Episode 9 - Game One
Episode 9 - Game One
Episode 9 - Game One
(POV ANDRI)
aku berdiri tepat di depan kamar 611, aku berdiam sesaat untuk menyaksikan
pakaianku, kerapian dan kewangiannya.
"KNOCK KNOCK KNOCK", suaraku mengetuk pintu kamar itu, walau sebenarnya aku bisa
membukanya dari luar.
"yaaaaaaaaa", balas dari dalam dengan suara lembut dan merdu, aku masih belum bisa
menebak kira-kira wanita yg mana.
"ahh bukan kosong, berarti bukan mbak Claudia", pikirku dalam hati.
dan pintu itu dibukanya dari dalam..........
terlihatlah sosok wanita yg berhijab, wajahnya putih dengan kemerahan dipipinya
hasil dari makeup yg dia kenakan, bodi badannya yg lebih berisi dari istriku dan
tinggi badannya yg hampir setinggi diriku karena menggunakan highheels tinggi
berwarna merah tua dengan model tertutup layaknya sepatu yg digunakan karyawan
kantoran. highheels tidak hanya berhak pada bagian tumit, namun juga pada bagian
depannya.
"silahkan masuk mas", ujar dia sambil mempersilahkan aku masuk. memasuki kamar
hotel, bentuknya sama seperti hotel pada umumnya, setelah pintu utama, sebelah
kanan terdapat pintu kamar mandi, namun lorong hingga menuju kamar panjangnya
berbeda dengan hotel umumnya, maka aku menafsirkan hotel ini menawarkan kamar mandi
yg luas. saat melewati dirinya, sangat terasa bau parfum yg dia gunakan, sungguh
wangi. dia menutup dan mengunci pintunya saat aku sudah melewati dirinya. pada
ruang utama terdapat kasur double yg cukup besar, disebelah kanan kirinya ada meja
lampu dan tepat diatas kasur ada kaca yg cukup besar yg melintang sepanjang lebar
kasur.
"terimakasih mbak. hmm maaf dengan mbak siapa ya, belum kenalan tadi?", ujarku
sambil mengulurkan tanganku.
"hmm Stella, mas. kalau mas?", balasnya dengan sedikit malu-malu.
"Andri", balasku dengan singkat.
"oh iya, hmmm silahkan duduk mas", mintanya kembali.
"oh iya heehe", aku merasakan awkward sekali, sambil berjalan melihat di jendela
dan melihat-lihat ruangan dan Stella hanya berdiri di pojokan di depan lorong pintu
masuk sambil bingung akan bagaimana, "maaf mbak, saya akward hehe", lanjutku sambil
melihat dia.
"hehe sama mas", balasnya dengan tawa yg awkward.
"sama mbak, hmmm kalau boleh tanya mbak, jadi mbak juga setuju dengan kegiatan
ini?", tanyaku.
"hmm hehe iya mas", balasnya dengan singkat yg diiringi dia berjalan dan duduk
diatas kasur, "mas sudah pernah melakukan seperti ini selain dengan istri?",
lanjutnya.
"belum mbak, mbak sendiri?", tanyaku berusaha memecah keheningan, sambil aku duduk
di kursi didepan kasur.
"belum mas, pertama kali ini, nanti pelan-pelan ya mas", ujarnya sambil menunduk.
"iya mbak, saya juga masih amatir kok", balasku, "udah punya momongan mbak?",
lanjutku.
"sudah mas 2, mas sendiri?", tanyanya.
"sama mbak", balasku.
aku merasa sangat aneh, dan bingung bagaimana harus memulai, secara mbak Stella
sungguh pasif dan diam saja, mungkin aku harus memancingnya dengan obrolan yg
nakal.
"hmm mbak, sebelum mulai hehe ada pantangan gak, misal enggak suka apa atau apa?",
tanyaku mulai nakal.
