Laprak 1 Antro
Laprak 1 Antro
Laprak 1 Antro
Dosen Pengampu:
Nama kelompok:
Herlina Hapsari 22030123410007
Ayu Andalia 22030123410010
Arini Noor Khasanah 22030123410020
Lestari Suryaningsih 22030123410031
Putri Indah Nurmalasari 22030123410037
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................1
I. LATAR BELAKANG......................................................................................2
A. PENDAHULUAN........................................................................................2
B. TUJUAN.......................................................................................................3
C. MANFAAT...................................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................4
A. Berat Badan dan Tinggi Badan........................................................................4
B. LiLA..............................................................................................................5
C. Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP)....................................................5
D. Tebal Lemak Bawah Kulit............................................................................6
E. BIA................................................................................................................6
F. Pengukuran Bayi...........................................................................................6
III. METODE PRAKTIKUM................................................................................10
IV. HASIL..............................................................................................................15
V. PEMBAHASAN...............................................................................................20
VI. PENUTUP.......................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
LAMPIRAN...........................................................................................................38
1
I. LATAR BELAKANG
A. PENDAHULUAN
2
Komposisi tubuh tingkat keseluruhan mencirikan ukuran dan konfigurasi tubuh,
yang sering digambarkan dengan ukuran antropometrik seperti berat badan,
ketebalan lipatan kulit, lingkar, dan indeks massa tubuh (BMI). Di sisi lain,
tingkat molekuler terdiri dari enam komponen utama: air, lipid, protein,
karbohidrat, mineral tulang, dan mineral jaringan lunak.2
B. TUJUAN
C. MANFAAT
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
4
B. LiLA
6
berat badan bayi digunakan untuk mengdiagnosis bayi normal atau bayi berat
badan lahir rendal (BBLR). BBLR adalah bayi dengan berat badan saat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi.16
Penilaian status gizi bayi dapat ditentukan berdasarkan antropometri bayi.
Penilaian ini dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran berat badan
dan Panjang atau tinggi badan dengan standar antropomteri bayi. Nilai standar
(Z-score) tersebut dapat ditentukan dengan mengacu pada Permenkes No.2
Tahun 2020.
Standar antropometri bayi didasarkan pada parameter berat badan dan
panjang/tinggi badan yang terdiri atas 4 (empat) indeks, meliputi :
a. Indeks berat badan menurut umur (BB/U)
Indeks ini menggambarkan berat badan relatif dibandingkan dengan
umur bayi. Indeks ini dapat digunakan juga untuk menilai bayi dengan
berat badan kurang (underweight) atau sangat kurang (severely
undereight), tetapi tidak dapat digunakan untuk mengklasifikasikan bayi
gemuk atau sangat gemuk. Berikut klasifikasi status gizi anak
berdasarkan indikator BB/U bayi usia 0-60 bulan menurut Permenkes
No.2 Tahun 2020:
Tabel 1. Indikator BB/U bayi usia 0-60 bulan
Indikator Z-score
Berat badan sangat kurang (severely underweight) <- 3 SD
Berat badan kurang (underweight) -3 SD sd <- 2 SD
Berat badan normal -2 SD sd + 1 SD
Risiko berat badan lebih* >+ 1 SD
*Bayi yang termasuk pada kategori ini mungkin memiliki masalah
`pertumbuhan, perlu dikonfirmasi dengan BB/TB atau IMT/U.
b. Indeks Panjang Badan menurut Umur atau Tinggi Badan menurut Umur
(PB/U atau TB/U)
Indeks ini menggambarkan pertumbuhan panjang atau tinggi badan bayi
berdasarkan umurnya. Indeks ini dapat mengidentifikasi bayi yang
pendek (stunted) atau sangat pendek (severely stunted) yang disebabkan
oleh gizi kurang dalam waktu lama atau sering sakit. Berikut klasifikasi
status gizi anak berdasarkan indikator PB/U atau TB/U bayi usia 0-60
bulan menurut Permenkes No.2 Tahun 2020:
7
Tabel 2. Indikator PB/U bayi usia 0-60 bulan
Indikator Z-score
Sangat pendek (severely stunted) <- 3 SD
Pendek (stunted) -3 SD sd <- 2 SD
Normal -2 SD sd + 3 SD
Tinggi* >+ 3 SD
*Bayi pada kategori ini termassuk sangat tinggi dan biasanya tidak
menjadi masalah kecuali kemungkinan adanya gangguan endokrin seperti
tumor atau memproduksi hormon pertumbuhan.
c. Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan / Tinggi Badan (BB/PB) atau
(BB/TB)
Indeks ini menggambarkan apakah berat badan bayi sesuai terhadap
pertumbuhan Panjang/tinggi badannya. Indeks ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi bayi gizi kurang (wasted), gizi buruk (severely wasted) serta
bayi yang memiliki risiko gizi lebih (possible risk of overweight). Kondisi
gizi buruk biasanya disebabkan oleh penyakit dan kekurangan asupan gizi
yang baru saja terjadi (akut) maupun yang telah lama terjadi (kronis). Berikut
klasifikasi status gizi anak berdasarkan indikator BB/PB atau BB/TB anak
usia 0-60 bulan menurut Permenkes No.2 Tahun 2020 :
Tabel 3. Indikator BB/PB bayi usia 0-60 bulan
Indikator Z-score
Gizi buruk (severely wasted) <- 3 SD
Gizi kurang (wasted) -3 SD sd <- 2 SD
Gizi baik (normal) -2 SD sd + 1 SD
Berisiko gizi lebih (possible risk of >+1 SD sd 2 SD
overweight)
Gizi lebih (overweight) >+2 SD sd +3 SD
Obesitas (obese) >+ 3 SD
8
gizi kurang, kriteria diagnosis gizi buruk dan gizi kurang menurut
pedoman Tatalaksana Anak Gizi Buruk menggunakan Indeks Berat Badan
menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB).
Tabel 4. Indikator IMT/U bayi usia 0-60 bulan
Indikator Z-score
Gizi buruk (severely thinness) <- 3 SD
Gizi kurang (thinness) -3 SD sd <- 2 SD
Gizi baik (normal) -2 SD sd + 1 SD
Gizi lebih (overweight) >+1 SD sd 2 SD
Obesitas (obese) >+2 SD
9
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu, tanggal 30 Agustus 2023.
B. Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Penilaian Status Gizi
Universitas Diponegoro.
1. Alat :
a) Timbangan berat badan digital
b) Timbangan Manual/Analogg
c) Microtoise
d) Stadiometer
e) Pita meteran
f) Kaliper
g) Tanita
h) BIA
i) Infantometer atau Length board
j) Pita LILA
k) Timbangan bayi
2. Bahan :
a) Manekin bayi
D. Cara Kerja
1. Pengukuran Berat Badan Dewasa
a. Reponden mengenakan pakaian biasa (usahakan dengan pakaian yang
minimal) serta tidak mengenakan alas kaki.
b. Pastikan timbangan berada pada penunjukan skala dengan angka 0,0.
10
c. Reponden berdiri diatas timbangan dengan berat yang tersebar merata
pada kedua kaki dan posisi kepala dengan pandangan lurus ke depan.
Usahakan tetap tenang.
d. Bacalah berat badan pada tampilan dengan skala 0,1 kg terdekat
2. Pengukuran Tinggi Badan Dewasa
a. Reponden tidak mengenakan alas kaki, lalu posisikan reponden tepat di
bawah Microtoice.
b. Kaki rapat, lutut lurus, sedangkan tumit, pantat dan bahu menyentuh
dinding vertikal.
c. Reponden dengan pandangan lurus ke depan, kepala tidak perlu
menyentuh dinding vertikal. Tangan dilepas ke samping badan dengan
telapak tangan menghadap paha.
d. Mintalah reponden untuk menarik napas panjang dan berdiri tegak tanpa
mengangkat tumit untuk membantu menegakkan tulang belakang.
Usahakan bahu tetap santai.
e. Tarik Microtoice hingga menyentuh ujung kepala, pegang secara
horisontal. Pengukuran tinggi badan diambil pada saat menarik napas
maksimum, dengan mata pengukur sejajar dengan alat penunjuk angka
untuk menghindari kesalahan penglihatan.
f. Catat tinggi badan pada skala 0,1 cm terdekat
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas
a. Reponden diminta untuk berdiri tegak. Tanyakan kepada reponden lengan
mana yang aktif digunakan. Jika yang aktif digunakan adalah lengan
kanan, maka yang diukur adalah lengan kiri, begitupun sebaliknya.
b. Mintalah reponden untuk membuka lengan pakaian yang menutup lengan
yang tidak aktif digunakan.
c. Untuk menentukan titik mid point lengan ditekuk hingga membentuk
sudut 90o, dengan telapak tangan menghadap ke atas. Pengukur berdiri di
belakang reponden dan menentukan titik tengah antara tulang atas pada
bahu dan siku.
d. Tandailah titik tersebut dengan pulpen.
11
e. Tangan kemudian tergantung lepas dan siku lurus di samping badan serta
telapak tangan menghadap ke bawah.
f. Ukurlah lingkar lengan atas pada posisi mid point dengan pita LILA
menempel pada kulit. Perhatikan jangan sampai pita menekan kulit atau
ada rongga antara kulit dan pita. Catat hasil pengukuran pada skala 0,1 cm
terdekat
4. Pengukuran Lingkar Pinggang
a. Reponden menggunakan pakaian yang longgar (tidak menekan) sehingga alat
ukur dapat diletakkan dengan sempurna. Sebaiknya pita pengukur tidak berada
di atas pakaian yag digunakan.
b. Reponden berdiri tegak dengan perut dalam keadaan yang rileks.
c. Letakkan alat ukur melingkari pinggang secara horisontal, dimana merupakan
bagian terkecil dari tubuh. Bagi reponden yang gemuk, dimana sukar
menentukan bagian paling kecil, maka daerah yang diukur adalah antara tulang
rusuk dan tonjolan iliaca. Seorang pembantu diperlukan untuk meletakkan alat
ukur dengan tepat.
d. Lakukan pengukuran di akhir ekspresi yang normal dengan alat ukur tidak
menekan kulit.
e. Bacalah hasil pengukuran pada pita hingga 0,1 cm terdekat
5. Pengukuran Lingkar Panggul
a. Reponden mengenakan pakaian yang tidak terlalu menekan.
b. Reponden berdiri tegak dengan kedua lengan berada pada sisi tubuh dan kaki
rapat.
c. Pengukur jongkok di samping reponden sehingga tingkat maksimal dari
panggul terlihat.
d. Lingkarkan alat pengukur secara horisontal tanpa menekan kulit. Seorang
pembantu diperlukan untuk mengatur posisi alat ukur pada sisi lainnya.
e. Bacalah dengan teliti hasil pengukuran pada pita hingga 0,1 cm terdekat.
6. Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit
Langkah-langkah pengukuran tebal lemak bawah kulit pada bisep dan trisep :
a. Pertama lakukan pengukuran dari tulang acromion dan tulang olecranon.
Tentukan titik tengahnya dan tandai.
12
b. Cubit secara vertical pada bagian yang ditandai. Lapisan yang diambil
tidak boleh mencapai lapisan otot.
c. Jepitkan caliper pada lipatan kulit. Lepas tekanan pada caliper oleh jari
dan baca skala. Penjepitan maksimal 3 detik.
d. Pengukuran dilakukan 2 kali. Jika hasil berbeda jauh maka lakukan 3 kali.
Pilih hasil pengukuran yang nilainya dekat lalu hitung rata-rata.
Langkah-langkah pengukuran tebal lemak bawah kulit pada subskapula :
a. Pengukuran dilakukan 1 cm dibawah ujung scapula/tulang belikat.
b. Lipat tangan kebelakang. Lalu lipat secara diagonal dan pengukuran
dilakukan dengan caliper yang tegak lurus dengan lipatan kulit. Penjepitan
maksimal 3 detik.
c. Pengukuran dilakukan 2 kali. Jika hasil berbeda jauh maka lakukan 3 kali.
Pilih hasil pengukuran yang nilainya dekat lalu hitung rata-rata.
Langkah-langkah pengukuran tebal lemak bawah kulit pada suprailliaka :
a. Pengukuran dilakukan 2 cm diatas iliac crest.
b. Lipat secara diagonal dan pengukuran dilakukan dengan caliper yang
tegak lurus dengan lipatan kulit. Penjepitan maksimal 3 detik.
c. Pengukuran dilakukan 2 kali. Jika hasil berbeda jauh maka lakukan 3 kali.
Pilih hasil pengukuran yang nilainya dekat lalu hitung rata-rata.
7. Pengukuran Panjang Bayi
a. Letakan infantometer pada meja atau bidang datar.
b. Letakkan infantometer dengan posisi panel kepala ada di sebelah kiri dan
panel penggeser berada di sebelah kanan. Panel kepala adalah bagian yang
tidak bisa digeser.
c. Tarik bagian panel yang dapat digeser sampai batas yang diperkirakan
cukup untuk mengukur panjang badan bayi.
d. Baringkan bayi dengan posisi telentang dan pastikan kepala bayi menempel
pada bagian panel yang tidak dapat digeser.
e. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi sampai lurus. Pastikan kedua
kakinya menempel pada meja atau tempat meletakkan infantometer. Tekan
kedua lutut bayi dan tegakkan telapak kakinya, kemudian geser bagian panel
yang dapat digeser sampai persis menempel pada telapak kaki bayi.
13
f. Bacalah skala angka terbesar yang tertera di infantomenter untuk
menunjukkan ukuran panjang badan bayi. Jangan lupa, tulislah hasil
pengukuran tersebut di buku catatan kesehatan anak.
g. Setelah pengukuran selesai, bayi bisa diangkat dari infantometer.
8. Pengukuran Berat Badan Bayi
a. Menyiapkan timbangan digital
b. Meletakkan timbangan digital ditempat yang rata dan datar
c. Menyalakan timbangan digital sampai menunjukkan angka nol
d. Memposisikan tubuh balita diatas timbangan dengan pakaian seminimal
mungkin
e. Membaca hasil penimbangan
f. Mencatat hasil penimbangan
g. Turunkan balita dari timbangan digital
9. Pengukuran Lingkar Kepala Bayi
Pemantauan ukuran lingkar kepala dan merupakan penilaian pertumbuhan
anak yang mencerminkan ukuran dan pertumbuhan otak. Menurut rekomendasi
American Academy of Pediatrics, pemantauan lingkar kepala sebaiknya
dilakukan terutama sampai usia 2 tahun. Pemantauan lingkar kepala sebaiknya
dilakukan bersama dengan ukuran ubun-ubun besar. Lingkar kepala diukur
dengan pita ukur yang tidak elastis, melingkar dari bagian atas alis, melewati
bagian atas telinga, sampai bagian paling menonjol di belakang kepala.
14
IV. HASIL
Timbangan58 kg Manual/Analog
Stadiometer 158 cm
Microtoise 157 cm
15
Dari pengukuran responden menggunakan timbangan digital dan stadiometer
di dapatkan pengukuran BB = 57,3 kg dan TB = 158 cm dan di dapatkan IMT
adalah 23,8 (Kategori Berat badan berlebihan. Sedangkan pengukuran
menggunakan timbangan manual/analog dan microtoise di dapatkan pengukuran
BB = 58 kg dan TB = 157 cm dan di dapatkan IMT 24,1 (Kategori berat badan
berlebih)
16
Rasio lingkar pingang dengan lingkar panggul (WHC) dapat menggambarkan
distribusi lemak tubuh.
𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟 𝑝𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛𝑔 (𝑐𝑚) 70 = 0,71
𝑊𝐻𝑅
𝑐𝑚 = =
𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑙 (𝑐𝑚) 97,5 𝑐𝑚
Berikut rumus dari pengukuran lingkar pinggang, lingkar panggul, dan rasio
lingkar pinggang-panggul:
Tabel 8. Rumus TLBK
Age-and Sex-specific Body Compotition Equation Developed
by Durnin and Womersley
Age Range Equation
Laki-laki Body Density
17-19 1,1620 – 0,0630 x (logΣ)
20-29 1,1631 – 0,0632 x (logΣ)
30-39 1,1422 – 0,0544 x (logΣ)
40-49 1,1620 – 0,0700 x (logΣ)
50+ 1,1715 – 0,0779 x (logΣ)
Perempuan Body Density
17-19 1,1549 – 0,0678 x (logΣ)
20-29 1,1599 – 0,0717 x (logΣ)
30-39 1,1423 – 0,0632 x (logΣ)
40-49 1,1333 – 0,0612 x (logΣ)
50+ 1,1339 – 0,0645 x (logΣ)
17
Formula Brozek
%lemak tubuh = (457 : body density ) – 414
Pengukuran skinfold pada praktikum :
Body density = 1,1423 – 0,0632 x (logΣ)
= 1,1423 – 0,0632 x (log 23+14,5+29,5+17,75)
= 1,1423 – 0,0632 x (log 84,75) = 1,02
%lemak tubuh = ( 457 : body density ) – 414
= (457 : 1,02) – 414
= 34.0
18
Berikut adalah table hasil pengukurkuran body composition menggunakan
BIA:
Tabel 10. Hasil pengukuran menggunakan BIA
Indikator Hasil Batas normal Keterangan
BB 57,1
Persen lemak 24,5% 21-33% Normal
Lemak visceral 7 1-12 Normal
Usia metabolik 28
BMR 1410
BMI 22,4
19
V. PEMBAHASAN
20
Kalibrasi Timbangan Manual Adapun proses kalibrasi timbang manual
adalah dengan menggunakan metode analytical balance :
a. Melakukan pemeriksaan titik nol, jarum penunjuk angka harus menunjukkan
angka nol
b. Metakkan responden untuk di timbang
c. Membaca dan mencatat hasilnya
d. Mengulangi penimbangan sampai 3 kali
e. Anak timbangan dianggap masih tepat bila berat yang ditunjukkan oleh anak
timbangan tidak menyimpang lebih besar dari 0,1 % dari berat masing-masing
responden
Kalibrasi Timbangan Digital Proses kalibrasi pada timbangan digital tidak
terlalu sulit, hal ini bisa dilakukan dengan mengambil bebrapa pembanding
sebagai sample. Adapun prosedur kalibrasinya dengan menggunakan metode
electrical balance adalah sebagai berikut :
a. Melakukan penimbangan anak timbangan
b. Mencatat hasil penimbangan
c. Mengulangi sampai 3 kali
d. Mengitung nilai rata-ratanya
2. Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan responden menggunakan 2 alat yaitu stadiometer
dan microtoise. Pengukuran antropometri digunakan untuk menggambarkan
kondisi pertumbuhan dan status gizi. Pertumbuhan linier salah satunya dapat
diketahui melalui pengukuran tinggi badan. Pengukuran tinggi badan selama ini
sering menggunakan alat microtoise yang mempunyai beberapa persyaratan dalam
cara kerja nya yaitu membutuhkan dinding tegak, Lantai datar, dan membutuhkan
presisi untuk memastikan titik awal pengukuran pada ketinggian 200 cm, yang
membuat pengukuran dengan metode ini sulit untuk menjamin validitas di
lapangan. Sedangkan pengukuran dengan menggunakan stadiometer merk Seca
217 yaitu dengan cara memasang bagian batang stadiometer secara urut sesuai
dengan kode gambar yang tertera pada dasar alat, pasang bagian batang pertama
dan kedua, kemudian masukkan bagian penunjuk skala pada batang stadiometer
yang kedua selanjutnya pasang batang stadiometer yang ketiga dan keempat.
21
Memasang bagian penyangga untuk membantu stadiometer agar tegak lurus
membentuk sudut 90° Meletakkan stadiometer pada tempat yang datar dan
dinding yang lurus. Reponden yang akan diukur melepaskan topi, sepatu atau
sandal. Reponden yang akan diukur berdiri tegak, kaki lurus, tumit, pantat,
punggung dan kepala bagian belakang harus menempel pada batang stadiometer
dan muka menghadap lurus dengan pandangan ke depan turunkan bagian
penunjuk skala sampai rapat pada kepala bagian atas, kemudian baca angka yang
terlihat pada lubang dalam bagian penunjuk skala. Angka tersebut menunjukkan
tinggi reponden yang diukur.
Tinggi badan merupakan parameter antropometri untuk menilai pertumbuhan
Panjang atau tinggi badan. Perubahan tinggi badan dalam waktu yang lama
sehingga sering di sebut masalah gizi kronis. Alat ukur yang digunakan harus
memiliki ketelitian 0,1 cm.
Dari tinggi badan dan berat badan kitab bisa menentukan IMT. Sedangkan
untuk populasi Asia, termasuk Indonesia, pengelompokan IMT adalah sebagai
berikut:
a. Obesitas = IMT lebih dari atau sama dengan 25
b. Berat badan berlebih = IMT antara 23-24,9
c. Berat badan normal = IMT antara 18,5-22,9
d. Berat badan di bawah normal = IMT di bawah 18,5
22
batas maka WUS tersebut dalam kondisi KEK. 18 Asupan gizi berpengaruh pada
hasil pengukuran LiLA. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi et al. (2023) yang
menyatakan bahwa Asupan gizi terutama zat gizi makro seperti protein dan
lemak, selain itu ada zat gizi mikro seperti zink dan zat besi dapat menghasilkan
ukuran LiLA yang baik.19
4. Pengukuran Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul
Hasil pengukuran didapatkan lingkar pinggang reponden adalah 70 cm. Jika
dibandingkan dengan cut point lingkar pinggang perempuan maka ukuran lingkar
pinggang reponden adalah normal. Ukuran lingkar pinggang digunakan untuk
menentukan obesitas sentral, dan kriteria untuk Asia Pasifik yaitu >90 cm untuk
pria dan >80 cm. Lingkar pinggang menggambarkan keadaan obesitas central
seseorang. Ukuran lingkar pinggang yang normal menggambarkan bahwa
reponden tidak dalam keadaan obesitas sentral. Beberapa penelitian meganjurkan
untuk memakai ukuran lingkar pinggang dalam melakukan skrining pada obesitas
sentral. Lingkar pinggang lebih sederhana dan lebih cepat dibandingkan dengan
IMT20.
Penelitian Zang C (2023) mengkategorikan ukuran lingkar pinggang kedalam
3 kategori21 :
a. Normal (Perempuan < 80 cm dan laki-laki < 85 cm)
b. Pre-central obesity (Perempuan 80-85 cm dan laki-laki 85-90 cm)
c. Central obesity (Perempuan ≥ 85 cm dan laki-laki ≥ 90 cm)
Rasio lingkar pinggang panggul reponden adalah 0,71. Penelitian Pan J (2016) di
cina menunjukkan bahwa cut point rasio lingkar pinggang panggul pada wanita
dan laki-laki adalah 0,86 dan 0,89. Jika dibandingkan dengan cut point tersebut
maka rasio lingkar pinggang panggul reponden dikategorikan normal. Rasio
lingkar pinggang panggul digunakan untuk mentukan obesitas sentral.22
5. Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit
Skinfold caliper merupakan pengukuran ketebalan lemak subkutan di lokasi
tertentu. Fungsinya yaitu untuk mengetahui persentasi lemak tubuh berdasarkan
pengukuran lemak subkutan. Pengukuran persentase lemak tubuh digunakan
untuk menentukan resiko obesitas seseorang.14 Metode yang paling sering
digunakan dalam skinfold caliper adalah empat lokasi yaitu trisep, bisep,
subscapula dan suprailliaka.23
23
Pada praktikum dengan reponden berjenis kelamin perempuan dengan umur
34 tahun. Dilakukan pengukuran di 4 lokasi yaitu trisep, bisep, subscapula dan
suprailliaka. Jika dijumlahkan keempat pengukuran maka hasilnya adalah 84,75.
Jika dilihat menggunakan tabel rentang nilai jumlah lipatan kulit (bisep, trisep,
subscapular, dan supra-iliaka) pria dan wanita pada usia berbeda maka persentase
lemak tubuh adalah 35,1%. Jika menggunakan rumus Dumin dan wormesley
diperoleh persentase lemak tubuh 34,03. Berdasarkan tabel ACSM Body
Compotition tubu(%Body Fat) For Men and Women nilai persentase lemak
reponden tergolong kedalam kategori Poor.24
6. Pengukuran Body Composition
Salah satu alat Tanita BIA adalah tipe MF-BIA 8-elektroda dengan postur
berdiri: MC-980A (TANITA, Tokyo, Jepang) yang digunakan untuk mengukur
impedansi bioelektrik. Arus listrik pada frekuensi 50 kHz untuk memperkirakan
jumlah air ekstraseluler dan intraseluler dalam tubuh. Penggunaannya peserta
cukup berdiri di atas dua elektroda logam dan memegang elektroda pegangan
logam.25 Penelitian yang dilakukan di Amerika menunjukkan bahwa mesin Tanita
BIA tampaknya dapat diandalkan dan valid untuk memprediksi massa lemak
bebas mahasiswa pria dan wanita. Oleh karena itu, salah satu dari Tanita BIA ini
sesuai digunakan untuk penilaian komposisi tubuh pada populasi orang dewasa
yang sehat.26
a. Berat badan
Pengukuran berat badan responden adalah 56,6 kg sedangkan berat badan
idealnya adalah 54,9 kg. Berat badan responden masih terbilang normal,
namun perlu untuk menurunkan sedikit sampai 2 kg agar mencapai berat
badan ideal.
b. Persen Lemak Tubuh
Pada pengukuran body composition menggunakan Tanita BIA didapatkan
hasil pengukuran persen lemak tubuh responden adalah 32,9%. Berdasarkan
umur responden 34 tahun maka normalnya adalah 21-33%. Maka dapat
dikatakan persen lemak tubuh responden adalah normal. Berikut kategori
persen lemak tubuh berdasarkan Segmental Healthy Care (Australia)27:
24
Tabel 12. Kategori persen lemak tubuh
Umur perempuan Underfat Normal Over weight Obes
20 - 39 0% - 21% 21% - 33% 33% - 39% 39%+
40 - 59 0% - 23% 23% - 34% 34% - 40% 40%+
60 - 79 0% - 24% 24% - 36% 36% - 42% 42%+
Umur laki-laki Underfat Normal Over weight Obes
20 - 39 0% - 8% 8% - 19% 19% - 25% 25%+
40 - 59 0% - 11% 11% - 21% 21% - 28% 28%+
60 - 79 0% - 13% 13% - 25% 25% - 30% 30%+
Massa lemak tubuh adalah berat lemak dalam tubuh. Persentase lemak tubuh
adalah perbandingan massa lemak tubuh dengan total berat badan. Lemak tubuh
memenuhi fungsi penting, seperti menjaga tubuh tetap hangat atau melindungi
organ tubuh. Massa lemak menjadi penting penting, tapi kelebihan atau
kekurangan lemak kontra produktif bagi kesehatan. Persentase lemak yang tinggi
dapat menyebabkan penyakit gaya hidup seperti diabetes tipe 2 atau obesitas,
sedangkan persentase lemak yang rendah dapat menyebabkan osteoporosis,
menstruasi tidak teratur, atau hilangnya massa tulang. Skala analisis tubuh kami
membantu mengukur persentase lemak tubuh, dengan menghitung lemak tubuh
dalam kaitannya dengan total berat badan. Persentase yang terlalu rendah berarti
mungkin perlu melakukan perubahan pada pola makan dan pola olahraga untuk
meningkatkan massa lemak ke tingkat yang lebih sehat, sedangkan persentase
yang tinggi berarti dapat memperoleh manfaat dari lebih banyak olahraga dan pola
makan yang lebih sehat.27
c. Massa Otot
Massa otot meliputi otot rangka, otot polos seperti otot jantung dan
pencernaan serta air yang terkandung dalam otot tersebut. Otot berperan sebagai
mesin dalam mengonsumsi energi. Ketika massa otot meningkat, laju pembakaran
energi (kalori) meningkat yang mempercepat laju metabolisme basal (BMR) dan
membantu mengurangi kadar lemak tubuh berlebih dan menurunkan berat badan
dengan cara yang sehat. Jika seseorang berolahraga dengan keras, massa otot akan
meningkat dan mungkin akan meningkatkan total berat badan juga. Itulah
mengapa penting untuk memantau pengukuran secara teratur untuk melihat
dampak program latihan
25
terhadap massa otot. Untuk menghitung massa otot dapat menggunakan rumus di
bawah ini27:
(MUSCLE MASS (KG) ÷ TOTAL BODY WEIGHT (KG) x 100 = MUSCLE
MASS%)
Hasil massa otot responden adalah 63,25% maka berdasarkan rentang normal usia
18-39 tahun adalah 63-75%. Maka massa otot responden adalah normal. Berikut
tabel kategori massa otot27:
26
Para ahli menyarankan agar minum setidaknya delapan gelas cairan 8 sehari,
sebaiknya air putih atau minuman rendah kalori lainnya. Jika sedang berlatih,
penting untuk meningkatkan asupan cairan untuk memastikan performa puncak
setiap saat.27
f. Total Body Water%
Pada pengukuran TBW% menggunakan Tanita BIA didapatkan hasil
pengukuran responden adalah 47,7%. Berdasarkan jenis kelamin responden
perempuan standar bukan atlet maka normalnya adalah 45-60%. Maka dapat
dikatakan persen lemak tubuh responden adalah normal. Berikut kategori persen
lemak tubuh berdasarkan Segmental Healthy Care (Australia)27:
Tabel 14. Kategori total air
Responden Kurang (dehidrasi) Normal (sehat)
Perempuan standar <45% 45% - 60%
Atlet perempuan <50% 50%-65%
Laki-laki standar <50% 50%-65%
Laki-laki atlet <55% 55%-70%
g. Massa tulang
Pada pengukuran massa tulang menggunakan Tanita BIA didapatkan hasil
pengukuran responden adalah 2,2 kg. Berdasarkan berat badan responden 56,6kg
maka normalnya adalah 2,4%. Maka dapat dikatakan persen lemak tubuh
responden adalah normal. Berikut kategori persen lemak tubuh berdasarkan
Segmental Healthy Care (Australia):
Tabel 15. Kategori massa tulang
Responden BB Rentang normal
Perempuan <49kg 1,95kg
50-75kg 2,40kg
>76kg 2,95kg
Laki-laki <64kg 2,65kg
65-95kg 3,29kg
>95kg 3,69kg
Massa tulang memperkirakan berat mineral tulang dalam tubuh. Meskipun
massa tulang kemungkinan tidak akan mengalami perubahan nyata dalam jangka
pendek, penting untuk menjaga kesehatan tulang dengan mengonsumsi makanan
seimbang yang kaya kalsium dan banyak berolahraga.
27
h. Energi metabolism basal / BMR (Basal Metabolic Rate)
BMR (Basal Metabolic Rate) adalah jumlah minimum energi atau kalori
yang dibutuhkan tubuh setiap hari agar berfungsi secara efektif saat istirahat. Ini
termasuk tidur. Basal Metabolic Rate (BMR) adalah tingkat energi atau kalori
minimum harian yang dibutuhkan tubuh saat istirahat, agar organ pernapasan dan
peredaran darah, sistem saraf, hati, ginjal, dan organ lainnya dapat berfungsi
secara efektif. BMR Anda sangat dipengaruhi oleh jumlah otot yang dimiliki.
Meningkatkan massa otot dapat meningkatkan BMR, yang kemudian dapat
meningkatkan jumlah kalori yang dikonsumsi dan selanjutnya menurunkan
jumlah lemak tubuh.
Di sisi lain, BMR yang lebih rendah akan mempersulit pembuangan lemak
tubuh. Jika seseorang mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang Anda
bakar, berat badan Anda akan turun; dan sebaliknya. Oleh karena itu, BMR dapat
digunakan untuk menentukan asupan kalori minimum, yang dapat dihitung
berdasarkan aktivitas sepanjang hari. Skor BMR dapat dengan mudah ditentukan
menggunakan skala analisis tubuh. Berdasarkan Hasil pengukuran BMR
responden adalah sebesar 1145 kkal.
i. Umur metabolik
Umur metabolic atau metabolic age bertujuan memberi nilai pada lemak
visceral, yang terletak jauh di dalam area inti perut, mengelilingi dan melindungi
organ vital. Metabolic age dihitung dengan membandingkan tingkat metabolisme
basal (BMR) dengan rata-rata BMR kelompok usia kronologis. Jika usia
metabolisme lebih tinggi dari usia sebenarnya, ini merupakan indikasi bahwa
seseorang perlu meningkatkan laju metabolisme. Solusinya dapat dengan
meningkatkan olahraga suntuk membangun jaringan otot yang sehat, yang pada
akhirnya akan meningkatkan usia metabolisme. Berdasarkan hasil pengukuran
menggunakan Tanita, umur metabolic responden adalah 40, artinya usia
metabolisme lebih tinggi dari usia sebenarnya.
j. Lemak visceral
Pada pengukuran lemak visceral menggunakan Tanita BIA didapatkan
hasil pengukuran responden adalah 5. Berdasarkan jenis kelamin responden
perempuan maka normalnya adalah 1-12. Maka persen lemak tubuh responden
adalah normal.
28
Berikut kategori persen lemak tubuh berdasarkan Segmental Healthy Care
(Australia):
Tabel 16. Kategori lemak
visceral Responden Normal
Lebih Perempuan
1-12 13-59
Laki-laki 1-12 13-59
Lemak visceral terletak jauh di dalam area inti perut, mengelilingi dan
melindungi organ-organ vital meskipun berat badan dan lemak tubuh Anda tetap
konstan, seiring bertambahnya usia, distribusi lemak berubah dan kemungkinan
besar berpindah ke area perut. Memastikan memiliki tingkat lemak visceral yang
sehat secara langsung dapat mengurangi risiko penyakit tertentu seperti penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, dan dapat menunda timbulnya diabetes tipe 2.
k. IMT
Rasio standar berat badan terhadap tinggi badan, digunakan sebagai indikator
umum kesehatan. IMT dapat dihitung dengan membagi berat badan (dalam
kilogram) dengan kuadrat tinggi badan Anda (dalam meter). IMT merupakan
indikator umum yang baik untuk studi populasi namun memiliki keterbatasan
yang serius ketika menilai pada tingkat individu27. IMT responden adalah 22,7
sedangkan standar normal adalah 18,5-22,9, artinya IMT responden adalah
normal.
l. Berat badan ideal (BBI)
Nilai BBI yang digunakan untuk menilai berat badan diberikan sebagai nilai
yang sesuai dengan usia dan nilai intermiten27. Perhitungan berat badan ideal
= [tinggi badan (sentimeter) – 100] – [(tinggi badan (sentimeter) – 100) x 15
persen]27. Pengukuran berat badan responden adalah 56,6 kg sedangkan berat
badan idealnya adalah 54,9 kg. Berat badan responden masih terbilang normal,
namun perlu untuk menurunkan sedikit sampai 2 kg agar mencapai berat badan
ideal.
m. Derajat obesitas
Derajat Obesitas menyatakan rasio dari berat badan yang dihitung paling ideal
sebagai persen27. Pada pengukuran responden berat badan saat ini adalah 56,6 kg,
kisaran berat badan ideal anda adalah antara 54,9 kg. Dengan demikian, Derajat
29
Obesitas menjadi 3,10%. Nilai ini dapat dilihat sebagai nilai positif jika terjadi
kelebihan berat badan dan sebagai nilai negatif jika tidak ada.
30
n. Tingkat aktifitas fisik (Physique Rating)
Penilaian aktifitas fisik bertujuan untuk menilai tingkat otot dan lemak
tubuh dan menilai hasilnya sebagai salah satu dari sembilan tipe tubuh seperti
berikut ini:
31
6. Muscular Rata-rata% lemak tubuh dan massa otot
tinggi
7. Low muscle & low fat % lemak tubuh rendah dan massa otot
rendah
8. Thin & muscular Kurus dan berotot (atlet) % lemak tubuh
rendah dan massa otot cukup
9. Very muscular % lemak tubuh rendah dan massa otot
tinggi
33
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Alat dan metode antropometri adalah sebagai berikut:
a. Pengukuran antropometeri untuk tinggi badan pada anak yang
sudah bisa berjalan hingga dewasa dapat menggunakan microtoise
dan stadiometer. Untuk bayi pengukuran tinggi badan / panjang
badan dapat menggunakan infantometer atau length board.
b. Pengukuran berat badan pada anak yang sudah bisa berjalan
hingga dewasa dapat menggunakan berat badan digital dan
timbangan manual (analog) sedangkan untuk bayi penimbangan
dapat menggunakan timbangan bayi.
c. Pengukuran lingkar lengan atas dapat menggunakan pita LiLA.
Untuk pengukuran lingkar pinggang, lingkar pinggul dan lingkar
kepala bayi dapat menggunakan pita meteran.
d. Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit dapat menggunakan alat
kaliper.
e. Pengukuran komposisi tubuh dapat menggunakan Tanita dan BIA.
2. Didapatkan hasil pengukuran berikut ini:
a. Hasil praktikum dengan responden wanita yang memiliki usia 34
tahun diketahui bahwa responden tersebut memiliki berat badan
57,3 kg (timbangan digital) dan 58 kg (timbangan analog) dengan
tinggi badan 158 cm yang menghasilkan IMT masing-masing
23,8 dan 24,1. Kedua nilai IMT tersebut masuk dalam kategori
berat berlebih berdasarkan populasi Asia sedangkan untuk hasil
LiLA, lingkar pinggang dan lingkar pinggul pada responden
tersebut memiliki hasil normal.
b. Pengukuran tebal lemak bawah kulit pada responden wanita
dengan usia 34 tahun diperoleh hasil persentase lemak tubuh
sebesar 34,03 dimana angka tersebut termasuk pada kategori poor
berdasarakan table ACSM.
34
c. Pengukuran komposisi tubuh pada responden dengan usia 34
tahun diperoleh hasil normal pada pengukuran berat badan, persen
lemak tubuh, massa otot, total body water %, lemak visceral dan
IMT. Pada pengukuran massa tulang diperoleh hasil 2,4%.
d. Energi metabolise basal (Basal Metabolic Rate) pada responden
diperoleh hasil sebesar 1145 kkal dan untuk umur metabolic
diperoleh hasil 40 artinya metabolism responden lebih tinggi dari
usia sebenarnya.
e. Pengukuran antropometri bayi mendapatkan hasil normal pada
berat badan normal dan lingkar kepala sedangkan untuk
panjang/tinggi bayi diperoleh hasil tidak normal.
B. Saran
Saran untuk praktikum antropometri dan komposisi tubuh adalah
pengukuran berat badan baik menggunakan timbangan digital maupun
timbangan analog perlu dilakukan pengambilan data minimal 2 (dua) kali
agar diperoleh hasil yang lebih valid.
35
DAFTAR PUSTAKA
38
LAMPIRAN
39
Gambar 5. Pengukuran Gambar 6. Pengukuran
menggunakan Tanita menggunakan BIA
40
Gambar 9. TLBK Trisep Gambar 10. Pengukuran LiLA
41