Uji Disolusi Bioavailabilitas - Kelompok 2 e
Uji Disolusi Bioavailabilitas - Kelompok 2 e
Uji Disolusi Bioavailabilitas - Kelompok 2 e
Dosen Pengampu :
Apt. Jena Hayu Widyasti, S.Farm., M.Farm
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Putri Desi Deria (27216503A)
2. Atika Rizki Barokah (27216505A)
3. Adinda Dhea Lahana (27216508A)
4. Rifaau Rafiifah (27216511A)
5. Halida Anindya Yosi P (27216549A)
S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2022/2023
I. TUJUAN
a. Dapat melakukan uji disolusi dari dua produk dan menghitung parameter-parameter uji
disolusi.
b. Dapat membandingkan bioavailabilitas antara obat paten dan obat generic.
∑𝑛
𝑡=1 |𝑅𝑡 −𝑇𝐼 |
𝑓1 = 100 [ ∑𝑛
]
𝑡=1 𝑅𝑡
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk,
berat, kekerasan dan ketebalan, daya hancurnya dan aspek lain tergantung dengan pemakaian
tablet dan cara pembuatannya. Tablet yang dibuat dengan metode apapun harus mempunyai
sifat- sifat yang baik yaitu: cukup kuat dan resisten terhadap gesekan, zat aktif dalam tablet
harus tersedia dalam tubuh, tablet harus mempunyai keseragaman bobot dan keseragaman
kandungan, tablet berpenampilan baik dan memiliki karakteristik. tablet harus menunjukkan
stabilitas fisik dan kimia serta efikasi yang konsisten. (Sipatuhar, 2010).
Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas.
Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang
menstruasi. dan diindikasikan juga untuk demam. Parasetamol (Panadol, Tylenol) adalah
obat antinyeri dan antidemam paling banyak digunakan karena pada takaran biasa bersifat
aman, tanpa memberikan efek samping. juga aman bagi anak kecil dan wanita hamil apabila
dimakan dalam waktu singkat. Daya kerja parasetamol hampir sama kuatnya dengan asetosal
dan lama kerjanya cenderung lebih singkat.
Uraian Paracetamol :
Nama resmi : Acetaminophen
Sinonim : Paracetamol
Rumus molekul C8H9NO2
Berat molekul : 151,16
Pemerian : Berupa hablur atau serbuk hablur putih, rasa pahit, berbau, serbuk kristal dengan
sedikit rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P. dalam 13 bagian
aseton P. dalam 40 bagian gliscrol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P: larut dalam larutan
alkalihidroksida.
Inkompatibilitas : Ikatan hidrogen pada mekanismenya pernah dilaporkan oleh karena itu
parasetamol permukaan dari nilon dan rayon.
Farmakodinamik : Efek analgesik parasetamol yaitu menghilangkan dihubungkan dengan
mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol menurunkan suhu tubuh dengan
mekanisme yang diduga berdasarkan efek sentral. Efek anti inflamasinya sangat lemah.
