Pertumbuhan Mikroba
Pertumbuhan Mikroba
Pertumbuhan Mikroba
DISUSUN OLEH
KELOMPOK I:
2. Idarwati Gea
MATA KULIAH:
MIKROBIOLOGI
DOSEN PENGAMPU:
UNIVERSITAS NIAS(UNIAS)
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PERTUMBUHAN
MIKROBA” tepat pada waktunya. Dalam menyelesaikan menyusun makalah ini kami
mengalami beberapa kesulitan, tetapi dengan bantuan beberapa sumber akhirnya kami dapat
menyelesaikannya. Kami menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan, dan kami
mengharapkan kritik dan saran sehingga bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda,yang berturut-
turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner danfase kematian. Padafase
kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum pertumbuhan kultur bakteri,kecuali bila
kematian dipercepat dengan penambahanzat kimia toksik, panas atau radiasi.Metode pengukuran
pertumbuhan yang sering digunakan adalah denganmenentukan jumlah sel yanghidup dengan
jalan menghitung koloni pada pelat agar dan menentukan jumlah total sel/jumlahmassa sel.
Selain itu dapat dilakukan dengan cara metode langsung dan metode tidak langsung.
Pertumbuhan pada bakteri didefinisikan sebagai pertumbuhan berat sel. Karena berat
selrelatif sama pada setiap siklus sel, maka pertumbuhan dapat di definisikan sebagai
pertambahan jumlah sel. Mempelajari pertumbuhan bakteri merupakan faktor terpenting dalam
mengetahui beberapa aspek fisiologi suatu bakteri (Purwoko, 2007)
B. Rumusan masalah
PERTUMBUHAN MIKROBA
Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang
berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian.
Padafase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum pertumbuhan kultur
bakteri,kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan zat kimia toksik, panas atau
radiasi. Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu:kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek fisik dapat
mencakup suhu, pHdan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis meliputi air, sumber
karbon, nitrogenoksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh.
B. Pembelahan sel Bakteri
Proses pembelahan secara langsung disebut juga pembelahan ami-tosis atau pembelahan
biner. Pembelahan biner merupakan proses pembelahan dari 1 sel menjadi 2 sel tanpa
melaluifase-fase atau tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan biner banyak dilakukan
organisme uniseluler (bersel satu), seperti bakteri, protozoa, dan mikroalga (alga bersel satu
yang bersifatmikroskopis). Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan membelah menjadi
dua sel yangidentik (sama satu sama lain). Dua sel ini akan membelah lagi menjadi empat,
begitu seterus-nya. Pembelahan biner dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua,
kemudian diikuti pembelahan sitoplasma. Akhirnya, sel terbelah menjadi dua sel anakan.
Pembelahan biner pada organisme prokariotik terjadi pada bakteri. DNA bakteri
terdapat pada daerah yang disebut nukleoid. DNA pada bakteri relatif lebih kecil dibandingka
n denganDNA pada sel eukariotik. DNA pada bakteri berbentuk tunggal, panjang dan sirkuler
sehinggatidak perlu dikemas menjadi kromosom sebelum pembelahan.
Sel prokariot, sel tanpa membran inti, mampu membelah diri secara sederhana. Setelahsel
tumbuh dan mampu melakukan pembelahan, serta telah menduplikasi molekul DNA-
nya,terjadi pelekukan pada membran sel. Molekul DNA prokariot menempel pada beberapa
titikmembran sel. Dengan demikian, molekul DNA tersebut dapat terpisah dengan arah yang
berlawanan ketika pelekukan membran sel semakin dalam. Ketika molekul DNA
terpisah,membran sel dan dinding sel semakin melekuk ke dalam hingga mulai terlihat
pemisahan dua sel baru.
2. Sebuah sel tua mempersiapkan bagian dengan memperbesar dinding sel, membran sel
dan volume keseluruhan. Di tengah sel, dinding mengembangkan takik yang akhirnya
akan membentuk septum (pembatas)transversal, dan kromosom digandakan kemudian
menempel pada membran khusus.
3. Dinding septum tumbuh ke dalam, dan kromosom yang ditarik ke arah ujung sel yang
berlawanan sebagai membran membesar. Komponen sitoplasmik lainn yang
didistribusikan(acak) kedua sel berkembang.
4. Septum disintesis sepenuhnya melalui pusatsel, dan membran sel patch itu sendiri
sehinggaada dua bilik sel terpisah.
5. Pada titik ini, sel anak dibagi. Beberapa bagian khusus akan memisahkan
sepenuhnyaseperti yang ditunjukkan di sini, sementara yang lain akan tetap melekat,
membentuk rantai atau doublet.
C. Fase pertumbahan bakteri
1.Fase Permulaan
Dikenal pula dengan initial phase atau lag phase atau laten phase. Dalam fase ini bakteri
belummengadakan perbanyakan sel, bahkan sebagian sel bakteri mati, hingga hanya sel yang
kuat saja yang bertahan hidup. Ukuran sel membesar yang disebabkan oleh adanya pemasukan
air imbibisike dalam sel. Secara teoritis, keadaan laten atau lag dari populasi bakteri ini
diakibatkan oleh pasokan metabolit yang tidak mencukupi, atau oleh tidak aktifnya suatu enzim
hinggakeseluruhan metabolisme terhambat. Ini disebabkan oleh keberadaan sel bakteri dalam
lingkungan baru sehingga sel harus menyesuaikan diri dalam lingkungan yang baru tersebut.
2. Fase Pertumbuhan
Fase pertumbuhan yang dipercepat (Accelarated Growth Phase) Selama fase ini, sel
bakteri belum memperbanyak diri. Kecepatan pertumbuhan makin lama makin meningkat.
Bilakecepatan pertumbuhan diberikan dalam term waktu generasi (doubling time, td, yaitu
waktuyang dibutuhkan populasi sel untuk melipatkan jumlahnya menjadi dua kali lipat, maka
waktugenerasinya makin lama makin pendek). Sedangkan kecepatan pertumbuhan dinyatakan
dalamkecepatan tumbuhnya makin lama x dt tinggi. Secara individual makin lama ukuran sel
makinmendekati maksimum. Ini disebabkan oleh adanya kemasukan air imbibisi dan adanya
permulaan aktivitas metabolisme.
4.Fase stasioner
Selama fase ini kecepatan pertumbuhan adalah nol. Walaupun demikian, tidak berarti
tidak terjadi pertumbuhan sel. Jumlah pembentukan sel baru sebagai hasil reproduksi, seimbang
dengan jumlah sel yang mati selama fase ini. Oleh karena itu, ekspresi dalam grafik linear dan
sejajar selama fase ini, menggunakan cadangan makanan yang ada di dalam protoplasma sebagai
building blocks pembangun sel yang baru.
5.Fase penurunan (kematian)
Ini merupakan akhir dan suatu kurva dimana jumlah individu secara tajam akan
menurunsehingga kurva tampaknya akan mendekati titik awal kembali (Suriawiria, 2005; 91).
Penyebabutama adalah autolysis sel serta penurunan energy seluler. Pada saat medium kehabisan
nutrientmaka populasi bakteri akan menurun jumlahnya. Pada saat ini jumlah sel yang mati lebih
banyakdaripada sel yang hidup.Beberapa bakteri hanya mampu bertahan beberapa jam selama
fase statis dan akhirnya masukke dalam fase kematian, sementara itu beberapa bakteri hanya
mampu bertahan sampai hariandan mingguan pada fase statis dan akhirnya masuk ke fase
kematian. Beberapa bakteri bahkanmampu bertahan sampai puluhan tahun sebelum mati, yaitu
dengan mengubah sel menjadi spora(Purwoko, 2007).
Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh lingkungan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungandapat
mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan sifat fisiologi mikroba. Faktor lingkungan penting
artinya dalam usaha mengendalikan kegiatan mikroba. Baik untukkepentingan proses ataupun
pengendalian. Lingkungan yang sangat berpengaruh terhadapkehidupan mikroba, dapat
berbentuk lingkungan abiotik (fisik dan kimia), dapat pula lingkungan biotik (biologis) yaitu :
1. Lingkungan Abiotik
a. Temperature
Temperatur merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan. Beberapa jenis
mikroba dapat hidup pada daerah temperatur yang luas sedangkan jenis lainya pada daerah
yang terbatas. Temperatur minimum suatu jenis mikroba ialah temperatur paling rendah
dimana kegiatan mikroba masih dapat berlangsung.
Mikroba psikrofilik yaitu golongan mikroba yang dapat tumbuh pada daerah
temperaturantara 0-300C, dengan temperatur optimum 150C. Kebanyakan dari
golongan ini tumbuhditempat-tempat dingin.
Mikroba mesofilik yaitu golongan mikroba yang mempunyai temperatur optimum
untuk pertumbuhan antara 25-370C dengan temperatur optimum 320C. Umumnya
hidup didalamalat pencernaan, kadang kadang ada juga yang hidup dengan baik pada
temperatur sekitar 400C
Mikroba termofilik adalah golongan mikroba yang dapat tumbuh pada daerah
temperaturtinggi, optimum diantara 55-600C, minimum 400C sedangkan maksimum
750C. Golongan terdapat didalam sumber-sumber air panas dan tempat-tempat lain
yang temperatur lebihtinggi dan 550C, misal pada buangan air pendingin.
b. Ph
Batas pH untuk pertumbuhan jasad merupakan suatu gambaran dari batas ph bagi
kegiatanenzim. Untuk tiap jasad dikenal nilai pH minimum, optimum dan maksimum.
Bakterimemerlukan nilai Ph ANTARA 6,5-7,5. Ragi antara 4,0-4,5, sedangkan jamur dan
aktinomeset tertentu mempunyai daerah Ph yang luas.
Atas dasar daerah, Ph bagi kehidupan mikroba, dibedakan adanya 3 golongan besar yaitu :
Mikroba yang asidofilik, yaitu yang dapat tumbuh pada ph antara 5,5 -5,0.
Mikroba yang mesofilik yaitu yang dapat tumbuh pada Ph antara 5,5 – 8,0.
Mikroba yang alkafilik, yaitu yang dapat tumbuh pada Ph antara 8,7 -9,5.
Senyawa Toksik.
c. Arus listrik
Arus listrik bolak balik ataupun searah yang bertegangan tinggi dapat menyebabkan
elektrolisis bahan penyusun medium. Arus listrik dapat juga menghasilkan panas yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba. Karena sel didalam suspensi akan mengalami
elektroforesis kalau dilalui arus listrik, maka kehidupan mikroba akan terganggu/terhenti.
d. Radiasi
Pada umumnya cahaya mempunyai daya merusak kepada sel mikroba yang tidak
mempunyai pigmen fotosintesis. Sedang cahaya dengan gelombang pendek dapat
berpengaruh terhadap jasadhidup. Sinar dengan gelombang panjang juga mempunyai
daya fotodinamik dan daya biofisik,misalnya cahaya matahari. Jika energi radiasi diserap
oleh sel mikroba akan menyebabkanterjadinya ionisasi komponen sel, ionisasi molekul
tertentu dari protoplasma dapat menyebabkankematian, perubahan genetik ataupun dapat
pula menghambat pertumbuhan. Energi radiasi darisinar X, sinar gamma dan terutama
sinar ultraviolet banyak digunakan dalam praktek strelisasi, pengawetan bahan makanan
dan untuk mendapatkan muatan.
2. Lingkungan biotik
a. Bebas Hama
Dalam percobaan sering diperlakukan hewan percobaan yang sejak lahir harus bebas dari
semua jenis mikroorganisme. Sejak lahir harus bebas dari semua jenis mikroorganisme
hewan percobaan yang bebas dari mikroba tersebut disebut kehidupan aksenik atau
kehidupan tanpa benda-benda asing. Hewan aksenik yang telah diinfeksi dengan suatu jasad
disebut gnotobiosis dan hasilnya dapat menimbulkan hal-hal yang penting, misalnya marmot
gnotobiosis yang diinfeksi patogen entamoeba histolystica tidak menderita sakit disentri,
sedangkan marmut biasa akan segera sakit jika dikenai jasad tersebut. hal ini disebabkan
karena dalam usus marmutgnotobiosis tidak terdapat bakteri yang berfungsi sebagai makanan
E. Histolytica.
b. Asosiasi
Simbiosis adalah asosiasi diantara dua atau lebih jasad, dimana sedikitnya satu
jenismendapatkan keuntungan sedangkan jenis lainya mungkin mengalami kerugian, atau
mungkin keuntungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budiyanto.K.Agus,Pertumbuhan
Mikroorganisme.https://zaifbio.wordpress.com/2010/11/08/pertumbuhan-mikroorganisme/
https://www.academia.edu/38520879/makalah_pertumbuhan_mikroorganisme_docx