Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Profil Tanah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum

Dasar-Dasar Ilmu Tanah

PROFIL TANAH

NAMA : WAHYUNI
NIM : G041211027
KELAS : DASAR-DASAR ILMU TANAH A
KELOMPOK : 55 (LIMA PULUH LIMA)
ASISTEN : 1. NUR AZZA KANNA ROMBEALLO
2. ZAENAL

DEPARTEMEN ILMU TANAH


PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat Indoensia. Sektor
pertanian sebagai sumber penghasilan bagi beberapa masyarakat karena sebagian
besar kawasan Indonesia merupakan lahan pertanian. Para petani biasanya
menggunakan tanah untuk media dalam mengembangkan hasil pertaniannya dan
menjadi hal biasa dikalangan dunia pertanian (Roidah, 2014).
Tanah memiliki sifat sangat kompleks terdiri dari komponen padatan yang
berinteraksi dengan cairan dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa
padatan, cair dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah
mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh
suhu udara, angin dan sinar matahari. Tanah berbeda dari batuan induknya karena
saling berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer, biodfer hingga litosfer yang
merupakan campuran dari konstituenan mineral dan organik (Kodoatie, 2021).
Dalam bidang pertanian, tanah merupakan media tumbuh tanaman. Media
yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu menyediakan kebutuhan
tanaman seperti air, udara, unsur hara dan terbebas dari bahan-bahan beracun
dengan konsentrasi yang berlebihan. Dengan demikian profil tanah sangat penting
untuk dipelajari agar kita dapat mengetahui serta dapat memberikan media tumbuh
yang ideal bagi tanaman. Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting
untuk penetapan profil tanah di laboratorium dengan prinsip, hasil analisis
sifat-sifat fisik tanah di laboratorium dapat menggambarkan keadaan sifat-sifat fisik
tanah di lapangan (Kodoatie, 2021).
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan praktikum profil tanah
untuk mengetahui tentang profil tanah, tekstur, kerapatan partikel, massa, keasaman
serta bahan orgaik yang terkandung.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum profil tanah yaitu mendemonstrasikan bagaimana profil tanah
dibuat dan diamati, mengamati kenampakan dari profil tanah secara utuh,

2
menjelaskan bagaimana pencirian horizon-horizon tanah dan pmbentukan tanah
dari bahan induknya serta mengetahui mencatat hasil pengamatan profil tanah.
Adapun kegunaan pratikum Profil tanah yaitu dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari khususnya dalam bidang pertanian untuk mengetahui jenis
tanah pada lahan yang akan ditanami.
1.3 Manfaat
Manfaat praktikum ini yaitu sebagai bahan informasi dan merupakan bahan
perbandingan antara materi kuliah dan praktikum yang dilakukan dilapangan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Faktor-Faktor Pembentuk Tanah
Proses pembentukan tanah adalah perubahan dari bahan induk menjadi lapisan
tanah. Perkembangan tanah dari bahan induk yang padat menjadi bahan induk yang
agak lunak, selanjutnya berangsur-angsur menjadi tanah pada lapisan bawah
(subsoil) dan lapisan tanah bagian atas (top soil), dalam jangka waktu lama sampai
ratusan tahun hingga ribuan tahun. Perubahan-perubahan dari batuan induk sampai
menjadi tanah terjadi karena batuan induk mengalami proses pelapukan yaitu
proses penghancuran karena iklim. Pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor
yang berkerja sama satu sama lain dalam berbagai proses, baik proses secara fisik
maupun secara kimia (Prabowo & Subantoro, 2018).
Menurut Meiwa (2020), bahwa faktor yang mempengaruhi proses
pembentukan tanah sebagai berikut:
1. Makhluk hidup, semua makhluk hidup berpengaruh terhadap pembentukan
tanah baik jasad renik, tumbuhan bahkan manusia.
2. Topografi, topografi dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim,
seperti topografi yang miring membuat kecepatan air tinggi sehingga
menyebabkan terjadinya erosi.
3. Waktu, lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah
memainkan peranan penting dalam menentukan jenis tanah yang terbentuk.
4. Bahan induk, yaitu bahan penyusun berupa bebatuan.
5. Iklim, jika suhu semakin tinggi, maka reaksi yang berlangsung semakin cepat.
Apabila curah hujan semakin tinggi, maka tingkat keasaman suatu tanah juga
semakin tinggi.
6. Organik, bahan organik berpengaruh dalam pembentukan warna dan zat hara
dalam tanah.
2.2 Profil Tanah
Lapisan-lapisan tanah yang memiliki sifat fisik, kimia dan biologi yang berbeda
disebut horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon
inilah yang biasa disebut dengan profil tanah. Profil tanah merupakan suatu irisan

4
melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah yang dimulai
dari permukaan tanah hingga lapisan induk terbawah. Lapisan-lapisan tersebut
dipengaruhi oleh bahan induk dan pengendapan yang terjadi secara berulang-ulang
oleh genangan air (Anggara et al., 2021).
Terdapatnya horizon-horizon tanah yang mempunyai perkembangan
genetis membuktikan bahwa beberapa proses tertentu umumnya terdapat dalam
profil tanah. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat
terkena gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral.
Pembentukan dan pelapukan bahan koloid. Batas topografi lapisan pada tanah
umumnya terbagi menjadi 2 yaitu teratur dan tidak teratur atau biasa disebut
gelombang dan tidak bergelombang. Batas topografi lapisan dipengaruhi oleh aliran
permukaan atau kedalaman permukaan air. Tekstur tanah adalah keadaan tingkat
kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan
fraksi pasir, debu dan liat pada tanah dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir
mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2-0.05 mm, debu dengan ukuran
0.05-0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (Anggara et al., 2021).
Struktur tanah merupakan gumpalan tanah yang berasal dari partikel tanah
yang saling merekat satu sama lain karena adanya perekat misalnya eksudat akar,
hifa jamur, lempung, humus dan lain-lain. Ikatan partikel tanah berwujud sebagai
agregat tanah yang membentuk dirinya. Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan
adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan
bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah.
Konsistensi tanah ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah. Bobot
merupakan kerapatan tanah persatuan volume yang dinyatakan dalam dua batasan,
yaitu kerapatan partikel (bobot partikel) adalah bobot massa partikel padat satu per
satuan volume tanah, biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,6 g/cm-3, dan
kerapatan massa (bobot isi) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang
dikeringovenkan per satuan volume (Maulina et al., 2015).

5
2.3 Sifat-sifat Tanah
2.3.1 Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah mempengaruhi pertumbuhan akar tanaman untuk mencari air dan
unsur hara. Perkembangan akar tanaman membutuhkan kondisi tanah yang gembur.
Akar tanaman tidak dapat berkembang dengan baik apabila tanah mengalami
pemadatan, sehingga tanaman akan terganggu dalam menyerap air dan unsur hara.
Pemberian bahan organik perlu dilakukan agar dapat mengoptimalkan kualitas fisik
tanah bisa tumbuh optimal (Widodo & Kusuma, 2018).
Sifat fisik tanah seperti tekstur, struktur, kepadatan, porositas, aerasi,
kekuatan, suhu dan warna tanah merupakan faktor yang sangat dominan dalam
mempengaruhi penggunaan tanah, terutama kaitannya dengan ketersediaan
oksigen dan mobilitas air dalam tanah serta kemudahan penetrasi akar tanaman.
Sifat fisik tanah pada suatu tanah mineral merupakan suatu sistem alam yang
heterogen dan terdiri dari tiga fase, yaitu fase padat, fase cair dan fase udara.
Komponen padatan tanah terdiri dari bahan mineral dan organik. Sebagai suatu
sistem alami, komposisi dari komponen tersebut akan saling berinteraksi dalam
kondisi tertentu, sehingga tanah bersifat kompleks (Luandra & Andayono, 2021).
Salah satu bencana alam yang terjadi karena dipengaruhi oleh sifat fisik
tanah yaitu longsor. Longsor dapat terjadi karena kondisi tanah yang tidak stabil
dan dipengaruhi oleh beberapa sifat fisik tanah seperti daya ikat tanah atau batuan
yang lemah sehingga butiran-butiran tanah atau batuan dapat terlepas dari ikatannya
dan bergerak ke bawah dengan menyeret butiran lainnya yang ada disekitarnya
membentuk massa yang lebih besar. Lemahnya daya ikat tanah atau batuan dapat
disebabkan oleh sifat porositas dan permeabilitas tanah atau batuan maupun
rekahan yang intensif dari masa tanah atau batuan tersebut (Patandung et al., 2020).
2.3.2 Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah dapat didefiniskan sebagai keseluruhan reaksi kimia yang
berlangsung antara penyusun tanah dan bahan yang ditambahkan dalam bentuk
pupuk atau pembenah tanah lainnya. Faktor kecepatan semua bentuk reaksi kimia

6
yang berlangsung dalam tanah mempunyai kisaran agak lebar yaitu, sangat singkat
dan luar biasa lamanya. Pada umumnya reaksi-rekasi yang terjadi di dalam tanah di
imbas oleh tindakan dan faktor lingkungan tertentu (Kumalasari & Chusnah, 2021).
Menurut Dotulong et al. (2015), bahwa peran penting tanah sangat
berhubungan dengan sifat kimia tanah yang berperan menentukan sifat dan ciri
tanah yang penting antara lain:
1. Karbon Organik (C-Organik), karbon organik tanah memainkan peranan
penting dalam siklus karbon global karena karbon organik merupakan karbon
permukaan bumi yang paling besar dalam bentuk karbon organik.
2. Kalsium (Ca), kalsium bagi tanaman bertugas untuk merangsang pembentukan
bulu-bulu akar, mengeraskan batang tanaman dan merangsang pembentukan
biji. Kalsium pada batang dan daun tanaman berfungsi untuk menetralisasikan
senyawa atau suasana yang tidak menguntungkan pada tanah.
3. Magnesium (Mg), magnesium berperan penting dalam transportasi fosfat dalam
tanaman, sehingga kandungan fosfat dalam tanah dapat dinaikkan dengan
menambah unsur magnesium dan terciptanya hijau daun dengan bentuk yang
sempurna.
4. Belerang (S), belerang merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis
protein seperti asam amino. Selain itu, unsur ini juga membantu pertumbuhan
anakan dan merupakan bagian penting tanaman penghasil minyak sayur dan
pembentuk bintil-bintil akar.
5. pH, pH tanah sangat berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pada tanah dengan pH antara 6-7 merupakan
pH terbaik, sedangkan Ph tanah yang kurang atau lebih dari 6-7 kurang baik.
2.3.3 Sifat Biologi Tanah
Sifat biologi tanah berhubungan dengan aktivitas makhluk hidup yang ada di dalam
dan permukaan tanah. Berbagai jenis makhluk hidup berkembang dalam tanah, baik
berbagai jenis tumbuhan, hewan, atau makhluk hidup yang berukuran besar
(makro) maupun yang makhluk hidup yang ada di berukuran kecil (mikro). Sifat
sifat biologi tanah sangat penting dalam hal dekomposisi bahan organik, proses
mineralisasi, immobilisasi, daur hara serta proses proses lainnya di dalam tanah.

7
Semua proses ini sangat penting dalam bidang pertanian khususnya dalam
pengelolaan tanah, agar tanah menjadi lestari. Bahan organik akan mengalami
proses dekomposisi secara bertahap, akibat penggunaan kandungan unsur hara
karbon oleh mikroorganisme dalam mendapatkan energi untuk kehidupannya
melalui proses respirasi (Sakiah et al., 2020).
Sifat biologi tanah terutama populasi mikroorganisme merupakan
parameter penting yang digunakan untuk menduga produktivitas suatu lahan karena
mikroorganisme tanah merupakan pemecah primer, sehingga perlu untuk
mengetahui perbedaan sifat biologi tanah yang didekati dengan pengukuran
respirasi tanah, populasi total bakteri dan populasi total jamur pada beberapa tipe
penggunaan lahan di tanah andisol, inceptisol dan vertisol (Atmaja, 2017).
Menurut Atmaja (2017), bahwa aktivitas biologi ditentukan oleh beberapa
faktor pada 3 tingkat yang berbeda yaitu:
1. Pada skala organisme secara individu, aktivitas biologi ditentukan oleh
keadaan-keadaan seperti temperatur dan kelembapan dalam habitat
mikroorganisme.
2. Pada skala populasi aktivitas biologi ditentukan oleh jumlah keragaman 5
habitat, jenis pengganggu habitat dan keragaman serta interaksi-interaksi antara
berbagai populasi tanah.
3. Pada skala proses biologi, fungsi-fungsi seperti siklus hara atau pengendalian
dipengaruhi oleh interaksi-interaksi populasi biologi dengan sifat kimia dan
fisika tanah.

8
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum dilaksanakan di Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, pada hari Minggu, 2 Oktober 2022 pukul 08.00sampai selesai. Adapun
pengamatan dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah,
Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, pada hari
Kamis, 6 Oktober 2022 pukul 11.30 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum profil tanah yaitu peralatan mekanik
(cangkul, linggis dan skop), peralatan deteksi (pisau lapangan), meteran gulung
ototmatis, lup, buku munsell, komputer dan monolit bial tersedia.
Bahan yang digunakan dalam prakitkum profil tanah yaitu profil tanah dan
gambar profil tanah dari foto-foto dan literatur.
3.3 Metode Praktikum
3.3.1 Penggalian Profil
1. Menggali tanah dilakukan dengan peralatan mekanik cangkul, linggis dan skop.
2. Menggali sedalam 1,5 m sampai mencapai beberapa lapisan tanah, luas profil
dengan panjang 2 m dan lebar 1,5 m.
3.3.2 Pengambilan Sampel Tanah
1. Meratakan dan membersihkan lapisan yang diambil, kemudian letakkan ring
sampel tegak lurus pada tanah.
2. Menekan ring sampel sampai ¾ bagiannya sampai ke dalam tanah.
3. Menggali ring sampel beserta tanah di dalamnya dengan pisau.
4. Meratakan permukaan ring.
5. Menutup dan simpan ring sampel di dalam plastik.
3.3.3 Pengambilan Contoh Tanah Terganggu
1. Mengambil tanah dengan pisau sesuai dengan lapisan yang akan diambil.
2. Memasukkan tanah ke dalam kantong plastik yang telah diberi label.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Foto Lokasi Pengamatan Foto Profil Tanah

Tabel 1. Hasil pengamatan profil tanah.


Lapisan 1 2 3
Kedalaman lapisan (cm) 0-18 19-40 41-56
Batasan Lapisan
- Tegas  - -
- Tidak -  
Topografi Batas Lapisan
- Teratur  - -
- Tidak teratur -  
Warna (munnsel) 5 YR 4/6 5 YR 5/6
5 YR 3/4
Dark yellowish Yellowish
Dark brown
brown brown
Tekstur Lempung liat Lempung
Lempung liat
berpasir berpasir
Struktur Gumpal Gumpal
Kasar
bersudut bersudut
Konsistensi Basah Basah Basah
Sumber: Data primer setelah diolah, 2022

10
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yan telah dilakukan, dapat dilihat bahwa setiap tanah
mempunyai horizon-horizon yang berbeda. Lapisan pertama pada profil
mempunyai kedalaman lapisan 0-18 cm, topografi batas lapisan tegas, dengan
tekstur lempung liat, struktur butiran, konsistensi basah dan berwarna dark brown.
Lapisan kedua pada profil mempunyai kedalaman lapisan 19-40 cm, topografi batas
lapisan tidak teratur atau bergelombang dengan tekstur lempung liat berpasir,
struktur lempeng, konsistensi lapisan tanahnya basah dan berwarna strong brown.
Lapisan ketiga pada profil mempunyai kedalaman lapisan 41-56 cm, topografi batas
lapisan tidak teratur atau bergelombang dengan tekstur lempung, struktur lempeng
dan berwarna strong brown.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan profil di atas, bahwa
setiap lapisan memiliki kedalaman dan batas lapisan yang hampir sama. Pada
lapisan pertama kedalamannya 0-18 cm, lapian kedua kedalamannya 19-40 cm dan
lapisan ketiga kedalamannya sekitar 41-56 cm. Perbedaan lapisan tanah
dipengaruhi oleh bahan-bahan induk yang terkandung paa tanah. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Anggara et al. (2021), bahwa lapisan-lapisan tersebut
dipengaruhi oleh bahan induk dan pengendapan yang terjadi secara berulang-ulang
oleh genangan air.
Dilihat dari atas tiap lapisan tanah menunjukkan perbedaan antara lapisan
satu dengan lapisan yang lainnya dapat dilihat dengan jelas. Pada lapisan pertama
teratur sedangkan pada lapisan kedua dan ketiga tidak teratur, hal ini dipengaruhi
oleh kedalaman permukaan air. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anggara et al.
(2021), bahwa batas topografi lapisan tanah dipengaruhi oleh aliran permukaan atau
kedalaman permukaan air.
Dilihat dari konsistensi tanah, dimana semua lapisan berkonsistensi basah.
Hal ini dapat dilihat saat tanah tersebut mudah untuk pecah jika diberikan tekanan
dan berbagai kekeuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Maulina et al. (2015), bahwa konsistensi tanah merupakan ketahanan
massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang
mempengaruhi bentuk tanah.

11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum profil tanah yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
lapisan 1 pada profil mempunyai kedalaman lapisan 18 cm, totpografi Lapisan
teratur, terkstur lempung liat, struktur kasar dan warna dark brown. Pada lapisan 2
mempunyai kedalaman lapisan 19-40 cm, topografi batas lapisan tidak teratur,
tekstur lempung liat berpasir dan strukutur gumpal bersudut dengan warna dark
yellowish brown. Sedangkan pada lapisan 3 mempunyai kedalaman 41-56 cm,
topografi batas tidak teratur, tekstur lempung, struktur gumpal bersudut dengan
warna yellowish brown.
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum profil tanah memilih tanah yang mudah digali
sehingga proses praktikum berjalan dengan cepat.

12
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, A., Ramadhan, R., & Taufik, M. (2021). Analisis Kadar Keasaman (PH)
Tanah Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning. In Seminar
Nasional Karya Ilmiah Multidisiplin. 1(1), 136-138.

Atmaja, 1., W., D. (2017). Bahan Ajar Sifat Biologis Tanah. Skripsi. Universitas
Udayana: Bandung.

Dotulong, J. R., Kumolontang, W. J., Kaunang, D., & Rondonuwu, J. J. (2015).


Identifikasi Keadaan Sifat Fisik dan Kimia Tanah pada Tanaman Cengkeh
di Desa Tincep dan Kolongan Atas Kecamatan Sonder. In Cocos. 6(5),
1-7.

Kumalasari, R. & Chusnah, M. (2021). Sifat Kimia Tanah Bawang Merah.


Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Jombang.
Kodoatie, R. J. (2021). Tata ruang air tanah. Penerbit Andi. Makassar.

Luandra, M. R., & Andayono, T. (2021). Hubungan Sifat Fisik Tanah dan
Permeabilitas Tanah Pada Daerah Permukiman di Kecamatan Koto
Tangah. Cived, 8(2), 60-68.

Maulina, F., Priadi, E., & Faisal, A. Penentuan Profil Perlapisan Tanah Berdasarkan
Data Sondirdi Kota Pontianak. JeLAST: Jurnal PWK, Laut, Sipil,
Tambang, 2(2), 1-12.
Meiwa, S. (2020). Pengantar Geologi Rekayasa Proses Pembentukan Tanah.
Department of Civil Engineering. Bandung.
Patandung, T., & Ahmad, A. (2020). Sifat Fisik Tanah yang Memengaruhi
Kejadian Longsor di Makale Selatan: The Physical Properties of Soil that
Affected the Landslide Event in South Makale. Jurnal Ecosolum, 9(2), 61-
73.
Prabowo, R., & Subantoro, R. (2018). Analisis Tanah Sebagai Indikator Tingkat
Kesuburan Lahan Budidaya Pertanian di Kota Semarang. Cendekia
Eksakta, 2(2), 59-64.
Roidah, I. S. (2014). Pemanfaatan lahan dengan menggunakan sistem
hidroponik. Jurnal Bonorowo, 1(2), 43-49.
Sakiah, S., Firmansyah, A., & Arfianti, D. (2020). Sifat Biologi Tanah pada Lahan
Aplikasi dan Tanpa Aplikasi Tandan Kosong Kelapa Sawit di Adolina PT.
Perkebunan Nusantara IV. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 20(1),
11-17.

13
Widodo, K. H., & Kusuma, Z. (2018). Pengaruh Kompos Terhadap Sifat Fisik
Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Inceptisol. Jurnal Tanah dan
Sumberdaya Lahan, 5(2), 959-967.

14
LAMPIRAN

Gambar 1. Dokumentasi praktikum profil tanah lapisan 1.

Gambar 2. Dokumentasi praktikum profil tanah lapisan 2.

Gambar 3. Dokumentasi praktikum profil tanah lapisan 3.

15

Anda mungkin juga menyukai