Laporan Kasus
Laporan Kasus
Laporan Kasus
Disusun oleh :
Kelompok 7
Cindy Lestari
Geni Ranjani
Muhammad Alfin
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Seminar Kasus Keperawatan
Maternitas Program Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan Univeristas Riau
dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ruptur Perineum di
Ruangan Teratai RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau”. Penulisan makalah ini
dilakukan sebagai salah satu tugas untuk Seminar Kasus Keperawatan Maternitas
di Program Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa kegiatan penulisan
ini dapat diselesaikan berkat adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ns. Yulia Irvani Dewi, M.Kep.,
Sp.Mat selaku Pebimbing Akademik, Ns. Azlina, S.Kep selaku Pembimbing
Klinik (RSUD) dan Lastri Bastuti, STr.Keb selaku Fasilitator selama di ruangan
Teratai RSUD Arifin Achmad.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, penulis berharap dengan saran dan kritik yang membangun dari pembaca,
guna memperbaiki makalah ini. Penulis berharap makalah ini bisa berguna dan
bermanfaat untuk semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................5
D. Manfaat Penulisan...................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................16
BAB V PENUTUP.............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyebab utama perdarahan pasca persalinan adalah robekan
jalan lahir. Robekan pada jalan lahir dapat bervariasi tergantung dari
penyebab terjadinya trauma pada daerah jalan lahir. Trauma bisa
menyebabkan robekan pada daerah perineum, vagina, dan serviks. Trauma
juga bisa terjadi akibat tindakan selama persalinan seperti tindakan
episiotomy (M Anwar, 2011)
Robekan jalan lahir yang terjadi bisa ringan (lacet, laserasi), luka
episiotomi, robekan perineum spontan derajat I sampai IV, robekan pada
dinding vagina, forniks uteri, serviks, daerah sekitar klitoris dan uretra, dan
bahkan yang terberat ruptur uteri. Ruptur perineum dapat terjadi karena
adanya ruptur spontan maupun tindakan episiotomi perineum yang dilakukan.
Episiotomi harus dilakukan atas beberapa indikasi, antara lain bayi besar,
partus prematurus, perineum kaku, persalinan dengan kelainan leak,
persalinan dengan menggunakan alat bantu baik forceps, maupun vakum.
Apabila episiotomi tidak dilakukan atas indikasi yang tepat, maka dapat
menyebabkan peningkatan angka kejadian dan derajat kerusakan pada daerah
perineum (M Anwar, Baziad, 2011).
Data dari WHO menyebutkan bahwa angka kejadian Ruptur Perineum
di Indonesia adalah 67,2% pada tahun 2014, meningkat dari tahun sebelum
nya yaitu 60% pada tahun 2013. Di Indonesia laserasi perineum dialami oleh
75% ibu melahirkan pervaginam. Pada tahun 2017 menemukan bahwa dari
total 1951bkelahiran spontan pervagina, 57% iu mendapat jahitan perineum,
28% karena episiotomy dan 29% karena robekan spontan (Depkes RI, 2017).
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia yaitu perdarahan postpartum yang
salah satunya disebabkan oleh ruptur perineum. Ruptur perineum dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu faktor maternal, faktor janin, dan faktor penolong.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas,
rumusan masalah penulisan makalah ini adalah “bagaimana Asuhan
Keperawatan pada Pasien dengan Ruptur Perineum Di Ruangan Teratai
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan makalah ini untuk menjelaskan dan mendeskripsikan
tentang Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ruptur Perineum.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi profesi keperawatan
Wawasan bagi perawat dalam memberikan dan mengaplikasikan asuhan
keperawatan pada kasus Ruptur Perineum guna meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.
2. Bagi industry dan lahan praktek
Untuk menambah secara bacaan dalam bidang ilmu keperawatan
khususnya dalam pelayanan klien maternitas dengan kasus Ruptur
Perineum
3. Bagi keluarga klien
Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan
meningkatkan pengetahuan keluarga tentang perawatan klien dengan
Ruptur Perineum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir
baik secara spontan maupun dengan menggunakan alat atau tindakan.
Robekan terjadi hampir pada semua primipara (Prawirohardjo, 2015).
Pada dasarnya, robekan perineum dapat dikurangi dengan menjaga
jangan sampai dasar panggul dilalui kepala janin terlalu cepat
(Wiknjosastro, 2015).
