Sejarah Sastra 2000
Sejarah Sastra 2000
Sejarah Sastra 2000
PENDAHULUAN
Pada dasarnya perkembangan sastra itu selalu berkembang dan perkembangan itu
menurut para ahli ditandai dengan periode-periode, yang pada dasarnya memiliki ciri khas
tersendiri. Salah satu periode itu adalah sastra pasca-reformasi. Dalam makalah ini saya secara
khusus membahas tentang SASTRA INDONESIA ANGKATAN 2000, yang secara langsung
menjadi judul atas makalah ini.
Kehadiran karya sastra angkatan 2000 merupakan sebuah manifestasi atas kebudayaan
yang ada pada saat itu. Terbentuknya sastra pasca-reformasi merupakan hal yang dilematis dari
sejarah sastra Indonesia. Periode yang ditandai dengan jatuhnya kekuasaan Soeharto. Periode
yang lahir dengan semangat revolusioner. Kemungkinan periode ini merupakan jendela bagi
perkembangan kesusasteraan di Indonesia. Dan seharusnya setiap detail dalam perkembangan
itu harus terus kita catat dan kita gali..
Dari latar belakang masalah tersebut dapat kami rumuskan terdapat rumusan masalah
sebagai berikut :
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah terjadi reformasi,ruang gerak masyarakat pada awalnya merasa selalu dibekap
dan terganjal oleh gaya pemerintahan Orde Baru yang represif tiba-tiba memperoleh saluran
kebebasan yang leluasa. Kesusastraan seperti dalam sebuah pentas terbuka dan luas. Para
pemainnya boleh berbuat dan melakukan apa saja namun ada suasana tertentu yang
mematangkannya. Angkatan 2000 adalah nama yang diberikan oleh Korrie Layun Rampan.
Ada sejumlah pengarang yang melahirkan wawasan estetik baru pada tahun 1990-an dan
tokoh-tokoh Angkatan ini adalah:
1. Afrisal Malna
3. Ayu Utami
Lahirnya reformasi ini menandakan kebebasan bagi para sastrawan yang selama ini
selalu terkungkung dalam lembah kelam. Bagi mereka yang memiliki sifat revolusioner,
3
kehadiran reformasi ini merupakan momok yang selalu diidam-idamkan. Akan tetapi,
kenyataaannya malah membuat mereka semakin radikal. Berikut adalah momen penting yang
terjadi sepanjang periode ini :
2000: Korrie Layun Rampan mengumumkan adanya Angkatan 2000. H.B. Jassin
meninggal di Jakarta. Buku Aku Ingin Jadi Peluru karya Wiji Thukul terbit.
2001: Mulai 2001, penghargaan Khatulistiwa Literary Award (KLA) diberikan kepada
sastrawan yang menghasilkan karya sastra terbaik. Mereka yang pernah mendapatkan
penghargaan ini antara lain Goenawan Mohamad, Remy Sylado, Hamsad Rangkuti,
Seno Gumira Ajidarma, Linda Christanty, Sapardi Djoko Damono, Joko Pinurbo, Gus
tf., Acep Zamzam Noor.
2002: Majalah Horison menerbitkan buku Horison Sastra Indonesia yang terdiri dari
empat kitab, yakni kitab puisi, cerpen, novel, dan drama. Dalam buku ini, Hamzah
Fansuri yang hidup di abad ke-17 dimasukkan sebagai sastrawan Indonesia yang
pertama.
2003: Sapardi Djoko Damono dan Ignas Kleden mendapat penghargaan Ahmad Bakrie
Award karena jasanya di bidang kesusastraan dan pemikiran. Sastrawan dan intelektual
yang menerima penghargaan yang sama pada tahun-tahun berikutnya adalah Goenawan
Mohamad, Nurcholish Madjid, Budi Darma, Sartono Kartodirdjo. Frans Magnis
Soeseno yang seharusnya mendapatkan penghargaan tersebut menolak karena
keterkaitan perusahaan Bakrie dengan bencana Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa
Timur.
