Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Clay Mask Labu

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344295177

FORMULASI DAN UJI EFEKTIFITAS ANTI-AGING DARI MASKER CLAY


EKSTRAK ETANOL KENTANG KUNING (Solanum tuberosum L.) CLAY MASK
FORMULATION AND ANTI AGING EFFECTIVENESS FROM ETHANOL EXTRA...

Article · April 2020


DOI: 10.33085/dunia%20farmasi.v4i2.4541

CITATIONS READS

0 2,328

4 authors, including:

Leny Leny
Institut Kesehatan Helvetia
31 PUBLICATIONS 106 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Leny Leny on 18 September 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Volume 4 No.2, April 2020: 68-75

FORMULASI DAN UJI EFEKTIFITAS ANTI-AGING DARI MASKER CLAY


EKSTRAK ETANOL KENTANG KUNING (Solanum tuberosum L.)

CLAY MASK FORMULATION AND ANTI AGING EFFECTIVENESS FROM


ETHANOL EXTRACT OF YELLOW POTATO (Solanum Tuberosum L.)

Mandike Ginting1*, Khairani Fitri2, Leny3, Betari Khairani Lubis4


1,2,3
Dosen Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan Umum, Institut Kesehatan Helvetia Medan
4
Mahasiswa Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan Umum, Institut Kesehatan Helvetia
Medan

ABSTRAK
Pendahuluan: Kentang kuning (Solanum tuberosum L.) diketahui mengandung vitamin C dan
flavonoid antosianin sebagai sumber antioksidan alami. Kandungan senyawa ini dalam masker clay dapat
mencegah paparan sinar UV sebagai penyebab terbentuknya radikal bebas yang ditandai dengan kulit
kerut/keriput, kering, kasar dan bercak hitam. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah
masker clay ekstrak etanol kentang kuning (Solanum tuberosum L.) efektif sebagai anti-aging untuk
mencegah penuaan dini pada kulit Metode: Penelitian eksperimental laboratorium dengan melihat
persentase perubahan peningkatan kadar air, pengecilan ukuran pori-pori, peningkatan kehalusan,
berkurangnya noda dan berkurangnya keriput. Hasil: Penggunaan masker clay dengan ekstrak kentang
10% selama 4 minggu menunjukkan perubahan kondisi kulit menjadi lebih baik dengan peningkatan
kadar air (45,2%), pori-pori semakin mengecil (8%), peningkatan kehalusan (31,9%), pengurangan
jumlah noda (57,37%) serta keriput yang semakin berkurang (41,8%). Kesimpulan: Ekstrak etanol
kentang kuning (Solanum tuberosum L.) dalam masker clay efektif sebagai pencegah penuaan dini pada
kulit.
Kata Kunci : Anti-aging, Ekstrak Etanol Kentang Kuning (Solanum tuberosum L.), Masker Clay

ABSTRACT
Introduction: Yellow potato (Solanum tuberosum L.) is known contains vitamin C and
anthocyanin flavonoids as a source of natural antioxidants. The content of these compounds in clay
masks can prevent exposure to UV rays as a cause of the formation of free radicals that are characterized
by wrinkles/wrinkles, dry, rough and black spots.Objective: The research aims to find out whether the
clay mask ethanol extract of yellow potato (Solanum tuberosum L.) is effective as an anti-aging to prevent
premature aging of the skin. Method: Laboratory experimental research by evaluated the percentage
change in increased water content, reduction in pore size, increased smoothness, reduced blemishes and
reduced wrinkle. Result: The use of clay masks with potato extract 10% for 4 weeks showed changes in
skin conditions for the better with an increase in water content (45.2%), pores getting smaller (8%),
increasing fineness (31.9%), reducing the amount blemishes (57.37%) and diminished wrinkles (41.8%)
Conclusion: Ethanol extract of yellow potato (Solanum tuberosum L.) in clay masks is effective as a
prevention of premature aging of the skin.
Keywords: Anti-aging, Ethanol Extract Yellow Potato (Solanum tuberosum L.), Clay Mask.

