Mengagungkan Sunnah Nabi
Mengagungkan Sunnah Nabi
Mengagungkan Sunnah Nabi
Khutbah Pertama:
Ibadallah,
Bertakwalah kepada Allah. Ketahuilah takwa itu bukan hanya dengan berpuasa
di siang hari dan shalat di malam hari. Atau menggabungkan kedua amalan
tersebut. Takwa itu adalah rasa takut kepada Allah dengan menjalankan
perintah-Nya dan takut kalau dirinya menjadi sebab tumpahnya darah kaum
muslimin, rusaknya kehormatan mereka, dan dijarahnya harta mereka.
َ ِش اللَّهَ َو َيَّت ْق ِه فَأ ُْولَئ
ك ُه ُم الْ َفائُِزو َن ِ
َ َو َمن يُط ِع اللَّهَ َو َر ُسولَهُ َويَ ْخ
“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah
dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat
kemenangan.” (QS:An-Nuur | Ayat: 52).
Ayyuhal muslimun,
قُ ْل إِن ُكنتُ ْم تُ ِحبُّو َن اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُ ْحبِْب ُك ُم اللّهُ َو َيغْ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم
Dan firman-Nya,
ِ صيبهم َع َذِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ
يم
ٌ اب أَل
ٌ َ َفلْيَ ْح َذ ِر الذ
ْ ُ َ ُين يُ َخال ُفو َن َع ْن أ َْم ِره أَن تُص َيب ُه ْم ف ْتنَةٌ أ َْو ي
“hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa
cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS:An-Nuur | Ayat: 63).
Wujud nyata dari pengagungan, mencintai, dan memuliakan Nabi
ﷺdan sunnahnya ada banyak. Contoh nyata dan yang terbesar
adanya pengagungan dan cinta kepada Nabi ﷺdalam hati
seseorang adalah mengikuti sunnahnya secara lahir dan batin. Senantiasa patuh
kepadanya dalam setiap keadaan. Dalil yang menunjukkan mulianya sifat
mengagungkan dan mencintai beliau yang terwujud dalam mengikuti sunnahnya
adalah firman Allah,
Allah ﷻmenjelaskan bahwa hidayah yang hakiki dan sempurna tidak akan
didapatkan kecuali dengan mengikuti dan menaati Nabi beliau ﷺ.
Sebagaimana firman-Nya,
“Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk.” (QS:An-
Nuur | Ayat: 54).
“dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS:Al-A’raf | Ayat: 158).
Sesungguhnya mengikuti Sunnah Nabi ﷺdalam setiap keadaan
adalah landasan dalam mengagungkan Nabi ﷺ, perkataan, dan
perbuatan beliau. Inilah cinta yang murni dan sejati. Yang membedakan dari
orang yang hanya mengaku-ngaku saja. Ketika seorang muslim mengagungkan
Sunnah Nabi ﷺ, mengikuti petunjuknya, dan menghiasi dirinya
secara zahir dan batin dengan meneladani Nabi ﷺ, maka ia telah
mendapatkan taufik yang besar. Orang yang demikian telah adalah orang yang
paling selamat pemikirannya, perkataannya, amalannya, dan cara hidupnya.
ِ
ُ ب ِر
يح ُك ْم َ َوأَطيعُواْ اللّهَ َو َر ُسولَهُ َوالَ َتنَ َازعُواْ َفَت ْف َشلُواْ َوتَ ْذ َه
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-
bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS:Al-
Anfaal | Ayat: 46).
Ayyuhal muslimun,
Ibadallah,
س ِمنِّي ِ
َ ب َع ْن ُسنَّتي َفلَْي
ِ
َ فَ َم ْن َرغ
“Barangsiapa membenci sunnahku, maka ia bukan golonganku.” (HR. Bukhari
dan Muslim).
Ayyuhal muslimun,
Hal-hal yang telah khotib sebutkan tadi, dapat merusak pengakuan kita bahwa
kita meneladani kita dan meridhai Muhammad ﷺadalah seorang
nabi dan rasul. Oleh karena itu, Allah menjadikan tanda-tanda keimanan yang
paling nyata dan benar adalah dengan mengikuti Nabi ﷺsecara
mutlak. Dengan cara mengikuti petunjuk atau sunnah-sunnah beliau
ﷺtanpa membantahnya. Bahkan tidak boleh di hati kita terdapat
rasa berat dan membantah apa yang telah ditetapkan Nabi ﷺdalam
hadits-haditsnya. Seorang muslim wajib menerimanya dengan sepenuh hati.
Allah ﷻberfirman,
يما َش َج َر َب ْيَن ُه ْم ثُ َّم الَ يَ ِج ُدواْ فِي ِوك ف م كِّ ح ي َّى
ت ح ن و ن ِ ك الَ ي ْؤ
م
َ َ ُ َ ُ َ َ َ ُ ُ َ ِّفَالَ َو َرب
ِ َ َأَن ُف ِس ِه ْم َح َر ًجا ِّم َّما ق
ً ت َويُ َسلِّ ُمواْ تَ ْسل
يما َ ض ْي
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan
yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS:An-Nisaa |
Ayat: 65).
ك َو َما َ ِول َوأَطَ ْعنَا ثُ َّم َيَت َولَّى فَ ِري ٌق ِّم ْن ُهم ِّمن َب ْع ِد ذَل ِ الر ُس َّ ِآمنَّا بِاللَّ ِه َوب
َ َو َي ُقولُو َن
ين * َوإِ َذا ُدعُوا إِلَى اللَّ ِه َو َر ُسولِ ِه لِيَ ْح ُك َم َب ْيَن ُه ْم إِ َذا فَ ِري ٌق ِّم ْن ُهم ِ ِ ِ َ ِأُولَئ
َ ك بال ُْم ْؤمن ْ
ض أَِمٌ ين * أَفِي ُقلُوبِ ِهم َّم َر ِضو َن * وإِن ي ُكن لَّ ُهم الْح ُّق يأْتُوا إِلَْي ِه م ْذ ِعن ُ ُّم ْع ِر
َ ُ َ َ ُ َ َ
* ك ُه ُم الظَّالِ ُمو َن َ ِيف اللَّهُ َعلَْي ِه ْم َو َر ُسولُهُ بَ ْل أ ُْولَئ َ ْارتَابُوا أ َْم يَ َخافُو َن أَن يَ ِح
ين إِ َذا ُدعُوا إِلَى اللَّ ِه َو َر ُسولِ ِه لِيَ ْح ُك َم َب ْيَن ُه ْم أَن َي ُقولُوا ِإِنَّما َكا َن َقو َل الْم ْؤ ِمن
َ ُ ْ َ
ك ُه ُم ال ُْم ْفلِ ُحو َن َ َِس ِم ْعنَا َوأَطَ ْعنَا َوأ ُْولَئ
“Dan mereka berkata: “Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami
mentaati (keduanya)”. Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu,
sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka
dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di
antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika
keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada rasul dengan
patuh. Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada
penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau
Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah
orang-orang yang zalim. Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila
mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum
(mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”.
Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS:An-Nuur | Ayat: 47-51).
ِّ ات َو
الذ ْك ِر ِ و َن َفعنَا بِما فِ ْي ِه ِمن اآلي،آن الع ِظ ْي ِم ِ بار َك اهلل لِي ولَ ُكم فِي ال ُقر
َ َ َ َ َ َ ْ ْ َ ْ ُ ََ
الجلَْي َل لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر ِ وأَستغْ ِفر اهلل، أَ ُقو ُل َقولِي ه َذا،الح ِكي ِم
َ العظ ْي َم َ َ ُ َْ َ َ ْ ْ ْ َ
الر ِح ْي ُم ِ ِ ْ َب ف
َ اسَتغْف ُر ْوهُ إنَّهُ ُه َو الغَ ُف ْو ُر ٍ ْالم ْسلِ ِم ْي َن ِم ْن ُك ِّل َذن.
ُ
Khutbah Kedua:
الو ُج ْو ِد إِاَّل يُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِد ِه ي ِ اَلْحم ُد لِلَّ ِه الَّ ِذي ما ِمن َشي ٍء ف،اَلْحم ُد لِلَّ ِه
ُ ْ ْ َ ْ َْ َْ
ُسلِّ ُم َعلَى ِِ ِِ ِ ِ ِ
َ ُصلِّي َوأ َ َوأ،َوتَ ْس ُج ُد ال َخاَل ئ ُق َوظاَل لُ َها طَ ْوعاً َو َك ْرهاً ل َجاَل له َو َم ْجده
ان ال ُخلُ ْو ِد َو َعلَى أ َْه ِل َب ْيتِ ِه ِ َاب ِجن ِ الم ْفتَتَ ِح أ َْب َو ِ ِص
َ الم َق ِام
ُ الم ْح ُم ْود َ ب ِ اح َ
َو َب ْع ُد،ص ٍر َواَل َع َّد َم ْع ُد ْو ٍد ْ صاَل ًة َو َساَل ًما بِاَل َح ٍ ِ ِ ْ وأ:
َ َص َحابِه َوتَابِع ْي ِه ْم بِِإ ْح َسان َ
Ayyuhal muslimun,
Apa yang mereka lakukan adalah kejahatan yang besar. Apalagi dilakukan di
bulan suci Muharram. Mereka menargetkan tanah haram sebagaimana Abrahah
yang buruk, yang telah kita kenal kisahnya dalam sejarah. Akan tetapi Allah
senantiasa mengawasi mereka. menghancurkan tipu daya mereka. dan menjaga
kehormatan rumah-Nya yang mulia.
اب لَئِ ْنِ َْكت ِ أَلَم تَر إِلَى الَّ ِذين نَا َف ُقوا ي ُقولُو َن إِلِ ْخوانِ ِهم الَّ ِذين َك َفروا ِمن أ َْه ِل ال
ْ ُ َ ُ َ َ َ ْ
ِ ِ أُ ْخ ِرجتُم لَنَ ْخرج َّن مع ُكم واَل نُ ِط
ُ ََح ًدا أَبَ ًدا َوإِن قُوتلْتُ ْم لَن
نص َرنَّ ُك ْم َ يع في ُك ْم أ
ُ َ ْ ََ َ ُ ْ ْ
ِ واللَّهُ ي ْشه ُد إَِّنهم لَ َك
اذبُو َن ُْ َ َ َ
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada
saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab: “Sesungguhnya jika
kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-
lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika
kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu”. Dan Allah menyaksikan
bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.” (QS:Al-Hasyr | Ayat: 11).
Ibadallah,
Hendaknya seorang yang memiliki akal merenungkan sesuatu yang dari Allah
dan dari Rasul-Nya ﷺ. Terlebih di zaman yang penuh dengan
fitnah, hawa nafsu, kelompok-kelompok, pemikiran-pemikiran yang
menyimpang, dll. Sungguh seseorang tidak akan selamat dan berhasil kecuali
dengan mengikuti petunjuk Nabi ﷺ. Wajib bagi kita terus
meneladani apa yang telah beliau tinggalkan. Siapa yang menginginkan
keselamatan dari gelombang ujian dan mendapatkan petunjuk, maka arungilah
gelombang itu dengan menaiki kapal yang bernama Sunnah Nabi
ﷺ. Arungilah dengan sesuatu yang telah menyelamatkan generasi
awal Islam ini. Mereka selamat dan diangkat derajatnya karena berpegang teguh
dengan petunjuk Nabi ﷺ.
السن َِّة
ُّ ِاَل يَ ْستَ ِق ْي ُم َق ْو ٌل َو َع َم ٌل إِاَّل ب
“Tidak akan lurus ucapan dan amalan kecuali dengan sunnah.”
َف ُه َو َعلَى َش َفا َهلَ َك ٍة-صلَّى اهللُ َو َعلَْي ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َم- ِ َ َْم ْن َر َّد َح ِدي
َ ث َر ُس ْو ِل اهلل
“Barangsiapa yang membantah hadits Rasulullah ﷺmaka dia
berada di tepi jurang kebinasaan.”
َج َم ِع ْي َن .وصلَّى اهلل وسلَّم َعلَى نَبِِّينَا مح َّم ٍد ،وآلِ ِه و ِ
ص ْحبِه أ ْ
َُ َ َ َ ََُ َ َ َ
Diterjemahkan dari khotbah Jumat Syaikh Khalid bin Ali al-Ghamidi
(imam dan khotib Masjid al-Haram)
Judul asli: Ta’zhim as-Sunnah an-Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Tanggal khotbah: 4 Shafar 1438 H
Penerjemah: Tim khotbahjumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com