Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bab II Mikoriza

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bawang Merah (Allium oscalonicum L).

Bawang merah (Allium ascalonicum L). merupakan jenis tanaman

semusim yang memiliki umbi berlapis. Menurut Rahayu dan Berlian (1999),

bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Classis : Monocotyledonae

Ordo : Liliales

Familia : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium ascalonicum L.

Morfologi bawang merah terdiri atas beberapa bagian seperti akar,

umbi/buah, biji, daun dan bunga. Tanaman bawang merah merupakan

tanaman yang tumbuh berumpun mirip seperti rumput. Anakan baru pada

tanaman bawang merah setiap rumpun dapat berkembang sekitar 10-15

anakan (Nazzaruddin, 2003).

1. Akar

Akar merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi sebagai alat

untuk menyerap air dan garam mineral dari dalam tanah serta untuk

menunjang dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya.

7
Pengaruh Pemberian Fungi…, Hafid Hasanudin, Fakultas Pertanian UMP, 2019
Secara morfologi akar bawang merah terdiri atas rambut akar, batang akar,

ujung akar dan tudung akar, sedangkan secara anatomi (struktur dalam) akar

tersusun atas epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat. Ujung

akar merupakan titik tumbuh tanaman, dimana ujung akar terdiri atas

jaringan meristem berdinding tipis yang aktif membelah diri. Ujung akar

dilindungi oleh tudung akar (kaliptra) yang berfungsi melindungi

kerusakan mekanis akar pada waktu menembus tanah (Gardner, 2006).

Bawang merah memiliki akar serabut pendek yang berfungsi

menyerap air dan nutrisi yang ada di sekitar tempat tumbuhnya. Akar

bawang merah tumbuh di permukaan bawah cakram, sedangkan dibagian

atas cakram terdapat mata tunas yang dapat menjadi tanaman baru. Tunas

ini dinamakan tunas lateral, yang akan membentuk cakram baru. Cakram

merupakan tempat tumbuhnya akar dan tunas, sekaligus berfungsi sebagai

batang pada tanaman bawang merah (Rukmana, 1994). Morfologi akar

serabut yang dimiliki menyebabkan akar bawang merah hanya

berkembang dipermukaan tanah dan dangkal, sehingga tanaman ini sangat

rentan terhadap kekeringan (Suriana, 2011).

Sistem perakaran bawang merah bercabang tersebar pada

kedalaman 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran tanaman bawang

merah dapat mencapai 20-200 akar. Bawang merah memiliki akar semu

atau discus yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai

tempat melekatnya akar dan mata tunas. Diatas discus terdapat akar semu

yang tersusun atas pelepah-pelepah daun yang saling menyatu. Akar semu

8
Pengaruh Pemberian Fungi…, Hafid Hasanudin, Fakultas Pertanian UMP, 2019
yang berbeda didalam tanah mengalami modifikasi, berubah bentuk dan

fungsi menjadi umbi lapis (Sudirja, 2007).

2. Umbi dan Biji

Umbi bawang merah merupakan jenis umbi ganda, dimana umbi

ini dapat terlihat jelas sebagai benjolan ke kanan dan ke kiri seperti siung

pada bawang putih. Lapisan pembungkus siung umbi bawang merah tidak

banyak, terbatas hanya 2-3 helai, tidak tebal dan mudah kering. Lapisan-

lapisan dari setiap siung bawang merah ditentukan oleh banyak dan

tebalnya lapisan pembungkus. Setiap siung dapat membungkus umbi yang

baru, juga dapat membentuk umbi, sehingga akan terbentuk rumpun yang

terdiri atas 3-8 umbi baru (Sartono, 2009).

Biji bawang merah merupakan alat perkembangbiakan generatif

pada tanaman bawang merah. Biji bawang merah berbentuk pipih, tetapi

akan berubah menjadi hitam setelah tua. Penggunaan biji saat ini masih

sebagai alat perkembangbiakan generatif serta masih banyak yang

menggunakan untuk skala penelitian. Sementara untuk skala produksi

menggunakan umbi bibit (Suriana, 2011).

3. Daun

Morfologi daun bawang merah seperti helaian daun (lamina) dan

tangkai daun (petiolus). Daun bawang merah memiliki satu permukaan

dan berbentuk bulat kecil. Bagian ujung daun meruncing dan bagian

bawah daun melebar seperti kelopak dan membengkak (Gardner, 2006).

9
Pengaruh Pemberian Fungi…, Hafid Hasanudin, Fakultas Pertanian UMP, 2019
Menurut Sudirja (2007), bunga bawang merah merupakan bunga

majemuk berbentuk tandan, pada ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga

yang tersusun melingkar seperti payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-

6 helai mahkota bunga berwarna putih, enam benang sari yang berwarna

hijau atau kekuning-kuningan, satu putik dan satu bakal buah.

Benang sari tersusun dalam dua lingkaran, tiga benang sari pada

lingkaran dalam dan tiga benang sari pada lingkaran luar. Tepung sari

pada lingkaran dalam lebih cepat matang dibandingkan dengan tepung sari

pada lingkaran luar. Penyerbukan antar bunga dengan tandan yang

berbeda berlangsung dengan perantara lebah atau lalat hijau. Bakal buah

pada bawang merah terbentuk dari tiga daun buah yang disebut carpel,

terdapat tiga buah ruang dan setiap ruang buah mengandung dua bakal biji

(Sunarjono, 2003). Suriana (2011), menambahkan bahwa bunga bawang

merah pada awalnya berupa gumpalan bulat kecil yang tertutup oleh

seludang daun. Beberapa waktu kemudian seludang ini membuka dan

keluar kuntum-kuntum bunga berwarna putih.

B. Syarat Tumbuh Bawang Merah

Bawang merah dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang beragam

untuk memperoleh hasil yang optimal. Bawang merah membutuhkan kondisi

lingkungan yang baik, ketersediaan cahaya, air, dan unsur hara yang memadai

(Sumarni dan Hidayat, 2005). Syarat tumbuh bawang merah antara lain:

10
Pengaruh Pemberian Fungi…, Hafid Hasanudin, Fakultas Pertanian UMP, 2019
1. Iklim

Tanaman bawang merah dapat ditanam pada dataran rendah

maupun dataran tinggi, yaitu pada ketinggian 0-1000 mdpl, dengan

ketinggian optimal 0–400 mdpl (Delahaut and Newenhouse, 2003).

Menurut Anshar (2012), pada dataran tinggi bawang merah dapat tumbuh

dan berumbi, namun umur tanamnya menjadi lebih panjang sekitar setengah

sampai satu bulan serta hasil umbinya lebih rendah.

Bawang merah tumbuh pada curah hujan antara 300-2500

mm/tahun, kelembaban udara 80-90%, tempat terbuka tanpa naungan

dengan pencahayaan sekitar 70%, intensitas sinar matahari penuh lebih

dari 14 jam/hari, hal ini dikarenakan bawang merah termasuk tanaman

yang memerlukan sinar matahari cukup panjang serta dapat berpengaruh

bagi laju fotosintesis dan pembentukan umbi (Delahaut and

Newenhouse,2003). Suhu udara dapat mempengaruhi semua aktivitas

biologis tanaman dengan mengontrol reaksi-reaksi di dalam tanaman. Selain

itu, suhu udara juga dapat mempengaruhi pembungaan dan viabilitas pollen,

pembentukan umbi, keseimbangan hormonal, pematangan atau

penuaan tanaman, kualitas dan hasil tanaman. Suhu optimal untuk

pertumbuhan tanaman bawang merah berkisar antara 60-70°F (15-20°C)

dan 70-80°F (20-27°C) (Anshar, 2012).

2. Tanah

Menurut Sudirja (2007), bawang merah membutuhkan tanah yang

subur gembur dan banyak mengandung bahan organik dengan dukungan

11
Pengaruh Pemberian Fungi…, Hafid Hasanudin, Fakultas Pertanian UMP, 2019
tanah lempung berpasir atau lempung berdebu. Jenis tanah yang baik

untuk pertumbuhan bawang merah antara lain jenis tanah Ultisol, Latosol,

Regosol, Grumosol dan Aluvial dengan drainase ataupun aerasi dalam

tanah berjalan dengan baik, tanah tidak boleh tergenang oleh air karena

dapat menyebabkan kebusukan pada umbi dan memicu munculnya

berbagai penyakit serta derajat keasaman (pH) tanah 5,5-6,5.

Pada tanah alkalis (pH>7,0) tanaman bawang merah sering

memperlihatkan gejala klorosis, yakni tanaman kerdil dan daunnnya

menguning, serta hasil umbinya kecil-kecil yang disebabkan kekurangan

besi (Fe) dan Mangan (Mn). Sebaliknya pada tanah masam (pH<5,0)

tanaman bawang merah juga tumbuh kerdil karena keracunan Aluminium

(Al) atau Mangan (Mn). pH tanah yang sesuai adalah 6.2-6.8 (Sumarni dan

Hidayat, 2005). Menurut Sudirja (2007), menambahkan bahwa secara

tidak langsung pH tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. pH

tanah berpengaruh terhadap kegiatan organisme tanah terutama dalam

penguraian bahan organik menjadi unsur hara bagi tanaman. Pengapuran

pada tanah masam dapat memperbaiki pertumbuhan dan hasil umbi

bawang merah.

C. Fungi Mikoriza Arbuskula

Mikoriza sesungguhnya berasal dari bahasa Yunani yaitu Mykes yang

artinya cendawan dan Rhiza artinya akar sehingga secara harfiah berarti

cendawan akar ( Talanca, 2010 ). Mikoriza merupakan cendawan yang hidup

12
Pengaruh Pemberian Fungi…, Hafid Hasanudin, Fakultas Pertanian UMP, 2019
bersimbiosis dengan sistem perakaran tingkat tinggi. Mikoriza ini adalah

menginfeksi sistem perakaran tanaman inang memproduksi jalinan hifa secara

intensif sehingga sehingga tanaman yang mengandung mikoriza akan mampu

meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara.

Mikoriza adalah asosiasi mutualistik antara akar tumbuhan dengan fungi

yang bermanfaat mampu meningkatkan penyerapan hara, daya tahan terhadap

kekeringan dan daya tahan terhadap serangan patogen akar. Fungi mikoriza

arbaskula (FMA) merupakan simbion tertua yang berhasil dikenali oleh para

peneliti. Asosiasi fungi mikoriza arbaskula dengan akar tanaman dapat

meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup tanaman dalam kondisi

yang optimal atau stres air dengan meningkatkan status nutrisi

(Ermansyah,2012)

Mikoriza merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara fungi dan

sistem perakaran tumbuhan. Peran mikoriza adalah membantu penyerapan

unsur hara tanaman, peningkatan pertumbuhan dan hasil produk tanaman.

Sebaliknya, fungi memperoleh energi hasil asimilasi dari tumbuhan. Walaupun

simbiosis FMA dengan tumbuhan pada lahan subur tidak banyak berpengaruh

positif, namun pada kondisi ekstrim mampu meningkatkan sebagian besar

pertumbuhan tanaman (Smith and Read, 2008). Mikoriza meningkatkan

pertumbuhan tanaman pada tingkat kesuburan tanah yang rendah, lahan

terdegradasi dan membantu memperluas fungsi sistem perakaran dalam

memperoleh nutrisi (Galii et al. 1993; Garg and Chandel 2010). Secara khusus,

fungi mikoriza berperan penting dalam meningkatkan penyerapan ion dengan

tingkat mobilitas rendah.

13
Pengaruh Pemberian Fungi…, Hafid Hasanudin, Fakultas Pertanian UMP, 2019
Mikoriza memiliki peran yang penting bagi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Menurut Haris dan Adnan ( 2000 ) manfaat

penambahan cendawan mikoriza antara lain : pertumbuhan tanaman menjadi

lebih baik sehingga hasil yang didapat jauh lebih banyak. Hal ini di karena

mikoriza dapat meningkatkan lingkungan mikrorisosfer yang dapat merubah

komposisi dan aktivitas mikroba tanah, karena terjadi perubahan fisiologi akar

dan produksi sekresi oleh mikroba. Mikoriza mempunyai peranan dalam hal

pengendalian hama dan penyakit tanaman terhadap patogen langsung. Hal ini

karena mikoriza memanfaatkan karbohidrat akar sebelum dikeluarkan sehingga

patogen tidak mendapatkan makanan yang dapat menganggu siklus hidupnya,

mikoriza mampu membentuk substansi antibiotik untuk menghambat patogen

memacu perkembangan mikroba saprotifik di sekitar perakaran. Menurut

Swasono dan Didiet Heru ( 2006 ) menjelaskan dalam penelitianya bahwa fungi

mikoriza arbuskula mampu memperbaiki kondisi perakaran tanaman, terbukti

perlakuan FMA yang berasal dari inang bawang merah maupun FMA yang

berasal dari Tridax procumbens memberikan efek peningkatan panjang akar.

Fungi mikoriza dapat pula bersimbiosis dengan akar tanaman inang, dan

mempunyai pengaruh yag luas terhadap mikroorganisme yang bersifat patogen.

Akar tanaman inang yang terinfeksi mikoriza mempunyai eksudat akar yang

berbeda dengan eksudat akar yang tidak terinfeksi mikoriza. Perubahan eksudat

akar tanaman inang mempengaruhi perubahan dalam rhizosfer yang

mengakibatkan meningkat ketahanannya, sehingga terhindar dari serangan

14
Pengaruh Pemberian Fungi…, Hafid Hasanudin, Fakultas Pertanian UMP, 2019
patogen. Ketahanan ini lebih meningkat karena adanya produksi antibiotik dari

mikoriza (Talanca, 2010).

Menurut Prasasti et al. (2013) dalam penelitiannya mengatakan bahwa

akar yang bermikoriza memperlihatkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik

bila dibandingkan dengan tanaman yang tidak terinfeksi mikoriza. Akar yang

bermikoriza dapat menyerap air dan unsur hara dari larutan tanah pada

konsentrasi dimana akar tanaman tidak bermikoniza tidak dapat

menjangkaunya. Oleh karena itu, pemberian mikoriza efektif dalam

mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tanah,

karena simbiosis antara mikoriza dan tanaman dapat menjaga keseimbangan

proses fisiologis tanaman tersebut.

1. Intensitas Infeksi Akar Oleh FMA

Dewi (2007) menyatakan struktur utama FMA adalah Arbuskula,

vesikula, hifa eksternal dan spora antara lain adalah :

a. Arbuskula adalah struktur hifa yang bercabang-cabang seperti pohon-

pohon kecil yang mirip haustorium (membentuk pola dikotom),

berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi antara tanaman inang dengan

jamur. Struktur ini mulai terbentuk 2-3 hari setelah infeksi, diawali

dengan penetrasi cabang hifa lateral yang dibentuk oleh hifa ekstraseluler

dan intraseluler ke dalam dinding sel inang. Arbuskula menyediakan area

permukaan yang lebih luas untuk pertukaran metabolik. Arbuskula

merupakan struktur FMA yang bersifat labil didalam akar tanaman. Sifat

kelabilan tersebut sangat tergantung pada metabolisme tanaman, bahan

makanan dan intensitas radiasi matahari (Mosse, 1981).

15
Pengaruh Pemberian Fungi…, Hafid Hasanudin, Fakultas Pertanian UMP, 2019
b. Vesikel merupakan suatu struktur berbentuk lonjong atau bulat,

mengandung cairan lemak, yang berfungsi sebagai organ penyimpanan

makanan atau berkembang menjadi klamidospora, yang berfungsi

sebagai organ reproduksi dan struktur tahan. Vesikel biasanya dibentuk

lebih banyak di luar jaringan korteks pada daerah infeksi yang sudah tua,

dan terbentuk setelah pembentukan arbuskul. Jika suplai metabolik dari

tanaman inang berkurang, cadangan makanan itu akan digunakan oleh

cendawan sehingga vesikula mengalami degenerasi. Pada ordo Glomales

tidak semua genus memiliki vesikula.

c. Hifa Eksternal merupakan struktur lain dari FMA yang berkembang di

luar akar. Hifa ini berfungsi menyerap hara dan air di dalam tanah.

Adanya hifa eksternal yang berasosiasi dengan tanaman akan berperan

penting dalam per luasan bidang adsorpsi akar sehingga memungkinkan

akar menyerap hara dan air dalam jangkauan yang lebih jauh (Mosse,

1981).

d. Spora, merupakan propagul yang bertahan hidup dibandingkan dengan

hifa yang ada di dalam akar tanah. Spora terdapat pada ujung hifa

eksternal dan dapat hidup selama berbulan-bulan, bahakan bertahun-

tahun. Perkecambahan spora bergantung pada lingkungan seperti pH,

temperatur, dan kelembaban tanah serta kadar bahan organik.

D. Logam Berat Pb

Logam berat Pb adalah logam yang bersifat tostik terhadap manusia

16
Pengaruh Pemberian Fungi…, Hafid Hasanudin, Fakultas Pertanian UMP, 2019
yang bisa berasal dari tindakan mengkonsumsi makanan, atau makanan melalui

inhalasi dari udara, debu yang tercemar Pb, kontak lewat kulit, kontak lewat

mata dan lewat parenta. Logam berat (LB) dalam jumlah kecil dimanfaatkan

oleh tumbuhan, namun dalam konsentrasi tinggi akan menghambat

pertumbuhan. LB dikelompokkan ke dalam satu kategori dari 53 elemen yang

mempunyai masa jenis spesifik lebih dari 5 g/cm2, dengan nomor atom 22

hingga 92. Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila terakumulasi

secara berlebihan di dalam tubuh (Oves et al. 2012), beberapa diantaranya

bersifat karsinogenik (menstimulasi pembentukan kanker).

Penyerapan logam berat oleh fungi merupakan mekanisme pasif dari

immobilisasi ion pada permukaan sel mikrobia termasuk proses seperti

adsorpsi, pertukaran ion, kompleksasi, pengendapan, dan kristalisasi (Leyval

and Joner 2001). Menurut Gonzalez-Chavez et al. (2002) menemukan bahwa

lebih dari 4,3 mg Cu, 0,08 mg Cd dan 1,12 mg Pb, per gram glomalin dapat

diekstraksi dari tanah tercemar yang telah diinokulasi dengan FMA hasil kultur

di laboratorium.

Dalam pertumbuhan tanaman menyerap unsur hara dari tanah termasuk

logam berat Pb. Hasil penelitian Balai Penelitian Tanah pada tahun 2002,

diketahui bahwa sebagian logam berat Pb dalam tanah dan bawang merah sudah

di atas ambang batas yang diperkenankan yaitu 12,75 ppm. Beberapa bahan

telah diidentifiasi sebagai sumber pencemar logam berat dalam tanah, antara

lain asap kendaraan bermotor, bahan bakar minyak, pupuk pertanian dan

pestisida, buangan limbah rumah tangga maupun industri dan limbah

pertambangan (Nurjaya, dkk.,2006 )

17
Pengaruh Pemberian Fungi…, Hafid Hasanudin, Fakultas Pertanian UMP, 2019
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurjaya dkk (2006), tentang

pengaruh amelioran terhadap kadar Pb tanah, serapanya serta hasil tanaman

bawang merah pada inceptisol, menunjukan bahwa Pb diikat oleh ion-oin dalam

organofosfat di dalam inti akar bawang. Karena kecilnya Pb yang

ditranslokasikan dari akar ke bagian atas tanaman, maka serapan Pb dalam umbi

sangat kecil.

18
Pengaruh Pemberian Fungi…, Hafid Hasanudin, Fakultas Pertanian UMP, 2019

Anda mungkin juga menyukai