Alamat korespondensi:
Mandike Ginting: Fakultas Farmasi, Institut Kesehatan Helvetia, Jl. Sumarsono No 107, Medan
20124 telp. (061) 42084606. No. HP : 082363444142. Alamat Email :
mandike.ginting@gmail.com

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 68


Volume 4 No.2, April 2020: 68-75

PENDAHULUAN bombay yang selama ini sudah


Penuaan merupakan proses diketahui sebagai sumber antioksidan
alamiah terkait dengan berbagai proses yaitu vitamin C dan flavonoid
degeneratif, ditandai dengan kulit wajah antosianin (4,5). Pada penelitian 2010-
terlihat kerut/keriput, kering, kasar dan 2012 diketahui bahwa kentang kuning
bercak hitam (1). Penuaan dini dan gel kentang kuning 0,11%
diakibatkan seringnya aktivitas mempunyai aktivitas anti-aging yang
berlebihan dibawah sinar matahari. lebih tinggi yaitu 97,95 µg/ml
Paparan sinar UV mengakibatkan dibandingkan blanko positif kuersetin
terbentuknya radikal bebas dari ROS 134,86 µg/ml (6).
(Radical Oxygen Species) yang memicu Untuk melengkapi perawatan
terjadinya reaksi berantai sehingga kulit wajah, menghindari iritasi dan
mengakibatkan kerusakan komponen sel efek samping, maka dapat dipilih
seperti lemak, protein dan asam nukleat masker dari bahan alami (7) Masker
(2). wajah dengan tipe clay banyak
Senyawa antioksidan berfungsi digunakan karena mampu meremajakan
menangkal radikal bebas (molekul atau kulit. Perubahan kulit akan terasa apabila
atom yang sifat kimianya sangat tidak masker mulai memberikan efek yang
stabil) sehingga merusak jaringan kulit. menarik lapisan kulit ketika masker
Senyawa ini bekerja dengan cara sudah mengering. Sensasi ini
mengikat atom/molekul radikal bebas, menstimulasi penyegaran kulit dimana
sehingga menjadi stabil. Oleh karena itu, masker clay mampu mengangkat kotoran
produk-produk perawatan kulit termasuk dan komedo ketika masker dicuci dari
produk-produk anti-aging, umumnya kulit wajah. Efek setelah penggunaan
mengandalkan antioksidan untuk masker adalah kulit akan tampak cerah
melindungi kulit dari pengaruh radikal dan bersih (8)
bebas (3). Tujuan dari penelitian ini adalah
Antioksidan alami dapat untuk mengetahui apakah masker clay
diperoleh dari kentang kuning (Solanum ekstrak etanol kentang kuning (Solanum
tuberosum L.), yang diketahui memiliki tuberosum L.) efektif sebagai anti-aging
aktivitas antioksidan yang relatif tinggi untuk mencegah penuaan dini pada kulit
dibandingkan wortel dan bawang dengan melihat persentase perubahan

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 69


Volume 4 No.2, April 2020: 68-75

peningkatan kadar air, pengecilan ukuran Alat


pori-pori, peningkatan kehalusan, Alat-alat yang digunakan
berkurangnya noda dan berkurangnya meliputi alat-alat gelas laboratorium,
keriput. rotary evaporator, Skin Analyzer dan
METODE Moisture checker (Aramo Huvis), pH
Penelitian meliputi pembuatan meter dan timbangan digital.
sediaan masker clay menggunakan Bahan
ekstrak etanol kentang kuning dengan Bahan yang digunakan dalam
konsentrasi,(0%, 6%, 8%, 10%) penelitian ini adalah umbi kentang
kemudian dilakukan uji efektivitas kuning, aqua destilata, etanol 96%,
sediaan sebagai anti-aging. Kontrol bentonit, xanthan gum, kaolin, gliserin,
positif menggunakan sediaan di pasaran sodium lauril sulfat, titanium dioksida,
yaitu Viva Facial Mask. nipagin, BHT, akuadest, parfum mawar,
Pengolahan Sampel larutan dapar pH asam (4,01), larutan
Kentang kuning (Solanum tuberosum dapar pH netral (7,01).
L.) diperoleh dari Simalem Farm. Formulasi Masker Clay Ekstrak
Etanol Kentang Kuning
Sumatera Utara. Pembuatan ekstrak
Formula yang digunakan dapat dilihat
dilakukan secara meserasi
pada tabel 1.
menggunakan etanol 70% (9)
Tabel 1 Formulasi Masker Clay Ekstrak Etanol Kentang Kuning

Bahan Jumlah (%)


F0 F1 F2 F3
Ekstrak etanol Kentang Kuning - 6 8 10
Bentonit 1 1 1 1
Xanthan Gum 0,8 0,8 0,8 0,8
Kaolin 34 34 34 34
Gliserin 2 2 2 2
Sodium Lauril Sulfat 1 1 1 1
TiO2 0.5 0.5 0.5 0.5
Nipagin 0.1 0.1 0.1 0.1
BHT 0.2 0.2 0.2 0.2
Parfum q.s q.s q.s q.s
Aquadest ad 100 100 100 100