1. Buat larutan induk parasetamol 1000 ppm sebanyak 50,0 mL dalam dapar fosfat
pH 5,8
2. Buat larutan dengan seri kadar 2,4,6,8,10,12 ppm sebanyak 10,0 ml yang dibuat
dari
pengenceran larutan induk
6. Tentukan serapan larutan disolusi dengan hasil sampling pada waktu tertentu tadi
8. Analisis data
No Konsentrasi Absorbansi
1 2 0,251
2 4 0,366
3 6 0,526
4 10 0,764
5 12 0,891
6 8 0,874
- Menit ke 10
𝑦 ∶ 𝑎 + 𝑏𝑥
0,542 ∶ 0,119 + 0,064 𝑥
0,542 − 0,119 ∶ 0,064 𝑥
0,423 ∶ 0,064 𝑥
0,423
𝑥∶ 0,064
𝑥 ∶ 6,609
6,609 𝑥 50 ∶ 330,45
- Menit ke 20
𝑦 ∶ 𝑎 + 𝑏𝑥
0,551 ∶ 0,119 + 0,064 𝑥
0,551 − 0,119 ∶ 0,064 𝑥
0,432 ∶ 0,064 𝑥
0,432
𝑥∶ 0,064
𝑥 ∶ 6,75
6,75 𝑥 50 ∶ 337,5
- Menit ke 30
𝑦 ∶ 𝑎 + 𝑏𝑥
0,603 ∶ 0,119 + 0,064 𝑥
0,603 − 0,119 ∶ 0,064 𝑥
0,484 ∶ 0,064 𝑥
0,484
𝑥∶ 0,064
𝑥 ∶ 7,562
7,562 𝑥 50 ∶ 378,1
K (mg)
- Menit ke 5
221,85
𝑥 900 ∶ 199,66
1000
- Menit ke 10
330,45
𝑥 900 ∶ 297,40
1000
- Menit ke 20
337,5
𝑥 900 ∶ 303,75
1000
- Menit ke 30
378,1
𝑥 900 ∶ 340,29
1000
Faktor koreksi
- Menit ke 5
5
𝑥0∶0
900
- Menit ke 10
5
𝑥 199,66 ∶ 1,109
900
- Menit ke 20
5
𝑥 297,40 ∶ 1,652
900
- Menit ke 30
5
𝑥 303,75 ∶ 1,687
900
K terkoreksi
- Menit ke 5
199,66 + 0 ∶ 199,66
- Menit ke 10
297,40 + 1,109 ∶ 298,50
- Menit ke 20
303,75 + 1,652 ∶ 305,40
- Menit ke 30
340,29 + 1,687 ∶ 341,97
% disolusi
- Menit ke 5
199,66
𝑥 100 % ∶ 39,93 %
500
- Menit ke 10
298,50
500
𝑥 100 % ∶ 59,7 %
- Menit ke 20
305,40
𝑥 100 % ∶ 61,08 %
500
- Menit ke 30
341,97
𝑥 100 % ∶ 68,39 %
500
KELOMPOK 4
SAMPEL : PANADOL
Konsentrasi
- Menit ke 5
𝑦 ∶ 𝑎 + 𝑏𝑥
0,650 ∶ 0,119 + 0,064 𝑥
0,650 − 0,119 ∶ 0,064 𝑥
0,531 ∶ 0,064 𝑥
0,531
𝑥 ∶ 0,064
𝑥 ∶ 8,296
8,296 x 50 ∶ 421,05
- Menit ke 10
𝑦 ∶ 𝑎 + 𝑏𝑥
0,658 ∶ 0,119 + 0,064 𝑥
0,658 − 0,119 ∶ 0,064 𝑥
0,539 ∶ 0,064 𝑥
0,539
𝑥 ∶ 0,064
𝑥 ∶ 8,421
8,421 𝑥 50 ∶ 421,05
- Menit ke 20
𝑦 ∶ 𝑎 + 𝑏𝑥
0,665 ∶ 0,119 + 0,064 𝑥
0,665 − 0,119 ∶ 0,064 𝑥
0,546 ∶ 0,064 𝑥
0,546
𝑥 ∶ 0,064
𝑥 ∶ 8,53
8,53 𝑥 50 ∶ 426,5
- Menit ke 30
𝑦 ∶ 𝑎 + 𝑏𝑥
0,673 ∶ 0,119 + 0,064 𝑥
0,673 − 0,119 ∶ 0,064 𝑥
0,554 ∶ 0,064 𝑥
0,554
𝑥∶ 0,064
𝑥 ∶ 8, 65
8,65 𝑥 50 ∶ 432,5
K (mg)
- Menit ke 5
414,84
𝑥 900 ∶ 373,35
1000
- Menit ke 10
421,05
𝑥 900 ∶ 378,945
1000
- Menit ke 20
426,5
𝑥 900 ∶ 383,85
1000
- Menit ke 30
432,5
𝑥 900 ∶ 389,25
1000
Faktor koreksi
- Menit ke 5
5
𝑥0∶0
900
- Menit ke 10
5
𝑥 373,35 ∶ 2,075
900
- Menit ke 20
5
𝑥 378,945 ∶ 2,105
900
- Menit ke 30
5
𝑥 383,85 ∶ 2,132
900
K terkoreksi
- Menit ke 5
373,35 + 0 ∶ 373,35
- Menit ke 10
378,945 + 2,075 ∶ 381,02
- Menit ke 20
383,85 + 2,105 ∶ 385,955
- Menit ke 30
389,25 + 2,132 ∶ 391,382
% disolusi
- Menit ke 5
373,35
𝑥 100 % ∶ 74,67 %
500
- Menit ke 10
381,02
𝑥 100 % ∶ 76,20 %
500
- Menit ke 20
385,955
𝑥 100 % ∶ 77,19%
500
- Menit ke 30
391,382
𝑥 100 % ∶ 78,26 %
500
∑|𝑅−𝑇| 77,22
𝐹1 ∶ 𝑥 100 ∶ 𝑥 100 ∶ 25.20 %
∑𝑅 306,32
Selain itu Perbedaan laju disolusi antara tablet paracetamol dan tablet panadol ini
disebabkan oleh berbagai faktor seperti perbedaan bahan tambahan dalam formulasi, metode
pembuatan, prosedur kontrol kualitas dalam proses pembuatan, dan bahkan metode
penanganan, pengemasan, dan penyimpanan, Bentuk, zat khasiat, dan formula obat tidak
dapat diinformasikan oleh produsen, namun pada umumnya kandungan zat aktif obat generik
sama dengan obat dengan merek dagang. Perbedaan antara keduanya bukan pada zat
aktifnya, tetapi biasanya pada formula yang mencakup jenis dan konsentrasi bahan tambahan
dan eksipien yang digunakan.
Eksipien yang berbeda dari setiap perusahaan dapat berpengaruh pada pelepasan zat
aktif antara lain zat pengikat, penghancur, dan pelincir. Zat pengikat dibutuhkan karena
tablet diharapkan memenuhi syarat ketahanan agar tablet tidak rusak pada saat
pendistribusian, sementara zat penghancur bertujuan agar tablet cepat hancur dan
memberikan efek terapi segera, serta banyaknya zat pelincir dapat menghasilkan tablet yang
hidrofobik sehingga menghalangi hancurnya tablet dan pelepasan zat aktif tablet
peningkatan konsentrasi zat pengikat yang digunakan pada tablet akan menghasilkan
peningkatan kekerasan dan waktu hancur serta menurunkan kerapuhan tablet yang kemudian
mempengaruhi laju disolusi, Selain bahan pengikat, penambahan eksipien lain seperti
surfaktan turut menghasilkan perbedaan laju disolusi.
VII. KESIMPULAN
1. Disolusi merupakan salah satu control kualitas yang dapat digunakan untuk memprediksi
bioavailabilitas dan sebagai pengganti uji klinik untuk menilai bioekivalen. Komponen
yang penting dalam melakukan perubahan disolusi adalah wadah, pengadukan, suhu, dan
medium,
2. Berdasarkan uji disolusi secara in vitro yang telah dilakukan pada Paracetamol dan
Panadol bahwa kedua obat tersebut memiliki factor kemiripan (f2) sebesar 33 dan factor
keberbedaan sebesar (f1) 25,20%.
DAFTAR PUSTAKA
Akib, N et al. 2017. Penentuan Ekivalensi Antar Tablet Salbutamol Nama Generik Dengan
Merek Dagang. Jurnal Farmasi FIK 5(3).
BPOM. 2022. Tata Laksana Uji Bioekivalensi. Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makana Nomor 11 Tahun 2022.
Gunawi, dkk. 2011. Peningkatan laju disolusi tablet piroksikam menggunakan polisorbat
80. Jurnal Acta Pharmaciae Indonesia. Volume 1. Nomor 1.
Raini, Mariana. 2010. Uji Disolusi dan Penetapan Kadar Tablet Loratadin Inovator dan
Generik Bermerek. Media Litbang Kesehatan Vol. 20 No. 2.
Sipatuhar. Merna. 2010. Uji Disolusi Parasetamol dalam Omegrip Tablet secara
Spektrofotometri Ultra Violet di PT Mutiara Mukti Farma Medan. Medan
Universitas Sumatera Utara.
LAMPIRAN
1. Dissolution tester dan pembacaan abs sebelum pengenceran
2. Pengenceran