Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Lesson Study Kelompok 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

LESSON STUDY
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Inovasi Pendidikan
Dosen Pengampu: Qurroti A’yun M.Pd. I

Kelompok 2:

Ria Dwi Rahmawati Ashari (21801011318)


Khofidhotur Rofi’ (21701011218)
Iskarimah (21801011320)
Muhammad (21901011269)
Mahfud Muhtadi (21801011037)
Mukhammad Ulum Annurudin (21801011070)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas rahmat Allah SWT kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan, yang berjudul Lesson
Study, semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat dan wawasan yang
luas bagi pembaca. Makalah yang masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan ini membutuhkan kritik, saran dan bimbingan dalam
melengkapi kekurangan.
Pendidikan yang merupakan proses perubahan menjadi dewasa, yang didapat
melalui pengetahuan baik pengajaran ataupun pelatihan dan pengalaman lainnya.
Lesson Study atau Kaji Pembelajaran adalah suatu pendekatan peningkatan
pembelajaran yang awal mulanya berasal dari Jepang. Lesson Study menyediakan
suatu proses untuk berkolaborasi dan merancang pembelajaran dan mengevaluasi
kesuksesan strategi-strategi mengajar yang telah diterapkan sebagai upaya
meningkatkan proses dan perolehan belajar siswa. Dalam proses LS tersebut, guru
bekerja sama untuk merencanakan, mengajar, dan mengamati suatu pembelajaran
yang dikembangkannya secara kooperatif.
Islam telah mengajarkan metode pendidikan yang lengkap dan mencakup
semua aspek kehidupan manusia. Apabila metode ini diterapkan secara benar,
maka akan bermunculan sosok muslim sempurna yang mampu merealisasikan
tujuan pendidikan Islam. Metode merupakan strategi atau cara pendidik kepada
peserta didik yang bertujuan sebagai penyampaian materi.
Semoga adanya makalah ini sedikit membantu dan memberikan sekelumit
manfaat bagi pembaca, khususnya kepada kami. Serta kami ucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah inovasi pendidikan yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk mengupas sedikit masalah sosial dengan
pendidikan
Malang, 9 juni 2020

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Umumnya pembelajaran dilakukan dalam bentuk satu arah. Guru lebih
banyak ceramah di hadapan siswa sementara aktivitas siswa lebih banyak
mendengarkan. Pelajaran yang disajikan guru kurang menantang siswa untuk
berpikir. Akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran. Paradigma pembelajaran di
kelas dewasa ini telah mengalami pergeseran orientasi. Semula, orientasi
pembelajaran itu tidak lebih sekedar penyampaian informasi kepada peserta didik.
Namun sekarang, pembelajaran lebih diutamakan untuk menggali potensi peserta
didik, sehingga memancar daripadanya pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan
keterampilannya (psikomotor). Strategi yang digunakan pun tidak lagi sekedar
pemberian materi, tetapi juga menstimulasi peserta didik agar mampu
merumuskan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya.
Adanya pergeseran paradigma itu menjadikan peran guru di kelas berubah,
dari peran yang hanya penyampai informasi kepada peran sebagai
perantara. Adanya pergeseran paradigma tersebut, menuntut guru untuk lebih
meningkatkan kompetensinya, baik sebagai seorang profesionalisme maupun
sebagai seorang craftmant (tenaga ahli dan terampil). Untuk mengatasi hal-hal
tersebut guru perlu melakukan lesson study, sehingga guru dapat melakukan
review terhadap kinerjanya yang selanjutnya dapat digunakan sebagai masukan
untuk memperbaiki kinerjanya.
Lesson Study atau Kaji Pembelajaran adalah suatu pendekatan peningkatan
pembelajaran yang awal mulanya berasal dari Jepang. LS menyediakan suatu
proses untuk berkolaborasi dan merancang pembelajaran dan mengevaluasi
kesuksesan strategi-strategi mengajar yang telah diterapkan sebagai upaya
meningkatkan proses dan perolehan belajar siswa. Dalam proses LS tersebut, guru
bekerja sama untuk merencanakan, mengajar, dan mengamati suatu pembelajaran
yang dikembangkannya secara kooperatif.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lesson study?
2. Bagaimana sejarah lesson study?
3. Apa saja manfaat lesson study?
4. Apa saja tujuan lesson study?
5. Bagaimana konep lesson study?
6. Bagaimana perkembangan lesson study di Indonesia?

C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian lesson study.
2. Mengetahui sejarah lesson study.
3. Memahami manfaat lesson study.
4. Mengetahui tujuan lesson study.
5. Untuk mengetahui bagaimana konsep lesson study.
6. Untuk memahami perkembangan lesson study di Indonesia.

4
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ……………………………………………………………...… 3
B. Rumusan masalah …………………………………………………………….. 4
C. Tujuan masasalah …………………………………………………………….. 4
BAB II PEMBASAN
A. Pengertian lesson study ………………………………………………………. 6
B. Sejarah lesson study ………………………………………………………….. 6
C. Manfaat lesson study …………………………………………………………. 7
D. Tujuan lesson study …………………………………………………………... 8
E. Konsep lesson study ………………………………………………………….. 9
F. Perkembangan lesson study di Indonesia …………………………………… 12
BAB III
A. Kesimpulan ………………………………………………………………….. 15
B. Kritik dan saran ……………………………………………………………... 16
C. Daftar pustaka ……………………………………………………………….. 17

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lesson Study
Menurut Ridwan menyatakan bahwa lesson study dalam bahasa Jepang
disebut Jugyokenkyu adalah bentuk kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru
atau sekelompok guru yang bekerja sama dengan orang lain (dosen, guru mata
pelajaran yang sama atau guru satu tingkat kelas yang sama, atau guru lainnya),
merancang kegiatan untuk meningkatkan mutu belajar siswa dari pembelajaran
yang dilakukan oleh salah seorang guru dari perencanaan pembelajaran yang
dirancang bersama atau sendiri, kemudian di observasi oleh teman guru yang
lain dan setelah itu mereka melakukan refleksi bersama atas hasil pengamatan
yang baru saja dilakukan.
Refleksi bersama merupakan diskusi oleh para pengamat dan guru
pengajar untuk menyempurnakan proses pembelajaran dimana titik berat
pembahasan pada bagaimana siswa belajar, kapan siswa belajar, kapan siswa
mulai bosan mendapatkan pengetahuan dan kapan siswa mampu menjelaskan
kepada temannya dan kapan siswa mampu mengajarkan kepada seluruh kelas.

B. Sejarah Lesson Study


Istilah LS sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida. Praktik ini mempunyai
sejarah panjang, dan secara signifikan telah membantu perbaikan dalam
pembelajaran dan pemelajaran atau proses belajar siswa dalam kelas, juga
dalam pengembangan kurikulum. Banyak guru sekolah dasar dan sekolah
menengah di Jepang menyatakan bahwa LS merupakan salah satu pendekatan
pengembangan profesi penting yang telah membantu mereka tumbuh
berkembang sebagai profesional sepanjang karer mereka. Di Jepang para guru
dapat meningkatkan ketrampilan atau kecakapan dalam mengajarnya melalui
kegiatan LS, yakni belajar dari suatu pembelajaran. LS merupakan salah satu
bentuk pembinaan guru yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
profesionalisme guru.

6
LS dilakukan diwilayah guru mengajar dengan menggunakan kelas dalam
lingkungan nyata, sehingga akan membiasakan guru bekerja secara kolaboratif
baik dengan guru bidang studi dan dengan guru diluar bidang studi, bahkan
dengan masyarakat. LS merupakan kolaboratif antara guru dalam menyusun
rencana pembelajaran beserta research lessonnya, pelaksanaan KBM dikelas
yang disertai observasi dan refleksi. Dengan LS para guru dapat leluasa
meningkatkan kinerja dan keprofesionalannya yang akhirnya dapat
meningkatkan mutu pembelajaran.

C. Manfaat Lesson Study
Adapun manfaat lesson study menurut Lewis adalah sebagai berikut:
1. LS Memungkinkan guru memikirkan dengan cermat mengenai tujuan
pembelajaran, materi pokok, dan bidang studi. LS tidak hanya
memperhatikan pembelajaran untuk satu kali pertemuan atau satu pokok
bahasan saja, melainkan bagaimana membelajarkan satu unit materi pokok
dan bahkan bidang studi, dan juga memperhatikan perkembangan siswa
dalam jangka panjang.
2. LS memungkinkan guru mengkaji dan mengembangkan pembelajaran yang
terbaik yang dapat dikembangkan melalui LS, guru dapat mengkaji dan
mengembangkan pembelajaran yang terbaik, misalnya guru mampu
menghasilkan produk buku. Dalam hal ini, guru yang lain tidak hanya
diharapkan mencoba membelajarkan, tetapi yang lebih penting mereka
sedapat mungkin menambah, menguji, dan melaporkan perbaikan yang
mereka lakukan. Proses tersebut akan bermuara pada peningkatan kualitas
pembelajaran.
3. LS memungkinkan guru memperdalam pengetahuan mengenai materi pokok
yang diajarkan LS juga memperdalam pengetahuan guru mengenai materi
pokok yang diajarkan. Dengan melaksanakan LS, guru dapat
mengidentifikasi dan mengorganisasi informa siapa yang mereka perlukan
untuk memecahkan masalah pembelajaran yang menjadi fokus kajian
dalam LS.

7
4. LS memungkinkan guru memikirkan secara mendalam tujuan jangka
panjang yang akan dicapai yang berkaitan dengan siswa LS dapat memberi
kesempatan kepada guru untuk mempertimbangkan kualitas ideal yang
ingin dikuasai oleh siswa pada saat mereka lulus, kualitas apa yang dimiliki
siswa saat sekarang, dan bagaimana mengatasi kesenjangan yang ada di
antaranya.
5. LS memungkinkan guru merancang pembelajaran secara kolaboratif
LS memberi kesempatan kepada guru secara kolaboratif merancang
pembelajaran.
6. LS memungkinkan guru mengkaji secara cermat cara dan proses belajar
serta tingkah laku siswa. LS memberi kesempatan kepada guru untuk
mengkaji secara cermat cara dan proses belajar serta aktivitas siswa.
Fokus LS hendaknya diarahkan pada peningkatan pembelajaran melalui
pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa.
7. LS Memungkinkan Guru Mengembangkan Pengetahuan Pedagogik,
LS dapat memberi peluang kepada guru untuk mengembangkan
pengetahuan pedagogik secara optimal. Hal ini disebabkan karena
melalui LS guru secara terus menerus berupaya untuk mengembangkan dan
meningkatkan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk
menerjemahkan kurikulum.
8. LS Memungkinkan guru melihat hasil pembelajaran sendiri melalui respon
siswa, LS memberi kesempatan kepada guru melihat hasil pembelajarannya
sendiri melalui respon siswa.

D. Tujuan lesson study


Menurut Thobroni tujuan utama lesson study adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana proses
pembelajaran. Pembelajaran dengan model lesson study akan membimbing
siswa tidak sekedar pada hasil kognitif tetapi juga afektif, sehingga anak
lebih paham terhadap permasalahan yang dihadapi.
2. Memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya
dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari Lesson Study

8
bisa dijadikan pedoman bagi guru-guru yang lain dalam meningkatkan
proses pembelajaran. Dengan melihat kegiatan dalam proses pembelajaran
seorang guru dapat melihat kelemahan maupun kelebihan dari guru model,
sehingga bisa dijadikan acuan atau pedoman untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
3. Meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
Pembelajaran secara kolaboratif akan menumbuhkan keaktifan dan
kreatifitas siswa, karena siswa termotivasi, bekerjasama, dan saling
membelajarkan.
4. Membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat
menimba pengetahuan dari guru lainnya. Pengalaman mengajar yang tidak
di miliki para observer bisa dijadikan pengalaman berharga untuk
diterapkan di kelasnya masing-masing.

E. Konsep lesson study


Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam Lesson Study ini, dijumpai
beberapa pendapat. menurut Slamet mulyana mengemukakan empat tahapan
dalam Lesson Study yaitu perencanaan, pelaksanaan, refleksi, dan tahap tindak
lanjut. Untuk lebih jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet mulyana
di bawah ini akan diuraikan secara ringkas tentang empat tahapan dalam
penyelengggaraan lesson study:
1. Tahapan perencanaan
Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam Lesson Study
berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis
kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti
kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan
fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya.
Sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan
untuk kepentingan pembelajaran. Selanjutnya, secara bersama-sama pula
dicarikan solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan.
Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian

9
yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi
sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang didalamnya
sanggup mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti
sampai dengan tahap akhir pembelajaran.
2. Tahapan pelaksanaan
Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu:
a. kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang
guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan
RPP yang telah disusun bersama.
b. kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau
komunitas Lesson Study yang lainnya (baca: guru, kepala sekolah, atau
pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak sebagai
pengamat/observer)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan,
diantaranya:
a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun
bersama.
b. Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting
yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang
disebabkan adanya program Lesson Study.
c. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak
diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan
mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.
d. Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-
siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan
menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya
dan disusun bersama-sama.
e. Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan
bukan untuk mengevalusi guru.

10
f. Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo
digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan
kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
g. Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama
pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa
dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang bersangkutan,
terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas belajar
siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan urutan pengalaman
belajar siswa yang tercantum dalam RPP.
3. Tahapan Refleksi
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya
perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman
analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam
bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh
kepala sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari
penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran,
dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus
atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan
dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah
disusun.
Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran
secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan
terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-saranya,
pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil
pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang
berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta
untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh
karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan
pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.

11
4. Tahapan Tindak Lanjut
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau
keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses
pembelajaran, baik pada tataran indiividual, maupun menajerial.Pada tataran
individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada
saat diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi
para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk
mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.
Pada tataran manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah
sebagai peserta Lesson Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh
sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan pengembangan
manajemen pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Kalau selama ini
kepala sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan,
dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson Study, maka dia akan
lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru dan
siswanya dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah
dapat semakin lebih fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai
pemimpin pendidikan di sekolah.

F. Perkembangan lesson study di Indonesia


Lesson study berkembang di Indonesia melalui IMSTEP (Indonesia
Mathematics and Science Teacher Education Project) yang
diimplementasikan sejak Oktober tahun 1998 di tiga IKIP yaitu IKIP
Bandung (UPI), IKIP Yogyakarta (UNY), dan IKIP Malang (UM)
bekerjasama dengan JICA (Japan Internatonal Cooperation Agency). Tujuan
umum dari IMSTEP adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan
matematika dan IPA di Indonesia, sementara tujuan khususnya adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan matematika dan IPA ditiga IKIP yaitu IKIP
Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP Malang. Pada permulaan
implementasi IMSTEP, UPI, UNY, dan UM berturut-turut bernama IKIP
Bandung, IKIP Yogyakarta, dan IKIP Malang. Berikut adalah beberapa fase
perkembangan lesson study di Indonesia.

12
1. Fase IMSTEP (1998 – 2003). Peningkatan mutu difokuskan pada
pendidikan pre dan inservice di tiga Fakultas Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) dari IKIP Bandung, IKIP
Yogyakarta, dan IKIP Malang. Beberapa kegiatan dirancang untuk
mencapai tujuan tersebut antara lain melakukan revisi silabus program
pre dan inservice, pengembangan buku ajar bersama 3 universitas,
pengembangan kegiatan praktikum, dan pengembangan teaching
materials.
2. Pada bulan Maret – April 2001, tim JICA dari Jepang melakukan
evaluasi tengah proyek (mid-term) untuk mengetahui kemajuan dari
IMSTEP. Hasil evaluasi JICA menunjukkan bahwa IMSTEP berjalan
sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dilanjutkan untuk dua setengah
tahun berikutnya dengan penyesuaian program melalui penambahan
kegiatan.
3. Tenaga ahli Jepang yang ditugaskan untuk perioda 2001-2003 adalah
Prof. Dr. Tokuda dan Mr. Nakatsu yang berturut-turut bertindak sebagai
chief adviser dan project coordinator melanjutkan tugas Prof. Dr.
Kanzawa dan Mr. Higa. Untuk kegiatan piloting dipilih 4 sekolah (2
SMP dan 2 SMA) dimasing-masing kota di Bandung, Yogyakarta, dan
Malang.
4. Pada bulan Juli 2003, tim dari JICA (Jepang) melakukan evaluasi
terhadap kinerja proyek dan berkunjung ke sekolah menyaksikan
kegiatan pembelajaran di sekolah. Tim JICA menyimpulkan bahwa
kegiatan piloting berbasis hands on activity, daily life, dan local materials
sangat potensial untuk meningkatkan mutu pembelajaran disekolah.
5. Fase Follow-up IMSTEP (2003–2005). FPMIPA UPI, FMIPA UNY, dan
FMIPA UM mengimplementasikan program Follow-up IMSTEP sejak
bulan Oktober 2003 sampai dengan September 2005 yang bertujuan
untuk meningkatkan mutu in-service teacher training (pelatihan guru
dalam jabatan) dan mutu pendidikan calon guru (preservice teacher
training) dalam bidang matematika dan IPA di UPI, UNY, dan UM.

13
6. Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan Lesson Study maka dilakukan
pendekatan oleh pimpinan fakultas di 3 universitas. Dalam kasus di
Bandung, pimpinan FPMIPA UPI bersilaturrahmi dengan kepala-kepala
sekolah piloting yang kebetulan baru terjadi pergantian kepala sekolah
untuk berdiskusi tentang keberlanjutan dari kegiatan

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Ridwan menyatakan bahwa lesson study dalam bahasa Jepang
disebut Jugyokenkyu adalah bentuk kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru
atau sekelompok guru yang bekerja sama dengan orang lain (dosen, guru mata
pelajaran yang sama atau guru satu tingkat kelas yang sama, atau guru lainnya.
Manfaat lesson study menurut Lewisa adalah
1. LS Memungkinkan guru memikirkan dengan cermat mengenai tujuan
pembelajaran, materi pokok, dan bidang studi.
2. LS memungkinkan guru mengkaji dan mengembangkan pembelajaran yang
terbaik yang dapat dikembangkan melalui LS, guru dapat mengkaji dan
mengembangkan pembelajaran yang terbaik.
3. LS memungkinkan guru memperdalam pengetahuan mengenai materi pokok
yang diajarkan.
4. LS memungkinkan guru memikirkan secara mendalam tujuan jangka
panjang yang akan dicapai yang berkaitan dengan siswa.
5. LS memungkinkan guru merancang pembelajaran secara kolaboratif.
6. LS memungkinkan guru mengkaji secara cermat cara dan proses belajar
serta tingkah laku siswa.
7. LS Memungkinkan Guru Mengembangkan Pengetahuan Pedagogik.
8. LS Memungkinkan guru melihat hasil pembelajaran sendiri melalui respon
siswa.
Tujuan lesson study menurut Thobroni tujuan utama lesson study adalah
untuk Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana proses
pembelajaran, Memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru
lainnya dalam melaksanakan pembelajaran, Meningkatkan pembelajaran secara
sistematis melalui inkuiri kolaboratif, Membangun sebuah pengetahuan
pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru
lainnya.

15
Konsep lesson study berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam Lesson
Study ini, dijumpai beberapa pendapat. menurut Slamet mulyana
mengemukakan empat tahapan dalam Lesson Study yaitu perencanaan,
pelaksanaan, refleksi, dan tahap tindak lanjut.
Lesson study berkembang di Indonesia melalui IMSTEP yang
diimplementasikan sejak Oktober tahun 1998 di tiga IKIP yaitu IKIP Bandung
(UPI), IKIP Yogyakarta (UNY), dan IKIP Malang (UM) bekerjasama dengan
JICA (Japan Internatonal Cooperation Agency).

B. Kritik dan Saran


Demi mencapai pemahaman yang memberikan wawasan yang kritis penulis
berharap kritik dan saran dari pembaca terhadap tugas yang kami tulis

16
DAFTAR PUSTAKA

Krisnawan. 2010. Lesson Study dalam Pendidikan Berkarakter.


http://krisna1.blog.uns.ac.id/2010/05/03/lesson-study-dalam-pendidikan
berkarakter/, diakses 23 Oktober 2012.
Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: Universitas Negeri Padang.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Lesson Study untuk Meningkatkan Proses dan Hasil
Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

17

Anda mungkin juga menyukai