None 63839cc1
None 63839cc1
None 63839cc1
Article history: submitted: December 14, 2021; accepted: February 7, 2022; available online: February 9, 2022
Abstract. Inceptisol Ternate is soil which has low C-organic, N-total, P-total and CEC, therefore it must be
accompanied by fertilization action. The purpose of this study was to determine the effect of giving goat manure
in inceptisol on the growth and yield of caisim plants. The design used in this study was a randomized block
design (RCBD) with the treatment of goat manure, which consisted of 5 levels, namely: H 0 = control (without
fertilizer), H1 = 10 tons ha-1, H2 = 20 tons ha-1, H3 = 30 ton ha-1, and H4 = 40 ton ha-1, each repeated 4 times.
The results showed that the application of goat manure on inceptisol soil had a significant effect (p>0,05) on the
height of the caisim plant at the age of 10 days after planting, but at the age of 20 and 30 there was no
significant effect, as well as for the number of leaves, leaf area, fresh weight, percent water content and soil
pH the effect was not significantly different. The highest production was achieved in the treatment of goat
manure dose of 40 tons ha-1, namely 13.25 tons ha-1, while the lowest was one in the control, namely 5.75 tons
ha-1.
Key words: caisim; goat manure; inceptisol
Abstrak. Inceptisol Ternate adalah tanah yang memiliki Carbon organic (C organik), Nitrogen total (N total),
Fosfor total (P total) dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah yang rendah, oleh sebab itu harus di barengi
dengan tindakan pemupukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang
kambing di tanah inceptisol terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman caisim. Rancangan yang digunakan pada
penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan pemberian pupuk kandang kambing,
yang terdiri atas 5 tingkat, yaitu: H0 = kontrol (tanpa pupuk), H1 = 10 ton ha-1, H2 = 20 ton ha-1, H3 = 30 ton ha-1,
dan H4 = 40 ton ha-1, masing-masing diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk kandang
kambing di tanah inceptisol memberikan pengaruh yang nyata (p>0,05) terhadap tinggi tanaman caisim pada
umur 10 hari setelah tanam, namun pada umur 20 dan 30 tidak berpengaruh nyata, demikian pula untuk jumlah
daun, luas daun, berat segar, persen kadar air dan pH tanah pengaruhnya tidak nyata. Produksi tertinggi dicapai
pada perlakuan dosis pupuk kandang kambing 40 ton ha-1 yakni 13,25 ton ha-1 sedangkan terendah pada kontrol
yakni 5,75 ton ha-1.
Kata kunci: caisim; inceptisol; pupuk kandang kambing
92
Agro Bali : Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X
Vol. 5 No. 1: 92-101, March 2022 https://doi.org/10.37637/ab.v5i1.875
93
Agro Bali : Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X
Vol. 5 No. 1: 92-101, March 2022 https://doi.org/10.37637/ab.v5i1.875
pemberian pupuk kandang kambing 40 ton b. Jumlah daun, dihitung helaian daun
ha-1. Masing-masing perlakuan diulang 4 yang telah terbentuk sempurna,
kali sehingga diperoleh 20 unit total pengamatan dilakukan bersamaan
percobaan. dengan pengamatan tinggi tanaman
Pelaksanaan penelitian dimulai dari c. Luas daun (cm) dihitung dengan metode
membersihkan lahan dari batu/kerikil, panjang x lebar x faktor koreksi (FK).
gulma, dan sisa-sisa tanaman, selanjutnya FK diperoleh dari nilai replikasi daun
dilakukan pengolahan tanah dan pembuatan terbuka dibagi dengan replikasi daun
bedengan. Bedengan dibuat dengan ukuran tertutup, dilakukan pada akhir
200 cm x 100 cm. Benih caisim yang akan pengamatan.
ditanam terlebih dahulu disemai pada media d. Bobot segar (gram), dilakukan dengan
pesemaian, selanjutnya dilakukan menimbang seluruh bagian tanaman
pemindahan bibit ke lapangan. Caisim yang pada saat panen.
siap dipindahkan ke lapangan yakni bibit e. pH tanah menggunakan metode Ekstrak
yang telah berdaun 4-5 helai. Penanaman di 1 : 2,5. atau sama dengan perbandingan
lapangan dilakukan dengan menanam bibit 1 gram tanah diisi dengan air 20 ml,
tanaman sebanyak 2 tanaman perlubang, dilakukan pada akhir pengamatan.
namun setelah tanaman tumbuh kuat f. Persen Kadar Air dihitung dengan
dilakukan penjarangan dengan menyisakan 1 menggunakan persamaan sebagai
tanaman sehat perlubang tanamnya. berikut:
Pemupukan dilakukan 10 hari sebelum BTB – BTK
tanam dengan cara larikan tanaman (In The % KA = x 100%
Row) pada bedengan dengan dosis sesuai BTK
dengan perlakuan masing-masing. Keterangan:
Pemeliharaan meliputi penyiraman, KA = Kadar air
penyiangan, penyulaman, dan pengendalian BTB = Berat tanah basah (gr)
hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan BTK = Berat tanah kering (gr)
dengan gelas ukur 250 ml/tanaman setiap
pagi dan sore hari atau sesuai dengan Data hasil penelitian selanjutnya
keadaan cuaca. Penyulaman dilakukan bila dianalisis dengan menggunakan Analysis of
ada bibit tanaman yang abnormal atau mati. varian (Anova), bila terdapat perlakuan yang
Pengendalian hama penyakit dilakukan bila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan
ada gejala serangan hama penyakit. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) α 0,05.
Tanaman caisim dipanen setelah tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN
berumur 60 HST, dengan ciri-ciri daun
Analisis Tanah dan Pupuk Kandang
sudah berukuran besar (maksimal) dan
berwarna hijau cerah, cara panen dengan Hasil analisis tanah awal tersaji pada Tabel
mencabut seluruh bagian tanaman. 1, sedangkan hasil analisis sifat-sifat pupuk
Pada awal penelitian juga dilakukan kandang tersaji pada Tabel 2.
pengambilan sampel tanah untuk diamati Hasil analisis menunjukkan bahwa
sifat-sifat tanahnya dengan menganalisis tanah lokasi penelitian memilikii tingkat
sampel tersebut di laboratorium bersama- kesuburan tanah yang rendah, hal ini
sama dengan menganalisis pupuk yang akan ditunjukkan dengan pH agak masam, N-total
digunakan. rendah, C-organik rendah, P2O5 sedang, K2O
Parameter yang diamati meliputi: rendah dan KTK sedang.
a. Tinggi tanaman (cm), diukur dari Pada Tabel 2. diatas tampak bahwa
pangkal batang hingga ujung daun pupuk kandang kambing yang digunakan
tertinggi diamati setiap 10 HST. terlihat memiliki nilai C organik, C/N dan
94
Agro Bali : Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X
Vol. 5 No. 1: 92-101, March 2022 https://doi.org/10.37637/ab.v5i1.875
KTK sangat tinggi, N tinggi, serta P2O5 dan pengaruhnya tidak nyata (p>0,05). Nilai
K2O sangat rendah. rata-rata tinggi tanaman antar perlakuan
Tabel 1. Hasil analisis sifat kimia dan fisik tersaji pada Tabel 3.
tanah lokasi penelitian. Tampak pada Tabel 3, pada umur 10
Jenis Analisis Hasil Analisis HST perlakuan pemberian pupuk kandang
pH H2O (1 : 2,5) 6,2 (Agak masam) kambing 40 ton ha-1 tidak berbeda nyata
N-total (%) 0,17 (rendah) dengan perlakuan pemberian pupuk 20 ton
C-organik (%) 1,96 (rendah) ha-1, sedangkan terhadap perlakuan lainnya
C/N 12 (sedang) berbeda nyata. Nilai rata-rata tertinggi pada
P2O5 (HCl 25%) 25,63 (sedang) setiap pengamatan terdapat pada perlakuan
H4 (40 ton ha-1), diikuti oleh perlakuan H2
K2O (HCl 25%) 12,01 (rendah)
(20 ton ha-1)
Kation dapat ditukar (me/100 g):
Ca 5,97 (rendah) Jumlah Daun
Mg 1,04 (rendah) Hasil analisis ragam menunjukkan
K 0,28 (rendah) bahwa perlakuan pemberian pupuk kandang
Na 0,42 (sedang) kambing tidak memberikan pengaruh yang
KTK efektif 20,14 (sedang) nyata terhadap parameter jumlah daun
KB (%) 38 (sedang) (p>0.05). Meskipun demikian secara visual,
Tekstur Tanah: Lempung berdebu tampak dari nilai rata-rata jumlah daun
Pasir (%) 32 perlakuan pemberian pupuk kandang
Debu (%) 59 kambing 40 ton ha-1 juga cenderung
Liat (%) 9 memberikan pertumbuhan jumlah daun
Sumber: Hasil Analisis Departemen Ilmu Tanah caisim yang lebih banyak dari perlakuan
Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin lainnya pada umur 10, 20 dan 30 HST
Makassar (2020). (Gambar 1.).
95
Agro Bali : Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X
Vol. 5 No. 1: 92-101, March 2022 https://doi.org/10.37637/ab.v5i1.875
Tabel 3. Pengaruh pemberian dosis pupuk kandang kambing terhadap tinggi tanaman caisim
(cm)
Rata-rata tinggi tanaman (cm) pada umur
Perlakuan
10 HST 20 HST 30 HST
b a
H0 (kontrol) 9.91 15.92 25.34a
H1 (10 t ha-1) 10.18 b 17.72a 27.27a
H2 (20 t ha-1) 12.08 a 19.60a 29.26a
H3 (30 t ha-1) 10.59 b 18.42a 26.78a
H4 (40 t ha-1) 12.40 a 21.85a 32.12a
BNJ 5% 0.93 - -
Keterangan: Angka-angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji BNJ taraf 5%.
Gambar 1. Pengaruh dosis pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan jumlah daun
tanaman caisim pada umur 10, 20 dan 30 HST.
Di dalam tanah sumber nitrogen adalah
Bobot Segar Tanaman (gram) bahan organik, pupuk kandang, sisa tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan yang terdekomposisi, fiksasi nitrogen
pemberian dosis pupuk kandang kambing biologis, air irigasi dan pupuk anorganik
memberikan pengaruh yang tidak nyata (Laegreid et al., 1999). Hasil penelitian ini
terhadap bobot segar tanaman sawi (p>0.05). menunjukan bahwa perlakuan pemberian
Berdasarkan nilai rata-rata bobot segar dosis pupuk kandang kambing pada tanaman
tanaman, terlihat perlakuan dosis pupuk caisim cenderung lebih meningkatkan
kandang kambing 40 ton ha-1 (H4) juga pertumbuhan dan hasil tanaman, dalam arti
memberikan bobot segar tanaman caisim ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan
yang lebih tinggi, diikuti oleh perlakuan H2 oleh tanaman caisim terutama unsur N dapat
(Gambar 3.). tersedia melalui pemberian bahan ini.
96
Agro Bali : Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X
Vol. 5 No. 1: 92-101, March 2022 https://doi.org/10.37637/ab.v5i1.875
Gambar 2. Pengaruh dosis pupuk kandang kambing terhadap luas daun (cm2) tanaman
caisim pada saat panen.
Tanaman caisim merupakan tanaman dalam tanah, karena mudah hilang melalui
sayuran yang dipanen daunnya, sehingga proses penguapan dan pencucian sumber
sangat diperlukan pasokan hara yang utama nitrogen adalah bahan organik, yang
mengandung unsur N, keberadaan pupuk kemudian akan mengalami proses
kandang kambing yang mempunyai mineralisasi yaitu konversi nitrogen oleh
kandungan N tinggi (Tabel 2.) akan mikroorganisme dari nitrogen organik
direspons cepat oleh tanaman ini, kondisi ini (protein dan senyawa amonia) menjadi
tampak jelas pada perlakuan H4 (40 ton ha- bentuk anorganik (NH4+ dan NO3-) sehingga
1
), dimana pada perlakuan ini pertumbuhan menjadi tersedia untuk diserap oleh tanaman
dan hasil tanaman caisim meningkat. (Crohn, 2004; Kaupa & Rao, 2013).
Hasil dari penelitian (Anjarwati et al.,
Hasil rata-rata berat segar tanaman dari
2017) juga menunjukkan pertumbuhan dan
penelitian ini diperoleh berat segar tertinggi
hasil sawi hijau yang paling baik dari hasil
terdapat pada perlakuan H4 yaitu 13,5 ton ha-
penelitiannya diperoleh pada perlakuan 1
diikuti oleh perlakuan H2 12,15 ton ha-1
media tanam arang sekam dengan takaran
dan terendah pada perlakuan H0 yakni 5,76
pupuk kandang kambing 1:1, yaitu mampu
ton ha-1, sedangkan untuk perlakuan lainnya
meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun,
menghasilkan rata-rata berat segar untuk H1
luas daun, bobot segar tanaman, dan bobot
8,9 ton ha-1 dan perlakuan H3 9,15 ton ha-1.
kering tanaman sawi hijau. (Hidayati et al.,
Kondisi ini menggambarkan bahwa
2021) menyatakan bahwa kebutuhan akan
pemberian pupuk kandang kambing mampu
unsur hara N yang terdapat pada kotoran
meningkatkan produksi tanaman.
kambing pada tanaman caisim tercukupi
selama pertumbuhannya. Sama halnya dengan pupuk-pupuk
Hasil penelitian (Wijaya, 2010) juga organik lainnya, pupuk kandang kambing
menyebutkan bahwa pertambahan jumlah juga merupakan pupuk organik alami yang
daun mengakibatkan luas daun tanaman dapat digunakan sebagai bahan pembenah
meningkat, dengan adanya N yang cukup, tanah. Pemberian bahan ini ke dalam tanah
akan menjadikan helai daun lebih luas dan selain dapat memperbaiki kesuburan tanah
kadar kalori lebih tinggi, sehingga baik kesuburan fisik, biologi dan kimia
mendukung dalam pertumbuhan vegetatif. tanah. Sebagai hasilnya adalah kondisi
Unsur N merupakan unsur esensial tersebut akhirnya akan meningkatkan hasil
dengan tingkat ketersediaan yang rendah di tanaman.
97
Agro Bali : Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X
Vol. 5 No. 1: 92-101, March 2022 https://doi.org/10.37637/ab.v5i1.875
Gambar 3. Pengaruh dosis pupuk kandang kambing terhadap bobot segar tanaman
caisim (gram) pada saat panen.
(6,2) walaupun peningkatannya tidak terlalu
Widodo & Kusuma (2018)
signifikan (Gambar 4.).
menyebutkan penggunaan pupuk organik
Pada rata-rata persen kadar air, tampak
mampu menjadikan tanah gembur dan lepas,
perlakuan pemberian pupuk kandang
sehingga zona aerasi tanah akan memiliki
kambing dapat menurunkan kadar air tanah.
struktur yang sangat bagus sehingga
Penurunan kadar air tanah terendah terdapat
perakaran tanaman mudah menembus tanah.
pada perlakuan H2 (20 t ha-1), penambahan
(Hakim et al., 1986) juga menambahkan
dosis berikutnya kadar air tanah cenderung
bahwa pemberian pupuk organik selain
mengalami peningkatan (Gambar 5.).
memberi tambahan hara pada tanaman juga
Meskipun hasil penelitian menunjukan
mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan
bahwa perlakuan dosis pupuk kandang
biologi tanah. Hasil penelitian (Purba et al.,
kambing memberikan pengaruh tidak nyata
2019) juga menunjukkan perlakuan,
terhadap kenaikan pH tanah, namun
pemberian pupuk organik dari pupuk
demikian dari hasil rata-rata data yang
kandang ayam pedaging pada tanaman sawi
diperoleh secara visual pemberian pupuk
dapat memberikan peningkatan terhadap
kandang kambing sebenarnya menunjukkan
berat ekonomis tanaman sawi per hektar
adanya kenaikan pH meskipun
yakni sebesar 30,10 ton ha-1.
peningkatannya tidak terlalu tinggi. Tampak
Pengaruh pemberian pupuk kandang sebelum pemberian perlakuan pH tanah awal
kambing terhadap pH dan kadar air adalah 6,2 dan setelah pemberian pupuk pH
tanah. tanah mengalami peningkatan diatasnya.
Meningkatnya pH tanah pada
Hasil analisis sidik ragam menunjukan penambahan pupuk kandang, karena pupuk
bahwa perlakuan pemberian pupuk kandang kandang yang ditambahkan akan
kambing memberikan pengaruh tidak nyata terdekomposisi dan melepaskan mineral-
(p>0,05) terhadap parameter pH tanah mineral berupa kation-kation basa (Ca, Mg,
maupun % kadar air. Dilihat dari nilai rata- Na, K) yang menyebabkan konsentrasi ion
rata pH tanah pada akhir penelitian, tampak OH- meningkat, sehingga mengakibatkan pH
adanya pemberian pupuk kandang kambing tanah meningkat (Nugraha et al., 2013;
ternyata dapat meningkatkan pH tanah awal Yuniarti et al., 2020).
98
Agro Bali : Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X
Vol. 5 No. 1: 92-101, March 2022 https://doi.org/10.37637/ab.v5i1.875
Gambar 4. Pengaruh dosis pupuk kandang kambing terhadap pH tanah pada tanaman
caisim setelah panen.
Kondisi tersebut sangat mendukung dan Fe tinggi akibatnya pada pH sangat
pertumbuhan tanaman, peningkatan rendah pertumbuhan tanaman tidak normal
pertumbuhan tanaman yang tumbuh menjadi karena suasana pH tidak sesuai, sehingga
lebih baik. Rosmarkam & Yuwono (2002) kelarutan beberapa unsur menurun dan
menyebutkan pada pH asam, kelarutan Al adanya keracunan Al dan Fe.
Gambar 5. Pengaruh dosis pupuk kandang kambing terhadap % kadar air tanah pada
tanaman caisim.
Pada % kadar air, menunjukan bahwa akan mengalami proses pelapukan dan
perlakuan dosis pupuk kandang kambing 20 perombakan yang selanjutnya akan
ton ha-1 cenderung lebih menurunkan kadar menghasilkan humus.
air tanah, penambahan dosis berikutnya
SIMPULAN
kadar air tanah cenderung mengalami
peningkatan. Kondisi ini menunjukkan Pemberian pupuk kandang kambing 40
bahwa pada perlakuan ini kemampuan ton ha-1 memberikan pengaruh yang lebih
mengikat airnya cukup tinggi, akibatnya baik dibandingkan dengan perlakuan
pertumbuhan dan hasil tanaman pada lainnya.Produksi berat segar tertinggi
perlakuan ini cenderung meningkat. dicapai pada perlakuan pemberian pupuk
(Handayanto, 1998) menyatakan bahwa kandang kambing 40 ton ha-1 yaitu 13,25 ton
bahan organik yang diberikan dalam tanah ha-1, sedangkan yang terendah pada kontrol
99
Agro Bali : Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X
Vol. 5 No. 1: 92-101, March 2022 https://doi.org/10.37637/ab.v5i1.875
dengan hasil berat basahnya hanya 5,75 ton Hidayati, S., Nurlina, N., & Purwanti, S.
ha-1. (2021). Uji Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Sawi dengan Pemberian
DAFTAR PUSTAKA Macam Pupuk Organik dan Pupuk
Anjarwati, H., Waluyo, S., & Purwanti, S. Nitrogen. Jurnal Pertanian Cemara,
(2017). Pengaruh Macam Media dan 18(2), 81–89.
Takaran Pupuk Kandang Kambing https://doi.org/10.24929/FP.V18I2.16
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi 38
Hijau (Brassica rapa L.). Vegetalika, Kaupa, P., & Rao, R. (2013). Mineralization
6(1), 35–45. and leaching of nitrogen from animal
https://doi.org/https://doi.org/10.2214 manures and urea applied to
6/veg.25983 sweetpotato under humid tropical
Crohn, D. (2004). Nitrogen Mineralization conditions. Field Crops Research,
and Its Importance in Organic Waste 168, 48–56.
Recycling. National Alfalfa https://doi.org/10.1016/J.FCR.2014.08
Symposium, 13–15. .011
http://alfalfa.usdavis.edu Laegreid, M., Bockman, O. C., & Kaarstad,
Hakim, N., Nyakpa, M. Y., Lubis, A. M., O. (1999). Agriculture and Fertilizers.
Nugroho, S. G., Saul, M. R., Diha, M. 294.
A., Hong, G. B., & Bailey, H. H. https://www.researchgate.net/publicati
(1986). Dasar-dasar ilmu tanah. on/4748581_Agriculture_Fertilizers_a
Universitas Lampung. nd_the_Environment_M_Laegreid_O
Handayanto, E. (1998). Pengelolaan C_Bockman_and_O_Kaarstad_CABI
kesuburan tanah secara biologi untuk _Publishing_in_association_with_Nor
menuju sistem pertanian sustainabel. sk_Hydro_ASA_1999_294_pp_Price
Habitat, 10(104), 1–7. _2250_or_US4000_paperback_ISBN
https://scholar.google.co.id/citations?v _0-85199-358-3
iew_op=view_citation&hl=en&user= Nugraha, S. P., Fatma, D., & Amini, N.
u- (2013). Pemanfaatan Kotoran Sapi
WNMdcAAAAJ&cstart=100&pagesi Menjadi Pupuk Organik. Asian
ze=100&sortby=pubdate&citation_for Journal of Innovation and
_view=u-WNMdcAAAAJ:hMod- Entrepreneurship, 2(03), 193–197.
77fHWUC https://journal.uii.ac.id/ajie/article/vie
Hartati, T. M., Nuryani, S., Utami, H., & w/7877
Nurudin, M. (2020). Effect of Cow Nurshanti, D. F. (2010). Pertumbuhan dan
Manure and KCl on Changes in Soil Produksi Tanaman Sawi (Brassica
Properties and Growth of Nutmeg juncea L) dengan Tiga Varietas
(Myristica fragrans Houtt) in Berbeda. AgronobiS, 2(4): 7-10.
Inceptisol Galela. Advances in Purba, J. H., Wahyuni, P. S., & Febryan, I.
Engineering Research, 194. (2019). Kajian Pemberian Pupuk
https://www.atlantis- Kandang Ayam Pedaging dan Pupuk
press.com/article/125938019.pdf. Hayati terhadap Pertumbuhan dan
Hartatik, W., & Widowati, L. R. (2006). Hasil Petsai (Brassica chinensis L.).
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati 4. Agro Bali : Agricultural Journal, 2(2),
PUPUK KANDANG. 59–82. 77–88.
https://balittanah.litbang.pertanian.go. https://doi.org/10.37637/AB.V2I2.383
id/ind/dokumentasi/buku/pupuk/pupu Rosmarkam, A., & Yuwono, N. W. (2002).
k4.pdf Ilmu Kesuburan tanah. Kanisius.
100
Agro Bali : Agricultural Journal e-ISSN 2655-853X
Vol. 5 No. 1: 92-101, March 2022 https://doi.org/10.37637/ab.v5i1.875
101