"hmm apa yg mas hehe enggak ada nampaknya", balasnya dengan malu-malu.
lalu setelah beberapa saat melewati awkard, aku berdiri dan berjalan mendekat
kearahnya dia duduk, aku mengulurkan tanganku, dia menerima tanganku dan aku
ajaknya berdiri. aku memeluk badannya dengan melingkarkan tanganku pada
pinggangnya, pinggul kami saling bergoyang kiri dan kanan layaknya sedang berdansa.
mata kami saling pandang, kepala kami saling mendekat, dan bibir kami bersentuhan.
"smooooccccchhhhh", bibir lembutnya menyentuh bibirku. kami saling berciuman dengan
mersa, dia sedikit membuka mulutnya, mata kami terpejam menikmati ciuman ini. lidah
kami saling bertemu, nafas dia mulai bersuara. tanganku meremas pantatnya dengan
nakal, namun bibir kami tak saling lepas.
dia lalu sedikit mendorong badanku dan aku terduduk di kursi tadi. Stella berdiri
tepat didepanku dengan tatapan mulai sange, dalam hatiku liar juga dia. lalu dia
bertulut di depanku, dan mulai sibuk melepaskan ikat pinggangku dan celanaku, dia
menarik kebawah celanaku beserta celana dalamku lalu terbukalah penisku yg sudah
tersimpan.
"woooaahh mas, ini gede banget", ujarnya terkaget sambil tertawa kecil. aku tak
menjawab apapun, lalu dia membuka mulutnya dan mulai memasukkan penisku pada
mulutnya.
"wooahh mbak Stella ahhh", desahku saat kontolku masuk ke dala mulutnya. dia dengan
lembut memainkan kontolku beserta tangannya mengurut-urut dengan lembut. setelah
beberapa kali dorongan dengan memainkan lidahnya saat kontolku berada didalamnya.
"mulutku sampai penuh mas", ujarnya sambil tersenyum padaku
"enak yah", ujarku singkat, lalu dia sedikit mengangkat tubuhnya dan berusaha
menelan kontolku hingga pangkalnya. mulutnya terbuka dengan maksimal, matanya
terpejam berusaha fokus, nafas dari hidungnya sangat terasa di pangkal penisku,
namun usahanya tidak membuahkan hasil. dia mengeluarkan kontolku kembali setelah
beberapa kali mencoba memasukkan semua hingga akhirnya tersedak.
"uhuuk..uhuuukk..uhuuukkkk hihi gak muat masuk semua mas", katanya sambil mulutnya
penuh dengan ludah.
lalu aku memegangi dagunya, dan menariknya kearah bibirku, namun dia berusaha
menolak, tapi akhirnya bibir kami bersentuhan, "smoooccchhhhh".
"mas, kok mau nyium aku setelah bibirku nyepongin penismu", ujarnya setelah
berciuman.
"lha emangnya kenapa, kan gapapa", balasku sembari berdiri dan melepas baju dan
celanaku hingga akhirnya aku telanjang bulat, sedangkan Stella masih lengkap dari
jilbabnya, baju lengan panjang dan jeansnya yg bewarna hitam ketat membungkus
pahanya yg tebal.
"sini mbak", perintahku dia mengarahkan pada kasur. kedua tanganku sibuk melepas
jilbabnya, terlihatlah rambut bergelombangnya sepanjang punggung bagian atas. lalu
aku melepas bajunya, BH berwarna pink itu sungguh cocok menempel dibadannya. dan
langsung saja aku melepas celana jeansnya saat dia terbaring dikasur, celana dalam
berwarna sama dengan BH nya, model celana dalam seperti celana ini sungguh seksi di
badannya. aku menarik celananya namun kesusahan karena ada heelsnya.
"mas, heelsnya dilepas dulu", perintahnya.
"aku pengin kamu pakai heels", balasku
"dilepas dulu, nanti dipakai lagi setelah celananya lepas", ujarnya dan aku
langsung melakukannya. setelah terlepas, aku memasang kembali heelsnya, dan aku
menjatuhkan diriku diatara pahanya untuk melahap vaginanya yg masih tertutup celana
dalam.
"mas Andri dilepas aja semua, biar tambah enak", ujarnya genit, dan aku melepas
semua yg tersisa dibadannya. aku lalu langsung menyibukkan diri pada vaginanya, dan
Stella hanya merancu dan mendesah sambil memegangi kepalaku.
