3022-Article Text-9198-1-10-20191129
3022-Article Text-9198-1-10-20191129
3022-Article Text-9198-1-10-20191129
Peningkatan Produktifitas Padi Sawah (Oryza sativa L.) Melalui Dosis Pupuk dan
Melihat Kesuburan Tanah Dengan Indeks Hara Tanah di Desa Tanjung Rejo
Kecamatan Percut Sei Tuan
The Increase of Produktivity of Paddy (Oryza sativa L.) trough The Aplication of Fertilizers
and Looking Soil Fertility with Soil Nutrient Index at Tanjung Rejo Village District Percut Sei
Tuan
ABSTRACT
The aims of this research to study the application of fertilizers needed by plants to increase
rice production in Tanjung Rejo Village District Percut Sei Tuan and studying soil fertility
through soil nutrient index. This research was curried out in lawland Tanjung Rejo village
district Percut Sei Tuan from May until September 2017. The experimental design used
completely randomized design with two factor with 3 times repetition. The first factor was
fertilizer dosage treatment (Urea, SP-36, KCl, and Dolomit) with 4 levels i.e. P1 = 122,98
gram/Plot, P2 163,97 gram/Plot, P3 = 204,97 gram/Plot, P4 = 245,96 gram/Plot and the
second factor was based on soil nutrient index with 5 levels i.e. B1 = 0,8 (less 20% of
standart dosage), B2 = 0,9 (less 10% of standart dosage), B3 = 1 (100% standart nutrient
index), B4 = 1,1 (plus 10% of standart dosage), B5 = 1,2 (plus 20% of standard dosage).
The results showed that the application of fertilizers based on a target production of 15 ton /
ha (242.73 g / plot) is significantly increased plant height and number of tillers. The highest
index was indices harahara 0.9 (dose reduced by 10%), which means the soil is able to
provide nutrients as much as 10% for development in rice (panicle number and panicle
length).
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemberian pupuk sesuai kebutuhan tanaman untuk
meningkatkan produksi padi sawah di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan dan
mempelajari kesuburan tanah melalui indeks hara. Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah
Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan dimulai pada bulan Mei sampai dengan
September 2017. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dua faktor dengan 3
ulangan. Faktor pertama pemberian dosis pupuk (Urea, SP-36, KCl, dan Dolomit) dengan 4
taraf yaitu P1 = 121,36 gram/Plot, P2 = 161,82 gram/Plot, P3 = 202,27 gram/Plot,P4 =
242,73 gram/Plot, dan faktor kedua berdasarkan indeks hara tanah dengan 5 taraf yaitu B1 =
0,8 (dosis pupuk dikurang 20%), B2 = 0,9 (dosis pupuk dikurang 10%), B3 = 1 (100% indeks
hara standar), B4 = 1,1 (dosis pupuk ditambah 10%), B5 = 1,2 (dosis pupuk ditambah 20%).
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk berdasarkan target produksi 15 ton/ha
(242,73 gram/Plot) nyata meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah anakan. Indeks hara
tertinggi ialah indeks hara 0,9 (dosis dikurang 10%) yang artinya tanah mempu memberikan
unsur hara sebanyak 10% untuk perkembangan padi (jumlah malai dan panjang malai).
284
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725
Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291
PENDAHULUAN
Beras merupakan bahan pangan 200 kg NPK, hal ini sejalan dengan
pokok bagi sebagian besar penduduk penelitian Nasution (2014) yang
Indonesia. Beras dikonsumsi oleh kurang menyatakan bahwa produksi yang tinggi
lebih 98 persen penduduk Indonesia tidak akan mungkin dapat dicapai bila
dengan tingkat konsumsi rata-rata 114,13 tidak diiringi dengan pemupukan yang
kg/kapita/tahun. Permintaan beras berimbang.
diperkirakan terus meningkat karena Padi sawah merupakan konsumen
pertambahan jumlah penduduk yang pupuk terbesar di Indonesia, efisiensi
diperkirakan sebesar 1.49 persen per pemupukan tidak hanya berperan penting
tahun. Peningkatan produksi padi di dalam meningkatkan pendapatan petani,
Indonesia tahun 2015 mecapai 75,39 juta tetapi juga terkait dengan keberlanjutan
ton (BPS, 2016). sistem produksi (sustainable
Sumatera Utara menempati posisi productionsystem), kelestarian lingkungan,
keenam dalam memproduksi padi di dan penghematan sumberdaya energi
Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat (Nurmegawati et al., 2012). Menurut Jamil
Statistik Sumatera Utara (2016) produksi et al. (2014), unsur hara N, P, K, dan Mg
padi di Sumatera Utara pada tahun 2015 sangat dibutuhkan oleh tanaman padi dan
sebesar 4,04 juta ton, naik sebesar untuk dapat memberikan hasil yang tinggi
413.790 ton atau sebesar 11,40 persen diperlukan tambahan pupuk kimia atau
dibanding produksi padi tahun 2014. anorganik karena pasokan hara dari tanah
Kenaikan produksi disebabkan kenaikan dan sumber alami lainnya kurang
luas panen sebesar 64.451 hektar atau mencukupi.
