4047-Article Text-7846-1-10-20220918
4047-Article Text-7846-1-10-20220918
4047-Article Text-7846-1-10-20220918
4047
Formulasi Sediaan Masker Clay Peel Off Ekstrak Daun Sirsak (Annona
muricata L.) sebagai Antijerawat
Desi Waliasih*, Ratih Aryani, Mentari Luthfika Dewi
Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Islam Bandung, Indonesia.
*
desiw9@gmail.com, ratih_aryani@ymail.com, mentariluthfikadewi19@gmail.com
Abstract. Acne is a health problem that is often found on the skin and bothers both
physically and psychologically. Based on previous research, soursop leaves have
activity against the bacteria Propionibacterium acnes which is the bacteria that
causes acne. The purpose of this study was to make a clay peel off mask
formulation containing ethanolic extract of soursop leaves as an anti-acne. In this
study, soursop leaf extract was made with 95% ethanol solvent using the maceration
method. Extract activity test against P. acnes was carried out using the diffusion
method so that the well method produced a MIC value at a concentration of 0.06%
with an inhibitory diameter of 8.81 mm. The manufacture of clay peel off masks
from soursop leaf ethanol extract was made based on the gelation reaction between
sodium alginate and calcium sulfate. Clay peel off mask with a concentration of
15% ethanolic extract of soursop leaves is the most optimum formulation based on
pharmaceutical evaluation and is known to have antibacterial activity against P.
acnes.
Keywords: Soursop leaf, Acne, Antibacterial activity test, Clay mask, Peel off
mask.
Abstrak. Jerawat merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan pada kulit
dan mengganggu baik secara fisik maupun psikis. Berdasarkan penelitian
sebelumnya, daun sirsak memiliki aktivitas terhadap bakteri Propionibacterium
acnes yang merupakan bakteri penyebab jerawat. Tujuan dari penelitian ini untuk
membuat formulasi sediaan masker clay peel off mengandung ekstrak etanol daun
sirsak sebagai antijerawat. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan ekstrak daun
sirsak dengan pelarut etanol 95% menggunakan metode maserasi. Uji aktivitas
ekstrak terhadap P. acnes dilakukan dengan metode difusi agar cara sumuran
menghasilkan nilai KHM pada konsentrasi 0,06% dengan diameter hambat sebesar
8,81 mm. Pembuatan masker clay peel off ekstrak etanol daun sirsak dibuat
berdasarkan reaksi gelasi antara natrium alginat dan kalsium sulfat. Masker clay
peel off dengan konsentrasi 15% ekstrak etanol daun sirsak merupakan formulasi
yang paling optimum berdasarkan evaluasi farmasetik dan diketahui memiliki
aktivitas antibakteri terhadap P. acnes.
Kata Kunci: Daun sirsak, Jerawat, Uji aktivitas antibakteri, Masker clay,
Masker peel off.
Corresponding Author
Email: ratih_aryani@ymail.com 245
246 | Desi Waliasih, et al.
A. Pendahuluan
Jerawat atau acne vulgaris merupakan kelainan atau penyakit pada kulit yang ditandai dengan
timbulnya nodul, kista, pustul dan komedo di wajah, dada, bahu, lengan atas, serta punggung
atas (Wasitaatmadja, 2018: 24). Kondisi ini dapat disebabkan oleh meningkatnya produksi
minyak (sebum) oleh kelenjar sebaseus yang mencapai permukaan kulit. Ketika melewati
saluran pilosebaseus, sebum akan memasok asam linoleat dari folikel rambut ke keratinosit,
menyebabkan terbentuknya asam lemak bebas yang merangsang produksi sitokin inflamasi
seperti IL-6, IL-8, IL-1β dan TNF-α sehingga terjadi peradangan serta hiperkeratosis, kondisi
ini dapat menimbulkan komedo dan akan berkembang menjadi jerawat (Prasad, 2015; Tuchayi
et al., 2015). Hal ini dapat diperparah oleh infeksi bakteri penyebab patogenesis jerawat,
bakteri tersebut akan menyebabkan peradangan pada kulit wajah. Diantara berbagai jenis
bakteri yang menyebabkan patogenesis jerawat, Propionibacterium acnes merupakan bakteri
yang paling dominan (Lova dkk., 2018).
Ekstrak etanol 95% daun sirsak pada konsentrasi 0,1% mampu menghambat
pertumbuhan bakteri P. acnes dengan diameter hambat sebesar 10 mm (Mulyanti dkk., 2015).
Senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri diantaranya adalah alkaloid, flavonoid, saponin
dan tanin (Zai, 2019).
Masker clay peel off merupakan salah satu bentuk sediaan topikal yang dapat
digunakan untuk perawatan wajah berjerawat. Masker clay sangat cocok digunakan untuk
mengatasi kulit berjerawat, karena masker clay memiliki keuntungan seperti mampu
melunakkan dan membersihkan sebum pada kulit wajah yang telah mengeras (jerawat)
(Agoes, 2015). Adanya efek peel off, masker hanya perlu dilepas seperti membran plastis
setelah pemakaian tanpa harus dibilas dengan air (Rahmawanty dkk., 2015).
Pada penelitian ini akan dilakukan formulasi ekstrak etanol 95% daun sirsak dalam
bentuk sediaan masker clay peel off sebagai antijerawat. Adapun rumusan masalah dari
penelitian ini adalah bagaimana aktivitas ekstrak etanol 95% daun sirsak dalam menghambat
pertumbuhan bakteri P. acnes, bagaimana formulasi sediaan masker clay peel off mengandung
ekstrak etanol 95% daun sirsak yang paling optimal berdasarkan evaluasi fisik, dan bagaimana
aktivitas sediaan masker clay peel off ekstrak etanol 95% daun sirsak dalam menghambat
pertumbuhan bakteri P. acnes.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol 95%
daun sirsak terhadap bakteri P. acnes, menghasilkan formula masker clay peel off
mengandung ekstrak etanol 95% daun sirsak yang paling optimal berdasarkan evaluasi fisik,
dan menghasilkan sediaan masker clay peel off ekstrak etanol 95% daun sirsak yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes. Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan
dapat memberikan informasi mengenai formulasi dan evaluasi sediaan masker clay peel off
ekstrak daun sirsak, dan juga manfaatnya sebagai antijerawat.
B. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Riset
Universitas Islam Bandung menggunakan bahan utama yaitu daun sirsak (Annona muricata
L.) yang diperoleh dari perkebunan Manoko, Lembang, Jawa Barat. Tahapan penelitian
dimulai dari determinasi, pembuatan simplisia dan ekstrak daun sirsak, penetapan parameter
standar simplisia serta skrining fitokimia simplisia dan ekstrak.
Daun sirsak diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 95% dan
dilakukan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar cara sumuran.
Tahapan awal pebuatan masker dilakukan dengan optimasi basis masker clay peel off
dan dievaluasi hingga diperoleh basis optimum. Basis optimum yang terpilih ditambahkan
ekstrak daun sirsak yang kemudian dilakukan evaluasi dan uji aktivitas antibakteri sediaan
akhir.
Simplisia yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan mutu yang tercantum
pada literatur sehingga perlu dilakukan standarisasi, hal tersebut bertujuan untuk menjain
keseragaman mutu simplisia dan menghasilkan simplisia dengan efikasi yang terukur secara
farmakologis dan keamanannya terjamin. Parameter standarisasi simplisia terdiri dari
parameter spesifik dan non spesifik. Parameter spesifik merupakan parameter khusus yang
hanya ada pada simplisia tertentu. Seperti penetapan kadar sari larut air dan larut etanol.
Sedangkan parameter non spesifik merupakan parameter umum yang berlaku pada semua jenis
simplisia, parameter non spesifik meliputi penetapan kadar air, susut pengeringan, kadar abu
total dan kadar abu tidak larut asam (Maulana, 2021: 222-233). Hasil penetapan parameter
standar simplisia daun sirsak semua parameter memenuhi persyaratan, selanjutnya dilakukan
skrining fitokimia simplisia dan ekstrak daun sirsak.
Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Simplisia dan Ekstrak Daun Sirsak
Pharmacy
248 | Desi Waliasih, et al.
Keterangan: EEDS = Ekstrak etanol daun sirsak (-) = Tidak ada zona hambat
Hasil pengujian uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol 95% daun sirsak dengan metode
difusi agar cara sumuran menunjukkan bahawa senyawa pada ekstrak daun sirsak mampu
menghambat baketri P. acnes yang ditunjukkan dengan adanya zona hambat pada media. Pada
konsentrasi 0,05% sudah tidak menghasilkan zona hambat yang artinya pada konsentrasi
0,05% ekstrak etanol 95% daun sirsak tidak dapat menghambat pertumbuhan P. acnes
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai KHM ekstrak etanol 95% daun sirsak adalah 0,06%.
Berdasarkan Davis and Stout (1971), penggolongan kekuatan daya hambat bakteri kurang dari
5 mm dikategorikan lemah, 6-10 mm sedang, 11-20 mm kuat dan lebih dari 20 mm sangat
kuat. Untuk hasil KHM ekstrak etanol daun sirsak pada konsentrasi 0,06% dengan diameter
hambat 8,81 mm termasuk ke dalam kategori sedang. Adanya aktivitas antibakteri pada
ekstrak daun sirsak dapat dipengaruhi karena adanya kandungan kimia seperti alkaloid,
flavonoid, saponin dan tanin (Zai, 2019).
Formulasi basis dibuat dengan variasi konsentrasi natrium alginat, yang kemudian
dievaluasi fisik yang meliputi parameter organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya
sebar, daya lekat dan waktu mengering.
Untuk mengetahui apakah sediaan akhir masker clay peel off ekstrak daun sirsak
memiliki aktivitas antibakteri terhadap P. acnes, maka dilakukan uji aktivitas antibakteri
terhadap sediaan dengan menggunakan metode dilusi cair, dengan prinsip melihat kekeruhan
Pharmacy
250 | Desi Waliasih, et al.
atau tumbuh tidaknya bakteri pada media cair (Etikasari dkk., 2017).
Uji Aktiviatas Antibakteri dan Evaluasi Sediaan Akhir Masker Clay Peel Off Ekstrak
Daun Sirsak
Tabel 7. Uji Aktivitas Antibakteri Masker Clay Peel Off Ekstrak Daun Sirsak
Dari hsail pengujian untuk formula 3A dengan konsentrasi ekstrak daun sirsak 10% tidak
dapat menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes karena ditandai dengan adanya pertumbuhan
bakteri pada media. Sedangkan pada formula 3B tidak ditumbuhi bakteri. Sehingga ekstrak
yang digunakan pada sediaan akhir masker clay peel off adalah ekstrak etanol daun sirsak
dengan konsentrasi 15%. Aktivitas antibakteri pada sediaan dapat dihasilkan karena adanya
senyawa pada ekstrak daun sirsak seperti alkaloid, flavonoid, polifenol dan tanin yang
berperan sebagai antibakteri (Zai, 2019).
Selanjutnya formula akhir masker yaitu formula 3B dilakukan evaluasi sediaan akhir
yang meliputi parameter organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar, daya lekat dan
waktu mengering.
Tabel 7. Uji Aktivitas Antibakteri Masker Clay Peel Off Ekstrak Daun Sirsak
Berdasarkan evaluasi menunjukkan bahwa sediaan akhir masker clay peel off
mengandung ekstrak etanol daun sirsak 15% yang meliputi parameter uji organoleptis,
homogenitas, pH, viskositas, daya sebar, daya lekat, waktu mengering dan kadar air
memennuhi persyaratan. Sediaan akhir serbuk masker clay peel off perlu dilakukan pengujian
kadar air karena menurut KepMenKes no 661 tentang obat tradisional serbuk persyaratan
kadar air harus kurang dari 10% hal tersebut dilakukan untuk menjaga mutu sediaan agar tidak
ditumbuhi mikroba.
D. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa hasil
Daftar Pustaka
[1] Afianti, Hanum, P., Mimiek, M. (2015). ‘Pengaruh Variasi Kadar Geling Agent HPMC
Terhadap Sifat Fisik dan Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Etanolik Daun
Kemangi (Ocimum basilicum L. Forma Citratum Back.)’, Majalah Farmaseutik, Vol.
11, No. 2, 307-315.
[2] Agoes G. (2015). Sediaan Kosmetik (SFI-9), ITB, Bandung. Andika, S. S., Lailiyah,
M., Erivina, A. (2019). ‘Formulasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Masker Gel Peel Off
kstrak Daun Pacar Air (Impatiens balsamina Linn) dengan Kombinasi Variasi PVA dan
HPMC’, Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia, Vol. 1, No. 2, 114-122.
[3] Danimayostu, A. A., Nilna, M. S., Dahlia, P. (2017). ‘Pengaruh Penggunaan Pati
Kentang (Solanum tubrosum) Termodifikasi Asetilasi Oksidasi sebagai Gelling Agent
Trhadap Stabilitas Gel Natrium Diklofenak’, Pharmacutical Journal of Indonsia, Vol. 3,
No. 1, 25-32
[4] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Farmakope Herbal Indonesia ed II,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
[5] Etikasari, R., Murharyanti, R., Wiguna, A. S. (2017). ‘Evaluasi Pigmen Karotenoid
Karang Lunak Sarcophyton Sp. Sebagai Agen Antibakteri Potensial Masa Depan’.
Indonesia Jurnal Farmasi, Vol.2, No. 1, 28-36.
[6] Juliantoni, Y., Hajrin, W., Subaidah,W. A. (2020). ‘Formulasi Sediaan Gel Sari Buah
Duwet (Syzygium cumini) dengan Basis Karbopol 950 ssebagai Gelling Agent’,
Sasambo Journal of Pharmacy, Vol. 1, No. 2, 30-33.
[7] Lova, I., dkk. (2018). ‘Perbandingan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun,
Tangkai, Bunga Cengkeh Bali (Szyzygium aromaticum) Terhadap Bakteri P. Acnes
dengan Metode Difusi Disk’, Jurnal Kimia, Vol. 12, No. 1, 30-35.
[8] Maulana, I. T. (2021). Buku Ajar Teknologi dan Pengembangan Bahan Alam, CV.
Sadari, Bandung.
[9] Mulyanti, D., Rismawati, E., Maulana, I. T., Febriani, D., Dewi, Y. N. (2015). ‘Uji
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) pada Bakteri
Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermis’.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Kesehatan, Vol. 1, No. 1, 325–330.
[10] Prasad, S. (2016). ‘Acne vulgaris. A Review on Pathophysiology and Treatment’.
[11] Asian Joural of Pharmaceutical and Clinical Research. Vol. 9, No. 4, 54-59.
[12] Rahmawanty, D., Yulianti, N., Fitriana, M. (2015). ‘Formulasi dan Evaluasi Masker
Wajah Peel Off Mengandung Kuersetin dengan Variasi Konsentrasi Gelatin dan
Pharmacy
252 | Desi Waliasih, et al.