2 Laporan Hitung Leukosit - Kelompok 4
2 Laporan Hitung Leukosit - Kelompok 4
2 Laporan Hitung Leukosit - Kelompok 4
HITUNG LEUKOSIT
OLEH :
KELOMPOK 4B
NAMA NIM
ARNI ROSITA 1907026006
AN NISSA FALAQ QURRAHMAH 1907026048
MUHAMMAD SATRIA PAMUNGKAS 1907026033
PUTRI ANNISA PUJI LESTARI 1908026027
RAMA ZULVIKAR 1907026028
THANIA FATHIMAH AZ ZAHRA 1907026003
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini antara lain:
- Untuk mengetahui teknik pengambilan darah untuk perhitungan sel darah
putih
- Untuk mengetahui jenis-jenis sel darah putih
- untuk mengetahui jumlah sel darah putih normal manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4.2 Pembahasan
Leukosit atau yang juga dikenal sebagai sel darah putih adalah komponen
dari darah yang merupakan bagian penting dari sistem pertahanan tubuh. Leukosit
berfungsi untuk melawan mikroorganisme penyebab infeksi, sel tumor, dan zat-
zat asing berbahaya yang masuk ke dalam tubuh. Normalnya, jumlah leukosit
pada manusia berada pada kisaran 4.000-11.000/mm3 (Bakhri, 2018).
Leukosit diproduksi dalam sumsum tulang belakang, kelenjar limfa, dan
limpa. Leukosit menyusun darah sebesar 45% bersama dengan eritrosit dan
trombosit. Sel leukosit memiliki inti dan sebagian besar dapat bergerak serta
menembus dinding kapiler. Ciri-ciri leukosit yaitu tidak berwarna (bening),
bentuknya tidak tetap (amoeboid), dan ukurannya lebih besar dari pada eritrosit
(Maharani dan Noviar, 2018).
Berdasarkan keberadaan granula, leukosit dibagi menjadi dua; granulosit
dan agranulosit. Granulosit adalah leukosit yang memiliki granula. Granulosit
terdiri dari neutrofil, eosinofil, dan basofil. Agranulosit adalah leukosit yang tidak
memiliki granula. Agranulosit terdiri dari limfosit dan monosit (Maharani dan
Noviar, 2018).
Neutrofil adalah sel darah putih yang pada umunya berfungsi sebagai
fagositosis terhadap bakteri. Neurofil merupakan penyusun sel darah putih yang
paling banyak, yaitu sekitar 50%-70% dari keseluruhan leukosit. Neutrofil terbagi
menjadi dua jenis yaitu neutrofil batang dan neutrofil segmen. Neutrofil batang
sering juga disebut neutrofil tapal kuda karena bentuk intinya yang seperti tapal
kuda. Neutrofil batang adalah bentuk dari sel neutrofil muda yang nantinya akan
mengalami pematangan sehingga bentuk intinya akan berubah menjadi
bersegmen. Ketika sudah mengalami pematangan neutrofil batang disebut
neutrofil segmen. Neutrofil segmen disebut juga neutrofil polimorfonuclear
karena inti selnya terdiri dari beberapa segmen yang dihubungkan dengan benang-
benang kromatin. Biasanya jumlah segmen yang terbentu adalah 3-6 segmen. Jika
segmennya lebih dari 6 maka disebut dengan neutrofil hipersegmen (Maharani
dan Noviar, 2018).
Eosinofil adalah sel darah putih yang berfungsi sebagai fagositosis dan
penghasil antibodi terhadap antigen yang dikeluarkan oleh parasit. Eosinofil
bergranula kasar yang berwarna merah-oranye dan intinya bersegmen. Pada
umumnya inti eosinofil memiliki dua segmen. Normalnya, jumlah eosinofil
adalah 2-4% dan akan bertambah jika terjadi infeksi parasite atau terjadi reaksi
alergi (Maharani dan Noviar, 2018).
Basofil merupakan jenis leukosit yang jumlahnya paling sedikit, yaitu
kurang dari 2% dari jumlah keseluruhan leukosit. Basofil berperan dalam reaksi
hipersensivitas yang berhubungan dengan Imunoglobulin F (IgF). Basofil
memiliki granula kasar berwarna ungu atau biru tua yang terkadang menutupi inti
selnya. Inti sel pada basofil memiliki segmen. Granula pada basofil mengandung
heparin histamin dan substansi anafilaksis (Maharani dan Noviar, 2018).
Limfosit adalah leukosit paling banyak kedua setelah neutrofil. Jumlahnya
20-40% dari total keseluruhan leukosit. Pada orang dewasa, jumlah limfosit
cenderung lebih sedikit dari pada anak-anak. Jika terjadi infeksi virus, jumlah
limfosit akan meningkat. Berdasarkan fungsinya, limfosit terbagi menjadi dua
yaitu sel B dan sel T. Sel B dibuat di sumsum tulang belakang yang berfungsi
untuk memproduksi antobodi, sedangkan sel T berfungsi untuk menyerang sel
tubuh yang sudah terpapar patogen. Berdasarkan ukurannya, limfosit terbagi
menjadi tiga yaitu resting lymphocyte yang berukuran (7-10μm) dengan inti sel
yang bulat atau oval, reactive (atypical) lymphocyte yang berukuran paling besar
dan jumlahnya akan bertambah jika terjadi infeksi, dan large granular lymphocyte
yang ukurannya lebih besar dari resting lymphocyte dan memiliki granula kasar
azurofilik (Maharani dan Noviar, 2018).
Monosit merupakan jenis leukosit yang ukurannya paling besar dan
memiliki inti sel yang bergranula kromatin halus. Bentuk inti selnya menekuk
menyerupai ginjal/biji kacang. Monosit berfungsi sebagai fagosit
mikroorganisme, khususnya jamur dan bakteri, dan berperan dalam reaksi imun.
Jumlah monosit adalah sekitar 3-8% dari total keseluruhan leukosit (Maharani dan
Noviar, 2018).
Pada perhitungan manual dalam menghitung jumlah limfosit diperlukan
beberapa bahan khusus seperti Larutan Turk. Menurut literatur (Rahmadhanty
dkk, 2019), larutan turk adalah larutan pengencer darah yang terdiri atas campuran
asam asetat glasial dengan konsentrasi sebesar 2%, gentian violet dengan
konsentrasi sebesar 1%, serta aquades. Asam lemah yang terdapat pada asam
asetat glasial akan melisiskan sel-sel lainnya dan leukosit akan terwarnai oleh
gentian violet agar memudahkan dalam proses penghitungan. Gentian violet
bersifat basa yang berperan sebagai zat pewarna bagi inti dan granula leukosit
yang bersifat asam. Asam asetat glasial yang ditambahkan dengan gentian violet
akan menghasilkan reaksi absorbsi pada sel darah, sehingga asam asetat glasial
akan melisiskan sel selain leukosit dan mewarnai inti serta granula pada leukosit.
Menurut literatur (Harahap dan Pahutar, 2017), jumlah leukosit dalam
darah berdasarkan beberapa tingkatan kehidupan yaitu, saat lahir jumlah leukosit
berkisar antara 15.000-25.000μL dan memasuki hari ke-empat jumlah leukosit
akan turun hingga mencapai 12.000μL. Sedangkan pada orang dewasa jumlah
leukositnya adalah sekitar 4.000-11.000μL. Khusus untuk neonatus (bayi mulai
dari dilahirkan hingga usia satu bulan) menurut literatur (Fitriani dkk, 2016) dapat
dibagi menjadi beberapa bagian waktu yaitu pada usia 1 hari jumlah leukositnya
adalah 9.400-34.000/mm3, pada usia 2-6 hari jumlah leukositnya ialah 5.000-
21.000/mm3, dan pada usia 1-4 minggu jumlah leukositnya berkisar antara 5.000-
19.500/mm3. Kadar leukosit normal menurut literatur (Pratiwi dkk, 2014) yaitu
pada anak usia kurang dari 2 tahun adalah 16.000-17.000mm 3, pada anak usia 2-5
tahun jumlah leukositnya adalah 5.500-15.000mm3, jumlah leukosit pada anak
berusia 6-12 tahun ialah 5.000-14.500mm3, dan pada anak berusia 13 tahun
hingga menginjak usia remaja pada 18 tahun jumlah leukositnya adalah 4.500-
13.000mm3.
Menurut literatur (Firani, 2018) kelainan pada leukosit dalam darah
manusia dapat dilihat berdasarkan aspek kuantitatifnya berupa ketidaknormalan
jumlah leukosit yaitu jumlah leukosit yang terlalu sedikit disebut leukopenia atau
jumlah leukosit yang terlalu banyak yang disebut leukositosis. Jumlah leukosit
normal untuk orang dewasa adalah 5.000-10.000/mm3. Selain itu leukosit yang
bersifat ganas juga dapat menyebabkan penyakit leukemia. Menurut literatur
(Amylia dan Surjaningrum, 2014) dijelaskan bahwa leukemia adalah penyakit
kanker darah kronis yang menyerang sel-sel darah putih yang dihasilkan di sum-
sum tulang. Leukemia terbagi menjadi 4 jenis, yaitu Acute Lymphoblastic
Leukemia (ALL) yang sering menyerang anak-anak, Chronic Lymphotic
Leukemia (CLL), Acute Myeloblastic Leukimia (AML), dan Chronic Myelotic
Leukemia (CML) yang diderita oleh orang dewasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah leukosit dalam darah menurut
Harahap dan Pahutar (2017), ialah adanya aktifitas fisik yang berat sehingga
memicu perubahan secara fisiologis dalam tubuh. Namun, hal ini juga dipengaruhi
oleh faktor-faktor lainnya seperti durasi latihan fisik yang dilakukan, status fisik
tubuh saat melakukan aktifitas, dan zat gizi yang dikonsumsi oleh tubuh. Jumlah
leukosit dalam sirkulasi darah sangat cepat dan mudah mengalami perubahan,
dapat meningkat dan juga menurun. Nilai relatifnya dapat berubah dengan adanya
stimulasi yang dirangsang oleh tubuh baik secara farmakologis ataupun sebagai
respon terhadap kebutuhan fisiologis seperti berolahraga yang cenderung akan
mengakibatkan tingginya kadar leukosit dalam darah (leukositosis).
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesalahan dalam perhitungan
leukosit diantaranya yaitu:
- Darah atau Larutan Turk yang diambil menggunakan pipet tidak tepat
(dapat kelebihan atau kekurangan)
- Pipet yang digunakan masih basah sehingga terdapat penambahan volume
cairan dan darah terkontaminasi
- Adanya gelembung udara saat memipet darah atau Larutan Turk
- Adanya gelembung udara pada kaca penutup karena peletakannya yang
kurang tepat
- Kesalahan penghitungan sel yang menyinggung garis
- Tidak cekatan sehingga terjadi pembekuan pada sampel darah
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Teknik yang digunakan dalam pengambilan darah yaitu menggunakan
jarum Francke atau autoklik.
- Sel darah putih terbagi menjadi 2 jenis yaitu agranulosit yang terdiri dari
neutrofil, eosinofil dan basofil, dan agranulosit yang terdiri dari limfosit
dan monosit.
- Jumlah sel darah putih normal pada manusia adalah berkisar antara 4 ×
109/L sampai 1.1 × 1010/L.
5.2 Saran
Sebaiknya, pada praktikum selanjutnya, digunakan sampel darah dari
probandus yang memiliki rentang usia 15-20 tahun dan rentang usia 45-50 tahun
untuk variasi data dan hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Dian, dkk. 2016. Hubungan Kualitas Tidur Dengan Kadar Leukosit,
Limfosit, dan Monosit , Granulosit. Jurnal Farmaka. 17(2)
Amylia, Yatni dan Surjaningrum, Endang. 2014. Hubungan antara Persepsi
Dukungan Sosial dengan Tingkat Kecemasan pada Penderita Leukemia.
Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. 3(2) : 79-84
Aryulina, Diah, et al. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Bakhri, Syamsul. 2019. Analisis Jumlah Leukosit dan Jenis Leukosit pada
Individu yang Tidur dengan Lampu Menyala dan yang Dipadamkan. Jurnal
Media Analis Kesehatan. 1(1): 83-91.
Bakhri, Syamsul. AK. 2018. Analisis Jumlah Leukosit Dan Jenis Leukosit Pada
Individu Yang Tidur Dengan Lampu Menyala Dan Yang Dipadamkan.
Jurnal Media Analisis Kesehatan. 1(1): 2621-9557.
CDC. 2005. Hematological and Iron-Related Analytes–Reference Data for
Persons Aged 1 Year and Over: United States, 1988-94. Vital and Health
Statistics. 11 (247): 5
Ferdhyanti, Ulfa. 2019. Teknik Hitung Leukosit dan Eritrosit Urine. Sidoarjo:
Uwais Inspirasi Indonesia.
Firani, Novi Khila. 2018. Mengenali Sel-Sel Darah dan Kelainan Darah.
Malang : UB Press
Fitriani, Eva Chandra dkk. 2019. Hubungan Kadar dan Hitung Jenis Leukosit
pada Angka Mortalitas Neonatus dan Bayi Akibat Sepsis di Kabupaten
Malang. Jurnal Bio Komplementer Medicine. 6(3):183-189.
Harahap, Novita Sari dan Pahutar, Urat Purnama. 2017. Pengaruh Aktifitas Fisik
Aerobik dan Anaerobik terhadap Jumlah Leukosit pada Mahasiswa Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Jurnal Ilmiah Ilmu
Keolahragaan. 1(2): 96-104
Higuera, Valencia and Weatherspoon, Deborah. 2018.
www.healthline.com/health/wbc-count. Diakses pada 16 November
2020.
LaFleur-Brooks, M. 2008. Exploring Medical Language: A Student-Directed
Approach (&th ed.). St. Louis, Missouri, US: Mosby Elsevier
Maharani, Eva Ayu dan Noviar, Ganjar. 2018. Imunohematologi dan Bank
Darah. Jakarta: LIPI Press.
Pearce, Evelyn C. 2010. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Kompas Gramedia
Pratiwi, Suci dkk. 2014. Gambaran Hitung Leukosit Pre Operatif Pada Tiap-Tiap
Tingkat Keparahan Apendisitis Akut Anak (Berdasarkan Klasifikasi
Cloud) di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2011-
Desember 2012. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Riau. 1 (2) : 1-13
Rahmadhanty, Wa Nur Arlin. 2019. Efektivitas Ekstrak Buah Asam Jawa
(Tamarindus indica L.) terhadap Hitung Jumlah Leukosit Metode
Langsung. Jurnal MediLab Mandala Waluya Kendari. 3(2):155-160
Rinawati, Dewi dan Muhammad Reza. 2016. Gambaran Hitung Jumlah Dan Jenis
Leukosit Pada Eks Penderita Kusta Di RSK Sitanala Tanggerang Tahun
2015. Jurnal Medikes. 3(2):103-110.
Shodique dkk. 2000. Exercise-Induced Leucocytosis in Some Healthy Adult
Nigerians. African Journal Of Biomedical Research. 3(2):85-88.