Penanganan Hipertrofi Scar Dan Keloid - Queenly Alfarita M B PDF
Penanganan Hipertrofi Scar Dan Keloid - Queenly Alfarita M B PDF
Penanganan Hipertrofi Scar Dan Keloid - Queenly Alfarita M B PDF
Oleh :
NIM. 1830912320050
Pembimbing :
Agustus, 2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 2
BAB III PENUTUP................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
meningkat, baik luka karena operasi elektif maupun luka yang disebabkan oleh
trauma lainnya. Seringkali disertai dengan keluhan lain seperti kontraktur, gatal
hingga nyeri, sehingga mengganggu kualitas hidup seseorang baik secara fisik
maupun psikologis. Secara umum kelainan fibrotik ini dibedakan atas scar
hipertrofik dan keloid. Riwayat keloid pada keluarga akan meningkatkan insidens
Hipertrofi scar lambat laun dapat terjadi regresi secara sempurna, sedangkan
keloid jarang sekali terjadi regresi. Gambaran klinis keduanya seringkali serupa.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menegakkan diagnosis yang tepat antara
kedua jenis kelainan fibrotik ini sebelum mengambil keputusan untuk terapi. Saat
ini sudah ada beberapa macam terapi yang ada, tetapi terapi ini pun masih terus
berkembang.1
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
melebihi batas luka aslinya, sedangkan keloid adalah jaringan parut yang tumbuh
melebihi area luka/ cedera pada kulit yang menyembuh. Tidak seperti keloid,
hipertrofi scar dapat mencapai ukuran tertentu dan kemudian stabil atau mengecil
B. EPIDEMIOLOGI
Keloid dapat terjadi pada semua ras, kecuali albino, dan ras kulit hitam
memiliki risiko hingga 15 kali lebih besar. Lebih sering pada wanita muda dan ras
afroamerika. Angka kejadian keloid lebih tinggi pada saat masa pubertas dan
kehamilan, dan menurun pada masa menopause. Hormon juga diduga menjadi
Faktor risiko keloid diduga berkaitan dengan beberapa hal. Riwayat keloid
seringkali melaporkan riwayat keluarga positif keloid, tidak seperti pasien yang
menderita hipertrofik scar. Gen yang diduga memiliki peran terjadinya keloid
DQW3.2,4
2
C. ETIOLOGI
misalnya tegangnya tepi luka ketika ditautkan, adanya infeksi, benang jahit yang
mengiritasi, epitelisasi yang terjadi lama setelah kehilangan lapisan kulit (seperti
pada luka bakar). Pada keloid timbul pada luka/cedera pada kulit, pada
goresan kecil sekalipun. Terdapat peran growth factor pada pembentukan keloid
D. PATOFISIOLOGI
Ada 3 fase penyembuhan luka, yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase
remodelling.1
1. Fase Infamasi
Fase ini dimulai saat terjadi luka dan berlangsung selama 2 hingga 3 hari.
mati dan mencegah infeksi. Selanjutnya monosit akan memasuki area luka.
Makrofag memfagosit debris dan bakteri serta berperan pada produksi growth
3
dan pembuluh darah baru untuk penyembuhan luka. Oleh karena itu,
luka. Terakhir, sel limfosit dan sel mast akan berdatangan ke area luka, tetapi
2. Fase Proliferasi
Fase ini dimulai pada hari ke-4 hingga minggu ke-3 setelah luka. Makrofag
terus memproduksi growth factor seperti PDGF dan TNF-β1 yang membuat
pembuluh darah baru. Kolagen tipe III juga mulai terbentuk yang nantinya
akan digantikan oleh kolagen tipe I pada fase remodelling. Yang penting pada
fase ini adalah saat mulai terjadi pengisian rongga luka dengan kolagen maka
fibroblas harus sudah berkurang dan proses angiogenesis juga harus mulai
3. Fase Remodelling
ke-3 hingga 1 tahun. Fase ini ditandai dengan kontraksi luka dan remodelling
kolagen. Kolagen tipe I mulai menggantikan kolagen tipe III. Kekuatan luka
4
timbulnya scar hipertrofik atau keloid. Meningkatnya jumlah sel-sel imun pada
ekstraseluler. Hal ini juga yang diduga menyebabkan scar timbul melebihi margin
atau batas luka pada keloid. Pada scar hipertrofik, infiltrasi sel imun akan
Teori lain menyatakan bahwa TGF-β memainkan peranan sangat penting dalam
terjadinya kelainan jaringan fibrotik ini. TGF-β1 dan TGF-β2 merupakan stimulan
TGF-β serta menurunkan protein matriks ekstraseluler. Kadar decorin yang rendah
fibrosis. Pada fase awal terbentuknya scar hipertrofik, terjadi hiperseluler, dan
pada fase remodelling sel fibroblas berkurang dan perlahan-lahan menjadi scar
normal melalui proses apoptosis. Proses ini mulai terjadi sejak hari ke-12 pasca-
luka. Penelitian pada scar hipertrofik akibat luka bakar derajat tinggi menemukan
5
E. DIAGNOSIS
Hipertrofi scar terbentuk mulai minggu ke-4 hingga ke-6 setelah luka dan
tumbuh cepat hingga 6 bulan. Setelah itu akan mengalami regresi hingga
cenderung menetap. Hipertrofi scar biasanya didahului trauma dan luas scar tidak
Gambar 1. Gambaran klinis hipertrofik scar dan keloid. (A) Perkembangan dari
hipertrofik scar setelah luka bakar melepuh;(B) hipertrofi scar di tungkai bawah 4 bulan
setelah prosedur pembedahan ; (C) keloid aktif di dada setelah dua operasi kecil; (D)
keloid di telinga kanan, tidak ada riwayat trauma.4
6
Keloid dapat didahului trauma dan kadang dapat terjadi spontan tanpa
didahului luka. Scar pada keloid dapat lebih luas dari area lukanya. Pada scar
tetapi pada scar keloid, tindakan pembedahan sering menyebabkan scar menjadi
7
F. PENATALAKSANAAN
terapi dapat dilakukan pada scar hipertrofik ataupun keloid. Walaupun demikian,
pembedahan dan laser. Angka keberhasilan lebih tinggi bila dilakukan terapi
1. Terapi Tekan
terbatasnya suplai darah dan oksigen, serta nutrisi ke jaringan scar dan
selama scar masih aktif. Terapi ini terbatas karena sering menyebabkan
maserasi, eksema, ataupun bau tidak sedap karena penggunaan bahan kain.
8
1-2 derajat dari suhu tubuh, keadaan ini akan meningkatkan aktivitas
3. Extractum Cepae
scar hipertrofik. Zat ini banyak ditemukan di bawang, apel, anggur merah,
tindakan bedah.5
4. Injeksi Kortikosteroid
10-40 mg/mL diulang setiap 3-4 minggu dapat dilakukan hingga 6 bulan
9
dibutuhkan tambahan sesi. Pada terapi tunggal, hasil maksimal hingga rata
sepenuhnya didapatkan pada scar yang masih baru. Untuk scar lama, hasil
yang dicapai hanya lesi menjadi lebih kecil dan membantu mengurangi
5. Cryotherapy
6. Revisi Scar
dan keloid. Pada penanganan scar hipertrofi, scar <1 tahun masih dapat
tindakan bedah lebih kecil pada scar hipertrofik. Keloid memiliki angka
10
7. Radioterapi
8. Laser
Terapi 585-nm pulse dye laser (PDL) memberikan hasil yang cukup baik.
ataupun keloid. Untuk hasil maksimal, sebaiknya terapi diulang hingga 2-6
kali. Dengan panas yang merusak kolagen, terapi 585 nm PDL dipercaya
bertahan hingga 7-10 hari. Terapi 1064-nm Neodym: YAG Laser juga
11
interval 1-2 minggu menggunakan fluence rendah.4,5
sintesis kolagen tipe I dan III. Secara spesifik INF-α2b memiliki efek
(1,5x106 IU, 2 kali sehari selama 4 hari) mampu mereduksi ukuran scar
hingga 50% di hari ke-9. Efek samping yang sering muncul adalah flu like
proses fibrinase.6
12
intralesi sebanyak 3-5 kali dalam 1 bulan telah terbukti menurunkan 69,4%
50% pada rata-rata pasien tanpa kegagalan dan rekuren dalam 24 bulan
kemudian. Efek samping yang mungkin muncul adalah nyeri, ulserasi, dan
perhatian karena risiko asimetri terutama pada injeksi otot tertentu dengan
jumlah besar hanya pada satu sisi, misalnya risiko asimetri alis. Masih
G. PROGNOSIS
13
Bukan hal berbahaya secara medis, namun dapat berefek pada penampilan.
Pada beberapa kasus dapat mengecil sendiri namun dapat juga bersifat permanen.
Pada pembedahan dapat menimbulkan bekas luka keloid lebih besar sehingga
operasi pengecilan dengan menyayat bukan pada kulit yang normal. Perlu
ditekankan bahwa pada pasien terapi kombinasi lebih memberi harapan pada
hasilnya.3
14
BAB III
PENUTUP
Hipertrofi scar dapat mencapai ukuran tertentu dan kemudian stabil atau
Faktor risiko keloid diduga berkaitan dengan beberapa hal. Riwayat keloid pada
melaporkan riwayat keluarga positif keloid, tidak seperti pasien yang menderita
hipertrofik scar. Hipertrofi scar biasanya didahului trauma dan luas scar tidak
melebihi luas luka tetapi keloid dapat didahului trauma dan kadang dapat terjadi
Semua terapi dapat dilakukan pada scar hipertrofik ataupun keloid. Terapi
pencegahan hingga terapi penanganan meliputi terapi tekan, silicone gel sheeting,
15
DAFTAR PUSTAKA
2018; 1(45)
http://emedicine.medscape.com/article/1298013-overview#a1
103–114
6. Maghrabi IA, Kabel AM. Management of keloid and hyperthropic scars: Role
2014;2(2):28-32.
16