Bahan Penyuluhan
Bahan Penyuluhan
Bahan Penyuluhan
ABSTRAK
ABSTRACT
94
Jurnal Perak Malahayati : Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol 4, No. 1. Mei 2022,
E:ISSN 2684-8899 (Online) P:ISSN 2685-547X (Cetak), Hal 94-105
1. PENDAHULUAN
Pada pemberian ASI sering terdapat masalah, baik pada teknik pemberian
ibu dan anatomi payudara ibu, serta kemampuan anak untuk menghisap dan
anatomi orofaringeal anak. Seringkali ketidakcukupan jumlah susu sering
dinilai sebagai suatu masalah, sehingga terjadi pemberhentian pemberian
ASI. Seringkali juga wanita mengeluh karena luka pada puting susu, dimana
hal ini terjadi karena posisi dan perlekatan anak yang salah ketika
menyusui. Berdasarkan Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia (SKDI)
tahun 2012, menyatakan memberikan ASI eksklusif untuk bayi dibawah usia
2 bulan sekitar 50,8 % seiring bertambahnya usia bayi. Presentase tersebut
semakin menurun, yaitu bayi 2-3 bulan sekitar 48,9 % dan bayi 4-5 bulan
hanya 27 %. Yang lebih memprihatinkan adalah ada sekitar 12,5 % bayi
dibawah usia 6 bulan yang tidak disusui sama sekali. Banyak faktor
memengaruhi kegagalan ASI yang pertama adalah faktor pendidikan yang
kurang tentang ASI Eksklusif (32%) karena produksi ASI yang menurun. Kedua
disebabkan karena kesibukan ibu (28%), yaitu banyak ibu yang
menghentikan memberi ASI Eksklusif karena ibu harus bekerja. Ketiga
disebabkan karena banyak yang mengiklankan promosi susu formula (16%),
ibu yang menghentikan memberi ASI karena tertarik iklan susu formula.
Selain itu, juga dipengaruhi faktor sosial dan budaya (24%) yang meliputi
nilai dan kebiasaan yang ada di masyarakat yang menghambat ibu memberi
ASI Eksklusif (Amin, 2014). Secara nasional pemberian ASI eksklusif untuk
bayi usia ≤ 6 bulan hanya 55,7% (Depkes RI, 2015). Prevalansi ASI eksklusif
di dunia masih rendah 39% (Nkala,2011). Sedangkan rumah sakit sayang ibu
dan bayi untuk keberhasilan dalam menyusui sekitar 40% rumah sakit
(Kurniawan, 2013). Berdasarkan data dan informasi Pusat Data Kementerian
Kesehatan Indonesia (2014) menyatakan cakupan pemberian ASI untuk bayi
di negara Indonesia hanya berkisar 54,3%. Dalam keadaan normal, wanita
secara fisiologis mampu untuk memproduksi susu yang cukup.Kurangnya
pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui
menyebabkan ibu - ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu botol
(susu formula). Kurangnya pengetahuan, serta rendahnya kemampuan
dalam menyusui dapat mengakibatkan berbagai masalah. Kegagalan dalam
menyusui sering kali disebabkan karena kesalahan dalam memposisikan dan
melekatkan bayi (Suradi, 2008). Masalah menyusui yang sering ditemui dan
dikeluhkan oleh ibu primipara harus diatasi, maka untuk mengatasi hal
tersebut diperlukan adanya pendidikan kesehatan. Supaya pendidikan
kesehatan lebih efektif dan sesuai dengan tujuan sasaran, maka
memerlukan metode yang menarik dan mudah dipahami (Juliantara, 2009).
