Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Mijp

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Dosen Pengampu: Unziah Khodija, M.Gz

Mata Kuliah:Manajemen Industri Jasa Pangan

Disusun oleh:

1. Adella Anggraini Savitri (2011311001)


2. Bintary Surya Dela (2011311010)
3. Emilia Dwi Rahmawati (2011311015)
4. Erika Nanda Sari (2011311017)
5. Grace Sabat Artika (2011311020)
6. Lusy Eka Wahyuny (2011311025)
7. Meliana Putri (2011311027)
8. Tasya Axsteria Luxgita Rini (2011311038)
9. Puput Novariska Budiharti (2011311034)
10. Tesalonika Oktia Marlina Gracia Siagian (2011311029)
11. Putri Dwi Rezuanti (2011311058)
12. Ervina Rifdayanti (2011311045)
13. Elvira Mawadhon (2011311047)

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terima kasih saya ucapkan kepada
ibu Unziah selaku dosen pengampu mata kuliah manajemen industry jasa pangan yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Senin, 13 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen biaya bahan makanan merupakan biaya yang harus dibayarkan perusahaan
untuk membeli bahan baku makanan, dan kemudian diolah melalui proses produksi menjadi
makanan. Biaya bahan makanan dihitung berdasarkan standar berat kotor (pedoman menu)
dan akan berpengaruh pada total biaya penyelenggaraan makanan sesuai dengan jumlah atau
porsi makanan yang dihasilkan atau jumlah konsumen yang dilayani. Dalam
penyelenggaraan makanan rumah sakit juga dipengaruhi oleh kelas perawatan Biaya makan
merupakan biaya yang dibutuhkan untuk menghidangkan makanan perorang/hari. Biaya ini
dapat dihitung dari total biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan makanan di bagi
dengan jumlah makanan yang di produksi.
Pengolahan atau pemasakan bahan makanan adalah suatu kegiatan terhadap bahan
makanan yang telah dipersiapkan sebelumnya menurut prosedur yang telah ditetapkan
dengan menambahkan bumbu standar sesuai standar resep, jumlah konsumen yang dilayani,
dan ada tidaknya perlakuan khusus. Pengolahan makanan adalah suatu proses mengubah
suatu bahan makanan dari mentah menjadi bahan makanan siap saji yang dalam prosesnya
dapat menggunakan penerapan panas atau tidak. Cara pengolahan makanan yang baik dan
benar dapat menjaga mutu dan keamanan hasil olahan makanan.

1.2 Tujuan

Manajemen biaya PMI bertujuan Untuk dapat memudahkan dalam melaksanakan


perencanaan biaya pada suatu penyelenggaraan makananUntuk dapat memudahkan dalam
melaksanakan perencanaan biaya pada suatu penyelenggaraan makanan, sebaiknya perlu
mengetahui beberapa klasifikasi biaya berikut ini:

1.Biaya yang Berhubungan dengan Produk

2.Biaya yang Berhubungan dengan Sifat Kegunaan

3.Biaya yang Berhubungan dengan Volume Produksi

Pengolahan atau pemasakan bahan makanan adalah suatu kegiatan terhadap bahan makanan
yang telah dipersiapkan sebelumnya menurut prosedur yang telah ditetapkan dengan
menambahkan bumbu standar sesuai standar resep.Pengolahan makanan adalah suatu proses
mengubah bentuk bahan makanan dari mentah menjadi bahan makanan siap saji yang dalam
prosesnya dapat menggunakan penerapan panas atau tidak.Tujuan dari pengolahan makanan
adalah untuk mengurangi risiko kehilangan zat gizi bahan makanan, meningkatkan nilai
cerna, meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa,tekstur, dan penampilan makanan,
dan membebaskan dari mikroorgaisme dan zat yang berbahaya bagi tubuh.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Biaya


