Gizi & Diet Kelompok 2
Gizi & Diet Kelompok 2
Gizi & Diet Kelompok 2
Disusun oleh:
Rahma Amalia Jahizah (221FK01002)
Hopipah Indriani (221FK01008)
Dwi Ayu Agustin (221FK01021)
Suci Lestari (221FK01033)
Diah Ayu Puspitasari (221FK01037)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas
dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................1
1.4 Manfaat..................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................2
2.1 pengertian usia sekolah, remaja dan lansia............................................................2
2.2 fungsi nutrisi pada usia sekolah, remaja, lansia.....................................................3
2.3 jurnal/ artikel nutrisi pada usia sekolah, remaja dan lansia ..................................3
BAB III PEMBAHASAN ...............................................................................................6
3.1 permasalahan yang ada pada jurnal/ artikel...........................................................6
3.2 faktor yang mempengaruhi nurisi..........................................................................7
BAB IV KESIMPULAN ..............................................................................................10
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................10
4.2 Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian nutrisi, Usia Sekolah, Usia Remaja, dan Lansia
2. Mengetahui fungsi nutrisi, Usia Sekolah, Usia Remaja, dan Lansia
3. Mengetahui nutrisi pada usia Sekolah, Usia Remaja, Lansia
4. Mengetahui permasalahan nutrisi pada usia Sekolah, Usia Remaja, Lansia
1.4. Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi pada anak sekolah, remaja, dan
lansia
2. bisa lebih mempelajari mengenai factor yang berhubungan denga kekurangan
nutrisi/malnutrisi
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Fungsi Nutrisi Anak Sekolah, Remaja Dan Lansia
1) Anak sekolah
Supaya pertumubuhan dan perkembangan anak maksimal, memperbaiki gizi
anak, menentukan perkembangan anak usia. . Zat gizi dibutuhkan untuk
meningkatkan pengetahuan anak terhadap 5 macam jenis zat gizi seperti
karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan susu serta air sebagai media
(Almatsier, 2009).
2) Remaja
Mengutip dari IDAI, pemberian nutrisi dari sumber makanan serta gizi pada
masa remaja bertujuan untuk: Memaksimalkan pertumbuhan fisik,
perkembangan kognitif, serta organ reproduksi remaja. Memberikan cukup
cadangan zat gizi dalam tubuh agar tak mudah sakit.
3) Lansia
Nutrisi yang baik dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, melawan
racun penyebab penyakit, menjaga berat badan lansia. Selain itu, dapat
mengurangi berbagai risiko penyakit, termasuk penyakit jantung, stroke,
tekanan darah tinggi, diabetes tipe-2, osteoporosis, dan kanker.
1) usia sekolah
Abstrak
3
sampel. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara status
gizi dengan tingkat kecerdasan kognitif dinilai dari kecerdasan verbal, logika,
dan numerik anak usia sekolah di Madrasah Ibtida’iyah Islamiyah Reban
Kecamatan Reban Kabupaten Batang, diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05).
Diskusi: penelitian ini diharapkan puskesmas dapat bekerjasama dengan pihak
sekolah untuk memberikan informasi tentang gizi kepada anak usia sekolah
dasar, sehingga tingkat kecukupan gizi tetap seimbang dan kecerdasan kognitif
semakin meningkat.
Kata kunci: Status Gizi, Kecerdasan Kogitif (Verbal, Logika, dan Numerik)nak
sekolah
2) Remaja
Abstrak
Kebutuhan gizi remaja perlu diperhatikan karena pada masa remaja terjadi
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Kebiasaan makan yang tidak sehat
akan mempengaruhi asupan gizi remaja. Makanan tidak sehat seperti makanan
cepat saji banyak dikonsumsi remaja. Pada saat semua serba modern seperti
sekarang, remaja menginginkan semuanya serba cepat, termasuk dalam memilih
makanan. Makanan cepat saji juga dikenal masyarakat sebagai junk food. Junk
food diartikan sebagai makanan sampah atau makanan yang tidak memiliki
nutrisi bagi tubuh. Makan makanan junk food tidak hanya sia-sia, tetapi juga
dapat merusak kesehatan.Makanan cepat saji berasal dari negara barat yang
umumnya memiliki kandungan lemak dan kalori yang tinggi. Banyak faktor
yang mempengaruhi remaja mengonsumsi makanan cepat saji. Faktor-faktor
tersebut dibahas berdasarkan artikel penelitian maupun referensi buku. Faktor
yang mempengaruhi konsumsi makanan cepat saji diantaranya adalah rasa,
harga, tempat yang nyaman, maupun pengaruh teman sebaya. Makanan cepat
saji dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit, seperti obesitas, diabetes,
hipertensi, dan gangguan lemak darah atau dislipidemia. Obesitas atau
4
kegemukan banyak dialami oleh anak-anak, remaja, hingga dewasa. Obesitas
terjadi karena pola hidup yang berubah, termasuk pola makan yang sering
mengonsumsi makanan cepat saji. Makan makanan cepat saji yang terlalu sering
tidak hanya menyebabkan obesitas. Namun, dari obesitas yang dialami oleh
seseorang, maka akan meningkatkan faktor risiko seseorang untuk menderita
penyakit degenerative lainnya, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kanker,
penyakit jantung, dan stroke.
3) Lansia
Abstrak
5
BAB III
PEMBAHASAN
1) Anak Sekolah
Hasil penelitian terhadap kecerdasan anak-anak umur 5-15 tahun yang pernah
mengalami gizi kurang dini, menemukan bahwa perkembangan intelektual serta
perkembangan fisiknya banyak dipengaruhi oleh status gizi selama masa sekolah.
Kasiati (2010) melaporkan bahwa hasil penelitian berdasarkan pengujian dengan
menggunakan korelasi Kendal thau didapatkan nilai r sebesar 0,717 dengan nilai p
sebesar 0,000 (0,05). Berdasarkan hal tersebut maka dinyatakan terdapat
hubungan positif antara status gizi dengan tingkat kecerdasan intelegensi anak
sekolah dasar usia 8- 12 tahun di SD Tempurejo 1 Kecamatan Blora Kabupaten
Blora. Untuk itu, setiap orang tua hendaknya memberikan asupan makanan yang
mengandung gizi tinggi kepada putra-putrinya yang berumur 8-12 tahun, berupa
makanan empat sehat dan lima sempurna.
2) Remaja
Berdasarkan penelitian di Bangladesh, siswa yang mengonsumsi makanan cepat
saji sebanyak ≥ 2 hari per minggu berisiko 2,2 kali mengalami obesitas. Selain itu,
penelitian lain menunjukkan bahwa 90% remaja yang mengonsumsi makanan
cepat saji, 22,45% mengalami pre-obesitas dan 9,52% mengalami obesitas31.
Sebanyak 54,40% siswa menyukai makanan cepat saji dan lebih dari 60% siswa
tidak menyadari mengenai fakta bahwa makanan cepat saji adalah makanan yang
tidak sehat. Kebiasaan makan dengan mengonsumsi makanan cepat saji ataupun
junk food berlebih akan berdampak buruk bagi kesehatan, baik pada anak, remaja,
maupun dewasa. Makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko beberapa
penyakit, seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan gangguan lemak darah atau
dislipidemia. Selain itu, makanan cepat saji dalam waktu yang lama juga akan
mempengaruhi kesehatan gigi. Makanan cepat saji yang memiliki kandungan gula
yang tinggi dapat menyebabkan karies gigi atau gigiBerlubang.
3) Lansia
6
Berdasarkan hasil penelitian Rohmawati, Asdie dan Susetyowati (2015),
didapatkan bahwa sekitar 25,9% lanjut usia di kota Padang mengalami
kekurangan asupan gizi. Sama halnya dengan Denpasar, setengah sampel
mengalami permasalahan dalam status gizi, yaitu gizi lebih (14,64%), status gizi
normal (43,9%), dan status gizi kurang (41,46%). Selanjutnya, penelitian yang
dilakukan oleh Nazari, Yusuf, & Tahlil (2016) mengungkapkan bahwa sekitar 86
lansia atau 8,6% dari jumlah lansia di Ulee Kareng Banda Aceh mengalami
obesitas. Berdasarkan penelitian sebelumnya tersebut dapat dilihat bahwa lansia
beresiko mengalami malnutrisi.
1) Usia Sekolah
Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah asupan makanan dan
infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi ada tiga faktor yaitu
ketahanan pangan dikeluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan
kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan.
dari hasil analisisnya diketahui ada hubungan yang bermakna antara status
gizi dengan tingkat kecerdasan kognitif meliputi kecerdasan verbal,
kecerdasan logika, dan kecerdasan numerik anak usia sekolah. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian oleh Huwae (2005) bahwa ada hubungan
antara status gizi dengan kecerdasan kognitif siswa.
Masalah gizi buruk pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan yaitu
mencakup kekurangan pendapatan, sumberdaya produktif untuk menjamin
kehidupan yang layak dan langgeng, kelaparan dan gizi kurang,
keterbatasan akses terhadap pendidikan dan layanan dasar, morbiditas dan
mortalitas karena penyakit meningkat, perumahan yang tidak layak
bahkan tidak memiliki rumah, lingkungan tidak aman, diskriminasi dan
eksklusi sosial (Mandroy. P, 2010).
Masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan
masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi,
menu seimbang dan kesehatan (Soendjojo, 2000).
2) Remaja
7
Pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang, termasuk
pengetahuan tentang gizi yang dapat mempengaruhi perilaku
mengonsumsi makanan.
Kebutuhan gizi pada remaja perlu diperhatikan. Hal ini karena kebutuhan
nutrisi pada remaja meningkat karena terjadi peningkatan pertumbuhan
dan perkembangan. Selain itu, gaya hidup dan kebiasaan makan yang
berubah juga akan mempengaruhi asupan gizi remaja. Kelompok usia
remaja disibukkan dengan banyaknya aktivitas fisik. Makanan merupakan
suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan, begitu pun
bagi remaja. apabila remaja kurang mengonsumsi makanan, baik secara
kuantitas maupun kualitas, maka akan menyebabkan gangguan proses
metabolisme tubuh, sehingga dapat mengarah pada risiko timbulnya
penyakit.
Selain itu, apabila remaja mengomsumsi makanan berlebih tanpa
diimbangi aktivitas fisik yang cukup, maka remaja akan mengalami
gangguan tubuh, seperti berisiko mengalami penyakit degenerative
Makanan cepat saji tersebut berasal dari negara barat yang umumnya
memiliki kandungan lemak dan kalori yang tinggi. Apabila dikonsumsi
dalam jumlah banyak setiap hari, maka dapat menyebabkan obesitas.
Obesitas atau kegemukan ini dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi
lainnya. Berdasarkan FGD yang dilakukan, ajakan teman sebaya menjadi
salah satu faktor yang mempengauhi remaja untuk memilih makanan cepat
saji atau fast food dibandingkan dengan makanan lainnya.
3) Lansia
Sama halnya dengan penelitian Qurniawati (2018), yang menunjukkan
bahwa mayoritas lansia memiliki perilaku makan yang kurang baik. Hal ini
disebabkan karena asupan gizi yang dikonsumsi lansia belum seimbang
dan belum sesuai yang dianjurkan. Kurangnya asupan energi ini
disebabkan karena adanya penurunan nafsu makan. Kurangnya nafsu
makan ini juga disebabkan karena penyakit yang diderita oleh lansia
sehingga nafsu makannya berkurang dan juga karena kekurangan gigi
geliginya. Hubungan antara keadaan gigi geligi, fungsi pengunyahan dan
8
asupan gizi sangatlah penting. Tidak adanya gigi ini memberikan efek
terhadap status gizi dan kesehatan seseorang.
Menurut Putra (2013), pemenuhan nutrisi pada lansia dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu
2. status kesehatan
3. status ekonomi,
4. pengetahuan,
5. pemeliharaan kesehatan,
Dalam penelitian ini, faktor yang dapat mempengaruhi perilaku lansia dalam
pemenuhan nutrisi adalah status kesehatan. sebagian besar lansia mengalami
multiple morbidity yaitu sebanyak 39,2% responden. Penelitian terkait
dilakukan oleh Li (2017), yang menyebutkan bahwa status perkawinan
merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku pemenuhan nutrisi. Pria
lajang dan pria yang berstatus duda sangat berisiko tinggi memiliki asupan
nutrisi yang rendah karena sering kurang terampil dalam proses memilih dan
menyiapkan makanan. Sedangkan wanita yang berstatus janda, mereka
memiliki sikap dan perilaku yang lebih baik dalam pemenuhan nutrisi karena
pengalaman atau kebiasaan dalam menyiapkan makanan saat masih
mempunyai pasangan. Terungkap bahwa statusmental berhubungan dengan
asupan nutrisilansia (p = 0.011), lansia yang mengalamikerusakan mental
ringan (19,62%) sebagianbesar memiliki asupan nutrisi yang kurang
(16,67%).
9
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Nutrisi berpengaruh dalam fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka akan
terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.
4.2 SARAN
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan.
Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan
cara makan- makanan yang bergizi,memenuhi berbagai vitamin, dengan di
imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan
setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit
akibat imune tubuh yang menurun.
10
11
DAFTAR PUSTAKA
https://scholar.google.com/scholar?q=related:QSwzzAa9uH4J:scholar.google.com/
&scioq=nutrisi+anak+sekolah+&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1680420678783&
u=%23p%3DzgSy_C4bkCUJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=nutrisi+remaja&oq=nutrisi+re#d=gs_qabs&t=1680438964
960&u=%23p%3DnKWyPj1q93EJ
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=nutrisi+lansia&btnG=#d=gs_qabs&t=1680439051541&u=
%23p%3DkK0Vl0_462QJ
https://www.gramedia.com/literasi/klasifikasi-remaja/
12