"oh mas Andri, enak sekali mas"
"ahh mas terus mas, jilat memek Stella mas"
"puasin Stella mas, ooh mas enak mas awh awh awhh mas awwh", desahnya tak karuan,
aku menikmati vaginanya yg berbau khas vagina dan bersih dari bulu yg nampaknya
sudah dipersiapkan sebelum kegiatan ini. klirotis dan bibir vaginanya tak ada yg
luput dari jilatanku. Stella terus mendesah mendesah dan mendesah tanpa malu walau
aku bukan suaminya, tangan kirinya sambil meremat susunya, kepalanya sudah khayang
dan matanya merem melek keenakan. lidahku bermain pada klitorisnya sedangkan jariku
sedikit membuka memeknya, yg aku juga serang bagian pintu menuju surga dunianya.
badannya yg sedikit berisi membuatnya nampak sempurna saat dia telanjang ditambah
dengan kulitnya yg putih, selain itu wajahnya yg nampak innocent. namun sebenarnya
memiliki nafsu yg sungguh tinggi.
"mas...", ujar Stella dengan lembut, lalu aku menatap dia dari diantara pahanya,
"Stella sudah gak kuat mas, ayo setubuhin aku mas", ujarnya dengan nakal.
lalu aku langsung bangkit dan bersiap untuk memasukkannya namun sebelumnya aku
kembali melahap bibirnya.
"mas, aku gak biasa pakai kondom, enak gak?", tanya dia dengan polos.
"aku juga belum pernah mbak", balasku dengan jujur.
"lha ini gimana pakai gak?", tanya dia.
"pakai aja mbak, biar aman", balasku, lalu aku mengambil tas kecil yg dibagikan
tadi, lalu mengambil kondom yg superthin dan aku gunakannya.
tanpa menunggu, aku langsung mengarahkan penisku pada bibir vagina Stella. dia
hanya memejamkan matanya saat ujung penisku menyentuh bibir vaginanya dan perlahan
memasuki tubuhnya. dia menggerutkan dahinya saat seluruh tubuh penisku memasuki
tubuhnya.
"awwhhhh bentar mas, jangan di goyang dulu", desah Stella sambil terus memejamkan
matanya dan menggigit bibir bagian bawahanya. hampir 30 detik dia memintaku untuk
diam, "ayo mas, pelan-pelan", lanjut dia, lalu aku mulai memajumundurkan pinggulku
dengan sangat pelan. aku menarik kontolku hingga ujung kepalanya dan memasukkan
hingga sangat dalam.
"awwhh panjang banget awwhhhh"
"ehhmm enak banget mass"
"iya mas pelan-pelan saja"
aku menjatuhkan tumpuanku, dada kami saling bersentuhan dan Stella memelukku
melingkarkan kakinya pada pinggulku.
"mas ahhh kerasa banget sampai rahimku ahhh mass, mas agak kencengan mas...", minta
dia, lalu aku kembali bertumpu pada telapak tanganku dan masuk pada gigi 5.
PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
"awhh mass awhh mas ahh enak mass ahhh yaampun enak banget siihh ahhh ahhh ahhh",
teriak dia sungguh liar, aku terus memompa dia tanpa henti hingga pinggangku mulai
mati rasa, aku terus maju dan mundur, hingga berpikir kok dia gak segera orgasme,
bisa-bisa aku duluan ini.
"masih jauh mbak Stella?", tanyaku sambil terus memompa.
"enggak mas, gitu terus mas ahh ahhh ahhh whhh ahhh ahh"
aku masih pada kecepatan yg sama, Stella mulai merancu semakin kencang dan dia
mulai meremas remas susunya sendiri sambil merem melek, vaginanya mulai terasa
hangat dan memijat pijat. pinggul bergerak maju dan mundur layaknya piston mesin yg
sedang dipacu, keringat sudah mulai keluar dari dalam pori-pori badanku. aku
memandangi Stella yg innocent sedang keenakan dan aku juga ingin segera memuaskan
diriku dengan memandangi dan menikmati istri sementaraku.
beberapa saat kemudian, badannya mulai meregang, dia mulai bergeliat seperti cacing
kepanasan, ototnya semakin mengencang, kakinya yg melingkar semakin mencengkramku,
wajahnya jadi super sange dan akhirnya dia meledak.