 Pengertian biaya dan macam macamnya
Pengertian Biaya
Biaya adalah pengorbanan suatu sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, baik
yang telah maupun yang akan terjadi, untuk mendapatkan barang/jasa atau tujuan lain
yang diinginkan, yang diharapkan akan memberikan keuntungan/manfaat untuk saat ini
atau yang akan datang bagi individu maupun organisasi.
Macam-macam Biaya
1. Biaya yang Berhubungan dengan Produk
Dalam hubungannya dengan produk yang dihasilkan, maka biaya pada penyelenggaraan
makanan dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Biaya Langsung
Biaya langsung adalah semua biaya untuk pembelian bahan yang merupakan bagian
integral dari produk makanan dan dapat dihitung secara langsung pada biaya produk
makanan, misalnya : biaya pembelian bahan makanan dan upah langsung tenaga kerja
(tenaga kerja yang terlibat langsung dengan proses produksi makanan).
b. Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat dibebankan secara langsung pada
suatu produk makanan namun diperlukan untuk menyelesaikan produk makanan,
misalnya: biaya overhead, pemeliharaan dan penyusutan.
2. Biaya yang Berhubungan dengan Sifat Kegunaan
Sehubungan dengan kegunaannya, biaya dapat dibagi menjadi 3, yaitu: biaya untuk
investasi, biaya untuk pemeliharaan dan biaya untuk operasional.
a. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yg digunakan untuk tujuan persediaan atau investasi pada
periode kurun waktu tertentu (biasanya lebih dari 1 tahun). misalnya: biaya gedung, dan
biaya peralatan dapur (kitchen equipment), biaya sarana fisik dapur, ruang pendingin, dan
lain-lain.
b. Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan dengan maksud untuk
memperpanjang kapasitas barang investasi. Misalnya: biaya service rutin berdasarkan
jadual semua sarana fisik dapur, peralatan masak, freezer, chiller, perbaikan yang bersifat
mendadak dan sebagainya.
c. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yg digunakan untuk mengoperasionalkan barang
investasi. Misalnya: biaya pembelian bahan makanan, bahan bakar (LPG), gaji pegawai,
listrik, air.
3. Biaya yang Berhubungan dengan Volume Produksi
Volume produksi setiap institusi penyelenggaraan makanan berbeda-beda, tergantung
banyaknya konsumen yang dilayani di institusi tersebut. Sehingga akan mempengaruhi
terhadap biaya yang dikeluarkan untuk produksi makanan. Berdasarkan volume produksi
ini, biaya terdiri dari 2 macam, yaitu:
a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang relatif tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi
sampai tingkatan tertentu, dan biaya tetap per unit turun searah dengan naiknya volume,
misalnya: biaya gedung, air, listrik dan lain-lain.
b. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
Biaya tidak tetap adalah biaya yang secara proporsional dipengaruhi oleh perubahan
volume produksi, biaya per unit relatif konstan, misalnya: biaya pembelian bahan
makanan dan bahan lainnya yang berhubungan langsung dengan bahan makanan dalam
penggunaaannya (misalnya: kemasan dan bahan penolong lainnya).
 Komponen dan prinsip
tiga komponen penting dari manajemen biaya
1. Analisis Pemosisian Strategis: Ini menentukan posisi komparatif perusahaan
dalamindustri dalam hal kinerja.
2. Analisis Pengemudi Biaya: Biaya didorong oleh berbagai faktor yang saling
terkait.Dalam manajemen biaya strategis, pendorong biaya dibagi menjadi dua kategori,
yaitupendorong biaya struktural dan pendorong biaya eksekutif. Ini meneliti, mengukur
danmenjelaskan efek keuangan dari penggerak biaya yang bersangkutan dengan aktivitas.
3. Analisis Rantai Nilai: Proses di mana perusahaan mengakui dan menganalisis,
semuakegiatan dan fungsi yang berkontribusi pada produk akhir.
Prinsip.
1. Identifikasikan biaya aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah untuk menyempurnakan
penggunaan sumber-sumber
2. Akui biaya pemilikan (holding cost) aktiva untuk aktivitas tidak bernilai tambah yang
dapat dilacak secara langsung pada produk tertentu
3. Biaya signifikan harus dilacak secara langsung pada tujuan pelaporan manajemen
4. Pemisahan pusat-pusat biaya harus disusun untuk setiap kelompok aktivitas homogen
yang konsisten dengan pertanggungjawaban organisasi
5. Pengumpulan biaya berbasis aktivitas (activity based costing, ABC) dan pelaporannya
dapat meningkatkan keterlacakan biaya
6. Driver biaya setiap dasar pembebanan harus dikembangkan secara terpisah untuk
mencerminkan hubungan sebab akibat antara biaya dengan aktivitas dan tujuan pelaporan
manajemen
7. Biaya harus konsisten dengan persyaratan untuk mendukung manajemen daur hidup
8. Biaya teknologi harus dibebankan secara langsung pada produk
9. Biaya produksi yang sesungguhnya harus dibandingkan dengan biaya target untuk
mendukung pengeliminasian pemborosan
10. Pendekatan biaya efektif untuk pengendalian internal harus dikembangkan pada
perusahaan yang terotomasi
 Pecencanaan anggaran bahan makanan dan perhitungan biaya PMI

