Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Uji Protein Fix

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Nama Kelompok :

1. Karen Ronita Naibaho

2. Lamia Eka Angraeni

3. Ledy Faulanty

4. Nabilah Delia Noviana

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PRIMA INDONESIA

Jurusan D3 Teknologi Laboratorium Medik (TLM)

Jl. Raya Babelan KM 9,6, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Bekasi Utara 17610

Telp.: (021) 89134420 dan website: www.stikesprimaindonesia.ac.id


UJI PENDAHULUAN PROTEIN

I. Tujuan Praktikum

 Untuk dapat mengidentifikasikan protein dan asam-asam amino pembangun


protein
 Untuk dapat mengetahui sifat asam amino
 Untuk dapat mempelajari beberapa reaksi uji terhadap asam amino dan protein
 Untuk dapat mengidentifikasi adanya gugus ɑ-asam amino bebas pada suatu
bahan
 Untuk dapat mengetahui adanya ikatan peptida suatu larutan

II. Prinsip dasar

Protein yang merupakan senyawa bermolekul besar yang dibangun oleh satuan‐
satuan asam amino dengan struktur kimia mengandung gugus asam karboksilat dan
gugus amina. Setiap asam amino berbeda mempunyai struktur kimia yang berbeda pula.
Jika asam amino direaksikan dengan pereaksi tertentu (pengenal protein dan asam
amino) dapat memberikan reaksi yang spesifik. Sehingga demikian hasil reaksi dengan
pereaksi pengenal ini dapat digunakan untuk identifikasi dan mengetahui adanya protein
atau asam amino dari bahan yang dianalisis.

Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino membentuk polimer
rantai lurus dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini disebut dengan peptid atau
polipeptida. Polipeptida mengalami pelipatan karena reaksi gugus fungsi dan sisi reaktif
molekul penyuunnya, sehingga tebentuklah molekul besar polipeptida yang dinamakan
protein. Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan
molekul lain seperti okseigen, mendukung secara mekanis sstem kekbalan (imunitas)
tubuh, menghasilka pergerakkan tubuh, sebagai transmitor gerak syaraf dan
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Analisa diameter protein
menghasilkan unsur-unsur C, H, N dan O dan sering juga S. Disamping itu beberapa
protein juga mengandung unsur-unsur lain terutama P, Fe, Zi dan Cu.

III. Alat dan Bahan

Alat

1. Tabung reaksi (bersih dan kering)

2. Pipet tetes

3. Gelas kimia

4. Penangas air

Bahan

1. CuSO4 5%

2. H2SO4 pekat

3. Amil alcohol

4. Fenilhidrazin HCl

5. Natrium asetat

6. Akuades

7. Larutan protein (putih telur, glisin, fenil alanin, triptofan, dan tirosin)

8. Pereaksi Hopkin Cole

9. Pereaksi Millon

10. Larutan NaOH 10%


11. Larutan CuSO4 2%

12. Ninhidrin 0,2%

13. HNO3 pekat

IV. Prosedur Kerja

a. Reaksi Biuret (tes umum protein)

2mL larutan protein/asam tambahkan tetes demi


Tambahkan 1 mL tetes larutan CuSO4
amino ke dalam tabung
NaOH 10% 0,5%
reaksi.

tes positif ditandai terbentuknya warna Amati perubahan yang


ungu terjadi

b. Tes Ninhidrin (tes umum asam amino)

2 mL larutan protein/asam tambahkan beberapa tetes larutan Panaskan


amino dalam tabung reaksi Ninhidrin 0,2% dan dikocok selama
beberapa saat. 10 menit.

reaksi positif jika terbentuk warna Amati perubahan yang terjadi


ungu

c. Tes Ksantoprotein (tes gugus fenil asam amino)

2 mL larutan tambahkan 1 mL HNO3 pekat Panaskan selama 3‐6


protein/asam amino dan kocok beberapa saat menit

reaksi positif jika terbentuk endapan kuning (warna


Amati perubahan yang
kuning akan lebih terang jika ditambahkan 2‐3 tetes
terjadi
NaOH 10%)
d. Tes Hopkin Cole (tes triptopan)

2 mL larutan protein/asam tambahkan 2 mL pereaksi Hopkin


amino dalam tabung Cole dan dikocok beberapa saat.
reaksi

Tambahkan perlahan‐lahan 1 mL
Reaksi positif bila terlihhat cincin ungu H2SO4 pekat melalui dinding
pada bidang batas tabung reaksi yang dimiringkan
sehingga terbentuk 2 lapisan

e. Tes Millon (tes asam amino tirosin)