"AWWWHHHH MASSSS AWWHHHH YAAMPUUUNN AHH AKU GAK KUAAAT AHHHH AHHHH OOOWHHH AHHHH",
teriakan yg sangat keras beserta badan yg seperti kerasukan.
"awwhhhhh Stellaaaaa ahhhhh jepitanmu enak bangeeett", aku juga turut mendesah
karena vaginanya meremas remas dengan kencang.
"ahh hossh hoosh hoosshh istirahat bentar mas, maaf dicabut dulu ya mas", ujar dia
memintaku untuk mencabut.
dia lalu hanya terbaring di kasur sambil menutup wajahnya dengan bantal.
"mbak, aku ambilkan minum ya", ujarku sambil berusaha membuka bantalnya.
"makasih mas, aku malu mas, bisa teriak sampai seperti tadi hehe", balasnya.
"dashyat banget ya mbak", candaku sambil mengulurkan air padanya.
"aku meledak mas hahahha gila, jangan cerita siapa-siapa ya mas, malu", mintanya.
"aman mbak, yg terjadi disini tetap disini", balasku sambil aku mendekatkan bibirku
pada keningnya.
"mau posisi gimana mas?", ucap dia saat dia sudah kembali mendapatkan tenaga untuk
kembali bersenggama, hubungan tanpa obat kuat maupun perangsang ini ternyata juga
cukup menggairahkan jika kedua insan manusia saling bisa menikmati indahnya
bercinta.
"tengkurap aja mbak, sampai aku keluar ya", mintaku pada Stella, lalu dia tengkurap
pada dadanya. dan aku memasukkan kontolku dari posisi belakang, dan kali ini Stella
bisa melihat dirinya dan diriku melalui kaca yg ada di atas kasur kami.
setelah penisku masuk, aku lalu memompanya tanpa ampun. Stella hanya memejamkan
mata dan kadang melihat dirinya sedang dipompa oleh cowok yg baru dia kenal
beberapa saat lalu, dia tidak mendesah, namun terus menggigit bibirnya pertanda
keenakan.
aku masuk posisi gigi sedang, udah tak mampu pada gerakan tertinggi, pinggulku
sudah mau copot, keringat pada tubuhku terus bercucuran, dan Stella juga turut
berkeringat. aku terus mempompanya hingga entah berapa menit, kontol tebalku
ditambah lapisan tipis ini berhasil menunda aliran pejuh yg seharusnya harus segera
keluar. aku sudah tak kuat dengan pinggul dan badanku, aku terus konsentrasi agar
segera keluar. akhirnya yg ditunggu sudah mengantri untuk keluar.
badanku mulai menegang, ototku jadi lebih kencang, penisku jadi semakin tebal dan
Stella mengetahuinya, dia lalu melihatku yg akan orgasme melalui kaca.
CROOT CROOT CROOT CROOOT CROOOOT CROOOT CROOOTT
"ARRGGHHHHH ARRRGGHHHH AHHHHWWWWHHH OOWWHHHHH AWWHHH AWRRGGHHHHH", desahku sambil
bertumpu pada tanganku, aku terus menggerutu dan memompa penisku dengan perlahan
hingga tetes terakhir yg tertampung pada kondom.
"haha sampai menggerutu gitu ya mas", tanya Stella sambil tersenyum.
"iya mbak, pas mau keluar vaginamu malah semakin njepit", ujarku.
"iya mas enak yah hihi", candanya, yg lalu aku menimpa badannya dan menciumi
lehernya. lantas aku melepas kondomku yg menampung beberapa cc benih cintaku,
Stella memintanya yg memainkan untuk beberapa saat dengan mencium baunya dan
memasukkan jarinya pada kubangan pejuhku.
"tadi mending di crootin dibadanku aja mas", ujarnya dengan innocent.
"haha next time lah, mana tau kalau kamu doyan", balasku sambil duduk di kasur
dengan wajah sedikit terlelah dan penuh dengan kerigat walau ruangan kamar ini
sudah ber-AC.
setelah selesai dengan obrolan ringan pasca seks perdana, aku memberesi kondomku
dan merapikan baju kami yg tercecer untuk dilipat, Stella berada di kamar mandi
untuk mencuci vaginanya dan badannya. kami berdua lalu tiduran di dalam selimut
sambil pelukan diatas kasur dengan tanpa baju satu helaipun, dan mengobrolkan
masalah yg ringan-ringan. hingga pada malam itu kami melanjutkan untuk nambah satu
ronde lagi hingga kami baru tertidur pukul setengah 12 malam.
keesokan harinya setelah selesai sarapan dan aku telah menyelesaikan mandi sebelum
Stella. aku hanya duduk diatas kasur hanya menggunakan celana dalamku sambil nonton
TV channel luar negeri menunggu Stella sedang mandi.
setelah beberapa saat, lalu dia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan semacam
lingerie.
"kok pakai baju gituan, ntar aku nafsu lho", ujarku memuji badannya yg sungguh
seksi.
"hehe hanya bawa baju kemarin dan ini mas, masa mau telanjang", pembelaannya. lalu
dia duduk diatas kasur berada disebelahku.
"mas, apa yg membuatmu mau ikutan ini?", tanya Stella memecah keheningan selain
suara TV.
"diajak istri dan hmm jarang berhubungan juga mbak, istriku kurang menikmati
penisku yg gede ini, kalau mbak?", tanyaku kembali setelah menjawab.
"sama sih mas, udah bosan mungkin aku dan suami haha, lhaah yaampun penis segede
itu idaman wanita lho", balasnya, "katanya karena apa mas?", lanjutnya.
"katanya kurang menikmati aja", balasku padanya.
"yaampun, mungkin istrimu belum tau caranya menghandle penis besar mungkin hihi",
ucapnya sambil tertawa kecil.
"emang caranya gimana mbak?", tanyaku penasaran.
"seperti aku kemarin hehe di diemin dulu mas, biar memeknya penyesuaian sama biar
basah dulu, penis suamiku gak sebesar kamu mas, tapi aku punya dildo yg gedenya
segitu mas, tapi jangan bilang-bilang lho, awalnya juga sakit, tapi karena tau
tehniknya, jadi enak banget", terang Stella yg membuatku berpikir bahwa walau dia
hijaber, namun cukup nakal juga sampai punya dildo, "ya karena bosan itu sih mas,
akhirnya aku memberanikan diri beli toys seks untuk memuaskan hasrat terpendam,
kadang main sendiri sampai orgasme beberapa kali hingga badan lemas hihi, tapi
emang lebih enak dengan yg nyata seperti malam ini hihi", lanjutnya dengan polos.
pada hari sabtu ini, kami terus saling pompa dan bersenggama hingga tak dihitung
lagi Stella orgasme berapa kali dan juga aku. dikarenakan volume pejuh yg keluar
semakin dikit dan dikit hingga akhirnya hanya berupa tetesan saja, maka kami berani
untuk tidak menggunakan kondom agar lebih intim karena kulit kontolku dan dinding
rahim Stella bersentuhan. mulai posisi yg biasa hingga yg tak biasa kami lakukan
dan kami eksplore. Stella wanita yg nampaknya pendiam dan pemalu, namun saat sudah
diberi daging yg bernama kontol, dia seakan berubah menjadi sosok yg super liar dan
nakal. pengalaman pertama berhubungan selain dengan istriku sungguh luar biasa,
hubungan ini bisa melupakan sesaat apa yg dilakukan istriku pada pasangan mesumnya.
saking tak ingin terbuang waktu untuk bercinta, untuk makan siang dan malam kami
order fastfood yg diantarkan oleh Gojek, bahkan pakaian kami terus tertanggal, agar
tak masuk angin, kami tak menggunakan AC namun membuka balcony selebar mungkin agar
udara bisa masuk dengan bebas. keringat demi keringat, pejuh demi pejuh terus
membasahi badan kami. teriakan demi desahan kami keluarkan dari mulut kami untuk
menggambarkan betapa nikmatnya kegiatan tukar guling ini. selain untuk
menghilangkan kebosanan namun juga untuk mengeluarkan binatang buas yg tersimpan
pada tubuh kami.
bangun keesokan harinya, setelah selesai sarapan, kami berdua mulai untuk beres-
beres sebelum dikembalikan pada pasangan masing-masing. seperti pada kesepakatan
saat sebelum kami memasuki kamar masing-masing bahwa kegiatan ini akan berakhir
pada hari minggu jam 10 pagi dan berkumpul di private lobby. seperti saat kami
mulai, para wanita terlebih dulu berjalan ke lobby setelah 10 menit baru yg para
pria ke lobby, untuk menyembunyikan siapa tidur dengan siapa biar tidak ada
kecemburuan. ide yg brilian.
Stella masih di kamar mandi dengan pintu terbuka sudah menggunakan bajunya lengkap,
sama denganku juga, aku sudah duduk di kasur menunggu Stella bersolek. namun
penisku berkata lain, dia masih ingin bersarang pada memek Stella sebelum kami
berpisah. karena sudah lumayan tegang, aku berjalan menuju kamar mandi.
"hi mbak, masih berdandan", tanyaku saat dia sedang merapikan jilbabnya.
"udah nih, yuuk", ujarnya sambil akan berjalan keluar karena sudah mendekati pukul
10.
"mbak, quicky yuk bentar aja", ajakku.
"yah mas, udah rapi ini, ntar berantakan lagi aku", ujarnya sambil menolak. tapi
aku sudah memegangi pinggulnya.
"jeansnya aja diturunkan dikit, yg penting bisa masuk", ujarku.
"hmm yauda yuuk, ambil pelicinnya mas, belum basah ini, langsung masukin aja",
ajaknya dan aku berjalan menuju kamar menggambil pelicin.
Stella sudah memposisikan diri dengan sedikit nungging, lalu dari belakang,
tanganku meraih kancing jeansnya, melepasnya. dan menariknya kebawah hingga sebatas
paha. lalu aku gantian melepas celanaku aku turunkan hingga bawah karena longgar.
penisku aku beri pelicin dan langsung kuarahkan pada memek Stella.
"shhhhh ahhhhh, langsung aja mas", perintahnya yg aku langsung bergerak maju mundur
dengan kecepatan sedang. Stella terlihat sedang merem melek keenakan dan mengigit
bibirnya, terlihat jelas dari kaca yg besar ini. lalu agar sama-sama segera keluar,
aku menaikkan tempo sodokanku.
PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
PLOK PLOK PLOK PLOK
Stella memegangi dengan erat wastafel hotel ini, matanya terpejam, punggungnya
sudah maju kedepan, memeknya sungguh terasa sedang memijat pijat dan mulai hangat,
mulai terasa badannya akan orgasme, namun dia hanya diam saja.
"ssshhhhhhhhhhhhh ehhhmmmm shhhhhhhh ehhmmmm shhhhhhh", dia bergetar cukup hebat
namun tak mengeluarkan desahnya, hanya menggegam dengan erat wastefel itu.
"mbak, orgasme yah hehe", ujarku dengan canda.
"hehe mas, buruan", balasnya dengan memintaku lebih cepat. lalu aku ngentotin
dengan tempo cepat dan setelah beberapa kali sodokan, akhirnya akan terasa pejuh yg
sudah kutunggu.
"ahh aku mau keluar, keluar dimana mbak?", tanyaku mengingat aku tak menggunakan
kondom.
"di dalem aja mas gapapa, paling gak banyak", ujarnya sambil terus menahan desah
sambil mengigit bibirnya.
badanku lalu merasa menegang dan otot penisku semakin terasa mengembang.
CRIIT CRIIT
"arrghhhhhh aooowhhhhh arrgggghhhhh", desahku sambil mencengkram pantat Stella yg
bulat itu. aku istirahat sejenak di dalam vaginanya yg lalu aku mengambil tisu yg
berada d sebelah Stella. lalu aku mencabut penisku diikuti dengan membersihkan
vagina Stella dengan tissue itu. setelah cukup bersih, Stella menarik celana
jeansnya naik ke atas.
"tadi dikit yah mas", tanyanya sambil berkaca dan merapikan bajunya.
"iya dikit banget mbak", balasku.
"wiih udah jam 10, aku turun sekarang ya mas", ujarnya sambil melihat jam di
lengannya.
"yahh, ntar kalau aku kangen bagaimana mbak hehe?", tanyaku sambil bercanda dan
membetulkan celanaku.
"semoga bulan depan, dapet kamu lagi mas, penismu jelas nagih hehe", ujarnya sambil
meraih kedua pipiku dan mendekatkannya pada bibirnya, "SMOOCCHHH, love you mas,
bye", ujarnya. "love you too, mbak", balasku singkat.
dia melambaikan tangannya sambil mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu keluar
kamar.
aku kembali memasuki kamar untuk last check apakah ada yg tertinggal, kuperhatikan
kondom dan obat-obatnya tidak ada, mungkin dibawa oleh Stella untuk digunakan lagi
pada tukar pasangan selanjutnya. aku menunggu hingga 10 menit, lalu aku keluar dari
kamar dan berjalan menuju lift. di dalam lift aku bertemu dengan seorang pria yg
turut ikut kegiatan ini, namun aku lupa namanya.
"eh mas, haha, gimana?", tanyaku pada pria itu.
"dahsyat mas, mantab banget, kamu gimana?", ujarnya dengan sambil memberiku tepukan
di punggung.
"haha rasanya seperti mengeluarkan binatang buas mas", balasku.
"hahaa bener-bener", lanjutnya lagi sambil tertawa bebas.
tibalah kami pada lantai Ground, keluar dari lift dan berjalan menuju di private
lobby. tiba disana sudah ada istriku, Stella atau lebih tepatnya semua wanita.
beberapa langkah setelah aku masuk, pria lainnya juga baru saja tiba. kami tutup
pintu lobby dan aku bersalaman dengan semua pria yg ada disana, dan menebak-nebak
mana yg meniduri istriku, dan bagaimana sikap istriku selama didalam dengan pria
itu. tapi tebakanku tidak membuahkan hasil, mereka menutup rapat-rapat dengan siapa
mereka tidur.
"hello, ladies and gents hehe, gimana masih mau lagi?", canda Claudia memulai.
"hahaha massiiiiihhhhhhhhh", ujar lantang para pria yg diikuti tawa dari semuanya.
"wah yg cowok pada mau nambah ini ladies, gimana?", canda Claudia, lalu diiringi
dengan tawa dan canda dari kita semua.
"hmmm kegiatan hmmm apa ya...tukeran haha..pertama udah berakhir, semoga tidak ada
yg kapok dan bisa mengikuti kegiatan ini lagi bulan depan, hati-hati dijalan dan
jangan lupa bawa pasangan sahnya haha thankyou", ujar Claudia menutup acara tukar
guling perdana yg berjalan sesuai dengan rencana, intinya sukses.
lalu semua berpamitan dan istriku datang kearahku memberi peluk dan cium. lalu dari
sebelah mataku aku melihat Stella yg turut menyambut suaminya. masing-masing
pasangan sah lalu meninggalkan ruangan itu, begitu pula denganku.
"gimana yang haha", basa-basiku dengan istriku saat berjalan menuju mobilku yg
terparkir di basement.
"apaan sih mas, nanti aja tanya-tanyanya, masa tanya di tempat seperti ini",
candanya sambil menjiwit lenganku.
lalu kami memasuki mobilku, menunggu untuk panas dan mengarahkan mobil berjalan
menuju rumah. ada rasa awkward sedikit dengan istriku namun aku berusaha untuk
membuat santai dan tidak baper dengan apa yg baru saja kita lakukan. semoga
selingan ini membawa keutuhan dan semakin erat keluarga masing-masing.
-BERSAMBUNG-