Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Keterampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR #1

KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

Oleh
Dian Risdiawati

Konsep Keterampilan Membuka Pelajaran


Membuka pelajaran adalah kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan oleh guru
sebagai bentuk prakondisi siswa agar tercipta suasana siap baik fisik maupun mental sehingga
siswa dapat memusatkan perhatian mereka pada pelajaran yang akan diterima.
Pada dasarnya, berhasil atau tidaknya siswa mencapai tujuan pembelajaran ditentukan
oleh strategi dan keterampilan mengajar guru di awal pelajaran. Jika guru mampu
mengucapkan kalimat-kalimat dan menciptakan aktivitas yang dapat memfokuskan perhatian
siswa, maka besar kemungkinan pembelajaran akan berhasil.
Perlu diketahui bahwa kegiatan mengisi daftar hadir, menertibkan siswa, menyuruh
siswa mempersiapkan alat tulis bukanlah kegiatan yang dapat dikatakan sebagai membuka
pelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan tersebut belum tentu dapat memusatkan perhatian
siswa pada pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Menurut Suwarna (2006) kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh
guru pada awal jam pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran
yang diberikan selama jam pelajaran itu.

Tujuan Kegiatan Membuka Pelajaran


Secara rinci tujuan dari kegiatan membuka pelajaran adalah sebagai berikut.
1. Memberikan bayangan/gambaran awal pelajaran yang akan dipelajari siswa
2. Menumbuhkan minat terhadap pembelajaran
3. Membantu siswa untuk mengetahui batasan tugas yang akan dikerjakan
4. Membantu siswa untuk menautkan pengalamannya dengan hal baru yang akan dipelajari

Wujud Kegiatan Membuka Pelajaran


Kegiatan membuka pelajaran dapat diwujudkan dengan cara sebagai berikut.
1. Menarik perhatian dan minat
Tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat banyak hal di luar kelas yang menarik perhatian
siswa. Hal-hal tersebutlah yang acap kali membuat siswa tidak fokus pada pembelajaran.

Disajikan dalam perkuliahan Microteaching Jurusan Tadris Bahasa Indonesia IAIN Tulungagung pada 15 Maret 2021
Oleh karena itu, guru perlu menarik perhatian dan menumbuhkan minat siswa pada pelajaran.
Guru perlu menghubungkan antara materi yang disampaikan dengan minat dan kebutuhan
siswa. Cara untuk menarik perhatian dan minat siswa antara lain:
a. Mengaitkan materi dengan berita terkini atau budaya
Berita-berita yang tengah hangat di kalangan siswa/masyarakat dapat digunakan untuk
menarik minat siswa. Siswa-siswa biasanya memperoleh berita dari televisi, media sosial,
internet, dan koran. Selain itu, guru juga dapat menggunakan kebiasaan/budaya yang tengah
digandrungi siswa. Misalnya menggunakan cerita/tradisi lisan setempat atau menggunakan
permainan yang sedang populer di kalangan siswa. Jika guru dapat mengikuti arus berita dan
kebiasaan siswa ini, dan kemudian bisa mengaitkannya dengan materi yang akan
disampaikan, maka guru tidak akan kesulitan dalam menarik perhatian dan minat siswa.
b. Bercerita
Guru bisa menggunakan cerita yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan untuk
membangkitkan minat siswa. Dengan metode dan gaya bercerita yang baik tentunya. Selain
bisa membangkitkan minat siswa, guru dapat menyelipkan motivasi belajar dan nilai-nilai
karakter yang bisa diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menggunakan media pembelajaran
Untuk menumbuhkan minat dan memancing perhatian siswa, guru dapat menggunakan media
pembelajaran/alat peraga yang relevan. Contohnya dengan membawa gambar, skema, globe,
torso, bahkan membawa media audio visual. Terlebih lagi jangkauan teknologi juga semakin
berkembang, sehingga guru tidak akan kesulitan membuat media pembelajaran yang dapat
menarik perhatian dan minat siswa.
d. Melakukan variasi gaya mengajar
Minat dan perhatian siswa juga dapat timbul karena adanya variasi gaya mengajar guru. Guru
yang biasanya menggunakan metode ceramah dan hanya berdiri di depan kelas, dapat
memilih untuk menggunakan gaya lain, misalnya dengan berdiri di tengah kelas dan
membaca puisi terlebih dahulu. Pada kesempatan lain, guru dapat memilih berdiri di belakang
kelas sambil mengajak bernyanyi bersama atau bercerita dengan ekspresif.
e. Menyinggung tentang tugas yang dilakukan siswa
Guru bisa membahas pekerjaan rumah siswa di awal pelajaran. Kegiatan ini bisa menjadi
recall siswa dan menambah semangat untuk memulai pelajaran. Guru juga bisa
menambahkan penghargaan/reward kepada siswa yang telah menyelesaikan pekerjaan
dengan baik dan terus memotivasi siswa yang kurang mampu menyelesaikan pekerjaan.
f. Mengandaikan persoalan

Disajikan dalam perkuliahan Microteaching Jurusan Tadris Bahasa Indonesia IAIN Tulungagung pada 15 Maret 2021
Persoalan ata pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dalam pelajaran hendaknya
merupakan hal-hal yang biasa terjadi dalam kehidupan siswa. Contohnya, “Apa yang akan
kamu katakan seandainya ada orang yang bertanya mengapa kamu sebagai Muslim
diwajibkan salat?” atau “Apa yang kamu lakukan seandainya kamu disalahkan atas perbuatan
yang tidak kamu lakukan?” Persoalan harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga mengarah
pada pelajaran yang akan disampaikan.