2004: Para sastrawan muda mendeklarasikan lahirnya generasi sastrawan cyber. Sastra
di internet merupakan terobosan baru bagi para sastrawan untuk berekspresi dan
mempublikasikan karyanya secara bebas. Novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman
El Shirazy terbit.
4
2005: Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata terbit. Novel ini dan novel Ayat-ayat
Cinta menjadi novel paling laris (best seller) dalam sejarah penerbitan novel di
Indonesia. Kedua novel ini juga ditransformasi ke film.
2007: Novel Kalatidha karya Seno Gumira Ajidarma terbit. Buku kumpulan puisi
Otobiografi karya Saut Situmorang terbit. Saut adalah salah satu sastrawan yang
menggerakkan sastra cyber, sastrawan Ode Kampung, dan majalah Boemipoetra.
2008: Buku-buku Pramoedya Ananta Toer yang dicetak ulang dan buku-buku korban
tragedi 1965 yang ingin meluruskan sejarah marak di toko-toko buku, dan menjadi buku
laris. Misalnya, Suara Perempuan Korban Tragedi 65 karya Ita F. Nadia.
2. Banyak menyindir keadaan sekitar baik sosial, budaya, politik, atau lingkungan
3. Revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan kecenderungan ke puisi
kongkret yang di sebut antromofisme
8. Karya satra pada angkatan ini mulai berani memunculkan karya sastra yang cenderung
berbau vulgar dan kebanyakan mengadopsi begitu saja moral pergaulan bebas ala
amerika
9. Bertemakan romantisme
5
2.4 Tokoh dan Karya Sastra Periode 2000
1. Dewi Lestari Lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari 1976 yang biasa disapa “Dee”.
Karya yang dihasilkan:
2. Ayu Utami Kelahiran Bogor, 21 November 1968, seorang aktivis jurnalis dan sastrawan
berkebangsaan Indonesia. Karya yang dihasilkan:
a) Saman (1998)
b) Larung (2001).
3. Andrea Hirata Nama saat lahir di Belitung, 24 Oktober 1967 adalah Aqil Barraq Badruddin
Seman Said Harun. Karya yang dihasilkan:
c) Edensor (2007)
b) Tahajud
5. Habiburrahman El Shirazy Dalam penobatan Insani UNDIP Award tahun 2008 beliau
dinobatkan sebagai novelis nomor 1 di Indonesia, lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30
September 1976. Karya yang dihasilkan:
6
a) Ayat-Ayat Cinta (2004)
b) Tangan di Pagi
a) Ca Bau Kan
11. Christian Hakim karya yang dihasilkan adalah “Daun di Atas Bantal”.
7
13. Seno Gumira Adjidarma Penulis ini lahir di Boston, Amerika Serikat, 19 Juni 1958. Hasil
karyanya:
b) Ke Indonesiaan
a) Sembahyang Malam
a) Sebuah Alamat
Novelis, pekerja sosial, dan mantan wartawan dari Indonesia ini lahir di Bayur Maninjau,
Sumatra Barat, 30 Desember 1972. Hasil karyanya:
18. Cucuk Espe Seorang penyair, sais, cerpenis, dan penulis naskah drama ini lahir di
Jombang, Jawa Timur, 19 Maret 1974. Hasil karyanya:
8
b) Rembulan Retak (2003)
d) 13 Pagi (2010).
19. Herlinatiens Memiliki nama asli Herlina Tien Suhesti lahir di Ngawi, Jawa Timur, 26 April
1982 adalah seorang penulis. Hasil karyanya:
20. Raudal Tanjung Banua Sastrawan yang karyanya didominasi puisi dan cerpen ini lahir di
Pesisir Selatan, Sumatra Barat, 19 Januari 1975. Hasil karyanya:
Masih banyak sastrawan yang bermunculan dalam periode ini khususnya para cerpenis
yang nama-namanya sudah tidak asing lagi seperti :
Martin Aleida misalnya, mengangkat tema korban politik bagi mereka yang terlibat PKI.
