Khutbah Idul Fitri
Khutbah Idul Fitri
Khutbah Idul Fitri
ۖ َولِ ُت ْك ِملُوا ْال ِع َّد َة َولِ ُت َك ِّبرُوا هّٰللا َ َع ٰلى َما َه ٰدى ُك ْم َو َل َعلَّ ُك ْم َت ْش ُكر ُْو َن
Artinya:. Hendaklah kamu mencukupkan bilangan puasa lalu bertakbir/mengagungkan
Allah atas hidayah yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.
Dalam ayat ini Allah SWT secara jelas menjelaskan yaitu setelah dicukupkan bilangan
puasanya maka bertakbirlah menganggungkan Allah atas hidayah diberikan kepadamu
agar kamu bersyukur. Kita semua pasti tahu bilangan puasa yang dicukupkan dalam
ayat ini maksudnya berada diantara 29 hari dan 30 hari berpuasa setelah itu
walitukabirullah atau takbir menganggungkan nama Allah atas hidayahnya yang
diberikan kepada kita semua. Masya Allah, hari ini Allah dengan segala kebesarannya
telah memberikan hidayah pada kita hambanya..
Hidayah ini hak progratif Allah SWT, diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki oleh
Allah SWT kita bisa lihat dalam sejarah, ada anak nabi tidak mendapat hidayah, tidak
terpanggil mengikuti kebenaran yang disampaikan bapaknya namanya kan’an putra
nabi Nuh A.S, ada ayah nabi yang bernama adhar ayah nabi Ibrahim putranya
penegak tauhid ayahnya produsen dan penjual berhala, ada istri nabi, istrinya nabi Luth
tidak mendapat hidayah tidak terpanggil mengikuti kebenaran, lalu ada abu jahal/abu
lahab paman nabi SAW, melihat nabi, menyaksikan mukzizat, mendengar wahyu,
melihat tutur kata nabi tetapi hidayah tidak datang padanya, maka mereka tidak
terpanggil mengikuti kebenaran. Kita yang ada pada hari ini masyaALLAH
alhamdulillah, keponakan nabi juga bukan dzuriat nabi juga bukan tetapi Allah SWT
memberikan kita hidayah yaitu beriman kepada ALLAh SWT dan mengikuti islam,
hidayah ini kita harus pelihara, harus kita jaga baik-baik karena hidayah itu hak progratif
Allah SWT dan (yakni maiyassa) diberikan kepada siapa saja yang
dikehendakinya ...allah hu akbar, allahuakbar, allahuakbar walilahilhamd.
Hadirin jamaah ID yang dirahmtai oleh Allah SWT
Pada kesempatan yang mulia ini mari kita menambahkan rasa syukur kita kepada Allah
SWT, tambah rasa sayang kita kepada Allah dan tambah rasa yakin kita akan kekuatan
Allah SWT (la haula wala kuwata ila bilahil aliyil adzim) marilah bermohon kepada Allah
atas segala kehilafan hidup dalam kehidupan, bermohon agar selalu diberikan
istiqamah dalam ibadah seperti halnya kita beribadah pada bulan ramdhan kemarin,
dan berharap agar nilai-nilai ibadah kemarin bisa menjadi bekal untuk kehidupan akhirat
kita nantinya, namun sudah pasti Kita juga tidak hanya bersalah kepada Allah SWT
saja, kita juga sudah pasti bersalah pada sesama manusia yang ada di muka bumi ini
karena proses sosial pergaulan kita, kita pasti sering menyakiti hamba Allah yang lain
yang tanpa sengaja keluar dari mulut kita maupun perilaku kita,
dalam Sebuah hadits, sahabat ditanya oleh rasuullah SAW: saudara-saudara tau siapa
orang yang bangkrut?
Sahabat menjawab: orang bangkrut itu tidak punya harta, dan tidak punya uang
Salah jawab rasul, orang yang bangkrut dari umatku yaitu orang yang besok di hari
kiamat datang mereka menghadap Allah SWt mereka membawa amal sholat mereka,
amal puasa mereka, amal haji mereka dan amal sedekah mereka akan tetapi itu hanya
di satu sisi saja disisi lain orang ini juga datang membawa banyak kesalahan terhadap
sesama saudara muslim lainnya, kesalahan karena pernah mencaci maki sesama
manusia, pernah memfitnah orang, pernah memakan harta orang dengan cara yang
zalim, kalo ini yang terjadi maka kata nabi: pahala kebaikan itu akan diberikan kepada
orang yang dia sakiti, jika sudah habis pahala orang tersebut sedangkan orang disakiti
masih banyak tuntutannya maka akan diambil dosa dari orang yg disakiti itu dan
dipindahkan kepada orang tersebut sehingga orang tersebut pun habis amal
kebaikannya dihadapan ALLAH SWT, pahala di ambil dosa ditambahkan sehingga
bangkrut lah dia di hari kiamat. Ibarat berdagang, modal habis hutang pun bertumpuk,
hal ini dikarenakan orang tersebut cuman baik kepada Allah SWT saja dan tidak baik
hubungannya sesama manusia.
Oleh karena itu mari di momentum yang indah ini, kita perbaiki kembali hubungan
sesama kita sebagai manusia, kita datangi mereka semua orang-orang yang pernah
kita sakiti yang masih hidup, kita doakan orang –orang yang kita sakiti yang sudah
meninggal dan kita datangi keluarga mereka untuk menyambungkan kembali hubungan
yang agak retak ini, jangan jadikan jarak dan waktu sebagai alasan untuk tidak
bersilahturahmi dan memohon maaf, ajak anak dan istri kita untuk kenal dengan
keluarga orang tua kita, keluarga dari ibu kita dan bapak kita, masyarakat dan teman-
teman kita agar mereka juga tahu keluarga dan pada saat nanti kita pulang ke kampung
akhirat maka keluarga itulah yang menjadi sandaran mereka, memintalah maaf,
sebesar apapun kesalahan kita dan orang yang melakukan salah itu, bukakan lah pintu
permohonan maaf karena sesungguhnya tidak ada manusia yang tidak luput dari
kesalahan. Ingatlah hidup di dunia hanya semntara saja kita akan kembali kepada
Allah SWT untuk dimintai pertanggungjawaban, sifat ego yang masih tidak mau
memaafkan akan membuat kita rugi sendiri di kampung akhirat nanti.
Rasulullah Saw bersabda :
Marilah kita mensyukuri nikmat ini, menyukuri hidayah ini karena dengan
mensyukuri makna idul fitri akan meresap, kembali kepada fitrah kita sebagai
manusia, fitrah adalah kesucian seperti yang digambbarkan banyak para ulama
yaitu kembali lahir seperti bayi yang baru dialhirkan ibunya, bersih, suci dan
tanpa dosa lantaran sudah dibersihkan oleh ibadah ramadhan
Ada pepatah arab mengatakan (laisa al id liman labisa jadid, wa lakinna al idu
liman takwa hu yazid), hari raya idul fitri bukan bagi orang-orang yang
mengenakan pakaian baru, tapi bagi orang-orang yang takwannya bertambah
karena dia bersyukur kepada Allah SWT. Semoga kita semua slelau mendapat
hidayah dan selalu bersyukur atas nikmat Allah....aminn ya rabbal alamin...