tinggi tanaman sebagai salah satu parameter amatan, gembor berfungsi untuk
menyiram lahan, jangka sorong berfungsi untuk mengukur diameter batang, tali
serbuk sarai pada putik, gunting berfungsi sebagai alat potong, spidol berfungsi
sebagai alat tulis untuk menandai setiap perlakukan, kamera handphone berfungsi
untuk mengambil gambar dari setiap kegiatan, penggaris untuk membuat tabel,
Adapaun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung
varietas Bonanza F1, top soil berfungsi sebagai media tumbuh, pupuk berfungsi
sebagai tambahan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman, air berfungsi sebagai
19
sungkupan dan untuk membungkus bunga betina, label berfungsi untuk menandai
setiap perlakuan.
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Lahan
Pembentukan Plot
Penanaman
sekitar 3-5 cm. Lubang tanam dibuat dengan dengan jarak 30 secara horizontal
Pemupukan
dilakukan dengan cara dilarikan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk urea dengan
dosis 90 gram per plot, pupuk KCl dengan dosis 30 gram per plot dan pupuk TSP
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari, tepatnya pada sore hari dengan
jumlah air yang diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan air per plot.
Penyiangan
dari gulma dapat dilakukan secara manual dengan tangan. Penyiangan jangan
sampai mengganggu akar tanaman pada umur tersebut yang belum kuat
mencengkram tanah.
Pembumbunan
Persilangan
Persilangan tanaman jagung dilakukan pada sore hari, dengan melalui tahap-tahap
N
TAHAPAN KETERANGAN GAMBAR
O
Kegiatan membersihkan
bagian tanaman yang
letaknya berada disekitar
2 Kastrasi
bunga yang akan
diemaskulasi dari
serangga, kotoran.
Kegiatan membuang
mahkota bunga pada
3 Emaskulasi bunga betina jagung
dengan menggunakan
gunting
Panen
dipanen dengan cara tonggol dipotong dari batang. Jagung yang telah siap panen
tanda berwarna hitam di bagian pangkal tempat melekatnya jagung pada tongkol.
Parameter Pengamatan
tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman dari leher akar hingga
Jumlah Daun
Jumlah daun tanaman jagung diambil setiap satu minggu sekali dan
perhitungan jumlah daun tanaman dimulai pada 2 MST atau 15 hari setelah tanam
hingga 7 MST atau sampai tanaman memasuki masa generatif dan berbunga.
Perhitungan jumlah daun dimulai dari daun yang terletak paling dekat dengan
akar dan daun yang sudah melebar (tidak kuncup). Perhitungan dilakukan dengan
menandai setiap daun yang telah membuka sempurna dengan spidol permanen.
Diameter batang tanaman jagung diambil setiap satu minggu sekali dan
perhitungan diameter tanaman dimulai pada 2 MST atau 15 hari setelah tanam
hingga 7 MST atau sampai tanaman memasuki masa generatif dan berbunga.
umur berbungan jantan dapat dilihat berdasarkan kalau malai pada ujung
batang tanaman jagung sudah keluar yang merwarna merah kecoklatan sedangkan
umur berbunga betina dapat dilihat berdasarkan kalau tongkol betina sudah keluar
dari ketiak daun. Perhitungan umur berbunga dimulai dari tanggal tanam hingga
Hasil
yaitu tinggi tanaman, jumlai helai daun, diameter batang, dan umur berbunga
setelah penanam hingga pada minggu ke 5 (lima). Hasil pengamatan dapat dilihat
Varietas : Bonanza F1
12
= X 100%
16
= 75%
T 1 2 3 4 5
2 21,5 23,5 27 22 23 117 23.4
3 36,5 40,5 43 36,5 36,5 193 36,8
4 63 64 68 64 59 318 63,6
5 72 73 75 78 72 370 74
6 79 86 81 88 82 416 83,2
7 87 98,5 95 113,5 90 484 96,8
1 2 3 4 5
2 4 4 4 4 4 20 4
3 4 5 4 4 4 21 4,2
4 5 6 6 6 6 29 5,8
5 7 7 8 8 7 37 7,4
6 9 8 8 10 8 43 8,6
7 10 10 9 10 9 48 9,6
1 2 3 4 5
2 5,25 5,15 6,1 6,3 6,4 29,3 5,84
3 10,05 9,7 11,25 11,5 12,5 55 11
4 14,15 12,2 14,4 15,25 17,2 73,55 14,71
5 18,5 16,5 18,15 20,35 19,10 96,92 19,384
6 19,5 18,2 19,25 23,43 20,85 120,34 24,068
7 23 20,5 23,05 24,8 24,1 122,58 24,516
= 1 x 100% = 100%
1
Pembahasan
Tinggi tanaman jagung (Zea mays L.) yang telah diamati dari mst 2 hingga
mst ke 5 menunjukkan pertumbuhan tanaman yang bagus dan hormon serta gen
yang berperan dalam proses pertumbuhan berjalan sesuai fungsinya, selain itu
dilakukan pada mst ke 3 setelah tanam. Hal ini sesuai dengan literatur
menambah unsur hara yang ada dalam tanah sehingga mampu mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
tertinggi dengan parameter tinggi tanaman adalah sampel II, sedangkan data
pertumbuhan tanaman terendah berada pada sampel III. Pada parameter jumlah
daun maka dapat diketahui data tertinggi dimiliki oleh sampel ke I, II, III, V
27
sedangkan data terendah adalah pada sampel ke IV. Pada parameter dimater
batang yang memiliki data tertinggi adalah sampel IV sedangkan data terendah
adalah pada sampel III. Pada parameter umur berbunga, tanaman jagung memiliki
salah satunya adalah ketersediaan unsur hara. Hal ini sesuai dengan literatur
Purwono (2010) yang menyatakan bahwa jenis tanah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman jagung adalah tanah aluvial atau lempung yang subur, terbebas
pengairannya karena tanaman jagung tidak toleran pada genangan air. Pada tanah
faktor eksternal dan internal, faktor eksternal diantaranya suhu, keadaan disekitar
tanaman disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor eksternal dan internal.
dipengaruhi oleh faktor internal (hormon, enzin, gen) dan eksternal (keterampilan
Kesimpulan
lebih yang berujuan untuk mendapatkan bahan tanaman baru dengan sifat
yang diinginkan
famili rumput-rumputan
3. Tanaman jagung dapat tumbuh pada suhu 27-30 derajat Celcius dengan
pH tanah 5,5-7,0
dan isolasi
5. Data tertinggi tinggi tanaman berada pada sampel II dan terendah pada
sampel III. Jumlah daun terbanyak berada pada sampel I, II, III, V dan
tersedikit pada sampel IV. Diameter batang terbesar dimiliki sampel IV,
Saran
mays L.) penyilang harus mempelajari dan memahami seluruh tahap tahapannya.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, M,N. 2008. Pengaruh Macam Persilangan Terhadap Hasil Dan Kemampuan
Silang Buah Naga Jenis Merah (Hylocereus polyrhizus). Universitas
Sebelas Maret: Surakarta.
Anggraini, A. 2016. Respon Pertumbuhan, Serapan Hara, Dan Hasil Produksi
Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata Sturt), Kultivar Valentino
Terhadap Pemberian Biofertilizer Dan Trichokompos. Universitas
Lampung: Bandar Lampung.
Atmadja, G,S. 2006. Pengembangan Produk Pangan Berbahan Dasar Jagung
Quality Protein Maize (Zea mays L.) Dengan Menggunakan
Teknologi Ekstrusi. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Baskara, P,Y. 2013. Hibridisasi Tanaman Menyerbuk Silang. Universitas Jenderal
Soedirman: Purwokerto
Desentia, C. 2015. Laporan Praktikum: Teknik Persilangan Pada Tanaman Jagung
(Zea mays L.). Universitas Halu Oleo: Maluku.
Dewi, E, S. 2016. Pemuliaan Tanaman. Universitas Malikussaleh: Aceh.
Dongoran, D. 2009. Respon Pertummbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Manis
(Zea mays Saccharata Sturt.) Terhadap Pemberian Pupuk Cair TNF
Dan Pupuk Kandang Ayam. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Gani, RA. 2015. Respons Enam Varietas Jagung Manis (Zea mays L.) Terhadap
Penanaman Kacang Hias (Arachis pintoi Krap. & Greg.) Dalam
Sistem Olah Tanah Minimum. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Hartoyo, E. 2008. Pengaruh Pemupukan Semi Organik Dengan Berbagai Sumber
Pupuk Kandang Terhadap Serapan N, Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Jagung. Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Henwi, L. 2010. Tahapan Persilangan Pada Tanaman Menyerbuk Silang dan
Sendiri. Universitas Lampung: Lampung.
Indrawan, V,V. 2012. Laporan Praktikum: Teknik Persilangan Tanaman Kopi
Robusta (Coffea canephora (L) Pierre.). Universitas Brawijaya:
Malang.
Indrawuri, I. 2010. Peranan Tepung Jagung Termodifikasi Terhadap Mutu Dan
Penerimaan Konumen Mi Jagung. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Izah, L. 2009. Pengaruh Ekstrak Beberapa Jenis Gulma Terhadap Perkecambahan
Biji Jagung (Zea mays L.). Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang: Malang.
Kasryno. 2012. Budidaya dan Pasca Panen Jagung Manis. Universitas Gadjah
Mada: Yogyakarta.
Khairani, I. 2008. Pengaruh Kascing Dan Pupuk Anorganik Terhadap
Ketersediaan Nitrogen Pada Alfisols Jumantono Dan Serapannya Oleh
Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata). Universitas
Sebelas Maret: Surakarta.
Kusumaningsari, B., I. Anaz, S. Tanjung dan R. Wahyudi. 2012. Laporan Akhir
Praktikum: Hibridisasi Pada Tanaman Jagung (Zea mays L.).
Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.
Larasati, G,K. 2011. Respon Populasi Hasil Persilangan Tanaman Jagung
Terhadap Pemupukan Fosfor. Universitas Jember: Jember.
Murni, A, H, dan Arief, R, W. 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung: Lampung.
Nasir,M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman.Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Panjaitan, Y. 2013. Budidaya dan Pasca Panen Jagung Manis. Universitas Gadjah
Mada: Yogyakarta.
Purnama, A. 2015.Strategi Kemitraan Pola Inti-Plasma Dengan Perusahaan F1
Aina Untuk Meningkatkan Keuntungan Pada Usaha Budidaya Jagung
Manis (Zea mays Saccharata Sturt.). Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh: Payakumbuh.
31
Sari, N,R. 2015. Pengaruh Masker Jagung Dan Minyak Zaitun Terhadap
Perawatan Kulit Wajah. Universitas Negeri Semerang: Semarang.
Sembiring, S. 2007. Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.)
Hasil Three Way Cross. Universitas Sumatera Utara: Medan.
Soemedi. 2002. Pedoman Bercocok Tanam Padi. Universitas Jenderal Sodirman.
Purwokerto.
Suliswaty, H. 2016. Pengaruh Iklim Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan
Jagung (Zea mays L.). Universitas Lampung: Lampung.
Sunarto. 2007. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang.
Suwardi.2009.Teknologi Produksi dan Pasca Panen Benih Unggul Jagung
Hibrida. Posiding Seminar NasionalSeralia.Vol.7(2):307-312.
Syarifuddin. 2012. Laporan Akhir Praktikum: Hibridisasi Pada Tanaman Jagung
(Zea mays L.). Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.
Syukur, M., S. Sujiprihati dan R. Yunianti. 2010. Teknik Pemuliaan Tanaman.
Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Tanto. 2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Wasisa, A. 2014. Hibridisasi dan Pewarisan Karakter Tipe Pertumbuhan Kacang
Tanah Keturunan Persilangan Antara K/SR 3 Atau NC 7 Dan Lima
Varietas Unggul Nasional. Universitas Lampung: Lampung.
Widyastuti, Y., Rumanti, I, A., dan Satoto. 2012. Perilaku Pembungaan Galur-
Galur Tetua Padi Hibrida. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi:
Subang.
Yunianti, R., S. Sujiprihati dan M. Syukur. 2010. Teknik Persilangan Buatan.
Institut Pertanian Bogor: Bogor.