Uji Protein Fix
Uji Protein Fix
Uji Protein Fix
Nama Kelompok :
3. Ledy Faulanty
Jl. Raya Babelan KM 9,6, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Bekasi Utara 17610
I. Tujuan Praktikum
Protein yang merupakan senyawa bermolekul besar yang dibangun oleh satuan‐
satuan asam amino dengan struktur kimia mengandung gugus asam karboksilat dan
gugus amina. Setiap asam amino berbeda mempunyai struktur kimia yang berbeda pula.
Jika asam amino direaksikan dengan pereaksi tertentu (pengenal protein dan asam
amino) dapat memberikan reaksi yang spesifik. Sehingga demikian hasil reaksi dengan
pereaksi pengenal ini dapat digunakan untuk identifikasi dan mengetahui adanya protein
atau asam amino dari bahan yang dianalisis.
Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino membentuk polimer
rantai lurus dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini disebut dengan peptid atau
polipeptida. Polipeptida mengalami pelipatan karena reaksi gugus fungsi dan sisi reaktif
molekul penyuunnya, sehingga tebentuklah molekul besar polipeptida yang dinamakan
protein. Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan
molekul lain seperti okseigen, mendukung secara mekanis sstem kekbalan (imunitas)
tubuh, menghasilka pergerakkan tubuh, sebagai transmitor gerak syaraf dan
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Analisa diameter protein
menghasilkan unsur-unsur C, H, N dan O dan sering juga S. Disamping itu beberapa
protein juga mengandung unsur-unsur lain terutama P, Fe, Zi dan Cu.
Alat
2. Pipet tetes
3. Gelas kimia
4. Penangas air
Bahan
1. CuSO4 5%
2. H2SO4 pekat
3. Amil alcohol
4. Fenilhidrazin HCl
5. Natrium asetat
6. Akuades
7. Larutan protein (putih telur, glisin, fenil alanin, triptofan, dan tirosin)
9. Pereaksi Millon
Tambahkan perlahan‐lahan 1 mL
Reaksi positif bila terlihhat cincin ungu H2SO4 pekat melalui dinding
pada bidang batas tabung reaksi yang dimiringkan
sehingga terbentuk 2 lapisan
V. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
VI. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini dilakukan pengujian protein yaitu uji ninhidrin, uji biuret, uji
ksantopotein, dan uji millon. Yang pertama adalah uji ninhidrin. Uji Ninhidrin
digunakan untuk mengidentifikasi asam amino bebas yang terdapat pada sampel. Asam
amino bebas adalah asam amino yang gugus aminonya tidak terikat. Ninhidrin adalah
reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya
dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik dan bila bereaksi
dengan asam amino akan menghasilkan zat warna ungu. Hasil pengamatan percobaan
menunjukkan bahwa larutan yang diuji yaitu putih telur menunjukkan reaksi positif
terhadap larutan Ninhidrin. Hasil percobaan menunjukkan bahwa putih telur bereaksi
positif mengandung gugus amino bebas. Adanya kandungan gugus karboksil (-COOH)
dan amino bebas (NH3) pada sampel yang diuji ditunjukkan dengan perubahan warna
sampel menjadi biru pekat dan ungu. Zat warna ungu yang sama dihasilkan dari semua
asam amino α dengan gugus primer dan intensitas warnanya berbanding lurus dengan
konsentrasi asam amino yang ada. Pemanasan yang dilakukan tiap uji percobaan
bertujuan untuk koagulasi protein sehingga tidak larut dalam air dan terbentuknya
endapan.
Uji Biuret adalah uji yang digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida
pada sampel protein. Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk
pada pemanasan dua molekul urea. Komposisi dari reagan ini adalah senyawa kompleks
yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N) dan
merupakan hasil reaksi antara dua senyawa urea (CO(NH2)2). Uji Biuret didasarkan
pada reaksi antara ion dan kata peptida dalam suasana basa. Pereaksi Biuret akan
berikatan pada gugus terakhir asam amino pada protein utuh diantara ikatan peptida,
dan asam amino bebas.. Hasil pengamatan percobaan menunjukkan bahwa sampel yang
diuji yaitu putih telur bereaksi positif dengan pereaksi biuret, ini dikarenakan
terbentuknya kompleks dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai peptida dalam
suasana basa. Hal ini menunjukkan bahwa pada putih telur yang bereaksi positif
terdapat ikatan peptida yang menggabungkan asam amino yang satu dengan yang
lainnya yang ditandai dengan perubahan warna menjadi ungu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Fesenden (1997) yang menyatakan bahwa dalam suasana basa, ion yang
berasal dari pereaksi Biuret (CuSO4) akan bereaksi dengan gugus –CO dan –NH dari
rantai peptida yang menyusun protein membentuk kompleks berwarna violet. Bintang
(2010) menyatakan bahwa semakin banyak asam amino bebas, ikatan peptida bebas dan
rantai terakhir asam amino, maka warna ungu akan semakin nampak.
Uji selanjutnya aitu uji xantoprotein. Uji xantoprotein merupakan uji kualitatif
pada protein yang digunakan untuk menunjukkan adanya gugus benzena (cincin fenil).
Pada uji ini, digunakan larutan HNO3 yang berfungsi untuk memecah protein menjadi
gugus benzene. Sampel yang digunakan yaitu putih Mekanisme uji xanthoprotein
mulanya terjadi pada saat dimasukkan HNO3 pekat pada sampel. HNO3 pekat dengan
sampel akan bereaksi. Reaksi tersebut adalah reaksi nitrasi dimana terjadi subtitusi atom
H+ dengan NO2 yang akan menghasilkan senyawa kompleks. Hasil yang didapat
adalah munculnya gumpalan atau cincin warna kuning yang menunjukkan bahwa pada
putih telur terdapat gugus benzena (cincin fenil).
Uji yang terakhir adalah uji millon. Uji millon umumnya digunakan untuk
menunjukkan adanya asam amino tirosin pada suatu zat. Uji millon bekerja terhadap
derivat-derivat monofenol seperti tirosin. Pereaksi yang digunakan merupakan larutan
merkuri (Hg) dalam asam nitrat (HNO₃). Tirosin akan ter-nitrasi oleh asam nitrat
sehingga memperoleh penambahan gugus N=O, gugus tersebut secara reversibel (bolak-
balik) dapat berubah menjadi N-OH (hidroksifenil). Merkuri dalam pereaksi millon
akan bereaksi dengan gugus hidroksifenil dari tirosin membentuk warna merah. Hasil
yang didapat pada praktikum ini yaitu terbentuk endapan merah yang menunjukkan
adanya asam amino tirosin pada sampel putih telur.
VII. KESIMPULAN