4) Derajat 4
Pada ruptur perineum derajat 4, meluas sampai ke mukosa
rektum sehingga lumen rektum. Pada derajat ini, robekan di
daerah uretra yang dapat menimbulkan perdarahan hebat
mungkin terjadi. Robekan mengenai kulit, otot dan melebar
sampai sphincter ani dan mukosa rektum.
b. Ruptur Perineum Disengaja (Episiotomi)
Episiotomi adalah insisi bedah yang dibuat di perineum untuk
memudahkan proses kelahiran (Norwitz & Schorge, 2008). Pada
persalinan spontan sering terjadi robekan perineum yang
merupakan luka dengan pinggir yang tidak teratur. Hal ini akan
menghambat penyembuhan sesudah luka dijahit. Oleh karena itu,
dan juga untuk melancarkan jalannya persalinan, dapat dilakukan
insisi pada perineum saat kepala janin tampak dari luar dan mulai
meregangkan perineum. Insisi tersebut dilakukan pada garis tengah
(episiotomi medialis) atau ke jurusan lateral (episiotomi
mediolateralis) (Wiknjosastro, 2015). Perlu diketahui bahwa
episiotomi medial dan mediolateral dengan sudut 60 derajat akan
sangat berkaitan dengan OASI (Obstetric Anal Spinchter Injury).
Studi menyatakan bahwa dokter dan bidan pada umumnya tidak
bisa menempatkan sudut yang aman dan benar, oleh sebab itu lah
dalam melakukan episiotomi harus dilakukan dengan hati-hati
(Freeman, et al., 2014). Sedangkan penelitian lain menyatakan
bahwa tidak ada manfaat yang signifikan dari prosedur episiotomi.
Faktanya, episiotomi akan menyebabkan morbiditas dibandingkan
persalinan tanpa episiotomi. Hal ini ditunjukkan dalam bentuk
nyeri dan dispareunia yang signifikan pada kelompok penelitian
(Oxon, et all, 2012).
8
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik ruptur perineum ditegakkan dengan
pemeriksaan langsung pada tempat terjadinya perlukaan dimana akan
timbul perdarahan yang bisa bersifat perdarahan arterial (Sarwono,
2011).
Kala Pengeluaran
Ruptur Perineum
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai
respons individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah
kesehatan / proses kehidupan yang aktual dan potensial. (Marilynn
E.Doenges, 2001). Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk
pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang
merupakan tanggung jawab perawat. Diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul yaitu :
a) Nyeri akut
b) Risiko infeksi
c) Syok Hipovolemik
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Luaran Perencanaan Keperawatan
Keperawatan
SLKI SIKI
SDKI
Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I. 08238)
asuhan keperawatan
1. Observasi
selama 3 kali 24 jam,
o lokasi, karakteristik, durasi,
maka diharapkan
frekuensi, kualitas, intensitas
tingkat nyeri
nyeri
menurun dan kontrol
o Identifikasi skala nyeri
nyeri meningkat
dengan kriteria hasil: o Identifikasi respon nyeri non
1. Tidak verbal
3. Edukasi
o Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
o Jelaskan strategi meredakan
nyeri
o Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
o Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
o Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
1. Observasi
o Identifikasi karakteristik nyeri
(mis. Pencetus, pereda,
kualitas, lokasi, intensitas,
frekuensi, durasi)
o Identifikasi riwayat alergi
obat
o Identifikasi kesesuaian jenis
analgesik (mis. Narkotika,
non-narkotika, atau NSAID)
dengan tingkat keparahan
nyeri
o Monitor tanda-tanda vital
17
infeksi dapat
perdarahan
berkurang. Dengan
3. Monitor tanda dan gejala
kriteria hasil sebagai
infeksi sistemik dan lokal
berikut :
4. Mencuci tangan sebelum
1. Mengenali tanda
dan sesudah setiap
dan gejala yang
melakukan kegiatan
mengindikasika
perawatan pasien
n risiko dalam
5. Mengajarkan pasien dan
penyebaran
infeksi keluarga tentang tanda dan
gejala infeksi
2. Mengetahui cara
6. Mengajarkan pasien dan
mengurangi
penularan keluarga bagaimana
infeksi
Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia (I.03116)
(D.0023) tindakan
keperawatan selama 1. Observasi
3 x 24 jam o Periksa tanda dan gejala
Pemanatauan Cairan (I.03121)
1. Observasi
o Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
20
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan Keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik
yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Menurut (Kozier &
22
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil
akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan (Asmadi, 2008). Hasil evaluasi terdiri dari evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif yaitu menghasilkan
umpan balik selama program berlangsung, sedangkan evaluasi sumatif
dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan informasi
efektifitas pengambilan keputusan. Format yang dapat digunakan
untuk evaluasi keperawatan yaitu format SOAP yang terdiri dari:
a. Subjective, yaitu pernyataan atau keluhan dari subjek.
b. Objective, yaitu data yang diobservasi oleh perawat dan keluarga.
c. Analysis, yaitu kesimpulan dari subjektif dan objektif (biasanya
ditulis dalam bentuk masalah keperawatan). Ketika menentukan
apakah tujuan telah tercapai, perawat dapat menarik satu dari tiga
kemungkinan simpulan, yaitu:
1) Tujuan tercapai, yaitu respon klien sama dengan hasil yang
diharapkan
2) Tujuan tercapai sebagian, yaitu hasil yang diharapkan
hanya sebagian yang berhasil dicapai
3) Tujuan tidak tercapai.
d. Planning, yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan
berdasarkan analisis
BAB III
KASUS KELOLAAN
A. Gambara Kasus
Ny. R usia 26 tahun datang ke IGD RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
pada tanggal 25 Oktober 2022 dari kota Dumai dengan lama perjalanan 4
jam. Keluhan saat ini pasien mengatakan BAB tidak bisa ditahan dan keluar
BAB dari jalan lahir sejak 2 bulan yang lalu, BAB tidak bisa ditahan terutama
jika BAB cair. Jika pasien buang angin BAB keluar sendiri, buang angin
tidak dapat ditahan. pasien post melahirkan 2 bulan yang lalu tanggal 13
Agustus 2022 di bidan Dumai. Dilakukan penjahitan namun 3 hari setelah itu
keluhan muncul. Saat dilakukan pemeriksaan genitalia tampak jahitan
perineum. Riwayat obstetri: P2A0H2, pertama tahun 2020 usia kehamilan
atem, BB lahir 3200g, lahiran spontan dengan bidan Dumai. Kedua tahun
2022 usia kehamilan atem, BB lahir 4000g, lahiran spontan dengan bidan
Dumai.didapatkan hasil dari pemeriksaan penunjang diagnostic:
HB;12,6G/dl, leukosit;8.090, hematocrit;38,9%. Dengan diagnose medis
P2A0H2+Ruptur perineum total. Tanggal 26 Oktober 2022 pasien melakukan
Operasi
B. Pengkajian
1. Identitas Data
a. Inisial : Ny. R
b. Usia : 26 tahun
c. Pekerjaan : IRT
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : S1
f. Suku : Melayu
g. Status perkawinan: Menikah
h. Alamat : Jl. Sidodadi, Dumai
i. Tanggal masuk rumah sakit: 25 Oktober 2022
j. Nomer Registrasi : 01107708
23
24
6. Ekstremitas
Atas
Edema : tidak
Varises : tidak ada
Bawah
Edema : tidak ada
Varises : tidak ada
Reflek patela: normal
7. Eliminasi
Urine : terpasang kateter 700cc
BAB : pasien mengatakan masih tersugesti/trauma
8. Istirahat dan kenyamanan
Keluhan istirahat dan tidur: pasien mengatakan waktu
tidur berkurang akibat sering nyeri
Keluhan ketidaknyamanan : Ya, Lokasi: di daerah
vagina
9. Mobillisasi: Dibantu suami
10. Nutrisi dan cairan
Asupan Nutrisi : pasien mengatakan selera makan baik
Asupan Cairan : normal
11. Data psikologis
Konsep Diri : Pasien mengatakan sudah menerima
keadaannya, dan tetap berdoa segera membaik dan
cepat pulang
Koping : baik
Kecemasan : pasien mengatakan trauma untuk hamil lagi
12. Obat-obatan yang digunakan saat ini:
Infus RL 20 tpm
Inj. Katerolac 3x30mg/24jam
Lactulac syr 3x1 2mg
27
Metronidazole 3x500mg
Cefadroxil 2x500mg
Asam mefenomat 3x500mg
Becom c 1x1
13. Hasil pemeriksaan penunjang
HB : 12,6 g/dl
Leukosit :8,09
Trombosit: 372
Eritrosit:4,37
Hematocrit:38,9
C. Analisa Data
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)
2. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasi
3. Hypovolemia berhubungan dengan trauma/perdarahan
E. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Luaran Perencanaan Keperawatan
Keperawatan
SLKI SIKI
SDKI
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I. 08238)
(D.0077) asuhan keperawatan
1. Observasi
selama 3 kali 24 jam,
o lokasi, karakteristik, durasi,
maka diharapkan
frekuensi, kualitas, intensitas
tingkat nyeri menurun
nyeri
dan kontrol nyeri
o Identifikasi skala nyeri
meningkat dengan
o Identifikasi respon nyeri non
28
1. Observasi
o Identifikasi karakteristik nyeri
(mis. Pencetus, pereda,
kualitas, lokasi, intensitas,
frekuensi, durasi)
o Identifikasi riwayat alergi
obat
o Identifikasi kesesuaian jenis
analgesik (mis. Narkotika,
non-narkotika, atau NSAID)
dengan tingkat keparahan
30
nyeri
o Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
o Monitor efektifitas analgesik
2. Terapeutik
o Diskusikan jenis analgesik
yang disukai untuk mencapai
analgesia optimal, jika perlu
o Pertimbangkan penggunaan
infus kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan kadar dalam
serum
o Tetapkan target efektifitas
analgesic untuk
mengoptimalkan respon
pasien
o Dokumentasikan respon
terhadap efek analgesic dan
efek yang tidak diinginkan
3. Edukasi
o Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgesik, sesuai
