Geologi Samigaluh
Geologi Samigaluh
Geologi Samigaluh
Geomorfologi
Stratigrafi
Secara stratigrafi, daerah kulon progo jika diurutkan dari formasi yang paling
tua ke muda terdiri dari Formasi nanggula, kemudian terendapkan secara tidak selaras
litologi Formasi Jonggaran dan Formasi Sentolo.
1) Formasi Nanggulan
Nanggulan merupakan formasi tertua di Kulon Progo,dimana formasi ini
terletak di desa Nanggulan yang berada di kaki sebelah timur pegunungan
Kulon Progo. Litologi penyusun formasi ini terdiri dari Batupasir dengan
sisipan Lignit, Napal pasiran, Batulempung dengan konkresi Limonit, sisipan
Napal dan Batugamping, Batupasir dan Tuf serta kaya akan fosil foraminifera
dan Moluska, dengan ketebalan sekitar 30 meter. Menurut Marks (1957),
Formasi Nanggulan dapat dibagi menjadi 3 Anggota yang secara statigrafi
dari bawah ke atas adalah :
Anggota Axinea (Axinea Beds)
Anggota axinea terletak paling bawah dengan ketebalan mencapai 40
meter, dimana memiliki tipe penciri laut dangkal dengan litoogi
penyusunnya terdiri dari batupasir interkalasi Lignit, kemudian
tertutup oleh batupasir dengan kandungan fosil Pelcypoda yang cukup
melimpah, dan Axinea dunkeri Boetgetter yang dominan.
Anggota Yogyakarta (Yogyakarta Beds)
dengan litologi penyusun berupa Napal pasiran, serta batuan dan
lempung dengan konkresi yang bersifat gampingan, formasi ini
terendapkan secara selaras di atas axinea beds dengan ketebalan
sekitar 60 meter. Formasi ini banyak terdapat fosil gastropoda dengan
fosil penciri Nummulities Djogjakartae.
Anggota Discocyclina (Discocyclina Beds)
Lapisan ini memiliki ketebalan 200 meter dengan menumpang selaras
di atas anggota yogyakarta yang tersusun batuan napal dan
batugamping berselingan dengan batupasir dan serpih. Semakin ke
atas, kandungan foraminifera planktonik yang melimpah dengan fosil
penciri Discocyciina omphalus. Formasi Nanggulan memiliki kisaran
umur antara Eosen Tengah sampai Oligosen Atas (Hartono, 1969,
vide Wartono Raharjo dkk, 1977).
2) Formasi Andesit Tua
Terdiri dari breksi andesit, tuff, aglomerat dan sisipan aliran lava andesit.
Kepingan tuff napalan yang merupakan hasil rombakan dari lapisan yang
lebih tua dijumpai di kaki gunung mudjil, di dekat bagian bawah formasi ini.
Terletak secara tidak selaras di atas formasi nanggulan dnegan ketebalan
sekitar 500 m. Litologinya hasil proses vulkanisme gunung api purba yang
disebut sebagai Gunung Api Andesit Tua oleh Van Bemmelen (1949).
Gunung api tersebut antara lain Gunung Menoreh di bagian utara, Gunung
Gajah yang berada di bagian tengah pegunungan, dan Gunung Ijo yang berada
di bagian selatan Pegunugan Kulon Progo.
3) Formasi Jonggrangan
Tersusun oleh konglomerat, napal tufan, dan batupasir gampingan dengan
kandungan Moluska serta batulempung dan sisipan lignit di bagian bawah. Di
bagian atas komposisinya batu gamping berlapis dan batugamping koral.
Ketebalan lapisan ini antara 250-400 berumur miosen bawah-tengah dan
terletak secara tidak selaras di atas formasi Kebo Butak.
4) Formasi Sentolo
Litologi penyusun formasi ini terdiri dari Aglomerat dan Napal yang berada di
bagian paling bawah, semakin ke atas berubah menjadi Batugamping berlapis
dengan fasies neritik. Di sini juga ditemukan batugamping koral yang
letaknya setempat dengan umur sama dengan formasi jonggrangan.
Berdasarkan pengamatan fosil Globigerina insueta yang dijumpai di bagian
bawah menunjukkan umur yang mewakili zona N8 atau Miosen Bawah oleh
Darwin Kadar (1975, vide Wartono Rahardjo, dkk, 1977)
Terusun oleh lelehan lava dan breksi anglomerat, andesit dan basalt yang
mengandung olivin. Vulkanik Merapi Tua berdasarkan metode C-14 berumur
antara 43590 sampai 2870 sebelum tahun 1950.
http://wachidgeologist.wordpress.com/2012/05/16/geologi-regional-pegunungan-
kulon-progo/ (diakses 28 September 2014 pukul 20.00 WIB)
http://geologitfugm.blogspot.com/2012/11/geologi-regional-kulon-progo_13.html
(diakses 28 September 2014 pukul 20.00 WIB)