Miskonsepsi Koloid
Miskonsepsi Koloid
Miskonsepsi Koloid
Abstrak
Penggambaran makroskopis, mikroskopis dan simbol dalam mata pelajaran kimia yang disebut sebagai
triangle levels of representations dapat membuat persepsi siswa terhadap konsep menjadi berbeda-beda dan
ada kemungkinan mengalami miskonsepsi atau kesalahan konsep. Visualisasi dapat memperjelas persepsi atau
mental image siswa mengenai gambaran suatu konsep yang ada dalam pikirannya. Pada pembelajaran materi
koloid selama ini disampaikan dengan analogi secara verbal, sehingga dapat menimbulkan persepsi siswa yang
berbeda-beda terhadap suatu konsep. Diharapkan jika terdapat kesalahan persepsi (miskonsepsi) pada siswa,
maka akan dapat dideteksi lebih awal dengan menggunakan mental image. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui persepsi siswa terhadap konsep-konsep dalam materi koloid dengan menggunakan mental image.
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tangerang pada bulan Mei-Juni 2013. Metode yang digunakan adalah
metode deskriptif analisis. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih mengalami miskonsepsi pada beberapa konsep pada materi
koloid.
Abstract
Macroscopic, microscopic and symbol representation in chemistry which is stated as triangle levels of
representations can make student’s perceptions of concept become different and there is possibility of
misconception. Visualization can clarify perceptions or student’s mental image about representation of a
concept in student’s mind. Colloid is taught by verbal analogy that can make different student’s perceptions
about a concept. If there is misconception, it can be detected earlier by using mental image. This study is
implemented at SMA Negeri 1 Tangerang in May-June 2013. Method that used is analysis descriptive. This
study samples are students of XI IPA 1 dan XI IPA 2. Study results show that most of students have
misconception about some colloid concepts.
Keywords: Student’s perceptions, colloid, mental image
miliki tidak sesuai dengan konsep yang dimiliki Pada pembelajaran materi Koloid, selama ini
oleh para ahli[2]. Hal ini didukung oleh Novak disampaikan dengan analogi secara verbal,
yang mendefinisikan miskonsepsi sebuagai suatu sehingga dapat menimbulkan persepsi siswa
interpretasi konsep-konsep dalam suatu yang berbeda-beda. Diharapkan jika terdapat
pernyataan yang tidak dapat diterima[3]. Masalah kesalahan persepsi (miskonsepsi) pada siswa,
terbesar berkaitan dengan miskonsepsi adalah maka akan dapat dideteksi lebih awal dengan
sekali miskonsepsi tersebut terjadi maka hal menggunakan mental image. Oleh karena itu,
tersebut akan sulit untuk diubah dan akan dilakukan analisis terhadap persepsi siswa pada
berakibat serius pada pembelajaran[4]. materi koloid dalam pembelajaran Kimia dengan
Miskonsepsi sangat sulit untuk diubah[5]. Oleh menggunakan mental image.
sebab itu, miskonsepsi pada siswa harus
2. Metodologi Penelitian
diminimalisir.
Untuk menarik minat siswa mempelajari Kimia Metode yang digunakan adalah metode
dan menghindarkan mereka dari miskonsepsi, deskriptif analisis. Sampel penelitian ini adalah
dalam proses pembelajaran saat ini telah banyak siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMAN 1 Kota
menggunakan analogi yang sesuai dengan Tangerang. Instrumen yang digunakan dalam
konsep. Penggunaan analogi ini dapat penelitian ini adalah soal esai sebagai fokus
pertanyaan sebagai panduan untuk membuat
membantu siswa dalam memvisualisasikan
konsep Kimia yang abstrak dengan kehidupan gambar mengenai apa yang ada dalam pikiran
nyata sehingga siswa dapat dengan mudah siswa dan rubrik penilaian mental image siswa.
memperoleh konsep yang benar. Analogi dapat Rubrik yang digunakan adalah rubrik analitik.
membantu siswa dalam mendapatkan konsep Digunakan juga instrumen validasi ahli untuk
yang lebih bermakna sehingga lebih mudah mengetahui bagaimana penilaian ahli terhadap
rubrik dan soal yang akan digunakan. Instrumen
diingat dan tidak mudah dilupakan. Terdapat
dua jenis analogi dalam pembelajaran, yakni tersebut adalah lembar penilaian yang
analogi fisik (visual) dan analogi verbal[6]. Saat ini menggunakan skala Guttman[8]. Reliabilitas
banyak analogi yang dibuat oleh guru. Analogi ini yang digunakan adalah uji reliabilitas antar
dapat menghasilkan cara pandang yang berbeda rater Intraclass Correlation Coefficient (ICC) dari
bagi setiap siswa dan dapat menghasilkan Fleiss Kappa[9]. Setelah didapatkan nilai rata-
konsep yang salah pada diri siswa. rata kesepakatan antar rater, nilai tersebut
Visualisasi memang dapat membantu siswa dibandingkan dengan nilai kategori
dalam belajar, namun untuk menghindari kesepakatan menurut Fleiss.
persepsi yang salah (miskonsepsi), lebih baik Pengambilan data dilakukan dengan menilai
siswa itu sendiri yang melakukan analogi menggunakan rubrik mental image yang telah
visualisasi karena tidak ada proses belajar yang dibuat siswa dari hasil penugasan akhir dengan
lebih baik dibandingkan dengan melakukannya rentangan skor antara 1 hingga 4. Skor 4
merupakan skor maksimal yang menunjukkan
sendiri[7]. Visualisasi dapat memperjelas persepsi
atau mental image siswa mengenai gambaran bahwa siswa sudah menguasai konsep. Teknik
suatu konsep yang ada dalam pikirannya. ini dilakukan dengan memberikan tugas yang
Melalui mental image ini, siswa dapat menggambarkan mental image siswa secara
mengekspresikan konsep Kimia. Mental image individual mengenai konsep yang terdapat
ini dapat mengindikasikan apa yang tidak dalam materi koloid.
dipelajari secara baik, miskonsepsi yang belum
diketahui, dan pemahaman mereka mengenai 3. Hasil dan Pembahasan
konsep Kimia[7].
Berdasarkan uji validitas ahli, rubrik dan soal larutan tersebut tanpa bantuan mikroskop.
yang telah dibuat adalah valid dengan Siswa telah memahami ukuran partikel antara
persentasi 96,88%, masuk ke dalam kategori larutan sejati, koloid, dan suspensi adalah
sangat baik. Hasil untuk reliabilitas antar berbeda. Siswa juga telah mampu mengurutkan
raternya dengan menggunakan rumus ukurannya yakni ukuran partikel terlarut dari
larutan sejati lebih kecil dari ukuran partikel
Tabel 1. Data skor mental image pada setiap
terdispersi pada konsep
koloid dan ukuran partikel
1 2
Indikator 3 4 5 6
a b c a b
Total
Responden 58 58 58 46 46 56 56 30 11
yang menjawab
Skor 4 0,00% 0,00% 0,00% 84,78% 34,78% 1,79% 8,93% 46,67% 9,09%
Skor 3 0,00% 0,00% 10,34% 15,22% 47,83% 0,00% 21,43% 26,67% 63,64%
Skor 2 91,38% 32,76% 0,00% 0,00% 15,22% 16,07% 10,71% 6,67% 9,09%
Skor 1 8,62% 67,24% 89,66% 0,00% 2,17% 82,14% 58,93% 20,00% 18,18%
Intraclass Correlation Coefficient (ICC) terdispersi pada koloid lebih kecil dari ukuran
menunjukkan bahwa rata-rata kesepakatan partikel terlarut pada suspensi. Namun, seluruh
antar rater masuk dalam kategori sangat baik siswa masih mengalami miskonsepsi mengenai
sebab nilai rata-rata koefisien kesepakatan mikroskopik. Mereka menggambarkan seolah-
antar raternya 0,9536. olah seluruh partikel pada ketiga jenis larutan
Persepsi siswa dilihat berdasarkan hasil gambar tersebut dapat dilihat langsung tanpa bantuan
siswa yang diberikan skor sesuai dengan rubrik alat seperti mikroskop sebagaimana
yang telah dibuat. Soal yang diberikan terdiri ditunjukkan oleh jawaban salah satu siswa pada
dari 6 butir soal dimana siswa diminta untuk gambar 1.
memilih 4 butir soal untuk digambarkan.
Pada soal nomor 1 siswa diminta untuk
menggambarkan perbedaan larutan sejati,
koloid, dan suspensi sehingga dapat dilihat
persepsi siswa melalui mental image tentang 3
konsep dalam materi koloid, yakni ukuran
partikel (a) zat terdispersi (b) dan medium
pendispersi (c). Sebanyak 58 orang dari 64 Gambar 1. Jawaban Siswa Soal Nomor 1 (skor 2
orang siswa menjawab soal nomor 1. Untuk untuk ukuran partikel)
ukuran partikel, sebanyak 53 orang atau
91,38% siswa mendapatkan skor 2 yang Berkaitan dengan pertanyaan nomor 1 untuk
menunjukkan hampir seluruh siswa memiliki zat terdispersi, sebanyak 39 orang atau 67,24%
gambaran ukuran partikel larutan sejati lebih siswa mendapatkan skor 1 yang menunjukkan
kecil dari ukuran partikel koloid dan ukuran bahwa siswa memiliki gambaran mengenai
partikel koloid lebih kecil dari ukuran partikel partikel terlarut pada suspensi sama seperti
suspensi. Namun, mereka berasumsi bahwa partikel terdispersi pada koloid, tidak
mereka dapat melihat partikel dari ketiga jenis mengalami pengendapan. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian siswa belum memahami
mengalami miskonsepsi karena sudah mampu menggambarkan hingga terjadinya darah yang
menggambarkan proses adsorpsi yang terjadi membeku seperti yang digambarkan oleh salah
hingga terbentuknya endapan pada peristiwa satu siswa pada gambar 9.
pembentukan delta sungai. Siswa tersebut
dapat memahami proses yang terjadi pada
pembentukan delta sungai dan memahami
bahwa delta sungai terjadi di daerah
pertemuan air sungai dengan air laut
sebagaimana digambarkan oleh salah satu
siswa pada gambar 8. Gambar 9. Jawaban Siswa Soal Nomor 6 (skor 3
untuk adsorpsi)
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis persepsi siswa pada
materi koloid dalam pembelajaran kimia
dengan menggunakan mental image dapat
disimpulkan bahwa siswa mengalami
miskonsepsi pada konsep partikel mikroskopik,
Gambar 8. Jawaban Siswa Soal Nomor 5 (skor 4 endapan pada suspensi, partikel terdispersi
untuk koagulasi)
atau pelarut, Efek Tyndall, dan Gerak Brown.
Pada soal nomor 6 siswa diminta untuk Sedangkan konsep-konsep yang belum
menggambarkan proses pembekuan darah dipahami oleh siswa adalah ukuran partikel
sehingga dapat dilihat persepsi siswa melalui koloid, larutan sejati, dan suspensi, konsep
mental image yang dimiliki tentang adsorpsi. campuran koloid (partikel pendispersi dan
Sebanyak 11 orang siswa dari 64 orang siswa terdispersi digambarkan dalam keadaan
menjawab soal nomor 6. Terdapat 7 orang atau terpisah), serta pada konsep adsorpsi. Konsep
63,64% siswa yang menggambarkan partikel yang sudah dipahami oleh siswa adalah aplikasi
yang bermuatan negatif mengadsorpsi partikel koloid dalam kehidupan sehari-hari dan
yang bermuatan positif atau sebaliknya secara koagulasi.
mikroskopis. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa yang menjawab soal ini Penghargaan
tidak mengalami miskonsepsi, namun hanya Kami ingin berterima kasih kepada Jurusan
dapat menggambarkan sampai terjadinya Kimia FMIPA Universitas Negeri Jakarta atas
adsorbs pada proses pembekuan darah. Sedikit kesempatannya untuk menyusun makalah
sekali dari siswa yang menjawab yang dapat dalam jurnal ini.
Daftar Pustaka
[1] Mahaffy, Peter, Chemistry Education: Research and Practice, (2004) 5(3) 229-245.
[2] Wulandari, Dyah Ratna; Marheni; & Nurbaity, (2013), Analisis Persepsi Siswa pada Materi Koloid
dalam Pembelajaran Kimia dengan Menggunakan Mental Image, Jakarta: FMIPA UNJ.
[3] Suparno, Paul. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta : PT
Grasindo. Hal. 5, 53
[4] Thompson, Fiona & Logue, Sue, International Education Journal, (2006) 7(4) 553-559.
[5] Yuruk, N, J Sci Educ Technol, (2007) 16 515-523.
[6] Dagher, Z. R., J. Res. Sci. Teach., (1995) 32 259–270.
[7] Mirzaie, R. A., Eurasian J. Phys. Chem. Educ. (2010) 2(1) 53-62.
[8] Sugiyono, (2012), Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
Bandung: Alfabeta. Cet. Ke-15 Hal.139, 147
[9] Wuensch, K. L. 2007. Inter-Rater Agreement. Core.Ecu.Edu/Psyc/Wuenschk/.../Inte rrater.Doc