Begitu juga dengan cerpenis baru yang diprediksikan akan menjadi sastrawan Indonesia
selanjutnya, seperti nama-nama berikut :
Eka Kurniawan dalam karya pertamanya, antologi cerpen Corat-Coret di Toilet (2000), Cantik
itu Luka (2002), Harimau (2004), antologi cerpen Cinta tak Ada Mati (2005)
9
Teguh Winarsho (Bidadari BersayapBelati, 2002), Hudan Hidayat (Orang Sakit, 2001;
Keluarga Gila, 2003) Maroeli Simbolon (Bara Negeri Dongeng, 2002; Cinta Tai Kucing,
2003), Satmoko Budi Santoso (Jangan Membunuh di Hari Sabtu, 2003), Mustofa W Hasyim
(Api Meliuk di Atas Batu Apung, 2004), Kurnia Effendi (Senapan Cinta, 2004; Bercinta di
Bawah Bulan, 2004), Moh. Wan Anwar (Sepasang Maut, 2004), Yusrizal KW (Kembali ke
Pangkal Jalan, 2004), Isbedy Stiawan (Perempuan Sunyi, 2004; Dawai Kembali Berdenting,
2004), Triyanto Triwikromo (Anak-Anak Mengasah Pisau, 2003), Damhuri Muhammad
(Laras, Tubuhku bukan Milikku, 2005).
Cerpenis wanita yang muncul dalam lima tahun terakhir ini, juga tidak dapat diabaikan
kontribusinya. Selain Linda Christanty, masih ada deretan cerpenis wanita yang sebenarnya
lebih kuat dan matang. Oka Rusmini (Sagra, 2002), Djenar Maesa Ayu (Mereka Bilang Saya
Monyet, 2002; Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu, 2004), Maya Wulan (Membaca
Perempuanku, 2002), Intan Paramadhita (Sihir Perempuan, 2005), Nukila Amal (Laluba,
2005), Weka Gunawan (Merpati di Trafalgar Square, 2004), Labibah Zain (Addicted to
Weblog: Kisah Perempuan Maya, 2005), Ucu Agustin (Kanakar, 2005), Evi Idawati (Malam
Perkawinan, 2005). Mereka berpeluang mengikuti jejak seniornya, Nh Dini, Titis Basino, Leila
S. Chudori, Ratna Indrswari Ibrahim atau Abidah el-Khalieqy.
Pada periode 2000-an muncul pengarang wanita yang umumnya menulis tentang pemikiran
yang tajam dan bebas dengan ungkapan perasaan. Ada di antara mereka yang menampilkan
nuansa-nuansa erotik, hal-hal yang sensual bahkan seksual. Sastra Angkatan 2000 sering
disebut sastra mutakhir. Salah satu karya yang berani tampil beda pada periode ini adalah
Saman oleh Ayu Utami dan dijadikan sebagai tonggak pembaharu sastra dalam sejarah sastra.
Novel Saman (1998) oleh Ayu Utami ini melahirkan wawasan estetik baru karena mencirikan
teknik khas yang tampak dari pola kolase.
Penamaan periode 2000 sementara masih dalam perdebatan antara para sastrawan, nama
Angkatan dan nama Periode masih dalam perundingan. Diskusi tersebut Maman menanyakan
apa perlu ada angkatan dalam sastra. Beliau ingin dalam periode 2000 ini tidak ada sastrawan
yang diagungkan, hanya deskripsi karya dan proses kreatif. Perdebatan tentang perlu adanya
10
angkatan atau tidak kembali lagi pada syarat adanya angkatan, yaitu: (1) perlu ada kelompok
sastrawan sebagai pendukung angkatan, dan (2) untuk mendukung angkatan karya sastra harus
inovatif, spesifik, kreatif, dan inspiratif.
Periode 2000-an karya sastranya sudah memiliki corak baru dalam prosa, puisi, drama, dan
perfilman. Perkembangan sastra periode 2000-an menampilkan bentuk pikiran karya sastra
yang bermacam-macam dan tema beragam. Ini membuktikan karya sastra periode 2000-an
mengalami perkembangan yang aktif dan positif.
Begitu juga dengan tokoh penulis puisi baru yang diprediksikan akan menjadi sastrawan
Indonesia selanjutnya, seperti nama-nama berikut :
1. Afrizal Malna, penyair kelahiran Jakarta 7 Juni 1957 yang pernah mengenyam pendidikan
di STF Driyarkara ini menulis kumpulan sajak Abad yang Berlari (1984) dan antologi
puisinya Yang Berdiam dalam Mikrofon (1990).
2. Emha Ainun Najib dengan kumpulan puisinya Sesobek Buku Harian Indonesia.
3. Zawawi Imron dilahirkan di Batang-batang, Sumenep, 19 September, terkenal sebagai
penyair otodikak berpendidikan pesantren asal Madura. Karya-karyanya berupa kumpulan
puisi : Madura, Akulah Lautmu (1978), Bulan Tertusuk Lalang (1982), Madura, Akulah
Darahmu (1999), Abad Yang Berlari.
4. Acep Zamzam Noor, berasal dari lingkungan Pondok Cipasung, lahir di Tasikmalaya, 28
Februari 1960. Acep menulis antologi puisi Tamparlah Mukaku!, Aku Kini Doa, Kasidah
Sunyi, Dari Kota Hujan, Di Atas Umbia.
5. Wiji Thukul Wijaya, lahir di Solo, 26 Agustus 1963. Puisinya yang terkenal berjudul
Peringatan dan antologi puisinya tahun 2000 Aku Ingin Jadi Peluru, Mencari Tanah
Lapang (1994), Tumis Kangkung Comberan (1996).
6. K.H. Ahmad Mustofa Bisri dengan kumpulan puisinya Ohoi Puisi-puisi Balsem dan
Gandrung.
7. Ahmadun Y. Herfanda dengan kumpulan puisinya Sembahyang Rumputan.
8. Joko Pinurbo, lahir di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, 11 Mei 1962, lulusan dari Sastra
Indonesia IKIP Sanata Dharma. Menulis kumpulan puisi Celana; Di Bawah Kibaran
Sarung; Pacar Kecilku; Kekasihku;Telepon Genggam (2006).
9. Agus R. Sarjono, lahir di Bandung, 27 Juli 1962, lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
IKIP Bandung. Karya-karyanya dimuat dalam antologi puisi tunggal dan bersama,
11
berjudul Suatu Cerita di Negeri Angin, Keduri Air Mata(1994), Malam Seribu Bulan
(1991), Mimbar Penyair Abad 21(1996).
12
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Setelah melakukan beberapa pendekatan yang disarankan, penulis dapat menarik suatu
kesimpulan bahwa perkembangan sastra Indonesia reformasi telah sampai pada hakikatnya,
yaitu bebas berekspresi. Reformasi telah menghantarkan sastra Indonesia ini pada bentuk yang
baru, bentuk yang lebih radikal dan transparan. Sebagai contoh adalah cerpen, yang dalam
perkembangannya sebelum reformasi tidak pernah mendapat tempat tertinggi dalam
kesusasteraan Indonesia, yang dahulu tidak pernah dianggap sebagai bagian dari karya sastra.
Sastra reformasi ternyata mampu mengangkat cerpen sebagai karya sastra yang paling diminati
dan cepat berkembang.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu untuk para pembaca apabila menemui beberapa kesalahan
dalam makalah ini maka kami mengharap kritik dan sarannya
13
DAFTAR RUJUKAN
https://www.scribd.com/document/370163163/Makalah-Sastra-Indonesia-Angkatan-2000
14