Tugas Mata Kuliah Hipnoterapi
Tugas Mata Kuliah Hipnoterapi
Tugas Mata Kuliah Hipnoterapi
Oleh :
Aprilia Trisnawatik
Andri Nanda Tri Pamungkas
Arif Tri Widodo
Bima Samudra Wijayana
Muslimin Marjuni Putra
M. Kun Nur Fatannafi
Nurdian Indah Pratiwi
Hipnosis dan hipnoterapi adalah ilmu yang semakin diterima di masyarakat pada
tahun tahun terakhir ini, semakin jelas dengan menjamurnya buku-buku dan pelatihan
yang bertemakan manfaat hypnosis dalam kehidupan. Namun masih ada sebagian
dari masyarakat yang masih bertahan pada stigma negatif hipnosis yang
mengakibatkan mereka menutup diri dan enggan mempelajari hypnosis, yang
sebenarnya merugikan mereka sendiri dengan menutup diri dari sebuah pendekatan
luar biasa terhadap pemrograman pola dan prilaku manusia ini. Misalnya sebuah
keyakinan di masyarakat bahwa hipnotis itu sama dengan sihir yang di gunakan untuk
mempengaruhi pikiran orang lain atau bahkan diri sendiri yang diperoleh dengan
berbagai metode yang sarat dengan upacara klenik, misalnya sesajian, membakar
kemenyan, ramu-ramuan tertentu dan lainnya. Sudah sangat jelas perbuatan semacam
ini bertentangan dengan syari‟at Islam, bahkan pelakukan telah tergiring menuju
jurang kesyirikan kepada Allah Ta‟ala.
“Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan
Allah berfirman): “Hai golongan jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah banyak
(menyesatkan) manusia.” Lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan
manusia: “Ya Rabb kami, sesungguhnya sebahagian dari pada kami telah dapat
kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang
telah Engkau tentukan bagi kami.” Allah berfirman: “Neraka itulah tempat diam
kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang
lain)” Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al
An‟am: 128)
Keyakinan dan Do’a telah terbukti mempunyai efek penyembuhan baik untuk
peyakit Fisik ataupun penyakit-penyakit kejiwaan. Seperti yang disinyalir Abdul
Majid (2000), saat ini makin disadari kedamaain dan ketenangan pendekatan kepada
Tuhan dirasakan sebagai pangkal awal dari kesembuhan. Lebih dari 300 temuan
ilmiah menunjukkan nilai medis dari keterikatan kepada agama (meliputi kehadiran
pada peribadatan, Sembahyang, mempelajari kitab suci, dan peran serta aktif pada
komunitas spiritual). Manfaat yang dirasakan termasuk meningkatnya kemampuan
mencega dan mengatasi gangguan mental (seperti depressi, hasrat bunuh diri dan
kecemasan), penyakit medis dan operasi (contoh : serangan jantung, cancer), dan
ketergantugan, penghilangan rasa sakit dan ketidakberdayaan dan kemampuan
bertahan hidup . Ditemukan pula tindakan spiritual (contoh : do’a , dan psikoterapi
berbasis agama) meningkatkan kemampuan dalam penyembuhan.( Dale Matthews:,
2000).
Hal menarik lain yang ditemukan pada studi yang dilakukan di Allama Iqbal
Medical College, Lahore, tentang Efek ‘Shalat Tahajjud dalam mengatasi depressi.
Pada studi ini grup eksperimen melakukan membaca Quran, dan berdzikir, sedangkan
group lainna diminta elakukan tugas-tugas rumah. Hamilton Depression Rating Scale
digunakan untuk mengukur hasilnya . Menakjubkan 25 dari 32 pasien pada kelompok
eksperimen memperlihatkan penyembuhan dari keadaan depressi. Di kelompok
control menunjukkan tidak ada perubahan (Najati &.Loewenthal: 2000). Keteraturan
melakukan shalat berakibat kepada kestabilan emosi (Ade Irma, 2003).
Efek terapeutik dari ibadah tersebut dapat ditelusuri antara lain dengan mencoba
membandingkan proses yang dialami seseorang yang sedang menjalankan ibadah
dengan seorang klien yang menjalani hypnotherapy. Seorang yang menalankan
ibadah , ia akan masuk ke dalam keadaan single focus, berfokus tunggal pada sang
pencipta, semakin ia masuk ke keadaan ini, maka perlahan-lahan ia mulai merasakan
ketenangan, nafas semakin melambat dan ritmis, pikiran semakin focus, gelombang
otak perlahan turun dari Betha ke Alpha bahkan ke Teta. Keadaan seperti ini dalam
hypnotherapy adalah termasuk keadaan hypnotic atau trance yang merupakan
prakondisi untuk pembelajaran unconscious.
2.1 PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian
Hypnosis dan Hypnotherapy berasal dari kata Hypnos : tidur diperkenalkan
James Braid (1795-1860), suatu keadaan setengah sadar yang jika dilihat seperti
keadaan tidur, disebabkan oleh sugesti relaksasi dan perhatian yang terkonsentrasi
pada objek tunggal. Suatu interaksi sosial seseorang yang dijadikan subjek, bertindak
mengalami pengalaman imajinatif yang melibatkan perubahan kognisi tindakan yang
disadari berdasarkan sugesti dari seseorang yang disebut juru hipnosis (Kilhistrom,
1997). Hypnotherapy adalah suatu cabang ilmu psikologis yang mempelajari manfaat
sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan perilaku. Suatu komunikasi
efektif terhadap sub conscious mind klien. Sehingga aktifitas luar biasa dan mampu
mendominasi sikap serta tindakan menuju sehat.
Hypnosis adalah kata yang mengundang beragam respons. Sikap orang
terhadap kata hypnosis menggambarkan struktur pengalamannya . Hypnosis adalah
fenomena alamiah sekaligus fenomena ilmiah. Sebagai fenomena alamiah ia ada
seumur manusia, ia kita alami setiap hari, meskipun selama ini kita tidak menyadari
bahwa itu namanya Hypnosis. Hypnosis juga fenomena ilmiah, ia telah dipelajari
sejak lama dan dimanfaatkan untuk pengembangan diri manusia sejak lama. Istilah
Hypnosis meupakan kependekan dari Neurohypnosis (Neuro=Syaraf, Hypnos=Dewa
Tidur) diperkenalkan pertama kalinya oleh James Braid, seorang dokter ahli medis
yang menjalankan kegiatan operasi dan melakukan proses kekebalan (anaestesi)
hanya dengan mengunakan kekuatan kata. Pada awalnya Braid, sang dokter
menyangka bahwa ada kinerja syaraf di otak yang tidur sehingga tubuh mampu
merasakan kekebalan sekalipun mengalami tindakan operasi. Di kemudian hari, Braid
meralat nama temuannya dan memperkenalkan nama Neurophnology, akan tetapi
istilah Hypnosis sudah terlanjut terkenal.
2.1.2 Hypnosis , Kesadaran dan Trance
Meskipun ada beberapa upaya orang membedakan antara conscious,
subconscious dan unconscious belum ada definisi yang secara jelas membedakan
batas antara ketiganya. (Anchorpoint ,2001) menyatakan bahwa conscious mind
meliputi sekumpulan kegiatan mental, emosi dan fisik yang bisa jadi kita tidak
menyadarinya pada saat tertentu. Hadley&Staudacher (1996) menjelaskan Hypnosis
sebagai pemanfaatan fenomena kesadaran. Ia menggambarkan Kesadaran sebagai
berikut :
Tabel 1. Level Kesadaran
Level Contoh Ciri Fisik dan Mental
kesadaran
Sadar Anda sedang 1. Fungsi intelektual normal
bermain tenis 2. Fungsi reflex dan gerak normal
meja
Melamun Anda sedang 1. Tubuh menjadi relaks
Trance asyik 2. Nafas melambat dan ritmis
ringan memikirkan 3. Masuk ke dalam diri
sedang bermain 4. Perhatian terarah kepada kegiatan yang
tennis meja dibayangkan, pembicaraan, atau kejadian
apapun, yang mungkin atau pun tidak
mungkin
Trance sedang Anda 1. Kesadaran akan dunia sekitar hilang
membayangkan 2. Mata menutup
saat ini sedang 3. Kesadaran terhadap fungsi internal
bermain tenis meningkat seperti
meja denyut jantung atau nafas
4. Bayangan semakin intensif
5. Kata-kata dipahami secara Harfiah
Trance dalam Anda secara 1. Penurunan kegiatan dan keluaran energi
fisik merasa 2. Kekakuan pada bagian tubuh
anda sedang 3. Perhatian terpusat
bermain tenis 4. Sugestibilitas meningkat
meja 5. Ilusi pengindraan
6. Penerimaan rangsang dengar dan
lingkungan menurun
7. Fungsi kreatif semakin Meningkat
Tidur Anda bermimpi