LP HDR
LP HDR
LP HDR
Disusun oleh:
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan-perasaan tentang diri
atau kemampuan diri yang negatif, yang di ekspresikan secara langsung atau tidak
langsung. Harga diri rendah adalah dimana keadaan individu mengalami evaluasi
diri negatif yang mengenal diri atau kemampuan dalam waktu lama Harga diri
rendah adalah segala rasa kurang berharga yang timbul karena ketidak mampuan
psikologis atau social yang dirasa secara subjektif, ataupun karena jasmani yang
kurang sempurna (Sunaryo, 2004. hal: 108).
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (stuart and sundeen, 1995).
Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga
diri yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. Harga
diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah dicintai dan
menerima penghargaan dari orang lain (keliat, 1994). Biasanya harga diri sangat
rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. (Muhtin, 2015).
Harga diri rendah kronik merupakan evaluasi diri negatif atau perasaan negatif
tentang diri sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung minimal tiga bulan
(Herdman & Kamitsuru, 2018). Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk
kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan
lain, terutama kesehatan jiwa.
Harga diri rendah muncul akibat dari penilaian internal individu maupun
penilaian eksternal yang negatif. Penilaian internal adalah penilaian yang berasal dari
diri individu sendiri, sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian dari luar diri
individu (misalnya lingkungan) yang mempengaruhi penilaian individu tersebut.
2. Rentang respon
Konsep diri seseorang terletak pada suatu rentang respons antara ujung adaptif dan
ujung maladaptif, yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah, kekacauan
identitas, dan depersonalisasi (Yusuf dkk, 2015).
Respon Respon
Adaptif Maladaptif
3. Penyebab
Proses terjadinya harga diri rendah pada pasien akan dijelaskan dengan
menggunakan konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari faktor predisposisi
dan presipitasi, yaitu :
a. Faktor Predisposisi
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya harga diri rendah, meliputi:
1) Faktor Biologis
Pengaruh faktor biologis meliputi adanya faktor herediter anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa, riwayat penyakit atau trauma kepala.
2) Faktor Psikologis
Pada pasien yang mengalami harga diri rendah, dapat ditemukan adanya
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, seperti penolakan dan harapan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang; kurang mempunyai
tanggungjawab personal; ketergantungan pada orang lain; penilaian negatif pasien
terhadap gambaran diri, krisis identitas,peran yang terganggu, ideal diri yang tidak
realistis; pengaruh penilaian internal individu.
3) Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya meliputi penilaian negatif dari lingkungan terhadap
pasien yang mempengaruhi penilaian pasien,sosial ekonomi rendah, riwayat
penolakan lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak, dan tingkat pendidikan
rendah.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi harga diri rendah antara lain:
1) Trauma : penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran : berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi.
a) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan.
b) Transisi peran situasi : terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit : sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat dan keadaan
sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh; perubahan ukuran,
bentuk, penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang berhubungan dengan
tumbuh kembang normal; prosedur medis dan keperawatan.
Presipitasi Predisposisi
- Ditinggal orang - Kepribadian
yang dia cintai introvert Causa
- Kehilangan - Genetik
- Musibah alam - Sosial budaya
6. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah situasional/kronik
7. Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan :
Tujuan untuk Pasien:
– Dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
– Dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
– Dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
– Dapat melatih kegiatan yang yang sudah dipilih sesuai kemampuan
– Dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
Tindakan Keperawatan :
Membina hubungan saling percaya, dengan cara:
a) Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien.
b) Perkenalkan diri dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang Perawat
sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien yang disukai.
c) Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini.
d) Buat kontrak asuhan: apa yang Perawat akan lakukan bersama pasien, berapa lama akan
dikerjakan, dan tempatnya dimana.
e) Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi.
f) Tunjukkan sikap empati terhadap pasien.
g) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan.
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah :
a) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar
kegiatan)
b) Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang negatif setiap kali
bertemu dengan pasien.
2) Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar
kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini.
b) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan pasien.
3) Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan daftar kegiatan yang
dapat dilakukan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a) Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat pertemuan.
b) Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.
4) Melatih kegiatan yang telah dipilih pasien sesuai kemampuan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a) Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya).
b) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari.
c) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan pasien.
5) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun
rencana kegiatan.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a) Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan.
b) Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.
c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktivitas.
d) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.
e) Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan
kegiatan.
f) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan pasien.
Tujuan untuk keluarga :
– Dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
– Memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
– Memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan memberikan
pujian atas keberhasilan pasien
– Menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
Tindakan Keperawatan:
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah dan
mengambil keputusan merawat pasien
3) Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah
4) Membimbing keluarga merawat harga diri rendah
5) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung
meningkatkan harga diri pasien
6) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan segera ke
fasilitas pelayanan kesehatan
7) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.
Kriteria Hasil :
Pasien :
– Dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif dirinya
– Dapat menyusun rencana kegiatan/ aktivitas yang akan dilakukannya
– Dapat melakukan kegiatan sesuai rencananya
Keluarga :
– Keluarga mendukung aktivitas pasien
– Keluarga dapat memberikan pujian/reward terhadap pasien
STRATEGI PELAKSANAAN HARGA DIRI RENDAH
PASIEN KELUARGA
SP 1 SP 1
1. Identifikasi kemampuan melakukan 1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam
kegiatan dan aspek positif pasien (buat merawat klien.
daftar kegiatan) 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan
2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat proses terjadinya harga diri rendah (gunakan
dilakukan saat ini (pilih dari daftar booklet).
kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat 3. Jelaskan cara merawat harga diri rendah
dilakukan saat ini terutama memberikan pujian semua hal yang
3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan positif pada pasien.
yang dapat dilakukan saat ini untuk dilatih 4. Latih keluarga memberi tanggung jawab
4. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara kegiatan yang dipilih pasien: bimbing dan
melakukannya) beri pujian.
5. Masukkan pada jadual kegiatan untuk 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual
latihan dua kali per hari dan cara memberikan pujian
SP 2 SP 2
1. Evaluasi kegiatan pertama yang dipilih dan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
berikan pujian. membimbing pasien melaksanakan kegiatan
2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang kebersihan diri, beri pujian.
akan dilatih 2. Bersama keluarga melatih pasien dalam
3. Latih kegiatan kedua (alat dan cara) melakukan kegiatan kedua yang dipilih
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk pasien
latihan: dua kegiatan masing-masing dua 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual
kali per hari dan memberi pujian
SP 3 SP 3
1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
telah dilatih dan berikan pujian. membimbing pasien melaksanakan kegiatan
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang yang telah dilatih, beri pujian.
akan dilatih 2. Bersama keluarga melatih pasien dalam
3. Latih kegiatan ketiga (alat dan cara) melakukan kegiatan ketiga yang dipilih
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk pasien
latihan: tiga kegiatan, masing-masing dua 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual
kali per hari dan memberi pujian
SP 4 SP 4
1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan
ketiga yang telah dilatih dan berikan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pujian. membimbing pasien melaksanakan kegiatan,
2. Bantu pasien memilih kegiatan keempat beri pujian.
yang akan dilatih 2. Bersama keluarga melatih pasien melakukan
3. Latih kegiatan keempat (alat dan cara) kegiatan keempat yang dipilih pasien
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk 3. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh,
latihan: empat kegiatan, masing-masing rujukan
dua kali per hari 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual
dan memberikan pujian
SP 5 SP 5
1. Evaluasi kegiatan latihan dan berikan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pujian. membimbing pasien melakukan kegiatan
2. Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak yang dipilih oleh pasien, beri pujian.
terhingga. 2. Nilai kemampuan keluarga membimbing
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri. pasien.
4. Nilai apakah harga diri pasien meningkat 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
kontrol ke PKM.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan pada Pasien Harga Diri rendah
SP 1 Pasien:
Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien
menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan
kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian
Orientasi :
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan T hari ini ?
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah T
lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T dilakukan di rumah sakit.
Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk? bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit
Kerja :
” T, apa saja kemampuan yang T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa pula
kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapu?
Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang T
miliki “.
”T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita
lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus
sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”. “O yang
nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan
merapihkan tempat tidur T”. Mari kita lihat tempat tidur T. Coba lihat, sudah rapihkah tempat
tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.
Bagus! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi
spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu
sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala.
Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” T sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan
sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau T lakukan tanpa disuruh,
tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak) melakukan
Terminasi :
“Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat tidur ? Yach,
T ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya,
merapihkan tempat tidur, yang sudah T praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat
dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. T, mau berapa kali sehari merapihkan tempat tidur.
Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa lagi yang
mampu dilakukan di rumah sakit selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu
begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi
Sampai jumpa ya”
SP 2 Pasien:
Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien
Orientasi :
“Assalammua’laikum, bagaimana perasaan T pagi ini ? Wah, tampak cerah”
”Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi pagi? Bagus (kalau
sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi), sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih
ingat apa kegiatan itu T?”
”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini”
”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”
Kerja :
“T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut untuk
membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas, T bisa
menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk
membuang sisa-makanan”
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran
yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian T bersihkan piring tersebut dengan
menggunakan sabut yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabun, bilas
dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu T bisa
mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…
“Sekarang coba T yang melakukan…”
“Bagus sekali, T dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap tangannya”
Terminasi :
”Bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring ?”
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari”
“T. Mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring tiga kali setelah makan.”
”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan cuci
piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel”
”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”
SP 1 Pada Keluarga
Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah, menjelaskan
tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah,
dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
Orientasi :
“Assalammu’alaikum..”
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat T? Berapa lama waktu
Bp/Ibu? 30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara”
Kerja :
“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah T”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering
menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada T, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan
dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah
harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran yang selalu negatif terhadap diri
sendiri. Bila terus menerus seperti itu, T bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya T
jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk T”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya benar, dia juga mengatakan hal yang
sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan T)
” T ini telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Serta telah
dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan T untuk melakukan
kegiatan tersebut sesuai jadual. Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan
lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada
jadual yang kegiatannya”.
”Selain itu, bila T sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu memantau
perkembangan T. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu
dapat membawa T ke puskesmas/rumah sakit”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada T”
”Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang yang
mengatakan: Bagus sekali T, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
Terminasi :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi T dan bagaimana cara
merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari
lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pujian
langsung kepada T”
“Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi,
2018-2020. Jakarta: EGC.
Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas(CMHN - Basic Course).
Jakarta: EGC.
Muhtin, A.(2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi.Yogyakarta : CV
ANDI OFFSET.
Stuart, G.W.& Laraia, M.T. (2005). Principles and Practice of Psychiatric Nursing.8thedition.
Missouri: Mosby.