2.2 Pengolahan Bahan Makanan


 Persiapan dan tujuan
Persiapan bahan makanan adalah jantungnya penyelenggaraan makanan. Ada hubungan
langsung dan konstan antara metode persiapan dan nilai gizi, palatabilitas dan daya tarik
makanan. Menurut PGRS tahun 2013, persiapan bahan makanan adalah kegiatan yang
dilakukan dalam rangka menyiapkan bahan makanan, alat, dan bumbu sebelum dilakukan
pemasakan. Atau dengan kata lain bahwa persiapan adalah kegiatan dimana bahan
makanan itu siap untuk diolah. Kegiatan persiapan merupakan kegiatan paling awal dari
proses produksi yang sangat menentukan hasil akhir dari produksi makanan. Mutu
pelayanan makanan juga ditentukan pada tahap persiapan, yaitu berkaitan dengan
ketepatan waktu atau jadwal produksi. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
menepati jadwal produksi yaitu:
1. Jumlah dan macam konsumen yang dilayani.
2. Jumlah dan macam menu/ resep yang akan diolah.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan alat, bahan makanan dan bumbu.
4. Jumlah dan jenis peralatan yang dimiliki untuk proses persiapan dan pengolahan.
5. Jumlah dan jenis tenaga penjamah makanan yang dimiliki.
Selain ketepatan jadwal produksi yang harus diperhatikan, kualitas persiapan bahan
makanan juga perlu dipersiapkan. Kualitas persiapan bahan makanan tergantung dari:
1. Tujuan dari penyelenggaraan makanan.
2. Pelatihan dan ketrampilan tenaga penjamah makanan.
3. Tipe dan ketersediaan fasilitas.
4. Resep yang digunakan.
5. Perencanaan produksi pangan.
Dalam kegiatan persiapan bahan makanan perlu diperhatikan aspek-aspek sebagai
berikut:
1. Standar resep
Standar resep adalah resep yang sudah dimodifikasi dan dibakukan untuk menciptakan
kualitas/mutu dan porsi makanan yang relatif sama cita rasanya untuk setiap hidangan
(Palacio, 2010). Standar resep merupakan resep yang telah dilakukan proses pengolahan
berkali kali oleh panelis sehingga kualitasnya seragam dan konsisten setiap waktu. Dalam
proses persiapan harus sesuai dengan standar resep dari masing-masing hidangan yang
akan diproduksi yang mencakup ukuran atau berat bahan makanan, bumbu yang
diperlukan baik jenis maupun jumlahnya, urutan pemasakan (harus sesuai dengan SOP
Pengolahan jika ada), suhu dan waktu pemasakan, ketepatan macam dan ukuran alat yang
digunakan, ketepatan standar porsi, jumlah porsi yang dilayani, keseragaman bentuk, cara
memotong bahan makanan, cara membagi/ memorsi, cara penyajian makanan dan
taksiran atau perkiraan harga dalam porsi. Sehingga dalam aspek ini yang diperlukan
adalah standar resep dan standar porsi dari hidangan yang akan diolah.
2. Alat persiapan
Yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah ketepatan peralatan persiapan yang akan
digunakan. Peralatan yang digunakan dalam keadaan utuh, baik, kualitas terjamin, terbuat
dari bahan yang aman, ekonomis dan efektif. Misalnya talenan yang digunakan terbuat
dari bahan yang berkualitas baik, kondisinya baik dan tidak menimbulkan kontaminasi
terhadap bahan makanan yang diolah. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan
menggunakan talenan yang terpisah untuk setiap bahan makanan sehingga “cross
contamination” atau kontaminasi silang antar bahan makanan bisa dihindari. Jumlah alat
juga harus mencukupi untuk menghindari keterlambatan waktu dalam mempersiapkan
bahan makanan. Jika alat yang tersedia tidak mencukupi bisa diantisipasi dengan
mengatur jadwal atau waktu persiapan bahan makanan.
3. Jadwal produksi dan distribusi makanan
Jadwal produksi dan distribusi makanan harus diperhatikan karena ini menjadi patokan
untuk jadwal persiapan bahan makanan. Sehingga perencanaan waktu harus
dipertimbangkan dengan matang.
4. Porsi
Porsi yang dimaksud disini adalah pengawasan porsi. Pengawasan porsi dibagian
persiapan penting untuk dilakukan, supaya tersedia racikan bahan makanan dan bumbu
yang tepat untuk berbagai masakan yang akan diolah sehingga jumlah makanan yang
akan disajikan ke konsumen juga tepat baik jumlah maupun jenisnya. Pengawasan porsi
ini bisa dilakukan dengan beberapa cara tergantung dari jenis bahan makanan atau bumbu
yang digunakan, yaitu:
a) Untuk bahan makanan atau bumbu berbentuk padat dilakukan dengan penimbangan
berat/porsi masing-masing bahan makanan atau bumbu tersebut sesuai standar resepnya.
b) Untuk bahan makanan atau bumbu berbentuk cair menggunakan gelas ukur dan
sendok ukur.
c) Untuk bahan makanan atau bumbu yang sudah dibuatkan standar bisa menggunakan
“portioning model” misalnya porsi sayur dan nasi.
5. Prinsip Higiene dan sanitasi makanan
Peralatan yang digunakan dalam keadaan utuh, baik, kualitas terjamin, terbuat dari bahan
yang aman, ekonomis dan efektif. Misalnya talenan yang digunakan terbuat dari bahan
yang berkualitas baik, kondisinya baik dan tidak menimbulkan kontaminasi terhadap
bahan makanan yang diolah. Selain itu tenaga penjamah makanannya pun juga harus
menerapkan prinsip hygiene yaitu menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dengan
lengkap meliputi tutup kepala, masker, celemek, alas kaki anti selip dan pada kondisi
khusus bisa dilengkapi dengan kaca mata khusus, sarung tangan dan sebagainya. Selain
itu perilaku hygiene juga harus diterapkan misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan persiapan, sesudah dari kamar mandi/toilet, tidak berbicara selama proses
persiapan, tidak menggunakan perhiasan yang bisa membahayakan atau
mengkontaminasi makanan misal cincin, jam, bros dan lain lain, mencuci dan
mengeringkan alat persiapan yang selesai digunakan dan sebagainya.
Tujuan dari kegiatan persiapan bahan makanan adalah:
1. Untuk menghemat nilai gizi makanan Nilai gizi makanan tergantung dari komposisi
penyusunnya. Jika pada proses persiapan bahan makanan tidak dilakukan proses
pemasakan, nilai gizi alami bahan makanan dapat lebih dihemat. Tetapi jika pada proses
persiapan sudah harus melalui proses pemasakan maka hal terpenting yang harus
diperhatikan adalah kehilangan beberapa vitamin dan mineral.
2. Untuk memperbaiki pencernaan Pada proses selanjutnya yaitu pengolahan/pemasakan
bahan makanan akan mengalami perubahan secara kimiawi. Proses persiapan bertujuan
agar bahan makanan mudah dicerna sehingga perlu dilakukan pemotongan, pencucian
dan sebagainya sesuai standar resep yang sudah ada.
3. Untuk mengembangkan dan meningkatkan rasa dan daya tarik warna asli, bentuk dan
tekstur. Bahan makanan akan disesuaikan dengan resep yang akan diolah sehingga dapat
meningkatkan palatabilitas (kemampuan mencerna, merasa, mencicipi) terhadap
makanan yang akan diolah.
4. Tersedianya racikan bahan makanan dan bumbu Persiapan bahan makanan ini
bertujuan agar bahan makanan maupun bumbu yang disiapkan sesuai untuk berbagai
masakan/menu dalam jumlah yang sesuai dengan standar porsi, menu yang diolah dan
jumlah konsumen yang dilayani.
5. Untuk membebaskan makanan dari organisme dan zat berbahaya Bahan makanan
harus ditangani dengan tepat mulai dari pembelian sampai dengan dikonsumsi. Kemanan
makanan untuk konsumsi tergantung dari kerusakan pada saat penanganan persiapan dan
pengolahan misalnya penanganan yang tidak tepat sehingga menimbulkan perubahan
rasa, warna, pembusukan, kontaminasi bahan berbahaya dan sebagainya. Bisa terjadi pula
kontaminasi dari tenaga penjamah makanan yang sedang sakit.