Menurut departemen kesehatan Republik Indonesia dan (UNICEF, 2013)
telah menetapkan untuk memberikan informasi kepada tenaga kesehatan
dan ibu setelah melahirkan supaya memberi (ASI eksklusif) sampai berumur
6 bulan. Secara optimal menyusui akan mencegah kematian pada bayi
mencapai 13%, praktek pemberian makanan pendamping ASI yang benar
dapat mengurangi 6% kematian pada balita (WHO, 2009) Kepmenkes
No.450/2003, merekomendasikan ibu untuk memberikan ASI eksklusif
95
Vida Wira Utami, Nita Evrianasari, Vina Lutfiana
2. MASALAH
Dusun 5 merupakan dusun yang terdapat didesa Liman Benawi dan terletak
di kecamatan Trimurjo kabupaten Lampung Tengah. Latar belakang
penduduk di desa tersebut rata-rata petani dan wiraswasta dengan berbagai
tingkat pendidikan. Pemahaman penduduk khususnya ibu- ibu tentang
teknik menyusui yang baik tergolong kurang, hal tersebut yang mendasari
dilakukanya kegiatan pengabdian masyarakat. Target kegiatan ini adalah
meningkatnya kesadaran para ibu-ibu terkait teknik menyusui yang baik dan
benar. Berikut peta lokasi desa liman benawi, Kecamatan Trimurjo,
Lampung tengah.
96
Jurnal Perak Malahayati : Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol 4, No. 1. Mei 2022,
E:ISSN 2684-8899 (Online) P:ISSN 2685-547X (Cetak), Hal 94-105
3. METODE
1. Persiapan
Tahap persiapan dari kegiatan adalah pre planning survey, persiapan
penyajian dengan PC dan PPT
2. Tahap Pelaksanaan
Tanggal 11 Januari 2022, Tanggal Pelaksanaan Penyuluhan 22 Januari
2022 Pukul 09.00 WIB. Dengan waktu penyampaian 45 menit.
3. Acara ini dengan pemberitahuan kepada kepala desa, dan kepala dusun
V dan Kepala Rt 20 untuk meminta izin mengadakan penyuluhan tentang
Teknik menyusui pada Wanita Usia Subur (WUS) sebanyak 25 orang.
97
Vida Wira Utami, Nita Evrianasari, Vina Lutfiana
B. Fisiologi menyusui
Menyusui yaitu produksi dan pengeluaran ASI merupakan rangsangan
mekanik, saraf, dan macam-macam hormon. Menurut Mansyur, Nurlina,
& Dahlan (2014) hormon dibedakan menjadi tiga yaitu
1) Pembentukan kelenjar payudara
a) Masa kehamilan Pada awal kehamilan duktus yang baru
meningkat dan lobulus dipengaruhi oleh hormon plasenta dan
korpus luteum (Sukarni, Icemi, & Wahyu, 2013)
b) Tiga bulan kehamilan Pada bulan kehamilan ketiga, tubuh
seorang perempuan akan menghasilkan hormon untuk
merangsang keluarnya ASI di payudara antara lain progesteron
untuk merangsang alveoli, esterogen untuk menstimulasi saluran
ASI untuk mengembang, prolaktin untuk mengembangkan alveoli
c) Trimester dua kehamilan Laktogen plasenta berfungsi untuk
menghasilkan kolostrum
2) Pembentukan Air Susu Menurut penelitian (Astutik, 2014) terdapat
dua refleks untuk membentuk dan mengeluarkan air susu yaitu
a) Refleks Prolaktin Hormon prolaktin berfungsi membuat
kolostrum, refleks prolaktin terjadi ketika hisapan bayi
memberikan rangsangan ujung-ujung saraf pada puting susu dan
98
Jurnal Perak Malahayati : Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol 4, No. 1. Mei 2022,
E:ISSN 2684-8899 (Online) P:ISSN 2685-547X (Cetak), Hal 94-105
99
Vida Wira Utami, Nita Evrianasari, Vina Lutfiana
100
Jurnal Perak Malahayati : Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol 4, No. 1. Mei 2022,
E:ISSN 2684-8899 (Online) P:ISSN 2685-547X (Cetak), Hal 94-105
101
Vida Wira Utami, Nita Evrianasari, Vina Lutfiana
102
Jurnal Perak Malahayati : Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol 4, No. 1. Mei 2022,
E:ISSN 2684-8899 (Online) P:ISSN 2685-547X (Cetak), Hal 94-105
Ada beberapa masalah yang dialami saat ibu menyusui menurut Natia
(2013) yaitu :
1) Kurang informasi Kurangnya informasi berdampak ibu menggunakan
susu formula sebagai pengganti ASI yang dainggap sama baiknya
bahkan lebih baik dari ASI dan ibu tidak mengetahui cara pemberian
ASI dan menyusui secara efektif dan manfaat dari ASI itu sendiri
untuk bayinya.
2) Puting susu yang pendek / terbenam ke dalam ( Inverted Nipple) Ada
tiga macam bentuk putting susu yaitu panjang, pendek, datar atau
tenggelam. Kebanyakan ibu yang tidak mengetahui dan beranggapan
bahwa dengan kehamilan puting susu menjadi lentur dan
mengecilkan peluang ibu untuk menyusui.
3) Payudara bengkak ( Engorgement) Terjadi saat tiga hari setelah
melahirkan payudara sering terasa tegang, nyeri, dan penuh
4) Puting susu nyeri Terjadi selama awal menyusui. Puting susu nyeri
berkurang setelah ASI keluar, putting susu ibu dan mulut bayi dalam
posisi posisi tepat .
5) Putting susu tidak lentur Pada awal kehamilan puting susu yang tidak
lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusui dan akan menjadi
lentur kembali saat menjelang persalinan.
6) Putting susu lecet (Abraded and or Cracked Nipple) Di sebabkan
trsuh (candidates) atau dermatitis dan kesalahan saat posisi
menyusui yang kurang tepat saat bayi menghisap pada putting.
7) Mastitis atau abses payudara Terjadi pada masa nifa 1-3 minggu
setelah persalinan akibat sumbatan saluran ASI pada saat dihisap
atau dikeluarkan dilakukan secara tidak efektif.
8) Saluran ASI tersumbat (Obstructed Duct) Air susu mengental hingga
menyumbat lumen saluran. Akibat air susu jarang dikeluarkan dan
103
Vida Wira Utami, Nita Evrianasari, Vina Lutfiana
adanya penekanan jari ibu saat menyusui, posisi bayi atau bra yang
ketat.
9) Produksi ASI kurang Terjadi karena ibu merasa tidak dapat
memberikan ASI bagi bayinya karena produksi ASI nya kurang.
10) Ibu melahirkan Sectio Cesarea Bayi yang dilahirkan sectio cesarea
belum dapat disusui karena anaestesia umum yang menyebakan ibu
belum sadar. Sehingga menghambat waktu menyusui saat bayi baru
dilahirkan .
11) Ibu bekerja Penyebab utama penyapihan adalah ibu yang aktif
bekerja. Dan ibu memberikan susu formula karena ASI perah tidak
cukup sehingga menyebabkan ibu bekerja berhenti menyusui.
104
Jurnal Perak Malahayati : Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol 4, No. 1. Mei 2022,
E:ISSN 2684-8899 (Online) P:ISSN 2685-547X (Cetak), Hal 94-105
5. SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penyuluhan ini agar ibu-ibu mengetahui
teknik menyusui yang baik dan benar. Pemberian asi yang benar dapat
berdampak pada keluarnya asi secara optimal dan mencegah terjadinya
lecet pada putting susu. Sehingga ibu-ibu dapat menerapkan pada
kehidupan sehari hari
6. DAFTAR PUSTAKA
Amin, W., Agung, Iw. and Sri W, E. (2014) ‘Pengaruh Faktor Sosial Ibu
terhadap Keberhasilan Menyusui pada Dua Bulan Pertama’, ‘Jurnal
Kedokteran Brawijaya’, 28(2), pp. 146–151.
Arini H. 2012. Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui. Jakarta. Flashbooks.
Depkes RI. 2013. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta.
105