Tumor Gaster
Tumor Gaster
Tumor Gaster
TINJAUAN KASUS
1.1 Pengkajian
Untuk mendapatkan gambaran yang nyata tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien Post op lapartomi tumor gaster, maka penulis
menyajikan suatu kasus yang penulis amati mulai tanggal 27Januari 2020 sampai
dengan 29 januari 2020 dengan data pengkajian pada tanggal 27 Januari 2020
pukul 08.00 WIB. Pasien MRS pada tanggal 1 Januari 2020 pukul 15.00 WIB.
Anamnesa diperoleh dari pasien dan file No. Register 62 – 39 – xx sebagai berikut:
1.1.1 Identitas
islam bahasa yang sering digunakan adalah bahasa Indonesia. Pasien adalah anak
ke dua dari Tn. S usia 40 tahun dan Ny. S usia 38 tahun, pasien tinggal di daerah
pulosari, pasien berstatus pelajar, pasien MRS pada tanggal 01 Januari 2020 jam
12.35 WIB.
Pasien mengatakan saat dirumah mengeluh nyeri perut tak kunjung sembuh,mual,
muntah nafsu makan menurun ±1 minggu, kemudian pasien pergi ke poli bedah anak
RSPAL Dr. Ramelan Surabaya, kemudian dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis
bedah anak, kemudian akan direncanakan oprasi dan pasien menunggu selama 3 bulan.
Pada tanggal 01-01-2020 An. D datang ke Poli Bedah Anak RSPAL pada jam 14.00
1
kontrol untuk persiapan operasi. Kemudian dokter menyarankan untuk MRS. Kemudian
pasien diantar ke Ruangan I bedah pada jam 15.00. Pada jam 18.00 dilakukan
pengambilan darah vena untuk pemeriksaan Laboratorium SE, HBSAG monster. Pada
tanggal 13-01-2020 pasien menjalani operasi pertama yaitu endoskopi dan pada tanggal
pasien untuk puasa 8 jam sebagai persiapan tindakan operasi. Pasien kembali dari ICU
terpasang CVP dan Intra Peritoneal Drain, kateter, mendapat terapi cairan Futrolit
1000/24 jam, injeksi Cinam 4x750 mg, injeksi Metronidazole 3x250 mg, injeksi
1.1.6 Genogram
12
Keterangan :
Laki – laki :
Perempuan :
Meninggal :
Pasien :
Garis keturunan :
Tinggal serumah :
1. B1 : Breathing (pernafasan)
simetris, tidak ada otot bantu nafas tambahan, tidak ada sputum, kemampuan
batuk efektif baik, tidak terpasang selang WSD, palpasi : teraba jelas di daerah
paru kanan, auskultasi : irama nafas reguler pernafasan 20x/menit (normal 18-
20x/menit), pola nafas eupnea, suara nafas vesikuler, tidak ada sesak nafas, tidak
ada suara nafas tambahan seperti stridor, ronchi, rales, crowing, dan gargling,
2. B2 : Blood (sirkulasi)
Inspeksi : tidak ada nyeri dada, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, palpasi : CRT <2 detik, akral teraba hangat kering merah, ictus cordis
teraba di ICS 4-5 midclavicula sinistra, irama nadi reguler, auskultasi : irama
3. B3 : Brain (persyarafan)
Inspeksi : GCS E:4 V:5 M:6 total 15, reflek cahaya (+/+), Pupil
isokor,Kepala luka post op ada jahitan diatas pusar palpasi dan perkusi : reflek
fisiologi patella (+/+) respon berupa kontraksi otot quadriceps femoris yaitu
ekstensi dari lutut, trisep (+/+) normal karena timbul kontraksi triceps, biceps (+/
+) normal karena timbul kontraksi biceps, achilles (+/+) respon normal berupa
gerakan plantar fleksi kaki, babinski (+/+) respon normal terjadi fleksi plantar
semua jari kaki, reflek patologis kaku kuduk (+/+), brudzinski I (+/+) bila kedua
tungkai bawah akan fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut, brudzinski II (+/+)
fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan lutut, kernig (+/+) respon normal
ekstensi lutut pasif akan menyebabkan rasa sakit terhadap hambatan. Dan terdapat
ditusuk tusuk.
makanan dan obat, nerus cranial II pasien mampu melihat di semua lapang
pandang secara normal, nervus cranial III pasien mampu membuka mata ke atas
dan ke bawah, nervus cranial IV pasien mampu menggerakkan bola mata, nervus
mampu bergerakke atah lateral, nervus cranial VII pasien mampu untuk
dengan baik, nervus cranial IX pasien mampu merasakan rasa manis, nervus
cranial X pasien mampu menelan makanan dengan baik, nervus cranial XI pasien
mampu mengangkat bahu dan menoleh kanan kiri, nervus cranial XII pasien
mampu menggerakkan lidah ke kanan kiri, tidak ada paralisis, tidak ada polip dan
deviasi septum. Syaraf sensorik :pasien mengatakan nyeri pada bagian perut bekas
luka operasi laparotomi, luka tersa panas seperti disayat, frequensi hilang timbul,
4. B4 : Bladder (perkemihan)
kandung kemih, tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih, pasien belum BAB
5. B5 : Bowel (pencernaan)
terdapat gigi palsu, tidak ada nyeri telan, nafsu makan menurun, pasien mual
muntatal, terpasang NGT, isi lambung warna abu-abu keruh dari selang NGT
±50cc, perkusi terdapat suara timpani pada abdomen, palpasi pada bagian perut
teraba sedkit keras (distensi), tidak ada pembesaran hepar dan lien, auskultasi
bising usus 3x/menit, Pada saat pengkajian didapatkan hasil pasien melakukan
diet khusus dengan makan minum susu cair yang didalam berisikan entramic
30gr, susu full cream 40gr, gula 20gr, total 200cc melalui NGT selama 6x50cc
6. B6 : Bone (muskuluskeletal)
Inspeksi : tidak ada edema, kemapuan pergerakan sendi bebas, tidak ada
atrofi atau hipertrofi, tidak ada paralisis dan hemiparase, tidak ada deformitas,
tidak ada nyeri sendi, tidak ada nyeri tulang, tidak ada riwayat fraktur, klien
tidak ada dislokasi, tidak ada alat bantu seperti gips, kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
Keterangan :
kulit sekitar luka yang terpasang hepafik terlihat kemerahan, tidak terdapat
7. Sistem integumen
pembedahan post op laparatomi , ada luka bekas operasi, warna kulit sawo
matang.
Jam tidur SMRS : siang 12.00-15.00 WIB malam 22.00-05.00 WIB total
tidur pasien SMRS 8 jam. Jam tidur MRS : siang 12.00-14.00 WIB malam 21.00-
9. Sistem penginderaan
bentuk mata simetris, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
tidak ada kelainan pada mata, reflek cahaya +/+, lapang pandang luas, telinga
tidak ada kelainan pendengaran, tidak ada lesi di telinga, tidak ada alat bantu
pendengaran, hidung (penciuman) : bentuk hidung simetris, tidak ada polip, tidak
ada deviasi septum, tidak ada gangguan penciuman, lidah (pengecap) : kondisi
lidah bersih, tidak ada kesulitan menelan, uvula di tengah, bicara normal tidak ada
kesulitan.
10. Endokrin
menstruasi.
SMRS : pasien mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari,
pasien mandi 1x/hari (diseka), gosok gigi 1x/hari dibantu neneknya, ganti pakaian
13. Psikososiocultural
penyakit yang dialami saat ini dan sadar akan kemampuan diri sendiri, identitas
diri : pasien seorang perempuan usia 12 tahun, peran diri : pasien berstatus
sebagai pelajar, ideal diri : pasien dan keluarga yakin pasti akan sembuh dari sakit
yang dialaminya saat ini, harga diri : pasien tampak tenang dalam proses
diri. Pola bermain MRS: pasien tidak bisa bermain saat masuk rumah sakit
keterbatasan gerak.
dalam melakukan aktivitas tanpa adanya suatu hambatan dan batasan serta
1 : Mandiri
Kemampuan perawatan diri
2 : alat bantu
Tabel 3.2 Kemampuan Perawatan diri An. D
3:Dibantu orang
Aktivitas SMRS MRS lain dan alat :
Mandi 1 3
Tergantung/tidak
Berpakaian/dandan 1 3
mampu
Toileting/eliminasi 1 2
Mobilitas di tempat tidur 1 3
Berpindah 1 3
Berjalan 1 3
Naik tangga 1
Berbelanja 1
Memasak 1
Pemeliharaan rumah 1
Alat bantu berupa :folly cateter, disekitar kateter Nampak terlihat kotor, terasa
SMRS : pasien mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti pakaian 2x/hari,
pasien mandi 1x/hari (diseka), gosok gigi 1x/hari dibantu neneknya, ganti pakaian
18. Aktivitas
Sebelum sakit pasien aktif bermain sendiri dengan kakaknya di rumah dan
berkumpul bersama.
19. Rekreasi
Pasien melakukan rekreasi saat ada hari libur bersama keluarganya dan
20. Berolahraga
Pasien rutin melakukan jalan pagi tiap hari minggu bersama kakanya