 Pemasakan dan tujuan


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Proses Pengolahan Bahan Makanan

Pengolahan Bahan makanan

Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan terhadap bahan makanan yang telah
dipersiapkan menurut prosedur yang ditentukan dengan menambahkan bumbu standar menurut
resep, jumlah klien, serta perlakuan special yaitu pemasakan dengan air dan lemak. Pemanasan
dalam rangka mewujudkan masakan dengan cita rasa yang tinggi. Menurut para pakar kuliner
memasak adalah suatu kegiatan atau proses pemberian panas (application of heat) pada bahan
makanan sehingga bahan makanan tersebut akan dapat dimakan (eatable), lezat di lidah
(palatable), aman dimakan (safe to eat), mudah dicerna (digestible) dan berubah penampilannya
(change its appearance).

Cara pengolahan makanan yang baik dan benar dapat menjaga mutu dan keamanan hasil olahan
makanan. Sementara cara pengolahan yang salah dapat menyebabkan kandungan gizi dalam
makanan hilang secara berlebihan.

Tujuan pengolahan bahan makanan adalah :

1) Mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan

2) Meningkatkan nilai cerna

3) Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan makanan


(kualitas makanan)

4) Bebas dari bahan potensial dan zat yang berbahaya bagi tubuh

Prasyarat pengolahan bahan makanan :

1) Tersedianya siklus menu

2) Tersedianya peraturan penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)


3) Tersedianya bahan makanan yang akan diolah

4) Tersedianya peralatan pengolahan bahan makanan

5) Tersedianya aturan penilaian

6) Tersedianya prosedur tetap pengolahan

Proses Pengolahan Nasi goreng,Acar,Telur Ceplok

1. Nasi Goreng

Bahan Pembuatan Nasi Goreng :

- Minyak

- Daun bawang 1 batang (iris halus)

- Cabai merah 3 buah

- Daging ayam 125 g (cincang halus)

- Telur 1 butir

- Kecap manis 2 sdm

- Bawang merah 5 siung

- Garam 1 sdt

- Merica sdt

- Nasi 600 gr

- Bawang putih 3 siung

Cara membuat nasi goreng :

a. Masukkan bawang putih, bawang merah dan cabai merah ke dalam cobek kemudian haluskan

b. Tumis bumbu yang sudah dihaluskan dengan minyak secukupnya hingga harum
c. Masukkan ayam cincang dan daun bawang ke dalam bumbu, tumis lagi hingga rata

d. Tambahkan kecap, garam dan merica, aduk hingga semua bahan tercampur merata

e. Kemudian masukkan nasi dan aduk hingga matang

2. Telur Ceplok

Bahan Pembuatan Telur Ceplok :

- 1 Butir telur

- 2 sdm minyak goreng

- Penyedap rasa secukupnya

- Garam secukupnya

Cara membuat telur ceplok :