2 mL larutan protein/asam kemudian tambahkan beberapa tetes pereaksi
amino dalam tabung Millon dan dikocok beberapa saat
reaksi

Amati perubahan yang terjadi, reaksi


Panaskan selama 4‐6 menit
positif ditandai terjadinya endapan
merah

V. Hasil Pengamatan

a. Reaksi Biuret (tes umum protein)

No Perlakuan Pengamatan

1. Putih telur + NaOH + CuSO4 Terbentuk warna ungu

b. Tes Ninhidrin (tes umum asam amino)

No Perlakuan Pengamatan

1. Putih telur + L.ninhidrin + dipanaskan Terbentuk warna ungu


c. Tes Ksantoprotein (tes gugus fenil asam amino)

No Perlakuan Pengamatan

1. Putih telur + HNO3 + Panaskan Terbentuk endapan kuning

d. Tes Hopkin Cole (tes triptopan)

No Perlakuan Pengamatan

1. Putih telur + pereaksi Hopkin Cole+ TIDAK DILAKUKAN


H2SO4 Pekat

e. Tes Millon (tes asam amino tirosin)

No Perlakuan Pengamatan

1. Putih telur + millon + panaskan Terbentuk endapan merah

VI. PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu dilakukan uji pendahuluan


protein. Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino membentuk polimer
rantai lurus dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini disebut dengan peptid atau
polipeptida. Polipeptida mengalami pelipatan karena reaksi gugus fungsi dan sisi reaktif
molekul penyuunnya, sehingga tebentuklah molekul besar polipeptida yang dinamakan
protein. Protein secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu protein sederhana yang
hanya tersusun oleh asam amino dan protein konjugasi yang tersusu tidak hanya oleh
asam amino namun juga bahan lain seperti karbohidrat (glikoprotein), asam nukleat
(nukleoprotein), lipid (lipoprotein), logam (metaloprotein) dan fosfat (fosfoprotein).

Praktikum kali ini dilakukan pengujian protein yaitu uji ninhidrin, uji biuret, uji
ksantopotein, dan uji millon. Yang pertama adalah uji ninhidrin. Uji Ninhidrin
digunakan untuk mengidentifikasi asam amino bebas yang terdapat pada sampel. Asam
amino bebas adalah asam amino yang gugus aminonya tidak terikat. Ninhidrin adalah
reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya
dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik dan bila bereaksi
dengan asam amino akan menghasilkan zat warna ungu. Hasil pengamatan percobaan
menunjukkan bahwa larutan yang diuji yaitu putih telur menunjukkan reaksi positif
terhadap larutan Ninhidrin. Hasil percobaan menunjukkan bahwa putih telur bereaksi
positif mengandung gugus amino bebas. Adanya kandungan gugus karboksil (-COOH)
dan amino bebas (NH3) pada sampel yang diuji ditunjukkan dengan perubahan warna
sampel menjadi biru pekat dan ungu. Zat warna ungu yang sama dihasilkan dari semua
asam amino α dengan gugus primer dan intensitas warnanya berbanding lurus dengan
konsentrasi asam amino yang ada. Pemanasan yang dilakukan tiap uji percobaan
bertujuan untuk koagulasi protein sehingga tidak larut dalam air dan terbentuknya
endapan.

Uji Biuret adalah uji yang digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida
pada sampel protein. Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk
pada pemanasan dua molekul urea. Komposisi dari reagan ini adalah senyawa kompleks
yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N) dan
merupakan hasil reaksi antara dua senyawa urea (CO(NH2)2). Uji Biuret didasarkan
pada reaksi antara ion dan kata peptida dalam suasana basa. Pereaksi Biuret akan
berikatan pada gugus terakhir asam amino pada protein utuh diantara ikatan peptida,
dan asam amino bebas.. Hasil pengamatan percobaan menunjukkan bahwa sampel yang
diuji yaitu putih telur bereaksi positif dengan pereaksi biuret, ini dikarenakan
terbentuknya kompleks dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai peptida dalam
suasana basa. Hal ini menunjukkan bahwa pada putih telur yang bereaksi positif
terdapat ikatan peptida yang menggabungkan asam amino yang satu dengan yang
lainnya yang ditandai dengan perubahan warna menjadi ungu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Fesenden (1997) yang menyatakan bahwa dalam suasana basa, ion yang
berasal dari pereaksi Biuret (CuSO4) akan bereaksi dengan gugus –CO dan –NH dari
rantai peptida yang menyusun protein membentuk kompleks berwarna violet. Bintang
(2010) menyatakan bahwa semakin banyak asam amino bebas, ikatan peptida bebas dan
rantai terakhir asam amino, maka warna ungu akan semakin nampak.
Uji selanjutnya aitu uji xantoprotein. Uji xantoprotein merupakan uji kualitatif
pada protein yang digunakan untuk menunjukkan adanya gugus benzena (cincin fenil).
Pada uji ini, digunakan larutan HNO3 yang berfungsi untuk memecah protein menjadi
gugus benzene. Sampel yang digunakan yaitu putih Mekanisme uji xanthoprotein
mulanya terjadi pada saat dimasukkan HNO3 pekat pada sampel. HNO3 pekat dengan
sampel akan bereaksi. Reaksi tersebut adalah reaksi nitrasi dimana terjadi subtitusi atom
H+ dengan NO2 yang akan menghasilkan senyawa kompleks. Hasil yang didapat
adalah munculnya gumpalan atau cincin warna kuning yang menunjukkan bahwa pada
putih telur terdapat gugus benzena (cincin fenil).
Uji yang terakhir adalah uji millon. Uji millon umumnya digunakan untuk
menunjukkan adanya asam amino tirosin pada suatu zat. Uji millon bekerja terhadap
derivat-derivat monofenol seperti tirosin. Pereaksi yang digunakan merupakan larutan
merkuri (Hg) dalam asam nitrat (HNO₃). Tirosin akan ter-nitrasi oleh asam nitrat
sehingga memperoleh penambahan gugus N=O, gugus tersebut secara reversibel (bolak-
balik) dapat berubah menjadi N-OH (hidroksifenil). Merkuri dalam pereaksi millon
akan bereaksi dengan gugus hidroksifenil dari tirosin membentuk warna merah. Hasil
yang didapat pada praktikum ini yaitu terbentuk endapan merah yang menunjukkan
adanya asam amino tirosin pada sampel putih telur.

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa


kesimpulan sebagai berikut :
 Pada praktikum ini dilakukan uji pendahuluan protein
 Protein yang merupakan senyawa bermolekul besar yang dibangun oleh satuan‐
satuan asam amino dengan struktur kimia mengandung gugus asam karboksilat dan
gugus amina.
 Sampel yang digunakan pada praktikum ini yaitu putih telur.
 Pengujian sifat spesifik protein dilakukan dengan uji Ninhidrin, uji Biuret, uji
Ksantootin, uji Hopki Cole dan uji millon.
 Uji Ninhidrin untuk mengdentifikasi α asam amino bebas yang terdapat pada
sampel. Hasil pengamatan percobaan menunjukkan bahwa larutan yang diuji yaitu
putih telur menunjukkan reaksi positif terhadap larutan Ninhidrin. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa putih telur bereaksi positif mengandung gugus amino bebas
yang ditunjukkan dengan perubahan warna sampel menjadi biru pekat dan ungu.
 Uji Biuret adalah uji yang digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada
sampel protein. Hasil pengamatan percobaan menunjukkan bahwa sampel yang
diuji yaitu putih telur bereaksi positif dengan pereaksi biuret, ini dikarenakan
terbentuknya kompleks dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai peptida dalam
suasana basa. Hal ini menunjukkan bahwa pada putih telur yang bereaksi positif
terdapat ikatan peptida yang menggabungkan asam amino yang satu dengan yang
lainnya yang ditandai dengan perubahan warna menjadi ungu.
 Uji xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk
menunjukkan adanya gugus benzena (cincin fenil). Hasil yang didapat adalah
munculnya gumpalan atau cincin warna kuning yang menunjukkan bahwa pada
putih telur terdapat gugus benzena (cincin fenil).
 Uji millon umumnya digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino tirosin
pada suatu zat. Hasil yang didapat pada praktikum ini yaitu terbentuk endapan
merah yang menunjukkan adanya asam amino tirosin pada sampel putih telur.

VIII. Daftar Pustaka


Chang R. 2006. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Ginting, Tjurmin. 2000. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas Pertanian.
Hala, Yusminah. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia Dasar. Jurusan Kimia FMIPA
UNM. Makassar
Katili, A.S., 2009. “Struktur an Fungsi Protein Kolagen”. Jurnal Pelangi Ilmu 2(5) : 19-
29
Pratana, Crys Fajar dkk. 2003. Kimia Dasar 2. Common Textbook. UM Press. Malang.
Sumardjo, D., 2009. Pengatur Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan
Program Strata 1. Fakultas Bioksata. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sudarmadji. 2005. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Lepdikbud. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai