Makalah Muamalah
Makalah Muamalah
Makalah Muamalah
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
ISI
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. Al-Taḥrīm: 6).
Membina keluarga Islami, diperlukan pembinaan secara terus menerus agar dapat
mewujudkan keluarga ideal, yaitu:
1. Memberi peringatan sejak dini, baik terhadap tindakan istri maupun suami yang
berpotensi akan membahayakan dan mengancam keutuhan rumah tangga. Allah swt
berfirman: “Peringatkan keluargamu yang terdekat” (QS. Al-Syurā: 214).
2. Memelihara hal-hal baik, melalui keteladanan dan nasihat yang baik. Hal ini
dilakukan supaya kehidupan rumah tangga tetap tenang dan tenteram, berjalan
sesuai dengan petunjuk agama, serta terhindar dari berbagai percekcokan, Allah swt
firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa
api neraka….” (QS. Al-Taḥrīm: 6).
3. Saling mengingat untuk perintah agama, melaksanakan ibadah seperti, shalat puasa
dan zakat. Hanya dengan ketaatan dalam menjalankan ibadah, keluarga akan
menjadi tenang.
Kata “keluarga” menurut makna sosiologi berarti kesatuan kemasyarakatan (sosial)
berdasarkan hubungan perkawinan atau pertalian darah. Dalam Islam keluarga juga
dibangun berdasarkan sebuah perkawinan. Perkawinan sendiri merupakan sesuatu yang
bersifat sakral untuk membentuk sebuah keluarga yang penuh kebahagiaan dan sesuai
dengan ketentuan agama. Pengertian sakinah dalam bahasa arab di dalamnya terkandung
arti tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan.
Pengertian ini pula yang dipakai dalam ayat-ayat al-Qur'an dan hadis dalam konteks
kehidupan manusia. Jadi, keluarga sakinah adalah kondisi yang sangat ideal dalam kehidupan
keluarga. Dalam bahasa Arab keluarga adalah ahlun, kata ahalun berawal dari kata ahila yang
memiliki arti rasa senang, rasa suka, dan ramah.
a. Keluarga sebagai tempat yang baik untuk melangsungkan keturunan secara sehat
dan sah. Salah satu tujuan disunnahkannya perkawinan dalam agama adalah
untuk memperbanyak keturunan yang berkualitas
b. Keluarga sebagai tempat yang baik untuk melangsungkan keturunan secara sehat
dan sah. Salah satu tujuan disunnahkannya perkawinan dalam agama adalah
untuk memperbanyak keturunan yang berkualitas.
c. Kelurga merupakan tempat penanaman nilai moral agama melalui pemahaman,
penyadaran dan praktik dalam kehidupan sehari – hari sehingga tercipta iklim
keagamaan didalamnya.
d. Kelurga merupakan tempat penanaman nilai moral agama melalui pemahaman,
penyadaran dan praktik dalam kehidupan sehari – hari sehingga tercipta iklim
keagamaan didalamnya.
e. Keluarga merupakan tempat yang dapat memberikan kesejukan dan melepas
lelah dari seluruh aktivitas masing – masing anggota keluarga. Fungsi ini
mewujudkan suasana keluarga yang menyenangkan, saling menghargai,
menghormati dan menghibur masing – masing anggota keluarga sehingga
tercipta hubungan harmonis, damai dan kasih sayang.
Al – Qur’an menyatakan bahwa sakinah dimasukkan oleh Allah melalui kalbu artinya
kedua belah pihak yakni suami istri harus mempersiapkan kalbunya terlebih dahulu dengan
kesabaran dan ketakwaan. Dalam hal ini Quraish Shihab kata sakinah berarti ketenangan,
ketenagan disini ialah ketenagan yang dinamis setiap rumah tangga ada saat dimana terjadi
gejolak, namun dapat segera tertanggulangi dan akan melahirkan sakinah. Sakinah bukan
hanya tampak pada ketenangan lahir, tetapi harus disertai dengan kelapangan dada, budi
bahasa yang halus dilahirkan oleh ketenangan batin akibat menyatunya pemahaman dan
kesucian hati dan bergabungnya kejelasan pandangan dengan tekad yang kuat.
Dengan demikian keluarga sakinah adalah keluarga yang dibina atas perkawinan
yang sah, mampu memberikan kasih sayang kepada anggota keluarga sehingga mereka
memiliki rasa aman, tentram damai serta bahagia. Diikemukakan oleh M. Quraish Shihab
bahwa sakinah tidak datang begitu saja, tetapi ada syarat bagi kehadirannya. Kalbu harus
disiapkan dengan kesabaran dan ketakwaan karena sakinah diturunkan Allah kedalam kalbu.
Sakinah baru diperoleh setelah melalui beberapa fase, bermula dari mengosongkan kalbu
dari segi sifat tercela dan buruk, dengan jalan menyadari dosa dan kesalahan yang telah
diperbuat, kemudian memutuskan hubungan dengan masa lalu yang kelam, dengan
penyesalan dan pengawasan ketat terhadap diri menyangkut hal – hal mendatang, disusul
dengan perjuangan melawan sifat – sifat yang terpuji, mengganti yang buruk dengan yang
baik. Membangun keluarga yang Sakinah, yaitu :
Perbandingan Konsep Keluarga Sakinah dengan Keluarga Dalam Budaya dan Masyarakat.