Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Nilai Darah Pije

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Nilai Darah

Blood Value

Hafizah Zakiyah 1)*, Fani Refiza2), Intan Hawani Syam Nursal3) Aqsha Ineza 4), Romy
Kelvindo5) , Indah Sukarjo6)
1)
NIM. 1710421006, Kelompok 3 B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
2)
NIM. 1710421010, Kelompok 3 B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
3)
NIM. 1710422008, Kelompok 3 B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
4)
NIM. 1710423002, Kelompok 3 B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
5)
NIM. 1710423010, Kelompok 3 B, Praktikum Fisiologi Hewan, Biologi, FMIPA, UNAND
*
Koresponden: zakiah.hafizah@gmail.com

ABSTRACT
This experiment about Blood Value applied on Friday, September 13th, 2019 in the 2nd Teaching
Laboratory, Biology Departement, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Andalas University,
Padang. The aims of this experiment were to known about method and technique measured standard of
blood value was included blood cell ‘s quantity, hematocrit value, hemoglobin value and index ablosute
of blood, to comprehend and interpretation blood value as a physicology concept. The method used was
direct observation method and experiment using haemocytometer, haemometer, hematometer and
microscope. This experiment used Mus musculus and Bufo sp. The results of this practical are the he
average Hb Bufo sp is smaller than the average Hb Mus musculus, which is 11 g /dL and 19 g/dL
respectively. And the other result is Mus musculus hematocrit value is about 35% and Bufo sp. is 30%.

Keywords: Bufo sp., Coantigulan, Hemoglobin, Mus musculus, Sahli Method s

PENDAHULUAN dihasilkan oleh kelenjar endokrin, dan


Darah merupakan suatu jaringan yang pengatur kandungan cairan tubuh (Sturkie
bersifat cair terdiri dari sel-sel (pigmen- dan Grimingger 1976). Selain itu darah
pigmen sel) yang terdapat secara bebas juga berperan penting dalam pengaturan
dalam medium yang bersifat seperti air, suhu, menjaga sistem buffer tubuh, serta
yaitu plasma. Sel-sel dari pigmen-pigmen mengandung faktor penting untuk
sel merupakan unsur-unsur darah yang pertahanan tubuh terhadap penyakit
disebut unsur jadi. Sel ini cukup besar (Schalm, Jain dan Carrol, 1975).
sehingga dapat diamati dengan mikroskop Plasma merupakan cairan matriks
biasa. Ada 3 tipe unsur jadi yaitu sel-sel dimana sel-sel darah tersuspensi. Secara
darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih umum, penyusun plsma adalah air yang
(leukosit), dan keping-keping darah mengandung ion-ion dan molekul organik
(trombosit). Diantara ketiga tipe tersebut terlarut seperti protein. Protein yang
unsur-unsur jadi tersebut sel darah merah terdapat dalam plasma adalah albumin,
merupakan unsur yang paling banyak serum globulin dan fibrinogen. Garam-
jumlahnya (Kimball, 1998). garam anorganik terdapat dalam bentuk
Darah bagi tubuh sangat penting onion yaitu Cl-, CO3, HCO3-, SO4-, PO42-, I-
peranannya terutama sebagai alat dan kation yaitu Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Fe2+.
pertahanan tubuh dan alat transportasi Adapun substansi organnik yang lain
nutrisi, hormon dan sisa-sisa hasil keculai protein dan garam anorganik
metabolisme. Darah memiliki banyak adalah garam amonium, urea, asam urat,
fungsi, diantaranya sebagai, penyerap dan kreathin, kreathinin, kolesterol,
pembawa nutrisi dari saluran pencernaan karbohidrat seperti glukosa, dan gas-gas
menuju ke jaringan, pembawa oksigen terlarut seperti O2, N, CO2, substnasi-
(O2) dari paru-paru ke jaringan dan substansi lain seperti hormon, dan enzim-
karbondioksida (CO2) dari jaringan ke enzim (Abbas dan Santoso, 2009).
paru-paru, pembawa produk buangan Eritrosit pada mamalia
metabolisme, pembawa hormon yang mempunyai inti dan berukuran lebih
besar dibandingkan dengan amphibi. yang kemudian berkembang menjadi
Komponen-komponen penyusun eritrosit megakaryoblastdan selanjutnya menjadi
terdiri dari 60% air dan 40% konjungsi megakaryosit (Abbas dan Santoso, 2009).
protein yang membentuk protein dan Hemoglobin merupakan zat warna
heme. Jumlah eritrosit pada satu individu (pigmen) darah yang berupa ikatan
sangat dipengaruhi oleh bangsa atau jenis, kompleks protein terkonjugasi, dibentuk
kondisi nutrisi, aktivitas fisik, kondisi oleh pigmen dan protein sederhana.
tubuh, jenis kelamin, umur, musim, dan Protein ini adalah suatu histon yang
temperatur lingkungan. Jumlah eritrosit disebut globin. Warna merah dari
akan konstan pada lingkungan yang relatif haemoglobin disebabkan oleh heme, suatu
normal, karena eritropoesis yang terjadi ikatan metalik mengandung sebuah atom
akan seimbang dengan destruksi eritrosit besi (Swenson, 1984). Kadar hemoglobin
(Brown dan Dellman, 1989). dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin dan
Leukosit selalu mempunyai inti sel musim (Jones dan Johansen, 1972). Selain
dan sitoplasma serta mampu bergerak itu faktor-faktor yang mempengaruhi
bebas. Jumlah leukosit lebih sedikit dari eritropoesis dan jumlah sel darah merah
eritrosit yaitu sekitar 5000-9000/mm3. juga mempengaruhi kadar hemoglobin
Leukosit diklasifikasikan berdasarkan ada misalnya keadaan hipoksia dan anemia
tidaknya granula di dalam sitoplasma (Sturkie dan Grimingger, 1976).
dibagi menjadi granulosit dan agranulosit. Nilai hematokrit adalah suatu
Granulosit terdiri dari netrofil , basofil dan istilah yang artinya adalah persentase
eosinofil, sedangkan agranulosit atas berdasarkan volume dari darah yang terdiri
limposit dan monosit. Jumlah total sel dari sel-sel darah merah. Penentuannya
darah putih dinyatakan dengan 109/l. dilakukan dengan mengisi tabung
Jumlah total sel darah putih beserta hematokrit dengan darah yang diberi zat
masing-masing jenisnya banyak agar tidak menggumpal, kemudian
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Jumlah dilakukan sentrifuse sampai sel-sel
sel darah putih pada hewan mempunyai menggumpal didasar. PCV merupakan
variasi yang berbeda dari pada manusia perbandingan antara volume eritrosit darah
yaitu tergantung antara lain kepada jenis dan komponen darah yang lain. Volume
hewan, bangsa, umur, jenis kelamin dan eritrosit didalam darah berbanding
kondisi hewan tersebut (Swenson, 1984). langsung terhadap jumlah eritrosit dan
Trombosit adalah komponen kadar haemoglobin. Nilai PCV merupakan
seluler ketiga setelah eritrosit dan leukosit petunjuk yang sangat baik untuk
yang terdapat didalam darah. Trombosit menetukan jumlah eritrosit dan kadar
dikenal dengan keping darah dengan haemoglobin dalam sirkulasi darah
bentuk agak bulat, tidak mempunyai inti (Kimball, 1998).
sel, tidak memiliki warna, ukuran sangat Adapun tujuan praktikum kali ini
kecil bahkan paling kecil diantara seluruh yaitu untuk mengukur kadar hemoglobin
komponen seluler darah (1-4 mikron). dengan menggunakan metode Sahli. Selain
Kuantitasnya dalam darah manusia sekitar itu juga untuk dapat mengidentifikasi
250-400 ribu per mm3 darah. Trombosit kompoen-komponen darah melalui
disentesis dari sel induk di sum-sum tulang pemisahan dengan sentrifugasi.
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Nilai Darah dilakukan pada hari menjadi coklat tua. Setelah itu tambahakan
Jum’at, 13 September 2019 di aquades setetes demi setetes dan aduk
Laboratorium Teaching II, Jurusan dengan batang pengaduk dengan terus
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu memperhatikan warna larutan hingga
Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, tercapai kesamaan warna dengan warna
Padang. standar yang ada pada hemometer Sahli.
Persamaan warna larutan dengan warna
Alat dan Bahan standar harus dicapai dalam waktu 3-5
Adapun alat yang digunakan pada menit setelah saat darah dan HCl
praktikum Nilai Darah yaitu tabung sampel bercampur (saat memasukkan sampel
darah, kit hemometer sahli lengkap, pipet darah ke dalam tabung). Bacalah kadar
tetes, sampel darah, EDTA 10%, HCl 0.1 hemoglobin darah dengan menggunakan
N, aquadest, tabung hematokrit, sentrifus skala yang ada pada dinding tabung dalam
hematokrit, skala hematokrit, sumbat satuan g/dl. Sajikan data dalam bentuk
tabung hematokrit. Sedangkan bahan yang grafik perbandingan antar spesies.
digunakan yaitu Bufo sp. dan Mus
musculus. 2. Pemisahan Komponen Darah
Lakukan pengambilan sampel darah
Cara Kerja dengan memipetkan tabung hematokrit
1. Menghitung Kadar Hemoglobin dengan jari pada bagian pembuluh darah
Dengan Metode Sahli atau jantung hewan yang telah ditentukan.
Sebelum memulai percobaan, bilaslah Isilah tabung hematokrit hingga lebih dari
dahulu jarum suntik dan wadah tabung setengahnya, tetapi jangan sampai penuh.
darah dengan EDTA 10% sebanyak 3-4 Selanjutnya tutup salah satu lubang tabung
kali bilasan. Persiapkan tabung Sahli dan dengan penutupnya dan tempatkan pada
masukkan 5 tetes HCl 0.1 N ke dalam sentrifus secara tepat. Lakukan
tabung tersebut. Langkah ini harus sentrifugasi terhadap sampel darah dengan
dilakukan sebelum anda mengoleksi kecepatan 10.000 rpm selama 5 menit.
sampel darah hewan percobaan. Matikan Lanjutkan hingga 10 menit jika pemisahan
hewan percobaan dan lakukan plasma belum sempurna. Setelah
pengambilan darah dari jantung atau disentrifus, angkat tabung secara cermat
pembuluh darah dengan jarum sedot darah. dan tentukan bagian-bagian komponen
Tampung dalam wadah sampel darah. darah yang terlihat (bening, putih, merah).
Selanjutnya isaplah sampel darah dengan Selanjutnya hitung kadar hematokrit
menggunakan pipet hemoglobin atau dengan menggunakan skala hematokrit
dengan mikropipet sampai garis tanda 20 dan nyatakan dalam persen. Jika tidak
ul dan hapuslah sisah darah yang melekat menggunakan skala, maka kadar
di luar ujung pipet. Alirkan sampel darah hematokrit dapat ditaksir dengan
tersebut ke dalam dasar tabung hemometer menghitung panjang kolom tabung total
dan jangan sampai ada gelembung udara. yang terisi darah dan panjang kolom yang
Jangan lupa catat waktu pertama hanya terisi sel darah merah. Selanjutnya
memasukkan sampel tersebut ke dalam hitung persentase proporsi tabung yang
tabung. Gerak-gerakkan pipet tersebut diisi sel darah merah tersebut
secara cermat dengan HCl yang ada di dibandingkan dengan volume total tabung
dalam tabung untuk membersihkan sisah x 100%. Sajikan data dalam bentuk grafik
sampel darah yang masih ada di dalamnya. perbandingan antar spesies.
Aduk campuran darah tersebut dengan
pengaduk hingga homogen dan larutan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum yang telah dilakukan adalah:
Tabel 1. Pengukuran Hemoglobin dengan Metode Sahli
Jenis Spesies Rata-rata (g/dl) Persentase

Mus musculus 19 130%

Bufo sp. 11 72%

20 19
18
16
14
Rata-rata (g/dl)

12 11
10
8
6
4
2
0
mus musculus buffo sp.
Jenis Spesies

Grafik 1. Pengukuran Hemoglobin dengan Metode Sahli

Berdasarkan data yang disajikan pada dengan peningkatan jumlah eritrosit.


Tabel 1 dan Grafik 1 bahwa rata-rata Hb Hemoglobin terdapat dalam eritrosit dan
Bufo sp lebih kecil dari rata-rata Hb Mus merupakan 90 persen dari berat kering
musculus, yaitu masing-masing sebesar eritrosit.
11 g/dL dan 19 g/dL. Hal ini dikarenakan Hal tersebut juga didukung oleh
lebih kompleksnya komponen organ pernyataan Maloloe dan Pramono (1989),
tubuh mamalia (Mus musculus) daripada yang menyatakan bahwa efisiensi
Amphibia (Bufo sp.) sehingga pengangkutan oksigen pada masing-
membutuhkan eritrosit yang lebih besar masing spesies berbeda adanya, hal
serta Hb yang lebih tinggi. Penyebab yang tersebut dikarenakan perbedaan struktur
kedua adalah perbedaan sistem dan banyaknya hemoglobin yang
pengaturan suhu pada kedua jenis hewan terkandung pada eritrosit. Salah satu
tersebut, Bufo sp. merupakan hewan penyebab pembedanya adalah ada atau
poikilitem dan Mus musculus merupakan tidaknya inti pada sel eritrosit masing-
hewan homoiterm yang membutuhkan masing hewan tersebut
oksigen lebih besar sehingga kebutuhan Kadar hemoglobin normal pada
Hb tubuh harus lebih besar. Mus musculus berkisar antara 10-14 g/dL.
Hubungan yang terjadi antara Santoso (2011) menuliskan pada tikus
kadar hemoglobin dengan jumlah eritrosit dengan kuantitas eritrosit normal 6,8
adalah berbanding lurus. Ini sesuai dengan juta/mm3 kadar hemoglobinnya yaitu 13
pernyataan Abdo (2013), kadar g/ml darah. Dituliskan juga kapasitas
hemoglobin akan meningkat seiring angkut darah pada kelompok hewan
mamalia terestrial dan aves yaitu 15-20 ml
O2/100 ml darah. Sedangkan kisaran
normal kadar hemoglobin Bufo sp. adalah
±1.48 g/dL).

Tabel 2. Hasil Pemisahan Komponen Darah


Jenis Spesies Eritrosit Plasma Darah

Mus musculus 35% 65%

Buffo sp. 30% 70%

80%
Hasil Pemisahan Komponen Darah
70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Buffo sp Mus musulus Buffo sp Mus musulus

Eritrosit Plasma Darah

Grafik 2. Hasil Pemisahan Komponen Darah

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa tinggi dibandingkan dengan Bufo sp.
terdapat perbedaan yang tidak begitu Menurut literatur hal ini disebabkan nilai
signifikan antara proporsi komponen darah hematokrit adalah perbandingan antara sel
Bufo sp dan Mus musculus. Pada darah merah dan volume darah
hematokrit Bufo sp dapat dilihat terdapat keseluruhan sehingga dengan
perbedaan warna batas antara plasma darah meningkatnya sel darah merah dan
dan komponen darah lainnya sebanyak 30 hemoglobin, meningkat pula nilai
%. Sedangkan pada Mus musculus terdapat hematokritnya (Guyton,1985).
perbedaan yang nyata diantara komponen Nilai hematokrit Mus musculus
darahnya, yaitu kira-kira 35% eritrositnya. kira2 sebesar 35% dan pada Bufo sp
Pada Gambar 1 dapat dilihat sebesar 30%. Hal ini tidak berbeda nyata
bahwa nilai hematokrit pada Mus musculus dengan nilai hematokrit yang dinyatakan
sedikit lebih tinggi dari pada nilai didalam literatur bahwa normal mencit
hematokrit Bufo sp.. Hal ini sesuai dengan 39%-49% (Malole dan Pramono, 1989).
literatur dimana jumlah eritrosit dan kadar Berdasarkan studi yang dilakukan oleh
hemoglobin pada Mus musculus yang lebih Sulastri et. al. (2014), ditemukan nilai
haematokrit katak rata-rata sebesar 15,10% penting pada kasus dehidrasi atau untuk
pada betina, dan jantan sebesar 16, 18%. diagnosa abnormalitas sintesis darah.
Dari hasil tersebut dapat Perbedaan jumlah eritrosit pada
disimpulkan bahwa nilai hematokrit mamalia dengan katak bisa disebabkan
mencit lebih tinggi dibandingkan dengan karena aktivitas harian dan suhu tubuh Mus
nilai hematokrit katak. Hasil yang didapat musculus lebih tinggi dibandingkan
sesuai dengan literatur yang menyatakan aktivitas harian dan suhu tubuh Bufo sp.
bahwa kentalnya konsentrasi darah mencit Mus musculus sangat aktif di siang hari dan
dibandingkan dengan katak menyebabkan memerlukan oksigen banyak untuk bisa
hematokrit mencit lebih tinggi daripada mempertahankan kelangsungan hidupnya
katak Hal ini tidak sesuai dengan pendapat khususnya dalam proses respirasi. Itulah
Hoffbrand, (2006), yang menyatakan sebabnya Mus musculus memiliki jumlah
Hematokrit menunjukkan persentase zat eritosit yang tinggi untuk bisa mengikat
padat (kadar sel darah merah, dan Iain- oksigen yang banyak. Hal ini Sesuai
Iain) dengan jumlah cairan darah. Semakin dengan pernyataan Wulangi (1993) jumlah
tinggi persentase HMT mengartikan eritrosit dipengaruhi oleh jenis kelamin,
konsentrasi darah makin kental. umur, kondisi tubuh, variasi harian, (suhu),
Pada keadaan normal, nilai dan keadaan stres. Jumlah eritrosit yang
hematokrit mempunyai hubungan yang banyak menunjukan besarnya aktivitas
positif dengan jumlah eritrosit dan suatu hewan. Hewan yang aktif bergerak
hemoglobin. Nilai hematokrit akan akan memiliki eritrosit yang banyak karena
meningkat pada individu jantan dewasa akan mengkonsumsi banyak oksigen,
sejalan dengan meningkatnya sekresi sebab oksigen berfungsi sebagai transpor
androgen yang juga akan meningkatkan oksigen dalam darah.
jumlah dan volume eritrosit. Pada keadaan lain, eritrosit Bufo
Meningkatnya jumlah hemoglobin akibat sp bisa saja lebih tinggi dibanding Mus
selamatnya sel eritrosit dari kerusakan musculus, hal tersebut terjadi karena
mikroba patogen akan berakhir pada meningkatnya kondisi fisiologis dan
meningkatnya nilai hematokrit (Asri, tingkat stres hewan sesuai dengan
2010). pernyataan Das dan Mahapatra (2013)
Jadi antara jumlah eritrosit, kadar bahwa perubahan kondisi fisiologi dapat
hemoglobin, dan nilai hematokrit dapat di menyebabkan peningkatan jumlah
Bufo sp. dan adanya hubungan yang eritrosit. Kondisi seperti polistemia,
berbanding lurus. Semakin tinggi jumlah dehidrasi, dan hipoksia dapat
eritrosit maka nilai hematokrit dan kadar menyebabkan peningkatan jumlah
hemoglobin juga tinggi, begitu sebaliknya. eritrosit.
Ini didukung oleh pernyataan Santoso Leukosit mempunyai peranan
(2011), informasi dari nilai darah sangat dalam pertahanan seluler dan humoral
penting terutama dalam diagnosa status organisme terhadap zat-zat asingan.
kesehatan individu pada manusia atau Leukosit dapat melakukan gerakan
merupakan parameter yang penting dalam amuboid dan melalui proses diapedesis.
riset-riset berkenaan dengan efek toksik Leukosit dapat meninggalkan kapiler
berbagai substansi terhadap hewan. dengan menerobos antara sel-sel endotel
Dinamika yang ditunjukkan oleh nilai dan menembus kedalam jaringan
darah saling terkait satu sama lainnya, penyambung. Bila memeriksa variasi
misalnya kekurangan jumlah eritrosit akan Fisiologi dan Patologi sel-sel darah tidak
menurunkan kadar hemoglobin sehingga hanya persentase tetapi juga jumlah
muncul anemia. Perubahan proporsi kadar absolut masing-masing jenis per unit
eritrosit dalam satuan volume darah atau volume darah harus diambil (Campbell,
lebih dikenal dengan hematokrit (packed 2004).
cell volume) juga memberikan gambaran
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat 2. Adapun komponen darah yang dapat
disimpulkan bahwa : diamati yaitu plasma darah dan
1. Kadar hemoglobin Mus musculus 19 eritrosit. Jumlah plasma darah dan
g/dl lebih banyak dari hemoglobin Bufo eritrosit pada Mus musculus lebih
sp. yaitu 11 g/dl banyak dibandingkan Bufo sp.

DAFTAR PUSTAKA
Abbas, N. D. dan P. Santoso. 2009. Das M. and P. K. Mahapatra. 2013.
Penuntun Praktikum Fisiologi Hematology of Wild Caught
Hewan. Universitas Andalas. Dubois’s Tree Frog Polypedates
Padang teraiensis, Dubois, 1986 (Anura:
Rhacophoridae). The Scientific
World Journal. Vol 4.
Arserim S. K. and A. Mermer.2008.
Hematology of the Uludağ Frog,
Guyton, A. C. & Hall, J. E. 1985. Text book
Rana macrocnemis Boulenger,
of medical physiology 11 Editions.
1885 inUludağ National Park
(Bursa, Turkey). E.U. Journal of
Heumann, D., Alaska, Ginata, S. And
Fisheries & Aquatic Sciences,
Jarot. 1983. Human Large
25(1): 39–46.
Granular Lymphocytes contain an
EsteraseActivity usually
Asri R. K. 2010. Uji Toksisitas Subkronis
Considered as Specific for The
Ekstrak Valerian pada Tikus
Myeloid Series. Eur Jimmunol(13)
Wistar: Studi terhadap Kadar
: 254-258.
Hemoglobin dan Indeks Eritrosit.
Universitas Diponegoro.
Hoffbrand, V. 2006. At a Glance
Semarang.
Hematology. EMS. Jakarta.
Brown, E. M. and Dellman, H. D. 1989.
Buku Teks Histologi Veteriner, Kimball. 1998. Biologi Jilid II.
edisi ketiga, hal 108. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Malole MBM, dan Pramono CSU. 1989.
Campbell, T. W. 2004. Hematology of Penggunaan Hewan Percobaan
Lower Vertebrates. 55th Annual di Laboratorium. Departemen
Meeting of the American College Pendidikan dan Kebudayaan
of Veterinary Pathologists Direktorat Jendral dan
(ACVP). American College of Pendidikan Tinggi Pusat Antar
Veterinary Pathologists & Universitas Bioteknologi Institut
American Society for Veterinary Pertanian Bogor. Bogor.
Clinical Pathology, Middleton WI.
USA.. Santoso, P. 2011. Penuntun Praktikum
Fisiologi Hewan. Universitas
Coppo, J. A., B.Norma, Mussart and S. A. Andalas. Padang.
Fioranelli. 2005. Blood and urine
physiological values in farm- Sulastri. S, Titrawani, Andini S, dan
cultured Rana Windarti. 2014. Gambaran Darah
catesbeiana (Anura: Ranidae) in Bufo erythraea (Schlegel 1837) di
Argentina. Biology trop, 53 (3) Wilayah Kampus Universitas Riau
2005. Pekanbaru. JOM FMIPA. Volume
1 No 2 Oktober 2014.
Schalm OW, NC Jain dan Carrol. 1975.
Sturkie PD and Grimingger. 1976. Blood : Veterinary Haematology. Ed ke-3.
Physical Characteristic, Formed Lea & Febiger. Philadelpia.
Elements, Hemoglobin, and Swenson. 1984. Duke’s Phisiology of
Coagulation. Di dalam : PD Domestic Animals. Tenth edition.
Sturkie, editor. Avian Physiology. Cornel university Press. London.
Spinger-Verleg. New York.
Wulangi S. Kartolo. 1993. Prinsip-prinsip
fisiologo hewan. Jurusan biolobi.
ITB: Bandung

LAMPIRAN

Gambar 1. Kadar Hb pada Mus Gambar 2. Kadar Hb pada Bufo sp


musculus Sumber : Doc.pribadi
Sumber : Doc.pribadi

Gambar 3. Skala Hematokrit Gambar 4. Proses sentrifugasi


Sumber : Doc.pribadi pemisahan komponen darah
Sumber : Doc.pribadi IV A

Anda mungkin juga menyukai