1. Siapkan teflon yang sudah diberi minyak goreng kemudian panaskan

2. Masukan telur yang sudah dikeluarkan dari cangkangnya kedalan teflon dengan minyak panas

3. Tambahkan garam dan penyedap rasa sesuai selera

4. Angkat dan tiriskan telur

3. Acar

Bahan Pembuatan Acar :

• 1 buah wortel, potong dadu atau iris setengah sesuai selera

• 1 buah timun, buang bijinya potong dadu

• 2 sendok teh cuka (kalau suka asam, tambahkan sesuai)

• 1 sendok teh gula

• Garam secukupnya
• Airmendidih

Cara membuat acar timun wortel :

1. Siapkan mangkuk. Kemudian masukan semua bahan ke dalamnya. Tambahkan air mendidih

2. Aduk semua bahan sampai tercampur rata sambil dikoreksi rasanya, asam, manis, pedas
sedikit asin.l

3. Biarkan suhu acar timun dingin terlebih dahulu, kemudian pindahkan ke dalam toples. Simpan
acar di kulkas selama 45 menit jika ingin tekstur yang garing dan rasa tidak terlalu asam

Namun jika suka acar dengan rasa yang meresap sempurna, bisa didiamkan satu sampai dua hari
di kulkas

 Alat
a. Peeler : alat untuk mengupas kulit pada buah dan sayur.
b. Chef’s knife : pisau besar digunakan untuk mengiris, mince, chop, cube
dan dadu.
c.Paring knife : pisau kecil yang digunakan untuk potongan kecil, garnish,
paring, atau coring.
d. Colander : mangkuk berlubang untuk memisahkan bahan padat dari
cairan saat mencuci sayuran dan buah-buahan.
e. Measuring spoons : alat untuk mengukur jumlah kecil bahan-bahan kering
atau liquid secara akurat.
f. Knife sharpener : alat untuk menajamkan pisau.
g. Cutting board : alat yang digunakan saat memotong.
h. Spatula :alat untuk mencampur semua bahan saat menggoreng.
i. Butcher’s knife : pisau yang digunakan untuk memotong daging.
j. Wok : kuali / wajan.
k. Small pan : teflon berukuran kecil.
l. Sauce pan : panci yang digunakan untu membuat saus.
m. Stove : kompor yang digunakan untuk memasak.
 Penggukuran
 Distribusi atau pengemasan
Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan
jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani (makanan biasa maupun
makanan khusus).distribusi juga dapat diartikan sebagai subsistem atau komponen dalam
sistem penyelengaraan makanan yang mempunyai kegiatan penerimaan
hidangan,penungguan,penyajian,pelayanan,pencucian alat dan pembuangan
sampah.merupakan rangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi
dan jenis makanan konsumen yang dilayani (makanan biasa maupun makanan khusus).
Disini dapat diartikan menyangkut kegiatan hidangan yang telah dikemas dengan alat
tertentu diterima,disimpan sementara sampai waktu makan.disajikan dengan alat alat
makan atau di sampaikan kepada konsumen dengan cara pelayanan tertentu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam distribusi dan penyajian makanan :


1. Makanan harus didistribusikan kepada konsumen tepat waktu pada waktunya
2. Makanan yang disajikan harus sesuai dengan jumlah atau porsi yang telah ditentukan
3. Kondisi makanan yang disajikan juga harus sesuai.

Terdapat 3 (tiga) system pendistribusian makanan yang dilakukan,yaitu :


1.penyaluran makanan yang dipusatkan (sentralisasi)
Disajikan dengan alat makan di tempat pengolahan makanan,kelebihanya lebih hemat
tenaga,sehingga lebih menghemat biaya dan pengawasan.
2. Penyaluran tidak dipusatkan (Desentralisasi)
Dengan makanan di bawa dari tempat pengolahan ke ruangan seseorang dalam jumlah
banyak atau besar,untuk selanjutnya,disajikan dalam alat makanan masing-masing pasien
sesuai dengan permintaan makanan.keuntungannya tidak memerlukan tempat yang luas
peralatan makan di dapur tidak banyak,makanan dapat di hangatkan kembali.
3. penyaluran makanan kombinasi
Penyaluran makanan kombinasi dilakukan dengan cara sebagaian makanan ditempatkan
langsung kedalam alat makanan sejak dari tempat produksi (dapur),dan sebagaian lagi
dimasukan kedalam wadah besar ,pendistribusiandilaksanakan setelah sampai pada ruang
perawatan.
Pengemasan :
Dalam industri makanan, kemasan merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan
karena dapat berpengaruh terhadap kesehatan. Kemasan berfungsi untuk melindungi
makanan dari zat kontaminan yang dapat menurunkan kualitas dari produk makanan.
Selain itu pada saat ini kemasan dapat menjadi daya tarik konsumen. Seiring
berkembangnya berbagai bahan pengemas makanan, maka kita harus lebih selektif dalam
memilah jenis kemasan yang akan digunakan.
pengemasan produk pangan seharusnya memenuhi kriteria :
Tidak beracun,Kedap air,Kedap udara,anti mikroba,mencegah kebocoran produk,mudah
dibuka atau ditutup,mudah dibuang,tidak merusak lingkungan.
Pada umumnya nasi goreng dikemas menggunakan dus, atau nasi boks (box).pengemasan
tersebut dapat dibawa-bawa, relatif mudah dihantarkan, praktis untuk berbagai keperluan
dan tidaklah sulit untuk disesuaikan dengan waktu dan tempat untuk bersantap makan.
Dengan adanya kemasan ini, tidaklah menjadi halangan bagi siapapun untuk dapat
menikmati makan berat dimanapun, kapanpun dalam situasi apapun. Isi yang dibawa
wadah atau kemasan ini adalah berbagai menu makanan matang dan siap
santap.kemudian telur ceplok diletakan pada bagian atas nasi goreng yang dialasi plastik
tipis agar telur tidak basah dan nasi tidak menguap.
Kemudian kemasan pada acar menggunakan plastik klip kareana agar air yang
terkandung pada acar tidak tumpah sehingga dus/boks tidak basah dan lembab sehingga
makanan lainya tidak cepat basi.

3.2 Rincian Menu


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Harmida. Pengolahan Makanan. scribd. Hal 1-54.

Sirajuddin dkk. 2018. Survey Konsumsi Pangan. bppsdmk.kemkes.go.id. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

Daftar pustaka:bakri,bachyar.agustus 2018.sistem penyelenggaraan makanan


institusi.magelang:bachyar bakri ,SKM,M.kes

Daftar pustaka: wayangsari,lastmi.agustus 2018.manajemen sistem penyelenggaraan


makanan institusi.banjatmasin:lastmi wayansari ,s.Gz,MPH

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Sistem-
Penyelenggaraan-Makanan-Institusi_SC.pdf

Dr. Arwildayanto, M. Pd,Dr. NinaLamatenggo, SE, M. Pd, Warni Tune Sumar, S. Pd, M. Pd,
2017/storage/emulated/0/Download/Buku-Manajemen-Keuangan-dan-Pembiayaan-Jilid-I-
1.pdf

https://www.coursehero.com/file/p7ri277/D-Komponen-Manajemen-Biaya-Strategis-Ada-
tiga-komponen-penting-dari-manajemen/

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Manajemen-Sistem-
Penyelenggaraan-Makanan-Institusi_SC.pdf

Kurniawan, Genta Satriya. "Nasi Goreng Sebagai Signature Dish Di Hotel Uny Yogyakarta."
(2020).

Anni, S. (2018). Studi Manajemen Layanan Makanan Institusi Pondok Pesantren Darul
Aman Makassar (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

https://www.kompas.com/food/read/2020/07/28/150300475/resep-acar-timun-wortel-untuk-
makan-sate-bikin-dulu-sebelum-idul-adha

https://www.scribd.com/document/328176201/Distribusi-Dan-Penyajian-Makanan

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Sistem-
Penyelenggaraan-Makanan-Institusi_SC.pdf

Anda mungkin juga menyukai