BAB I Kompre
BAB I Kompre
BAB I Kompre
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang terdiri dari ovulasi, migrasi, spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Dalam kehidupan, tidak
terjadinya komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan dari risiko yang
faktor penyebab tidak langsung kematian pada ibu, seperti faktor empat
terlalu (usia terlalu tua >35 tahun, usia terlalu muda <20 tahun, terlalu sering
melahirkan jarak kehamilan <2 tahun dan terlalu banyak anak >3 anak), ibu
hamil dengan anemia dan malnutrisi, ibu hamil dengan penyakit penyerta,
adanya riwayat buruk pada kehamilan dan persalinan yang lalu, dan ibu hamil
tinggi, karena angka kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat. Semakin
dialami seperti sel telur yang siap dibuahi semakin sedikit dan kualitasnya
1
mengalami penurunan fungsi. Risiko yang dapat terjadi pada ibu hamil usia
persalinan lama karena kontraksi tidak adekuat, perdarahan karena otot rahim
adanya gawat darurat obstetri yang dapat mengancam nyawa ibu maupun
tentang kesehatan reproduksi dan kegagalan alat kontrasepsi. Ibu bisa hamil
di usia lebih dari 35 tahun ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang
pada saat hamil, saat melahirkan atau masa nifas per 100.000 kelahiran
hidup. Situasi ini tentu membutuhkan kerja keras bersama untuk terus
kematian pada Ibu Hamil 227 orang (20,09/100.000), pada Ibu Bersalin 202
orang (21,43/100.000 KH), dan pada Ibu Nifas, 380 orang (40,32/100.000
2
kelompok umur <20 tahun sebanyak 71 orang (8,89%), kelompok umur 20 -
34 tahun sebanyak 509 orang (63,70%) dan >35 tahun sebanyak 219 orang
yang komprehensif baik pada masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas
merupakan hal yang paling penting yang dapat menurunkan angka mortalitas
dan morbiditas baik pada ibu maupun bayinya. Bidan harus mampu
dengan kasus umur ibu lebih dari 35 tahun, dapat dimulai dari pendampingan
saat ibu hamil. memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan pergi secara
seimbang dan KIE tentang persiapan persalinan sesuai dengan faktor risiko
ibu. Untuk masa nifas dan KB, petugas kesehatan dapat memberikan
konseling dan informasi pada ibu tentang KB apa yang sesuai dengan kondisi
ibu. Jika ditemukan kelainan yang berisiko tinggi, maka pemeriksaan harus
salah satu ibu hamil yang tergolong kedalam ibu hamil yang berisiko tinggi.
Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam
DENGAN
3
RISIKO TINGGI USIA 37 TAHUN DI PUSKESMAS PACET
KABUPATEN BANDUNG ”
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan masa antara (KB) yang
diberikan kepada Ny.Y G4P3A0 dengan risiko tinggi usia > 35 tahun
2. Tujuan Khusus
tinggi
tinggi
c. Dapat melakukan asuhan nifas pada Ny. Y P4A0 dengan risiko tinggi usia
37
4
kunjungan rumah 1 minggu, 2 minggu, dan 6 minggu postpartum.
d. Dapat melakukan asuhan bayi baru lahir Ny.Y P4A0 dengan risiko tinggi
usia
risiko
1.4 Manfaat
di
usia
ibu 38 tahun dan paritas lebih dari 3. Sehingga bisa memberikan asuhan
BBL,
dan Keluarga Berencana yang sesuai standar pada pasien sehingga mampu
5
Dapat menjadi sumber informasi dalam ilmu kebidanan, khususnya
persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada ibu dengan faktor risiko usia ibu 38
persalinan,
nifas dan bayi baru lahir dengan pendokumentasian khususnya pada ibu
dengan faktor risiko usia ibu 38 tahun dan paritas lebih dari tiga.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian
ovum dan
terjadinya komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan dari risiko yang
kelompok risiko obstetri yaitu kehamilan yang dipengaruhi oleh 4T, antara
lain terlalu tua dengan usia ibu >35 tahun, terlalu muda dengan usia ibu
<19 tahun, terlalu sering dengan ibu yang melahirkan >3 kali, dan terlalu
penyebab tidak langsung kematian pada ibu, yaitu empat terlalu; terlalu
7
tua, terlalu muda, terlalu sering dan terlalu banyak. Selain itu terdapat
risiko tinggi, yaitu; ibu hamil dengan anemia dan malnutrisi, ibu hamil
persalinan yang lalu, dan ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145
cm.
kesulitan-kesulitan yang akan dialami seperti sel telur yang siap dibuahi
janin tidak normal dan kelainan bawaan, kondisi hormonal tidak seoptimal
saat persalinan berlangsung dan juga saat masa nifas. Oleh karena itu,
untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki risiko tinggi, maka dilakukan
8
Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan merupakan upaya
secara dini.
seimbang
9
yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang jika tidak
Jika ibu hamil mengalami tanda bahaya, maka keluarga harus segera
jika telah berada di tempat rujukan atau rumah sakit. (Astuti, 2017).
a. Kesuburan
Jumlah sel telur yang diproduksi ovarium atau indung telur akan
usia.
b. Kondisi Rahim
tahun. Faktor penuaan juga bisa membuat embrio yang dihasilkan akan
sulit melekat pada lapisan dinding rahim (endometrium). Kondisi ini bisa
otot-otot panggul.
d. Kondisi fisik
10
Kondisi fisik yang tidak lagi prima, membuat ibu hamil di usia 30-an
hamil adalah :
a. Anemia
pentingnya gizi pada saat hamil diusia tua, karena pada saat hamil
kejadian anemia dan usia ibu memiliki keeratan hubungan paling erat
anemia 1,8 kali dibandingkan dengan ibu hamil pada umur tidak berisiko
11
b. Diabetes Gestasional
tinggi pada ibu hamil berusia ≥ 35 tahun dibanding ibu hamil berusia 25-
29 tahun dan 9x lebih tinggi dibanding ibu hamil usia 20-24 tahun.
12
c. Plasenta Previa
antepartum diantara nya usia saat kehamilan. Ibu hamil yang umurnya
plasenta tumbuh lebih lebar dengan luas permukaan yang lebih besar,
Dian (2017) di dapatkan hasil bahwa usia > 35 tahun merupakan faktor
d. Abortus
Keguguran pada usia >35 tahun terjadi karena sel telur yang
13
penting dalam terjadinya abortus. Semakin tinggi umur maka risiko
terjadinya abortus semakin tinggi pula. Hal ini seiring dengan naiknya
e. Pre-eklampsia
kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi sehingga lebih berisiko untuk
ibu yang berusia dalam kategori usia risiko tinggi (< 20 tahun dan > 35
14
Dan berdasarkan penelitian Billah Mu’tarifah dan Affandi Lismawati
Pecah Dini adalah sama dan meningkat lagi pada wanita hamil yang
g. Kehamilan Ektopik
Risiko hamil diluar kandungan pada ibu hamil >35 tahun akan
meningkatkan 2-4 kali lipat. Faktor penuaan juga bisa membuat embrio
mengalami KET lebih banyak pada ibu yang berumur <20 dan >35
h. Mola Hidatidosa
15
yang mirip gerombolan buah anggur. Hasil penelitian menyatakan
bahwa usia ibu merupakan faktor risiko terjadinya mola hidatidosa. Ibu
hamil pada kelompok usia berisiko 0,45 kali lebih besar mengalami mola
hidatidosa. Efek usia yang paling menonjol terlihat pada wanita yang
bayi.
a. Persalinan Lama
umur dengan kejadian partus lama dimana ibu dengan umur berisiko
16
yaitu <20->35 tahun memiliki resiko partus lama 2,43 kali lebih besar
b. Retensio Plasenta
kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta. Pada ibu umur
hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian
vili korialis akan menembus dinding uterus lebih dalam lagi sehingga
bayi.
17
c. Persalinan Lama
umur dengan kejadian partus lama dimana ibu dengan umur berisiko
yaitu <20->35 tahun memiliki resiko partus lama 2,43 kali lebih besar
d. Retensio Plasenta
kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta. Pada ibu umur
hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian
18
dan penurunan yang progresif dari endometrium sehingga untuk
vili korialis akan menembus dinding uterus lebih dalam lagi sehingga
a. Atonia Uteri
karena atonia uteri. Risiko ibu yang memiliki umur kurang dari 20 tahun
dan lebih dari 35 tahun 2.1 lebih besar mengalami perdarahan post
19
saat persalinan, jika umur terlalu muda organ dan hormon belum siap
dalam proses persalinan namun jika terlalu tua fungsi organ dan hormon
mengalami kemunduran.
dengan kejadian Postpartum blues, dari umur ibu jika >35 tahun yang
tubuh yang sudah tidak baik lagi untuk hamil dan bersalin.
dapatkan hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur yang
Ahmad Yani Metro tahun 2014 dengan usia yang beresiko memiliki
peluang 2,700 kali lebih besar untuk mengalami post partum blues.
a. Prematur
prematur atau tidak cukup bulan. Kelahiran prematur yang lahir kurang
dari 37 minggu. Hal ini terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat
yang diperlukan berkurang. Bayi yang tidak cukup bulan sering kali
20
terlalu awal, yaitu sebelum 7 bulan dan berat bayi kurang dari 1500
gram.
preterm karena umur ibu yang sudah resiko tinggi karena fungsi alat
Putri, dkk (2018) didapatkan hasil bahwa ibu yang memiliki usia
beresiko (<20 dan >35 tahun) 3.182 kali beresiko mengalami kejadian
persalinan preterm.
b. Cacat Bawaan
rubella, serta faktor gizi dan kelainan hormon. Kehamilan di atas usia
21
disangkut pautkan dengan masalah kelainan kromosom yang
diakibatkan oleh usia ibu yang sudah terlalu tua untuk hamil. Akan
tetapi hal ini pun masih berada di dalam penelitian lanjut mengenai
dengan down syndrome cukup tinggi yakni 1:50. Hal ini berbeda pada
yang lahir dari kelompok tertua lebih cenderung untuk memiliki cacat
c. BBLR
BBLR adalah bayi lahir dengan berat badan yang kurang dari
2500 gram. Kebanyakan hal ini dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil.
usia ibu <20 tahun dan >35 tahun merupakan faktor risiko kejadian
BBLR. Usia ibu hamil <20 dan >35 tahun diperkirakan berisiko
22
melahirkan bayi BBLR 3,946 kali dibanding ibu hamil usia 20-35 tahun.
Usia ibu <20 dan >35 tahun berisiko 10,7 kali melahirkan bayi BBLR.
d. Asfiksia Neonatorum
asfiksia neonatorum yaitu lilitan tali pusat, anemia pada saat hamil,
partus lama, BBLR, umur ibu <20 tahun dan >35 tahun, dan hipertensi
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).
(Prawirohardjo, 2014)
23
Wanita hamil sering mengeluhkan adanya kram pada kaki yang
biasanya berlangsung pada malam hari atau mejelang pagi hari. Kram
pada kaki saat kehamilan sering dikeluhkan oleh 50% wanita pada usia
Asuhan Kebidanan :
seperti memposisikan kaki lebih tinggi dari tempat tidur sekitar 20-25
darah.
24
keseimbangan antara kadar tersebut dalam tubuh ibu dan
b. Nyeri pinggang
kondisi janin yang semakin membesar sehingga beban yang dibawa ibu
tanpa istirahat.
25
8) Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong
lelah pada ibu hamil dikarenakan tidur malam yang tidak nyenyak
juga mempengaruhi keluhan ibu terkait dengan nyeri pada perut bagian
bawah.
e. Heartburn
26
Penyebab dari keluhan ini selama kehamilan dapat disebabkan
ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang meliputi fisik dan
mental untuk mendapatkan ibu dan bayi yang sehat selama masa
27
Pada ibu hamil dengan IMT sebelum hamil normal, kecepatan
ibu hamil yang gemuk atau kurang dari 1 kg perbulan pada ibu hamil
yang normal, maka harus dicari penyebabnya lebih lanjut. Hal yang
badan tahir bayi. Ibu hamil yang memiliki penambahan berat badan
kurang dari 3000 gram dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki
28
Kategori Berat IMT Kenaikan BB
(m)2)
kurang
normal
berlebih
29
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk
mendeteksi ibu hamil yang berisiko KEK. Kurang energi kronis yang
dimaksud yaitu ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah
tidak dengan usia kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan
Tabel 2.2
(cm) (minggu)
1 12 12
2 16 16
3 20 20
4 24 24
5 28 28
6 32 32
7 36 36
8 40 40
30
Sumber : Astuti dkk. 2017
palpasi abdomen.
Johnson Toshack :
Taksiran Berat Janin (TBJ) = [Tinggi Fundus Uteri (dalam cm) -N] x 155
5) Imunisasi TT (T5)
Tabel 2.3
Minimal
penyakit Tetanus
suntikan pertama
31
suntikan kedua
suntikan ke-3
suntikan ke-4
asam folat. Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
penyerapanya.
masalah lain. Tujuan dari palpasi leopold pada ibu hamil adalah :
32
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester 1 dan selanjutnya
a. Pemeriksaan Hb
33
satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua,
dan satu kali pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester
ketiga).
g. Pemeriksaan HIV
tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang di curigai mengidap HIV.
34
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil
menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI ekslusif,
2017)
ibu dan angka kematian bayi baru lahir melalui kegiatan yang membangun
35
potensi masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan
Kegiatan ini difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peran aktif
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.
(Astuti,2017). Peran bidan dalam P4K salah satunya pada masa kehamilan
yaitu :
36
pelayanan ANC bagi ibu hamil yang tidak datang ke bidan, Memotivasi
a. Perdarahan pervaginam
2009).
c. Penglihatan kabur
muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai keluhan
37
Jika keluarnya cairan itu tidak terasa, berbau amis, dan warna putih
janin bergerak 10 kali dalam 24 jam, jika kurang dari itu maka waspada
Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasa nyeri yang hebat, tidak berhenti
perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok, maka kita harus
2009).
38