2. Menumbuhkan motivasi
Untuk menumbuhkan motivasi, guru dapat melakukan dengan cara:
a. Bersikap hangat dan antusias
Di dalam kelas, guru perlu menciptakan rasa nyaman. Hal ini bisa dilakukan dengan guru
bersikap ramah, bersahabat, ceria, semangat, hangat, dan akrab kepada siswa. Dengan begitu,
motivasi siswa bisa muncul.
b. Memunculkan rasa ingin tahu
Untuk menstimulus rasa ingin tahu siswa, guru bisa menggunakan media, cerita, menyajikan
fakta-fakta menarik yang relevan dengan materi. Kemudian, guru mengajukan pertanyaan
yang berhubungan dengan hal-hal tersebut dan menyajikan jawabannya dalam materi yang
akan dipelajari.
c. Mengemukakan ide yang bertentangan
Guru dapat mengemukakan ide-ide yang bertentangan dengan mengemukakan masalah atau
kondisi-kondisi yang berbeda dengan kenyataan sehari-hari.

3. Memberi acuan
Yang dimaksudkan dengan memberi acuan di sini adalah guru memberikan gambaran singkat
tentang hal yang akan dipelajari oleh siswa dan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam
pembelajaran. Caranya dengan:
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran
Dengan guru menjelasakan tujuan pembelajaran, siswa dapat mengetahui arah dari
pembelajaran yang akan dilakukan. Sehingga siswa dapat fokus pada tujuan pembelajaran
tersebut.
b. Menyampaikan garis besar pelajaran
Menyampaikan pokok pikiran atau garis besar pelajaran untuk menarik perhatian sangatlah
penting. Penyampaian ini seperti halnya penyampaian tajuk rencana dalam sebuah surat kabar
yang dapat menarik minat para pembaca.

Disajikan dalam perkuliahan Microteaching Jurusan Tadris Bahasa Indonesia IAIN Tulungagung pada 15 Maret 2021
c. Menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Dengan menjelasakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran di awal pembelajaran, siswa
akan lebih terfokus dan terarah.

4. Membuat kaitan pelajaran dengan topik baru


Pelajaran dengan topik baru tentu bisa dikaitkan dengan pelajaran-pelajaran yang telah
dikuasai siswa. Hal ini agar manarik perhatian siswa dan lebih mempertajam pemahaman
siswa terhadap rangkaian pelajaran tersebut. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan guru
untuk membuat kaitan pelajaran dengan topik baru adalah:
a. Mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk meninjau seberapa jauh materi yang
dipahami oleh siswa. Selain itu, guru bisa meminta siswa untuk membaca ringkasan atau
menceritakan kembali secara singkat materi yang telah dipelajari.
b. Membandingkan pengetahuan terdahulu dengan pengetahuan yang akan disampaikan.
Contohnya guru menanyakan seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi
pengurangan sebelum mempelajari materi perkalian.

Konsep Keterampilan Menutup Pelajaran


Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran. Tujuannya adalah untuk:
1. Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran.
2. Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam membelajarkan materi pada siswa.
3. Membantu siswa untuk mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah
dikuasainya dengan hal-hal yang baru saja dipelajarinya.
Kegiatan menutup pelajaran dapat diwujudkan dengan cara-cara sebagai berikut.
1. Meninjau kembali penguasaan siswa pada inti pelajaran
Meninjau kembali/reviewing dapat dilakukan dengan guru memberikan tugas kepada siswa
untuk membuat ringkasan materi baik secara lisan maupun tertulis.
2. Melakukan evaluasi
Salah satu cara untuk mengetahui apakah siswa mendapatkan gambaran yang utuh tentang
suatu konsep yang diajarakan adalah dengan penilaian. Guru dapat memberi pertanyaan-
pertanyaan atau tugas-tugas sebagai bentuk evaluasi. Contohnya:
a. Mendemontrasikan keterampilan. Pada akhir suatu penggalan siswa dapat diminta
mendemontrasikan keterampilan. Misalnya setelah guru mengajarkan tentang tayamum,
siswa diminta untuk mendemonstrasikannya.

Disajikan dalam perkuliahan Microteaching Jurusan Tadris Bahasa Indonesia IAIN Tulungagung pada 15 Maret 2021
b. Mengaplikasikan ide baru. Apabila guru setelah menerangkan suatu prinsip. Siswa pada
situasi yang lain dapat menerapkan prinsip itu pada situasi lain.
c. Mengekspresikan pendapat. Siswa dapat diminta mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas.
d. Memberi soal-soal. Guru dapat memberi soal-soal untuk dikerjakan siswa. Soal-soal itu
dapat berbentuk uraian, tes objektif, atau mengisi lembar kerja.

Prinsip-Prinsip Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Menurut Hasibuan, dkk (1994) terdapat prinsip-prinsip penggunaan keterampilan membuka
dan menutup pelajaran.
1. Bermakna
Usaha untuk menarik perhatian atau memotivasi siswa harus sesuai dengan isi dan tujuan
pembelajaran. Cerita singkat atau lawakan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran
hendaknya dihidari.
2. Berurutan dan berkesinambungan
Kegiatan ini dilakukan oleh guru dalam memperkenalkan/merangkum kembali pelajaran
sebagai bagian dari kesatuan yang utuh. Perwujudan prinsip berurutan dan berkesinambungan
ini memerlukan adanya suatu susunan bahan pelajaran yang tepat, sesuai dengan minat siswa,
ada kaitan logis antara satu bagian dengan bagian yang lain, sehingga dapat disusun rantai
kognisi yang jelas dan tepat.

Disajikan dalam perkuliahan Microteaching Jurusan Tadris Bahasa Indonesia IAIN Tulungagung pada 15 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai