Manajemen Keuangan Dan Penganggaran Kesehatan "Penganggaran Di Dinas Kesehatan Provinsi"
Manajemen Keuangan Dan Penganggaran Kesehatan "Penganggaran Di Dinas Kesehatan Provinsi"
Manajemen Keuangan Dan Penganggaran Kesehatan "Penganggaran Di Dinas Kesehatan Provinsi"
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan
kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus
pada penduduk rentan, antara lain ibu, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.
Dinas Kesehatan merupakan satuan kerja pemerintahan daerah kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang kesehatan di
kabupaten/kota.
Dinas Kesehatan adalah suatu instansi pemerintah sebagai unsur pelaksana otonomi
daerah dalam bidang kesehatan dan dipimpin langsung oleh seorang Kepala Dinas dan
berkedudukan di bawah naungan Kepala Daerah serta bertanggung jawab langsung pada
Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Sekretaris dinas membawahi beberapa kepala
Sub bagian yaitu, Kepala Sub Bagian Perencanaan, Kepala Sub Bagian Umum dan
Pelayanan, Kepala Sub Bagian Keuangan. Tugas pokok Dinas Kesehatan adalah
melaksanakan urusan pemerintah daerah sesuai dengan asas otonomi serta kewajiban
pembantuan dalam bidang kesehatan di lingkup daerah atau kabupaten 1.
Dinas Kesehatan memerlukan perencanaan dan analisis laporan keuangan untuk
mengetahui anggaran pemasukan maupun pengeluaran. Analisis adalah proses
perencanaan yang terdiri beberapa bagian atau komponen yang saling berhubungan atau
berkesinambungan agar mendapatkan pengertian yang berupa sumber informasi yang
tepat serta memiliki pemahaman arti secara keseluruhan. Sedangkan laporan keuangan
adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi
penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang mendasari angka-angka tersebut 2.
Anggaran pada Dinas Kesehatan ini tidak bisa dilihat dari perhitungan Laba Rugi
karena Dinas Kesehatan merupakan suatu instansi pemerintah yang laporan keuangannya
direalisasikan melalui dana PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang mana PAD adalah dana
yang diperoleh dari biaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sedangkan yang
termasuk di dalam pengeluaran Dinas Kesehatan adalah belanja pegawai, belanja modal,
belanja barang dan jasa, yang diakomodir dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah), DAK (Dana Alokasi Khusus), dan BOK (Biaya Operasional
Kesehatan).
Renstra Dinas Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif
yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan
langsung oleh Dinas Kesehatan maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat
untuk kurun waktu tahun lima tahun. Renstra Dinas Kesehatan ini didasarkan pada
struktur organisasi Dinas Kesehatan yang memberikan penekanan pada pencapaian
sasaran prioritas nasional, daerah provinsi, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan di provinsi dan kabupaten/kota, dan Sustainable Development Goals (SDG’s)
dan isu-isu strategis lain sesuai kondisi daerah.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah Overview SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja) di Dinas
Kesehatan Provinsi?
2. Bagaimanakah tujuan, ruang lingkup, dan proses perencanaan anggaran di Dinas
Kesehatan Provinsi?
3. Bagaimanakah penggerakan dan pelaksanaan anggaran di Dinas Kesehatan Provinsi?
4. Bagaimanakah pengawasan dan pengendalian anggaran di Dinas Kesehatan Provinsi?
Penentuan beban kerja diatas, didasarkan pada jumlah penduduk, luas wilayah,
besaran masing-masing Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, dan
kemampuan keuangan Daerah untuk Urusan Pemerintahan Wajib dan berdasarkan
potensi, proyeksi penyerapan tenaga kerja, dan pemanfaatan lahan untuk Urusan
Pemerintahan Pilihan 3.
Dinas Daerah provinsi dibedakan dalam 3 (tiga) tipe, yaitu:
a. Dinas Daerah provinsi tipe A untuk mewadahi pelaksanaan fungsi dinas Daerah
provinsi dengan beban kerja yang besar.
b. Dinas Daerah provinsi tipe B untuk mewadahi pelaksanaan fungsi dinas Daerah
provinsi dengan beban kerja yang sedang.
c. Dinas Daerah provinsi tipe C untuk mewadahi pelaksanaan fungsi dinas Daerah
provinsi dengan beban kerja yang kecil 4.
Dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 58 Tahun 2018 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dimana Dinas Kesehatan
Provinsi terdiri atas:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat
c. Bidang Kesehatan M asyarakat
d. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
e. Bidang Pelayanan Kesehatan
f. Bidang Sum ber Daya Kesehatan
g. UPT Dinas
h. Kelompok Jabatan Fungsional 5.
Struktur organsasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, sebagaimana diagram
dibawah ini:
Sumber: Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 58 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Secara umum, sumber biaya kesehatan dapat dibedakan menjadi pembiayaan yang
bersumber dari anggaran pemerintah dan pembiayaan yang bersumber dari anggaran
masyarakat. Di dalam bab ini akan dibahas mengenai persentase anggaran kesehatan
dalam APBD dan anggaran kesehatan per kapita. Selain itu, juga dijelaskan mengenai
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
A. Kesimpulan
1. Overview SOTK Dinas Kesehatan Provinsi
Pembentukan dan susunan Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perda, setelah
mendapat persetujuan dari Menteri bagi Perangkat Daerah provinsi dan dari gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi Perangkat Daerah kabupaten/kota. Persetujuan
Menteri atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, diberikan berdasarkan
pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar
dan Urusan Pemerintahan. Kedudukan, susunan organisasi, perincian tugas dan
fungsi, serta tata kerja Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
2. Tujuan, ruang lingkup, dan proses perencanaan anggaran di Dinas Kesehatan Provinsi
Penyusunan perencanaan disusun dengan mengikuti tahapan atau siklus tertentu.
Tahapan tersebut biasanya berbeda-beda tergantung pada jenis perencanaan, serta
tujuan perencanaan dan konteks perencanaan. Secara garis besar perencanaan sosial
dapat dirumuskan menjadi lima tahapan yang meliputi identifikasi masalah dan
penentuan tujuan.
3. Penggerakan dan pelaksanaan anggaran di Dinas Kesehatan Provinsi
Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan kesehatan yang
berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan
termanfaatkan. Sehingga, penggerakan dan pelaksanaan anggaran di Dinas Kesehatan
dapat berjalan dengan baik apabila perencanaan dan pembiayaan serta ketersediaan
sumber dana dapat diatur dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kemenkes RI.
2. Rahmah, M., & Komariah, E. (2016). Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai Kinerja
Keuangan Industri Semen yang Terdaftar di BEI. Jurnal Online Insan Akuntan, 1(1), 43-
58.
3. Pemerintah Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Lembaran RI Tahun 2014, No.23. Jakarta: Sekretariat Negara.
4. Pemerintah Indonesia. (2016). Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah. Lembar RI Tahun 2016, No.18. Jakarta: Sekretariat Negara.
5. Peraturan Gubernur Jawa Tengah. (2018). Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 58
Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Semarang: Sekretariat Daerah.
6. Notoatmodjo, Soekidjo., 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip Dasar.
Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.
7. A.A. Muninjaya. (2004). Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 220-234.
8. Rusniati & Haq, Ashanul. (2014). Perencanaan Strategis dalam Perspektif Organisasi.
Jurnal INTEKNA, No.2, 102-209.
9. Arianie,G & Puspitasari, N. (2017). Perencanaan Manajemen Proyek dalam
Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Sumber Daya Perusahaan. Jurnal Teknik Industri
Undip, 12(3), 189-196.
10. Wiyono, E. (2009). Macam-Macam Penganggaran. http://e-
journal.uajy.ac.id/3428/3/2EA14301.pdf. Diakses pada 19 Maret 2019.
11. Pemerintah Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Jakarta: Sekretariat Negara.
12. Ulfa, Nur. (2013). Pengelolaan Sistem Keuangan Daerah dengan Sistem Anggaran
Berbasis Kinerja. Jurnal Administrasi Publik, 5(2), 377-385.
13. Kemendagri RI. (2017). Peraturan Menteri Dalam Negeri No.86 tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Petubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang daerah, rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Jakarta: Kemendagri RI.
14. Pemerintah Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009
tentang Kesehatan. Lembar RI Tahun 2009, No.144. Jakarta: Sekretariat Negara.
15. Dinkes Provinsi Jawa Tengah. (2017). Profil Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun
2017. Semarang: Dinkes Provinsi Jawa Tengah.
16. Nuning Hindriani, dkk. (2012). Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Dalam
Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran di Daerah (Studi Pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Madiun). Jurnal Wacana, 15(3).