Keterangan :
F0 : Blanko
F1 : Formula masker clay dengan konsentrasi kentang kuning 6%
F2 : Formula masker clay dengan konsentrasi kentang kuning 8%

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 70


Volume 4 No.2, April 2020: 68-75

F3 : Formula masker clay dengan konsentrasi kentang kuning 10%


pemakaian masker.setiap minggu
Cara pembuatan masker clay selama empat minggu dengan
yaitu aquadest dituangkan dalam pemberian sediaan masker seminggu
lumpang dan ditambahkan bentonit. sekali secara rutin menggunakan alat
Bentonit dibiarkan terbasahi lalu Skin Analyzer dan Moisture checker.
ditambahkan xanthan gum dan digerus Analisa Data
cepat sampai seluruh xanthan gum Data hasil penelitian dianalisis
melarut. Kaolin ditambahkan sedikit menggunakan program SPSS. Data
demi sedikit sambil digerus dan terlebih dahulu dilakukan pengujian
ditambahkan TiO2 dan gliserin gerus asumsi homogenitas (asumsi sphericity)
homogen. Kemudian dilarutkan BHT kemudian dilakukan tes repeated
dan nipagin dalam air panas (Larutan A) measures ANOVA. Selanjutnya
dan juga sodium lauril sulfat dilarutkan digunakan uji Bonferroni untuk
dalam Aquadest (Larutan B). Larutan A mengetahui signifikansi anti-aging.
dan B dituangkan sedikit demi sedikit HASIL DAN PEMBAHASAN
kedalam lumpang sambil digerus pelan, Hasil Pengujian Efektifitas Anti-aging
kemudian ditambahkan ekstrak etanol Parameter pengukuran meliputi:
kentang dan gerus sampai terbentuk kadar air (moisture), kehalusan
pasta homogen (10). (evenness), pori (pore), noda (spot) dan
Uji Efektivitas Anti-aging keriput (wrinkle).
Pengujian efektivitas anti-aging
Kadar Air (Moisture)
dilakukan terhadap sukarelawan wanita Hasil pengukuran selama empat
dengan kriteria wanita berbadan sehat., minggu perawatan dengan pemberian
usia 25-35 tahun, tidak ada riwayat sediaan masker seminggu sekali secara
penyakit yang berhubungan dengan rutin, kadar air pada kulit sukarelawan
alergi, tidak memiliki tanda-tanda mengalami peningkatan terutama pada
penuaan dini, bersedia menjadi F3 dengan rata-rata persen pemulihan
sukarelawan. Kemudian dilakukan sebesar 45,2%. Hasilnya dapat dilihat
pengecekan kondisi kulit wajah setelah pada gambar 1.

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 71


Volume 4 No.2, April 2020: 68-75

Gambar 1. Grafik Perubahan Kadar Air (Moisture) setelah Pemakaian Masker


Clay
50

40
F0 (Blanko)
30
F1 (6%)
20
Kadar Air

F2 (8%)
10
F3 (10%)
0
VFM
0 7 14 21 28
Waktu (Hari)

Keterangan :
VFM : Viva Face Mask
(asumsi sphericity) didapat hasil nilai p =
Pori (Pore) 0,272 > 0,05, maka asumsi sphericity
Hasil pengukuran memberikan (homogenitas) dipenuhi. Tes repeated
pengecilan ukuran pori (12%) pada F0, measures anova menunjukkan nilai p =
sedangkan pada F1, F2, F3 menunjukkan 0,0000 < 0,05 maka disimpulkan terdapat
adanya pengecilan ukuran pori masing- pengaruh signifikan terhadap pori kulit.
masing sebesar 34%, 9% dan 8%. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar
Berdasarkan hasil uji asumsi homogenitas 2.

Gambar 2. Grafik Perubahan Pori (Pore) Setelah Penggunaan Masker Clay

90
70 F0 (Blanko)
50 F1 (6%)
30
PORI

F2 (8%)
10 F3 (10%)
-10 0 7 14 21 28 VFM
Waktu (Hari)

Keterangan:
VFM : Viva Face Mask

Kehalusan (Evenness) Efek terhadap kehalusan kulit


diperoleh pada F1, F2, F3 dimana

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 72


Volume 4 No.2, April 2020: 68-75

menunjukkan adanya peningkatan ANOVA menunjukkan nilai p = 0,0000


kehalusan masing-masing sebesar < 0,05 maka disimpulkan terdapat
23,07%, 28,3% dan 31,9%. Hasil pengaruh signifikan terhadap kehalusan
analisis data tes repeated measures kulit seperti pada gambar 3
Gambar 3. Grafik Perubahan Kehalusan (Evenness) setelah Pemakaian Masker
Clay

50
40
F0 (Blanko)
30
Kekasaran Kulit

F1 (6%)
20
F2 (8%)
10
0 F3 (10%)
0 7 14 21 28 VFM
Waktu (Hari)

Keterangan:
VFM : Viva Face Mask
persentase pemulihan 36,2%%, 53,2%,
Noda (spot) dan 57,37%. Tes repeated measures
Kondisi awal semua kelompok ANOVA menunjukkan nilai p = 0,0000 <
sukarelawan memiliki sejumlah noda 0,05 maka disimpulkan terdapat pengaruh
pada kulit punggung tangannya. Hasil signifikan terhadap noda di kulit sesuai
pengukuran menghasilkan F1, F2, dan F3 gambar 4.
adanya efek pengurangan noda dengan
Gambar 4. Grafik Perubahan Noda Spot) setelah Pemakaian Masker Clay
60
50
40 F0 (Blanko)
30 F1 (6%)
NODA

20 F2 (8%)
10 F3 (10%)
0 VFM
0 7 14 21 28
Waktu (Hari)

Keterangan:
VFM : Viva Face Mask

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 73


Volume 4 No.2, April 2020: 68-75

Keriput (Wrinkle) kulit sukarelawan. Tes repeated


measures ANOVA menunjukkan nilai p
Hasil pengukuran sesuai gambar 5
= 0,158 > 0,05 maka disimpulkan tidak
dapat dilihat bahwa F1 dan F3
terdapat pengaruh signifikan terhadap
memberikan persen pemulihan sebesar
pemulihan keriput.
16,6% dan 41,8% terhadap keriput pada
Gambar 5. Grafik Perubahan Keriput (Wrinkle) setelah Pemakaian Masker Clay
50

40
F0 (Blanko)
30
F1 (6%)
20
KERIPUT

F2 (8%)
10
F3 (10%)
0 VFM
0 7 14 21 28
Waktu (Hari)

Keterangan :
VFM : Viva Face Mask
Pengembangan, Kementerian Riset
KESIMPULAN Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas
Penggunaan sediaan masker clay pendanaan penelitian yang diberikan
F3 (10%) selama 4 minggu dan kepada Institut Kesehatan Helvetia
menunjukkan perubahan kondisi kulit yang memberikan peneliti kesempatan
menjadi lebih baik dengan peningkatan untuk menjalankan penelitian.
kadar air meningkat (45,2%), pori-pori
DAFTAR PUSTAKA
semakin mengecil (8%), banyak noda
1. Bentley V. Siasat Jitu Awet
semakin berkurang (57,37%) serta
Muda. Jakarta: Erlangga; 2006.
keriput yang semakin berkurang
2. Bogadenta A. Antisipasi Gejala
(41,8%).
Penuaan Dini dengan Kesaktian
UCAPAN TERIMAKASIH Ramuan Herbal. Buku Biru,
Ucapan terima kasih Yogyakarta. 2012;
disampaikan kepada Direktorat Riset 3. Darmawan AB. Anti-Aging
dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), Rahasia Tampil Muda di Segala
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Usia. Yogyakarta: Media Press.

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 74


Volume 4 No.2, April 2020: 68-75

2013;8:18–41.
4. Departemen Kesehatan RI. Edisi
IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Direktorat
Jendral Pengawas Obat dan
Makanan. 1995;
5. Direktorat Jendral POM.
Formularium Kosmetika
Indonesia. 1985;
6. Angela L. Aktivitas Antioksidan
dan Stabilitas Fisik Gel Anti-
Aging yang Mengandung Ekstrak
Air Kentang Kuning (Solanum
tuberosum L.). Skripsi.
Antioksidan dan Stabilitas Fis
Gel Anti-Aging yang
Mengandung Ekstrak Etanol Ubi
Jalar Ungu (Ipomoea batatas L).
2012;2029.
7. Fauzi AR. Merawat Kulit dan
Wajah. Jakarta: Elex Media
Komputindo; 2013.
8. Wilkinson JB, Moore RJ. Harry’s
Cosmeticology. New York:
Chemical Publishing Co. Inc;
9. Noormindhawati L. Jurus Ampuh
Melawan Penuaan Dini. Jakarta:
Elex Media Komputindo; 2013.
10. Khadijah Z. Khasiat Dahsyat
Minyak Zaitun. Yogyakarta
Gapura Publ. 2014;

Publish By; Jurnal Dunia Farmasi 75

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai