Laporan Praktikum Biokimia Enzim
Laporan Praktikum Biokimia Enzim
Laporan Praktikum Biokimia Enzim
BIOKIMIA
“ENZIM”
Disusun Oleh :
Lyssia Febrian 1322100012
Anggota Kelompok 1 :
I. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui dan memahami pengaruh
temperatur dan pH terhadap keaktifan suatu enzim.
Enzim dalam aktifitasnya bekerja secara spesifik terhadap substrat yang akan
dikatalisisnya dengan begitu kita akan dapat mengetahui berapa besar aktivitas yang
dilakukan. Seperti contoh adalah enzim yang bekerja untuk mendegrasi amilum adalah
amilase. Enzim ini banyak terdapat pada saliva, sehingga makanan yang dikunyah lama akan
terasa manis karena senyawa polisakarid akan terurai menjadi monosakarida. (Anonim,
2011)
Enzim memegang peranan penting dalam berbagai reaksi dalam sel. Sebagai protein,
enzim diproduksi dan digunakan oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi seperti konversi
energi dan metabolisme pertahanan sel. Enzim amilase memiliki kemampuan untuk
memecah molekul-molekul pati dan glikogen. Molekul pati yang merupakan polimer dari
alfa-D-glikopiranosa akan dipecah oleh enzim pada ikatan alfa-1,4-dan alfa-1,6-glikosida
(Hart 2003). Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor.
Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda beda
karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan
keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara
optimal atau struktur akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim
kehilangan fungsinya sama sekali. Keria enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor
adalah molekul yang menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang
meningkatkan aktifitas enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim. ( Hafiz
Soewoto, 2000).
Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah cirri
suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja
terhadap berbagai macam reaksi. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses
biokimia yang terjadi didalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi
108 sampai 1011 kali lebih cepat dari pada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis.
Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katlis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai
derajar kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan
energy aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy (energi
endorgani) dan ada pula yang menghasilkan energy atau mengeluarkan energy (eksorgonik).
(Poedjadi, 2005).
Enzim adalah proses metabolisme berperan sebagai biokatalis dalam setiap reaksi
metabolism yang terjadi pada makhluk hidup. Dalam aktifitas enzim ini dipengaruhi oleh
berbagai factor seterti konsentrasi, suhu maupun pH. Pada kondisi yang sesuai enzim ini
dapat bekerja secara optimal dalam reaksi katabolisme maupun anabolisme (Tim Dosen
Biokimia, 2011). Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya
holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim adalah
suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim yang
mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal
dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai
dalam larutan yang disebut gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein
sehingga mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim,
keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat
merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim (Poedjadi, 2006).
Fungsi enzim sebagai katalis untuk reaksi kimia dapat terjadi baik didalam maupun diluar
sel. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Suatu enzim dapat
bekerja 108 sampai 1011 kali lebih cepat dibandingkan laju reaksi tanpa katalis. Enzim
bekerja sebagai katalis dengan cara menurunkan energi aktifasi, sehingga laju reaksi
meningkat (Poedjadi, 2006).
Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebgai pengkatalis dalam reaksi-reaksi
biologis. Enzim dapat juga didefinisikan sebagai biokatalisator yang dihasilkan oleh jaringan
yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu sendiri. Semua enzim yang
diketahui hingga kini hampir seluruhnya adalah protein (Suhtany & Rubianty, 1985). Enzim
berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuhmahluk hidup, tetapi
enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Enzim berperan secara lebih spesifikdalam hal
menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik
sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan
yang beracun (Oktavia, F, I. 2014: 256-262).
Enzim memiliki tenaga katalik yang luar biasa dan biasanya lebih besar dari katalisator
sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya tanpa pembentukan produk
samping enzim merupakan unit fungsional untuk metabolisme dalam sel. bekerja menurut
urutan yang teratur, sistem terkoordinasi dengan baik, menghasilkan suatu hubungan yang
harmonis diantara sejumlah aktivitas metabolik yang berbeda (Cartono, 2004). Enzim
dikatakan sebagai komponen protein yang berperan sangat penting dalam aktivitas biologis
dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam
keadaan normal tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya. Enzim ini
akan kehilangan aktivitasnya akibat:
1. Panas
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat
proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim
merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut
sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang
berbeda, disebut produk. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat
berlangsung dengan cukup cepat. Molekul enzim meningkatkan dengan nyata kecepatan
reaksi kimia spesifik yang tanpa enzim akan berlangsung sangat lama. Enzim tidak
mengubali titik keseimbangan reaksi yang dikatalisisnya, enzim juga tidak akan habis dipakai
atau diubah secara permanen oleh reaksi-reaksinya (Putri, W. D., Haryadi, Marseno, D. W.,
dan Cahyanto, M. N. 2012:52-60).
Fungsi penting dari enzim adalah sebagai biokatalisator, reaksi kimia secara kolektif
membentuk metabolisme perantara sel, suatu bagian yang sangat kecil dari suatu molekul
besar protein enzim sangat berperan untuk katalis reaksi. Bagian yang kecil ini dinamakan
bagian aktif enzim. Aktivitas katalik enzim dapat ditentukan juga melalui struktur tiga
dimensi molekul enzim tersebut. Enzim disini mempunyai peranan katalis dalam
menurunkan aktivitas dari reaksi energi. Aktivasi dapat diartikan sebagai sejumlah energi
atau kalori yang diturunkan oleh suatu mol zat pada temperatur tertentu untuk membawa
molekul ke dalam aktifnya atau keadaan aktifnya (Sumardjo, D. 2009).
Cara kerja enzim dapat dijelaskan dalam dua teori, yaitu: Teori kunci dan gembok (enzim
bekerja sangat spesifik. Enzim dan substrat memiliki bentuk geometri komplemen yang sama
persis sehingga bisa saling melekat) dan teori ketepatan induksi (enzim tidak merupakan
struktur yang spesifik melainkan struktur yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya
menyerupai substrat. Ketika substrat melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif enzim berubah
bentuk untuk menyerupai substrat). Namun dalam implementasinya, teori pertama yang
dianggap paling sesuai dalam menjelaskan cara kerja enzim (http://fionaangelina.com).
Enzim katalase adalah salah satu jenis enzim yang umum ditemui di dalam sel-sel makhluk
hidup, Enzim katalase berfungsi untuk merombak hydrogen peroksida yang bersifat racun
yang merupakan sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme. Apabila H₂O: tidak
diuraikan dengan enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada sel-sel. Oleh sebab itu,
enzim ini bekerja dengan merombak H₂O₂ menjadi substansi yang tidak berbahaya, yaitu
berupa air dan oksigen. Selain bekerja secara spesifik pada substrat tertentu, enzim juga
bersifat termolabil (rentan terhadap perubahan suhu) serta merupakan suatu senyawa
golongan
3.1 Alat
1. Blender
2. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Pisau
5. Talenan
6. Kain belacu
7. Gelas piala 100ml
8. Penangas air
9. Buffer
10. Thermometer
11. Hot plate
3.2 Bahan
1. Solanum tuberosum (kentang)
2. Katekol 0,01m
3. Aquades
4. Hcl 0,4%
5. Asm laktat 0,1%
6. Na-karbonat 1%
IV. CARA KERJA
V. MATRIKS PERCOBAAN
No Sampel Keterangan
VI. DATA PENGAMATAN
Warna pH
pH optimal untuk aktivitas enzim Folifenol oksidase yaitu pada pH 7 , karna terjadinya
perubahan warna lebih pekat dari pH yang lain.
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum biokimia kali ini, telah dilakukan percobaan yang berjudul “Enzim”.
Tujuan dari praktikum tersebut yaitu untuk mengetahui dan memahami pengaruh temperatur dan
pH terhadap keaktifan suatu enzim.
Dasar teori yang digunakan pada praktikum yaitu enzim adalah biomolekul yang
berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam
suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh
enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut
menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk.
Adapun alat dan bahan yang digunakan selama proses percobaan enzim ini, yaitu alat
blender merupakanalat untukmenghaluskan ataumelumatkan bahan makanan. Tabung reaksi
berfungi untuk tempat mereaksikan dua bahan atau lebih. Pipet tetes sebagai saluran tunggalyang
biasa digunakan untuk memindahkan cairan dalam volume kecil. Pisau digunakan untuk
memotong sebuah benda. Talenan digunakan sebagai alas untuk memotong suatu benda. Kain
belacu digunakan untuk menyaring sari Solanum tuberosum (kentang). Gelas piala (beaker
glass) digunakan untuk mengaduk, mencapur, dan memanaskan cairan. Penangas air berfungsi
untuk menciptakan suhu yang konstan. Buffer digunakan untuk mempertahankan pH agar tidak
terjadi perubahan yang signifikan. Thermometer berfungsi sebagai pengukur suhu atau
temperatur. Hotplate digunakan untuk mengaduk dan memanaskan larutan satu dengan larutan
lain. Dan bahan yang digunakan adalah kentang yang berfungsi sebagai ekstraksi. Katekol
0,01M berfungsi untuk campuran bahan ekstraksi. Aquades juga digunakan sebagai bahan
campuran. Hcl 0,4 % digunakan sebagai bahan campuran pada uji Ph. Asam laktat 0,1%
berfungsi sebagai campuran pada uji pH. Na-karbonat 1% digunakan sebagai campuran pada uji
pH.
Dalam praktikum praktikum kali ini, terdapat 5 percobaan, tetapi diawali dengan
pembuatan ekstraksi enzim denngan menggunakan kentang (Solanum tuberosum). Dikupas dan
dipotong kentang (Solanum tuberosum) lalu dimasukkan ke dalam blender yang sebelumnya
telah diisikan dengan larutan NaF 0,1M sebanyak 50ml, dan dihancurkan selama 1-2 menit. Lalu
disaring dengan menggunakan belacu, ditampung filtratnya dalam gelas piala 100ml. selanjutnya
praktikan melakukan uji coba yaitu yang pertama uji coba aktivitas enzim dalam tabung.
Disediakan 3 buah tabung reaksi yang kering dan bersih. Masing-masing tabung diberikan
ekstrak enzim, katekol 0,01M, dan aquades dengan jumlah yang berbeda. Pada tabung A,
diberikan ekstrak enzim dan katekol 0,01M, masing-masing sebanyak 15 tetes tetapi tidak
melibatkan aquades. Pada tabung B, diberikan ekstrak enzim dan aquades, masing-masing
sebanyak 15 tetes, tanpa menambahkan katekol 0,01M. Pada tabung C, diberikan katekol 0,01M
dan aquades, masing-masing sebanyak 15 tetes, tanpa dimasukkan ekstrak enzim. Selanjutnya
disimpan ketiga tabung tersebut dalam penangas air dengan suhu 37 derajat celcius. Kocok setiap
5 menit agar aerasi timbul. Diamati dan diperhatikan tabung-tabung tersebut setiap 5 menit
dalam waktu 25 menit. Dan didapatkan hasil pada waktu 0 menit, tabung A berwarna kuning
keruh, tabung B berwarna kuning keruh, dan tabung C berwarna bening. Pada waktu 5 menit,
tabung A berubah warna menjadi coklat kemerahan, tabung B dan C tidak mengalami perubahan
warna. Pada waktu 10 menit, tabung A berubah warna menjadi coklat pekat, tabung B dan C
tidak mengalami perubahan warna. Pada waktu 15 menit, tabung A berubah warna menjadi
merah hati, tabung B dan C tidak mengalami perubahan warna. Pada waktu 20 menit, tabung A
berubah warna menjadi ungu pekat, tabung B dan C tidak mengalami perubahan warna tabung B
dan C tidak mengalami perubahan warna. Pada waktu 25 menit, tabung A berubah warna
menjadi coklat kehitaman, tabung B dan C tidak mengalami perubahan warna. Warna yang
timbul menunjukkan terbentuknya benzokuinon dari reaksi yang dikatalisis oleh
polirenoloksidase.
Yang kedua adalah uji pengaruh konsentrasi substrat, dipakai 3 tabung yang masing-
masing terdiri dari, tabung A berisi 2 ml katekol 0,01M + 4 ml aquades. Tabung B berisi 4 ml
katekol 0,01M + 2 ml aquades. Tabung C berisi 6 ml katekol 0,01M + 0 ml aquades. Selanjutnya
diberikan ke dalam tiap tabung masing-masing 2 ml ekstrak enzim polifenoloksidase. Setelah itu
diletakkan di dalam penangas air dengan temperature 37 derajat celcius. Dikocok setiap 2-3
menit serta diperiksa tabung selama 20 menit jeda 5 menit. Diperoleh pada waktu 0 menit,
tabung A berwarna coklat bening, tabung B berwarna coklat bening, tabung C berwarna coklat
bening. Pada waktu 5 menit,tabung A berubah warna menjadi lebih bening, tabung B tidak ada
perubahan warna, tabung C berubah warna menjadi lebih pekat. Pada menit ke 10 dan 15 tidak
terjadi perubahan warna pada seluruh tabung. Dan pada menit ke 20, hanya tabung B yang
berubah warna menjadi pekat.
Yang ketiga adalah uji pengaruh konsentrasi enzim, terdapat 2 tabung dengan isi yang
berbeda. Pada tabung A dimasukkan 15 tetes katekol 0,01M dan 15 tetes ekstrak enzim. Dan
pada tabung B dimasukkan 15 tetes katekol 0,01M, 3 tetes ekstrak enzim, dan 12 tetes aquades.
Kemudian disimpan kedua tabung pada penangas air dengan suhu 37 derajat celcius. Dikocok
kedua tabung tersebut setiap 2-3 menit, sampai waktu 20 menit jeda 5 menit. Dan dihasilkan
pada menit ke 0,tabung A berwarna coklat merah dan tabung B berwarna coklat kuning. Pada
menit ke 5, tabung A berubah warna menjadi merah keruh dan tabung B berubah menjadi coklat
keruh. Pada menit ke 10, tabung A berubah warna menjadi merah pekat dan tabung B tidak
terjadi perubahan. Pada menit ke 15, tabung A berubah warna menjadi ungu pekat dan tabung B
berubah warna menjadi coklat pekat. Pada menit ke 20, tidak terjadi perubahan warna baik
tabung A maupun tabung B.
Yang keempat adalah uji coba pada suhu dan aktivitas enzim, diberikan 3 tabung yang
masing-masing tabung berisi 15 tetes ekstrak enzim. Dan diletakkan tiap tabung selama 10 menit
pada suhu yang berbeda, yaitu 0 derajat celcius, 37 derajat celcius, dan 70 derajat celcius.
Didapatkan secara berurutan aktivitas enzim, pada suhu 0 derajat celcius, didapatkan warna
coklat keabuan setelah ditetesi oleh katekol 0,01M sebanyak 15 tetes. Pada suhu 37 derajat
celcius didapatkan warna merah pekat. Dan pada suhu 70 derajat celcius didapatkan warna coklat
keruh.
Yang kelima adalah uji pengaruh pH pada aktivitas enzim, diberikan 4 tabung yang
masing-masing diberi Larutan berbeda. Tabung A diberikan 2ml Hcl 0,4%, tabung B diberikan
2ml Asam laktat 0,1%, tabung C diberikan 2ml aquades, dan tabung D diberikan 2ml Na-
karbonat 1%. Lalu setiap tabung dibubuhi dengan katekol 0,01M sebanyak 15 tetes.
Ditambahkan pula ekstrak enzim sebanyak 15 tetes. Dibiarkan selama 15 menit pada suhu 37
derajat celcius.
VIII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari percobaan “ENZIM” adalah diketahui bahwa suhu,
konsentrasi, dan volume larutan berpengaruh terhadap enzim polifenoloksidase.
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/daltonjurnal/article/download/3104/2182
https://m.merdeka.com/trending/fungsi-termometer-beserta-jenis-dan-cara-penggunaan-yang-
tepat.html
https://www.zenius.net/blog/larutan-penyangga-dalam-kehidupan-sehari-hari
http://www.alatlabor.com/article/detail/290/waterbath-
https://pels.umsida.ac.id/index.php/PELS/article/download/766/470
X. LAMPIRAN