indikasi
selama 3 x 24 jam
diharapkan resiko
suhu tubuh, nyeri dan
infeksi dapat
perdarahan
berkurang. Dengan
3. Monitor tanda dan gejala
kriteria hasil sebagai
infeksi sistemik dan lokal
berikut :
4. Mencuci tangan sebelum
1. Mengenali
dan sesudah setiap
tanda dan
melakukan kegiatan
gejala yang
perawatan pasien
mengindikasik
5. Mengajarkan pasien dan
an risiko
dalam keluarga tentang tanda dan
meningkatkan
infeksi
Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia (I.03116)
(D.0023) tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam 1. Observasi
diharapkan Status o Periksa tanda dan gejala
Pemanatauan Cairan (I.03121)
33
1. Observasi
o Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
o Monitor frekuensi nafas
o Monitor tekanan darah
o Monitor berat badan
o Monitor waktu pengisian
kapiler
o Monitor elastisitas atau turgor
kulit
o Monitor jumlah, waktu dan
berat jenis urine
o Monitor kadar albumin dan
protein total
o Monitor hasil pemeriksaan
serum (mis. Osmolaritas
serum, hematocrit, natrium,
kalium, BUN)
o Identifikasi tanda-
tanda hipovolemia (mis.
Frekuensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah, tekanan
darah menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa
kering, volume urine
menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah,
konsentrasi urine meningkat,
berat badan menurun dalam
34
waktu singkat)
o Identifikasi tanda-tanda
hypervolemia mis. Dyspnea,
edema perifer, edema
anasarka, JVP meningkat,
CVP meningkat, refleks
hepatojogular positif, berat
badan menurun dalam waktu
singkat)
o Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan cairan
(mis. Prosedur pembedahan
mayor, trauma/perdarahan,
luka bakar, apheresis,
obstruksi intestinal,
peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan kelenjar,
disfungsi intestinal)
2. Terapeutik
o Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
o Dokumentasi hasil
pemantauan
3. Edukasi
o Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
o Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
35
F. Implementasi Keperawatan
BAB IV
PEMBAHASAN
39
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perineum adalah jaringan antara vestibulum vulva dan anus dan
panjang kira-kira 4 cm (Maimunah, 2015). Sedangkan menurut kamus
Dorland perineum adalah daerah antara kedua belah paha, antara vulva dan
anus. Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya ratarata 4 cm
(Saifuddin, 2015).
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik
secara spontan maupun dengan menggunakan alat atau tindakan. Robekan
terjadi hampir pada semua primipara (Prawirohardjo, 2015). Pada dasarnya,
robekan perineum dapat dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar
panggul dilalui kepala janin terlalu cepat (Wiknjosastro, 2015).
B. Saran
1. Bagi Penulis
Hasil studi kasus yang dilakukan diharapkan dapat menjadi acuan
dan menjadi bahan pembanding pada studi kasus selanjutnya dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan ruptur perineum.
2. Bagi Perawat Ruangan
Diharapkan dapat meningkatkan motivasi pada pasien mengenai
motivasi dan dorongan dalam menjalani perawatan diruang Teratai dan
dapat memberikan asuhan keperawatan yang efesien kepada pasien.
3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan diharapkan dapat menambah
keluasan ilmu keperawatan dan menjadi bahan pembandingan bagi
penulis selanjutnya dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan ruptur perineum.
45
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh Rukiyah, 2012, Asuhan Kebidanan Patologi, Trans Info Media, Jakarta
Dorland N. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi ke 28. Mahode AA, editor.
Jakarta: EGC; 2011. hal 457-507
Mochtar, Rustam, 2011. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi, Jilid 2. EGC. Jakarta
Mustika, S.A., & Suryani, E.S. 2010. Hubungan Umur Ibu Dan Lama Persalinan
Dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Ibu Primipara Di Bps Ny. Ida
Farida Desa Pancasan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Karya
Tulis Ilmiah.
1
Rukiyah, Yulianti. 2012. Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : CV. Trans Info
Media
Wiknjosastro H. 2015. Ilmu Kandungan. 3rd ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.