BAB 2-Dikonversi
BAB 2-Dikonversi
BAB 2-Dikonversi
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
2.1.2.1 Akar
Buah Naga memiliki perakaran yang bersifat epifit, menempel atau
merambat pada tanaman lain. Akarnya berupa akar serabut yang
terdapat pada pangkal batang yang tumbuh pada media tanah
maupun yang menempel pada media rambatan berupa tiang atau
kayu (Emil, 2011). Perakaran tanaman Buah Naga sangat tahan
dengan genangan yang cukup lama. Kalaupun tanaman ini dicabut
dari tanah, ia akan tetap hidup bertahan hidup sebagai tanaman
epifit karena menyerap air dan mineral melalui akar udara yang ada
pada batangnya (Kristanto, 2009).
2.1.2.3 Bunga
Bunga tanaman Buah Naga terletak pada sulur batang, berbentuk
terompet, dan berwarna putih. Susunan bunga merupakan susunan
bunga majemuk. Buahnya berbentuk bulat panjang dan lonjong
serta berdaging warna merah dan juga sangat tebal (Setyowati,
2008). Tanaman Buah Naga mempunyai bunga yang indah
berwarna putih kekuning-kuningan sehingga tak jarang orang
memelihara tanaman Buah Naga untuk tujuan ornamental. Bunga
tanaman Buah Naga ini mekar sempurna pada malam hari dengan
panjang yang bisa mencapai 29 cm (Yanti, 2008).
2.1.2.4 Buah
Buah Naga berbentuk lonjong mirip buah nanas, namun memiliki
sirip. Warna kulitnya merah jambu, dihiasi sulur atau sisik
berwarna hijau seperti sisik naga. Beratnya kira-kira 400-650 gr.
Buah Naga mempunyai daging buah mirip buah kiwi (Winarsih,
2007). Buah Naga tergolong buah batu yang berdaging dan berair.
Bentuk buahn bulat agak memanjang atau bulat agak lonjong. Kulit
buah ada yang berwarna merah menyala, merah gelap, dan kuning,
tergantung dari jenisnya. Kulit buah agak tebal, yaitu sekitar 3-4
mm. Di sekujur kulitnya dihiasi dengan jumbai-jumbai meyerupai
sisik-sisik ular naga. Daging buah berserat sangat halus dan di
dalam daging buah bertebaran biji-biji hitam yang sangat banyak
dan berukuran sangat kecil. Daging buah ada yang berwarna
merah, putih, dan hitam, tergantung dari jenisnya. Daging buah
bertekstur lunak dan rasanya manis sedikit asam (Cahyono, 2009).
2.1.2.5 Biji
Biji Buah Naga sangat banyak dan tersebar di dalam daging buah.
Bijinya kecil-kecil seperti selasih. Biji Buah Naga dapat langsung
dimakan tanpa mengganggu kesehatan. biji Buah Naga dapat
dikecambahkan untuk dijadikan bibit (Winarsih, 2007).
2.2 Ekstraksi
2.2.1 Pengertian Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi
zat aktif dari simplisia menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan hingga memenuhi baku
yang telah ditetapkan (Tamu, 2017).
2.2.2 Simplisia
Menurut Departemen Kesehatan RI (Khoirani, 2013) simplisia
adalah bahan alamiah berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman yang digunakan sebagai obat dan belum
mengalami pengolahan secara sederhana serta belum merupakan
zat murni kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan.
2.2.2.1 Jenis simplisia
a. Simplisia nabati
Simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman
atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel
yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya
dan belum berupa zat kimia murni (Irwanta et al., 2015).
b. Simplisia hewan
Simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau
zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan (Utami
et al., 2013).
c. Simplisia mineral
Simplisia mineral adalah simplisia yang berupa bahan
mineral yang belum diolah dengan cara yang sederhana
dan belum berupa zat kimia murni (Utami et al., 2013).
b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi yang umum dilakukan pada
suhu ruangan dengan pelarut yang selalu baru. Prinsip
kerja dari prosedur ini adalah simplisia dimasukkan
ke dalam perlokator dan pelarut dialirkan dari atas
melewati simplisia sehingga zat terlarut mengalir ke
bawah dan ditampung. Metode ini lambat dan
membutuhkan banyak pelarut (Syaifuddin, 2015).
Menurut Purwanto, (2015) pekolasi merupakan proses
penyarian ekstraksi serbuk simplisia dengan pelarut
yang cocok dengan melewatkannya tetes demi tetes
pada bahan yang diekstraksi.
2.3 LipBalm
LipBalm atau salep bibir adalah lilin atau substansi dioleskan pada bibir
dari mulut. Tujuannya adalah untuk melembabkan bibir agar tidak mudah
kering dan pecah-pecah. Biasanya LipBalm digunakan untuk bibir yang
membutuhkan proteksi, umpamanya pada keadaan kelembaban udara yang
rendah atau karena suhu yang terlalu dingin, untuk mencegah penguapan
air dan sel-sel epitel mukosa bibir. LipBalm sering mengandung beeswax
atau lilin karnauba, kapur barus, setil alkohol, lanolin, parafin, petrolatum,
dan bahan-bahan lainnya. LipBalm merupakan sediaan kosmetik yang
dibuat dengan basis yang sama dengan basis lipstik, namun tanpa warna,
sehingga dibuat transparan (Ratih et al., 2014).
Minyak kelapa murni merupakan hasil olahan kelapa yang bebas dari
transfatty acid (TFA) atau asam lemak-trans. Asam lemak trans ini dapat
terjadi akibat proses hidrogenasi. Agar tidak mengalami proses
hidrogenasi, maka ekstraksi inyak kelapa ini dilakukan dengan proses
dingin, misalnya secara fermentasi, pancingan, sentrifungsi, pemanasan
terkendali, pengeringan parutan kelapa secara cepat dan lain-lain
(Widiyanti, 2015).
Sifat kimia-fisika minyak kelapa
a. Penampakan : tidak berwarna, kristal seperti jarum.
b. Aroma : ada sedikit berbau asam ditambah bau
caramel
c. Kelarutan : tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
alkohol (1:1)
d. Berat jenis : 0,883 pada suhu 20º
e. pH : tidak terukur, karena tidak larut dalam air.
Namun karena termasuk dalam senyawa asam maka
dipastikan memiliki pH dibawah 7.
f. Persentase penguapan : tidak menguap pada suhu
21ºC (0%)
g. Titik cair : 20º-25ºC
h. Titik didih : 225º
i. Kerapatan udara (udara=1) : 6,91
j. Tekanan uap (mmHg) : 1 pada suhu 121º C
k. Kerapatan penguapan (Asam Butirat=1) : tidak
diketahui (Widiyanti, 2015)
Pembuatan
Ekstrak Buah
Naga Merah
(Hylocereus
polyrhizus)
Formulasi LipBalm
Penambahan
Minyak Kelapa
LipBalm
Uji Organoleptis
Uji Homogenitas
Uji Oles
Tidak Sesuai
Sesuai