Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

3022-Article Text-9198-1-10-20191129

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725

Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291

Peningkatan Produktifitas Padi Sawah (Oryza sativa L.) Melalui Dosis Pupuk dan
Melihat Kesuburan Tanah Dengan Indeks Hara Tanah di Desa Tanjung Rejo
Kecamatan Percut Sei Tuan

The Increase of Produktivity of Paddy (Oryza sativa L.) trough The Aplication of Fertilizers
and Looking Soil Fertility with Soil Nutrient Index at Tanjung Rejo Village District Percut Sei
Tuan

Zakiah Zahra’a, Erwin Masrul Harahap*, Sarifuddin


Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155
*Corresponding author: ermashar@yahoo.com

ABSTRACT

The aims of this research to study the application of fertilizers needed by plants to increase
rice production in Tanjung Rejo Village District Percut Sei Tuan and studying soil fertility
through soil nutrient index. This research was curried out in lawland Tanjung Rejo village
district Percut Sei Tuan from May until September 2017. The experimental design used
completely randomized design with two factor with 3 times repetition. The first factor was
fertilizer dosage treatment (Urea, SP-36, KCl, and Dolomit) with 4 levels i.e. P1 = 122,98
gram/Plot, P2 163,97 gram/Plot, P3 = 204,97 gram/Plot, P4 = 245,96 gram/Plot and the
second factor was based on soil nutrient index with 5 levels i.e. B1 = 0,8 (less 20% of
standart dosage), B2 = 0,9 (less 10% of standart dosage), B3 = 1 (100% standart nutrient
index), B4 = 1,1 (plus 10% of standart dosage), B5 = 1,2 (plus 20% of standard dosage).
The results showed that the application of fertilizers based on a target production of 15 ton /
ha (242.73 g / plot) is significantly increased plant height and number of tillers. The highest
index was indices harahara 0.9 (dose reduced by 10%), which means the soil is able to
provide nutrients as much as 10% for development in rice (panicle number and panicle
length).

Keywords : paddy, fertilizers, nutrient index

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemberian pupuk sesuai kebutuhan tanaman untuk
meningkatkan produksi padi sawah di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan dan
mempelajari kesuburan tanah melalui indeks hara. Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah
Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan dimulai pada bulan Mei sampai dengan
September 2017. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dua faktor dengan 3
ulangan. Faktor pertama pemberian dosis pupuk (Urea, SP-36, KCl, dan Dolomit) dengan 4
taraf yaitu P1 = 121,36 gram/Plot, P2 = 161,82 gram/Plot, P3 = 202,27 gram/Plot,P4 =
242,73 gram/Plot, dan faktor kedua berdasarkan indeks hara tanah dengan 5 taraf yaitu B1 =
0,8 (dosis pupuk dikurang 20%), B2 = 0,9 (dosis pupuk dikurang 10%), B3 = 1 (100% indeks
hara standar), B4 = 1,1 (dosis pupuk ditambah 10%), B5 = 1,2 (dosis pupuk ditambah 20%).
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk berdasarkan target produksi 15 ton/ha
(242,73 gram/Plot) nyata meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah anakan. Indeks hara
tertinggi ialah indeks hara 0,9 (dosis dikurang 10%) yang artinya tanah mempu memberikan
unsur hara sebanyak 10% untuk perkembangan padi (jumlah malai dan panjang malai).

Kata kunci : padi sawah, dosis pupuk, indeks hara

284
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725
Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291

PENDAHULUAN

Beras merupakan bahan pangan 200 kg NPK, hal ini sejalan dengan
pokok bagi sebagian besar penduduk penelitian Nasution (2014) yang
Indonesia. Beras dikonsumsi oleh kurang menyatakan bahwa produksi yang tinggi
lebih 98 persen penduduk Indonesia tidak akan mungkin dapat dicapai bila
dengan tingkat konsumsi rata-rata 114,13 tidak diiringi dengan pemupukan yang
kg/kapita/tahun. Permintaan beras berimbang.
diperkirakan terus meningkat karena Padi sawah merupakan konsumen
pertambahan jumlah penduduk yang pupuk terbesar di Indonesia, efisiensi
diperkirakan sebesar 1.49 persen per pemupukan tidak hanya berperan penting
tahun. Peningkatan produksi padi di dalam meningkatkan pendapatan petani,
Indonesia tahun 2015 mecapai 75,39 juta tetapi juga terkait dengan keberlanjutan
ton (BPS, 2016). sistem produksi (sustainable
Sumatera Utara menempati posisi productionsystem), kelestarian lingkungan,
keenam dalam memproduksi padi di dan penghematan sumberdaya energi
Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat (Nurmegawati et al., 2012). Menurut Jamil
Statistik Sumatera Utara (2016) produksi et al. (2014), unsur hara N, P, K, dan Mg
padi di Sumatera Utara pada tahun 2015 sangat dibutuhkan oleh tanaman padi dan
sebesar 4,04 juta ton, naik sebesar untuk dapat memberikan hasil yang tinggi
413.790 ton atau sebesar 11,40 persen diperlukan tambahan pupuk kimia atau
dibanding produksi padi tahun 2014. anorganik karena pasokan hara dari tanah
Kenaikan produksi disebabkan kenaikan dan sumber alami lainnya kurang
luas panen sebesar 64.451 hektar atau mencukupi.
8,98 persen dan kenaikan produktivitas Perimbangan jumlah unsur hara ini
sebesar 1,12 ku/ha atau sebesar terkait dengan hukum minimum Liebig
2,21 persen. yang mengemukakan bahwa, jika salah
Meningkatnya kebutuhan beras satu unsur hara yang berasal dari tanah
akibat bertambahnya jumlah penduduk atau udara tersedia dalam keadaan
menuntut produksi padi yang lebih tinggi. minimum, maka pertumbuhan tanaman
Produksi padi nasional pada saat ini akan terganggu meskipun unsur lainnya
berkisar 4-5 ton/ha, namun produksi tersedia dalam jumlah banyak. Unsur hara
tersebut masih belum mampu memenuhi dalam tanah terdapat dalam berbagai
kebutuhan beras. Oleh karena itu upaya bentuk, dari bentuk tidak tersedia, agak
peningkatan produksi padi harus terus tersedia, dan sampai mudah tersedia
dilakukan melalui beberapa terobosan demikian juga kandungannya cukup atau
dalam peningkatan produksi dan tidak bagi tanaman (Musa, 2006).
produktivitas (Direktorat Jenderal Indeks hara tanah merupakan
Tanaman Pangan, 2016). Salah satu upaya angka yang didesign untuk memenuhi
dalam peningkatan produksi padi adalah kebutuhan tanaman dan untuk melihat
dengan pemberian pupuk sesuai dengan kesuburan tanah. Jika tanah dapat
kebutuhan tanaman. mengikat unsur hara maka indeks hara
Penggunaan pupuk sesuai dengan perlu ditingkatkan, jika tanah memberi
kebutuhan tanaman merupakan faktor unsur hara maka indeks hara dikurangi,
terpenting dalam meningkatkan jika tanah tidak memfiksasi unsur hara
produktivitas padi. Produksi padi di Desa maka indeks hara yang diberikan tetap.
Tanjung Rejo sebesar 7 ton/Ha tidak luput Pada penelitian ini target produksi
dengan pemberian pupuk yang berimbang yang akan dicapai ada empat yaitu :
yaitu dengan dosis pupuk yang diberikan 7,5 ton/ha ; 10 ton/ha ; 12,5 ton/ha ;
sebesar 200 kg Urea, 100 kg TSP, dan 15 ton/ha. Untuk mencapai hal tersebut

285
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725
Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291

maka perlu diketahui hara yang hilang Data dianalisis dengan analisis
akibat panen Jerami. Hasil jerami dan sidik ragam, sidik ragam yang nyata
gabah yang akan dicapai menggunakan dilanjutkan dengan menggunakan Uji
rumus Nasution (2014) yaitu : target Jarak Berganda Duncan dengan taraf
produksi dibagi dengan rataan hasil gabah α = 5 %.
kemudian dikali dengan rataan jerami. Pelaksanaan penelitian yang
Gunanya untuk mengetahui hara yang dilakukan adalah persiapan lahan,
hilang dan dapat menentukan dosis pupuk pengisisan plot, pemupukan, persemaian,
yang akan digunakan. penanaman, pemeliharaan tanamn, panen.
Berdasarkan uraian diatas Penulis
tertarik melakukan penelitian lebih lanjut HASIL DAN PEMBAHASAN
mengenai peningkatan produksi padi
sawah melalui dosis pupuk dan indeks Hasil penelitian menunjukan
hara tanah untuk memperoleh produksi bahwa perlakuan pemberian pupuk dan
padi yang optimum. indeks hara tanah memberikan pengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman (cm),
BAHAN DAN METODE jumlah anakan (anakan), jumlah malai per
sampel (malai), dan panjang malai per
Penelitian ini akan dilaksanakan di sampel (cm). Dimana perlakuan terbaik
lahan sawah Desa Tanjung Rejo dari pemberian pupuk terdapat pada
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten perlakuan P4 (242,73 gram/plot) dan
Deli Serdang dengan ketinggian tempat indeks hara tanah terdapat pada perlakuan
2 m di atas permukaan laut dimulai pada B2 80% (indeks hara dikurang 10%) dan
bulan Mei sampai dengan September B5 120% (indeks hara ditambah 20%).
2017.
Bahan yang digunakan dalam Tinggi Tanaman (cm)
penelitian ini adalah benih padi dari Hasil analisis sidik ragam pada
varietas Ciherang, lahan sawah Desa taraf 5% diketahui bahwa hanya
Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, pemberian dosis pupuk berdasarkan target
Kabupaten Deli Serdang, cup air mineral, produksi yang berpengaruh nyata terhadap
pupuk organik, ZA, pupuk urea, SP-36, tinggi tanaman pada umur pengamatan 6
KCl dan Dolomit, dan pestisida. Alat yang minggu setelah tanam yang dapat dilihat
digunakan adalah jetor, cangkul, plastik pada Tabel 1.
ukuran 2x2 m, gunting, meteran, tali Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa
plastik, pacak, timbangan analitik, kamera pemberian dosis pupuk berdasarkan target
dan alat tulis. produksi terbaik untuk tinggi tanaman
Penelitian ini menggunakan terdapat pada perlakuan dosis pupuk untuk
Rancangan Acak Lengka (RAL) Faktorial target 15 ton/ha(242,73 gram/plot) yaitu
dengan 2 faktor yaitu : FaktorI pemberian sebesar 86,75 cm. Semakin tinggi dosis
dosis pupuk Urea, SP36, KCl, dan pupuk yang diberikan maka tinggi
Dolomit berdasarkan target produksi yang tanaman padi akan semakin tinggi, ini
akan dicapai yaitu : P1 7,5 ton/ha = menunjukkan bahwa pada tanah tersebut
121,36 g, P2 10 ton/ha = 161,82 g, P3 12,5 memiliki jumlah hara yang cukup bagi
ton/ha = 202,27g, P4 15 ton/ha = 242,73 g. pertumbuhan tanaman padi. Ruhnayat
Faktor II indeks hara tanah yaitu : B1 = 0,8 (2007) yang menyatakan bahwa salah satu
(dosis pupuk dikurang 20%), B2 = 0,9 faktor yang menunjang tanaman untuk
(dosis pupuk dikurang 10%), tumbuh dan berproduksi secara optimal
B3 = 1 (100% indeks hara standar), adalah ketersediaan unsur hara dalam
B4 = 1,1 (dosis pupuk ditambah 10%), jumlah yang cukup di dalam tanah.
B5 = 1,2(dosis pupuk ditambah 20%).

286
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725
Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman dari pemberian dosis pupuk dan melihat kesuburan tanah
dengan indeks hara pada semua umur pengamatan
Indeks Hara
Pengamatan Pupuk B1 B2 B3 B4 B5 Rataan
(0,8) (0,9) (1) (1,1) (1,2)
----------------------(cm)----------------------
P1 (7,5 ton/ha) 43,28 44,55 43,77 38,27 43,80 42,73
P2 (10 ton/ha) 44,50 41,97 43,56 45,91 42,63 43,71
2 MST P3 (12,5 ton/ha) 37,23 42,47 45,48 47,62 43,54 43,27
P4 (15 ton/ha) 41,99 46,41 44,53 45,06 41,50 43,90
Rataan 41,75 43,85 44,33 44,22 42,87 43,40
P1 (7,5 ton/ha) 59,72 62,26 60,94 57,45 61,78 60,43
P2 (10 ton/ha) 62,03 59,14 62,36 64,34 64,77 62,53
4 MST
P3 (12,5 ton/ha) 56,95 62,72 62,28 66,45 58,95 61,47
P4 (15 ton/ha) 63,03 67,21 59,94 66,91 58,25 63,07
Rataan 60,43 62,83 61,38 63,79 60,94 61,87
P1 (7,5 ton/ha) 80,88 77,98 78,83 80,33 82,33 80,07 d
P2 (10 ton/ha) 82,13 81,79 82,30 86,15 84,65 83,40 c
6 MST
P3 (12,5 ton/ha) 79,29 82,79 86,98 89,44 80,91 83,88 b
P4 (15 ton/ha) 86,24 90,26 82,94 90,76 83,54 86,75 a
Rataan 82,14 83,21 82,76 86,67 82,86 83,53
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama berarti berbeda nyata
pada taraf 5% menurut uji DMRT

Jumlah Anakan (batang)


Hasil analisis sidik ragam pada pada pengaplikasian pupuk I dilakukan
taraf 5% diketahui bahwa hanya dengan secara broadcast yaitu pupuk
pemberian dosis pupuk berdasarkan target disebar merata di permukaan tanah
produksi yang berpengaruh nyata terhadap sebelum tanam, kemudian dilakukan
tinggi tanaman pada umur pengamatan 4 pencampuran secara merata antara pupuk
minggu setelah tanam yang dapat dilihat dengan tanah, sehingga unsur hara mudah
pada Tabel 2. tersedia bagi tanaman, terutama unsur hara
Tabel 2 menunjukkan bahwa P karena hara tersebut sangat dibutuhkan
jumlah anakan tertinggi pada umur tanaman padi dalam pembentukan anakan
pengamatan 4 MST diperoleh pada padi. Hal ini sesuai dengan pengamatan
perlakuan dosis pupuk untuk target Abdulrachman et al. (2009) bahwa hara P
15 ton/ha (242,73 gram/plot) sebesar sangat diperlukan tanaman padi terutama
12,43 batang. Hal ini menunjukan bahwa pada saat awal pertumbuhan. Pada fase
pada pengamatan 2 minggu setelah tanam pertumbuhan tanaman tersebut, P
unsur hara yang diberikan masih dalam berfungsi memacu pembentukan akar dan
keadaan cukup untuk pertumbuhan anakan penambahan jumlah anakan.
padi, namun pada pengamatan 4 minggu
setelah tanam telah terjadi persaingan antar
tanaman dalam mengambil unsur hara
yang dapat terlihat pada Tabel 2, dan pada
6 minggu setelah tanam tidak terjadi
persaingan antar tanaman dalam menyerap
unsur hara untuk memenuhi pertumbuhan
jumlah anakan. Hal tersebut diduga karena

287
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725
Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291

Tabel 2. Rata-rata jumlah anakan dari dari pemberian dosis pupuk dan melihat kesuburan
tanah dengan indeks hara pada semua umur pengamatan
Indeks Hara
Pengamatan Pupuk B1 B2 B3 B4 B5 Rataan
(0,8) (0,9) (1) (1,1) (1,2)
------------------------(batang)-----------------
P1 (7,5 ton/ha) 5,67 6,13 6,87 5,93 5,93 6,11
P2 (10 ton/ha) 6,93 5,07 6,60 8,20 6,73 6,71
2 MST
P3 (12,5 ton/ha) 3,20 5,53 8,87 8,93 5,00 6,31
P4 (15 ton/ha) 5,20 8,60 6,47 8,27 6,13 6,93
Rataan 5,25 6,33 7,20 7,83 5,95 6,51
P1 (7,5 ton/ha) 10,53 9,87 11,73 10,13 11,27 10,71 b
P2 (10 ton/ha) 10,47 9,13 9,73 11,47 10,47 10,25 b
4 MST
P3 (12,5 ton/ha) 11,27 10,73 13,07 12,80 11,87 11,95 a
P4 (15 ton/ha) 10,73 11,27 13,20 12,73 14,20 12,43 a
Rataan 10,75 10,25 11,93 11,78 11,95 11,33
P1 (7,5 ton/ha) 11,93 11,67 14,07 10,67 12,47 12,16
P2 (10 ton/ha) 11,87 11,13 12,13 11,53 12,27 11,79
6 MST
P3 (12,5 ton/ha) 13,00 11,67 15,07 12,47 13,33 13,11
P4 (15 ton/ha) 12,80 12,27 14,87 12,27 17,27 13,89
Rataan 12,40 11,68 14,03 11,73 13,83 12,74
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama berarti berbeda nyata
pada taraf 5% menurut uji DMRT

Jumlah Malai (malai), Panjang Malai 1. Semakin rendah nilai indeks suatu hara,
(cm), Bobot Bruto (g), Bobot Netto (g), maka semakin rendah nilai hara yang
Bobot 1000 Butir (g), Bobot Jerami dibutuhkan tanaman (tanah sangat subur),
Kering (g) 2. Semakin tinggi suatu indeks hara, maka
Hasil uji beda rataan pemberian semakin tinggi hara tersebut dibutuhkan
dosis puppuk berdasarkan target produksi tanaman karena hara tersebut berada dalam
dan indeks hara terhadap jumlah malai kondisi kekurangan untuk mendukung
(malai), panjang malai (cm), bobot gabah pertumbuhan tanaman (tanah tidak subur),
bruto (g), bobot gabah netto (g), bobot 3. Semakin netral/tetap indeks hara, maka
gabah 1000 butir (g), bobot jerami unsur tersebut relatif berlebih, sehingga
kering (g) disajikan pada Tabel 3. tidak diperlukan penambahan hara pada
Tabel 3 menunjukkan bahwa faktor tanaman (tanah subur).
indeks hara berpengaruh nyata terhadap Tabel 3 menunjukkan bahwa faktor
jumlah malai. Perlakuan indeks hara 1 indeks hara berpengaruh nyata terhadap
(indeks harastandar) menghasilkan jumlah panjang malai. Perlakuan indeks hara 0,9
malai tertinggi yaitu sebesar 9,52 malai. (dosis pupuk dikurang 10%) menghasilkan
Hal ini menunjukan bahwa pemberian panjang malai tertinggi yaitu sebesar
indeks hara yang tetap yaitu 100% sesuai 24,56 cm.Hal ini diduga bahwa panjang
dengan target produksi yang ingin dicapai malai berhubungan dengan banyaknya
dapat menghasilkan jumlah malai yang jumlah malai yang dihasilkan dan
tinggi dan ini menunjukan bahwa tanah berpengaruh pada jumlah gabah yang
tidak memfiksasi unsur hara dan ini dihasilkan. Rata-rata jumlah malai yang
menunjukan tanah sawah ditempat dihasilkan pada penelitian ini adalah 7-12
penelitian tergolong subur. Menurut malai per rumpun padi. Semakin banyak
De datta (1981) bahwa untuk menentukan jumlah malai dalam 1 plot, maka semakin
nilai fungsi masing–masing perbandingan pendek malai yang dihasilkan dan semakin
hara maka perlu dipedomani bahwa : sedikit jumlah gabah yang dihasilkan.

288
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725
Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291

Namun sebaliknya, semakin sedikit malai 28 g. Tinggi rendahnya berat biji


yang dihasilkan, maka semakin tinggi tergantung dari banyak atau tidaknya
panjang malai. Semakin tinggi panjang bahan kering yang diakmulasikan ke
malai, maka semakin banyak pula bulir gabah. Bahan kering dari biji diperoleh
gabah yang akan dihasilkan. Hal ini sesuai dari hasil fotosintesis yang selanjutnya
dengan pengamatan Makarim dan dapat digunakan untuk pengisian biji.
Suhartatik (2006) bahwa semakin banyak Selain itu pemberian pupuk susulan (Urea,
jumlah malai per m2 dengan cara Sp 36, KCl, Dolomit dan ditambah dengan
meningkatkan populasi tanaman, maka ZA) pada umur tanaman 2 MST mampu
semakin pendek malai yang dihasilkan. meningkatkan bobot 1000 gabah. Karena
Selanjutnya semakin panjang malain rata- pada masa pertengahan fase anakan
rata pertanaman padi, semakin banyak primordia bunga (fase generatif) tanaman
jumlah gabah yang dihasilkan. membutuhkan pesediaan unsur hara yang
Bobot gabah (bruto dan netto) cukup, terutama hara N yang dibutuhkan
tidak dipengaruhi oleh faktor pemberian banyak dalam mempertahankan
dosis berdasarkan target produksi dan fotosintesis untuk pengisian gabah. Hal ini
indeks hara. Namun,secara tabulasi bobot sesuai dengan literatur Mario et al. (2008)
netto menunjukan bahwa perlakuan P2B1 yang menyatakan bahwa konsentrasi N
memberikan hasil yang lebih tinggi yaitu pada daun sangat erat kaitannya dengan
sebesar 930,05 g/plot setara dengan kecepatan proses fotosintesis dan produksi
9,30 ton/ha. Sedangkan hasil terendah biomass. Pemberian hara N menyebabkan
didapatkan pada perlakuan P4B4 yaitu kebutuhan tanaman akan hara lainnya
sebesar 924,35 g/plot setara dengan seperti P dan K meningkat untuk
9,24 ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa mengimbangi laju pertumbuhan tanaman
tanah di tempat penelitian tersebut subur, yang cepat.
tanah mampu memberikan unsur hara Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa
sebesar 20%. Menurut Abdulrachman et bobot jerami kering tidak dipengaruhi
al. (2009) telah diketahui bahwa oleh faktor pemberian dosis berdasarkan
kemampuan tanah dalam menyediakan target produksi dan indeks hara.Hal ini di
hara bagi tanaman tergantung pada : (a) duga karena pada masa generatif hasil
kapasitas tanah untuk mensuplai hara (b) fotosintesis lebih banyak digunakan untuk
daya ikat dan melepas hara dari dalam proses pembentukan buah (pengisian biji),
tanah dan (c) mobilitas hara dari pupuk sehingga hasil fotosintesis dari daun
yang digunakan. bendera, batang, bongkol yang merupakan
Produksi padi per hektar yang sumber-sumber terdekat dengan biji,
dicapai dalam penelitian ini adalah sebesar menjadi penyumbang utama untuk biji.
926,82 gram setara dengan 9,26 ton/ha. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hal ini memang belum mencapai target Franklin, et al. (1991) bahwa sepanjang
produksi 10 ton/ha, 12,5 ton/ha, dan 15 fase perkembangan tertentu lebih banyak
ton/ha, namun sudah mencapai target hasil asimilasi diproduksi dari pada yang
produksi 7,5 ton/ha bahkan hampir digunakan untuk tumbuh dan
mencapai target 10 ton/ha. berkembang, kelebihan ini dapat disimpan
Bobot 1000 butir tidak dipengaruhi sebagai senyawa cadangan. Pada fase
oleh faktor dosis pupuk dan indeks hara lanjut, misalnya pada masa berbuah, saat
tanah. Hal ini diduga bentuk dan ukuran fotosintesis tidak dapat mencukupi
biji ditentukan oleh faktor genetik kebutuhan akan asimilasi di daerah-daerah
sehingga bobot yang dihasilkan 1000 butir pemanfaatan, senyawa cadangan dapat
hampir sama pada semua perlakuan yaitu diremobilisasi dan dipindahkan ke tempat-
berkisar 25-30 g sesuai dengan deskripsi tempat yang aktif, misalnya perkembangan
bobot 1000 butir padi Ciherang yaitu 27- biji.

289
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725
Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291

Tabel 3. Rata-rata Jumlah Malai (malai), Panjang Malai (cm), Bobot Bruto (g), Bobot Netto
(g), Bobot 1000 Butir (g), Bobot Jerami Kering (g) dari dari pemberian dosis
pupuk dan melihat kesuburan tanah dengan indeks hara
Jumlah Panjang Bobot Bobot Bobot 1000 Bobot
Perlakuan
Malai (malai) Malai (cm) Netto (g) Bruto (g) Gabah (g) Jerami (g)
Pupuk (P)
P1 (7,5 ton/ha) 8,28 23,78 966,52 926,52 26,52 744,67
P2 (10 ton/ha) 8,15 24,16 967,53 927,53 27,53 794,00
P3 (12,5 ton/ha) 8,92 24,16 966,64 926,64 26,64 829,33
P4 (15 ton/ha) 9,39 24,35 966,58 926,58 26,58 859,33
Indeks Hara (B)
B1 (0,8) 8,32cd 23,95cd 967,18 927,18 27,18 774,17
B2 (0,9) 7,70e 24,56a 967,20 927,20 27,20 802,50
B3 (1) 9,52ab 24,14bc 966,67 926,67 26,67 835,83
B4 (1,1) 8,35c 24,35ab 966,22 926,22 26,22 844,17
B5 (1,2) 9,53a 23,56e 966,82 926,82 26,82 777,50

SIMPULAN Damanik, M. M. B., B. E. Hasibuan,


Fauzi, Sarifuddin, dan H. Hanum.
Pemberian pupuk berdasarkan target 2010. Kesuburan Tanah dan
produksi 15 ton/ha (242,73 gram/Plot) Pemupukan. USU Press, Medan.
nyata meningkatkan tinggi tanaman dan De Datta, S. K. 1981. Principles and
jumlah anakan. Indeks hara tertinggi ialah Practices of Rice Production. Jhon
indeks hara 0,9 (dosis dikurang 10%) yang wiley & Sons, New York.
artinya tanah mempu memberikan unsur Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
hara sebanyak 10% untuk perkembangan 2016. Pedoman Pelaksanaan
padi (jumlah malai dan panjang malai). Kegiatan Padi 2017.
Produksi yang dicapai dalam penelitian ini http://tanamanpangan.pertanian.go.
adalah 926,82 gram setara dengan id/index.php/artikel/petunjukteknis
9,26 ton/Ha.
_tahun_2017/74. Diakses 25 Maret
2017.
DAFTAR PUSTAKA
Franklin, P. G. , R. B. Pearce, dan L. M.
Abdulrachman, S., H. Sembiring, dan Roger. 1991. Fisiologi Tanaman
Suyamto. 2009. Pemupukan Budidaya. UI-Press, Jakarta.
Tanaman Padi. Balai Besar Harahap, M. H. 2013. Pengaruh Jumlah
Penelitian tanaman Padi. Pusat Bibit Per Rumpun dan Umur Bibit
penelitian dan Pengembangan Terhadap Pertumbuhan dan
Tanaman Pangan, Jakarta. Produksi Padi Sawah Dengan
Badan Pusat Statistik. 2016. Produktivitas Metode SRI. Skripsi Prodi
Padi Menurut Provinsi (kuintal/ha) Agroteknologi Fakultas Pertanian
1993-2015. Statistik Indonesia, Universitas Graha Nusantara
Jakarta. Padangsidimpuan.
BPS Provinsi Sumatera Utara. 2016. Jamil, A., Abdurachman, S., dan Syam, M.
Produksi Padi Dan Palawija 2014. Dinamika Anjuran Dosis
Sumatera Utara (Angka Tetap Pemupukan N, P, dan K pada Padi
Tahun 2015). Badan Pusat Statistik Sawah. Iptek Tanaman Pangan.9
Provinsi Sumatera Utara, Medan. (2).

290
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725
Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291

Makarim A.K. dan E. Suhartatik. 2006.


Budi Daya Padi dengan Masukan
In SituMenuju Perpadian Masa
Depan.Iptek Tanaman PanganNo.
1.
Mario, M. D., A. Zubair, A. Ahmad, F. S.
Indah, R. Pakaya, dan T.Febrianti.
2008. Petunjuk Teknis
Rekomendasi Pemupukan Padi
Sawah Spesifik Lokasi. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian
Gorontalo, Gorontalo.
Musa, L., 2006. Pupuk Dan Pemupukan.
Departemen Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Nasution, E. H. 2014. Pengaruh Pemberian
Pupuk N, P, K, dan Mg
Berdasarkan Unsur Hara Tanah
yang Diserap untuk Meningkatkan
Produksi Padi Sawah (Oryza
sativa). Skripsi Prodi
Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Graha Nusantara
Padangsidimpuan.
Nurmegawati, W. Wibawa, E. Makruf, D.
Sugandi, dan T. Rahman. 2012.
Tingkat Kesuburan Dan
Rekomendasi Pemupukan N, P,
dan K Tanah Sawah kabupaten
Bengkulu S//elatan. J. Solum. 9 (2)
: 11-18.
Ruhnayat, A. 2007. Penentuan Kebutuhan
Pokok Unsur Hara N, P, K Untuk
Pertumbuhan Tanaman Panili
(Vanilla planifolia Andrews). Bul.
Littro. 18 (1) : 49 – 59.

291

You might also like