8,98 persen dan kenaikan produktivitas Perimbangan jumlah unsur hara ini
sebesar 1,12 ku/ha atau sebesar terkait dengan hukum minimum Liebig
2,21 persen. yang mengemukakan bahwa, jika salah
Meningkatnya kebutuhan beras satu unsur hara yang berasal dari tanah
akibat bertambahnya jumlah penduduk atau udara tersedia dalam keadaan
menuntut produksi padi yang lebih tinggi. minimum, maka pertumbuhan tanaman
Produksi padi nasional pada saat ini akan terganggu meskipun unsur lainnya
berkisar 4-5 ton/ha, namun produksi tersedia dalam jumlah banyak. Unsur hara
tersebut masih belum mampu memenuhi dalam tanah terdapat dalam berbagai
kebutuhan beras. Oleh karena itu upaya bentuk, dari bentuk tidak tersedia, agak
peningkatan produksi padi harus terus tersedia, dan sampai mudah tersedia
dilakukan melalui beberapa terobosan demikian juga kandungannya cukup atau
dalam peningkatan produksi dan tidak bagi tanaman (Musa, 2006).
produktivitas (Direktorat Jenderal Indeks hara tanah merupakan
Tanaman Pangan, 2016). Salah satu upaya angka yang didesign untuk memenuhi
dalam peningkatan produksi padi adalah kebutuhan tanaman dan untuk melihat
dengan pemberian pupuk sesuai dengan kesuburan tanah. Jika tanah dapat
kebutuhan tanaman. mengikat unsur hara maka indeks hara
Penggunaan pupuk sesuai dengan perlu ditingkatkan, jika tanah memberi
kebutuhan tanaman merupakan faktor unsur hara maka indeks hara dikurangi,
terpenting dalam meningkatkan jika tanah tidak memfiksasi unsur hara
produktivitas padi. Produksi padi di Desa maka indeks hara yang diberikan tetap.
Tanjung Rejo sebesar 7 ton/Ha tidak luput Pada penelitian ini target produksi
dengan pemberian pupuk yang berimbang yang akan dicapai ada empat yaitu :
yaitu dengan dosis pupuk yang diberikan 7,5 ton/ha ; 10 ton/ha ; 12,5 ton/ha ;
sebesar 200 kg Urea, 100 kg TSP, dan 15 ton/ha. Untuk mencapai hal tersebut
285
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725
Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291
maka perlu diketahui hara yang hilang Data dianalisis dengan analisis
akibat panen Jerami. Hasil jerami dan sidik ragam, sidik ragam yang nyata
gabah yang akan dicapai menggunakan dilanjutkan dengan menggunakan Uji
rumus Nasution (2014) yaitu : target Jarak Berganda Duncan dengan taraf
produksi dibagi dengan rataan hasil gabah α = 5 %.
kemudian dikali dengan rataan jerami. Pelaksanaan penelitian yang
Gunanya untuk mengetahui hara yang dilakukan adalah persiapan lahan,
hilang dan dapat menentukan dosis pupuk pengisisan plot, pemupukan, persemaian,
yang akan digunakan. penanaman, pemeliharaan tanamn, panen.
Berdasarkan uraian diatas Penulis
tertarik melakukan penelitian lebih lanjut HASIL DAN PEMBAHASAN
mengenai peningkatan produksi padi
sawah melalui dosis pupuk dan indeks Hasil penelitian menunjukan
hara tanah untuk memperoleh produksi bahwa perlakuan pemberian pupuk dan
padi yang optimum. indeks hara tanah memberikan pengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman (cm),
BAHAN DAN METODE jumlah anakan (anakan), jumlah malai per
sampel (malai), dan panjang malai per
Penelitian ini akan dilaksanakan di sampel (cm). Dimana perlakuan terbaik
lahan sawah Desa Tanjung Rejo dari pemberian pupuk terdapat pada
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten perlakuan P4 (242,73 gram/plot) dan
Deli Serdang dengan ketinggian tempat indeks hara tanah terdapat pada perlakuan
2 m di atas permukaan laut dimulai pada B2 80% (indeks hara dikurang 10%) dan
bulan Mei sampai dengan September B5 120% (indeks hara ditambah 20%).
2017.
Bahan yang digunakan dalam Tinggi Tanaman (cm)
penelitian ini adalah benih padi dari Hasil analisis sidik ragam pada
varietas Ciherang, lahan sawah Desa taraf 5% diketahui bahwa hanya
Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, pemberian dosis pupuk berdasarkan target
Kabupaten Deli Serdang, cup air mineral, produksi yang berpengaruh nyata terhadap
pupuk organik, ZA, pupuk urea, SP-36, tinggi tanaman pada umur pengamatan 6
KCl dan Dolomit, dan pestisida. Alat yang minggu setelah tanam yang dapat dilihat
digunakan adalah jetor, cangkul, plastik pada Tabel 1.
ukuran 2x2 m, gunting, meteran, tali Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa
plastik, pacak, timbangan analitik, kamera pemberian dosis pupuk berdasarkan target
dan alat tulis. produksi terbaik untuk tinggi tanaman
Penelitian ini menggunakan terdapat pada perlakuan dosis pupuk untuk
Rancangan Acak Lengka (RAL) Faktorial target 15 ton/ha(242,73 gram/plot) yaitu
dengan 2 faktor yaitu : FaktorI pemberian sebesar 86,75 cm. Semakin tinggi dosis
dosis pupuk Urea, SP36, KCl, dan pupuk yang diberikan maka tinggi
Dolomit berdasarkan target produksi yang tanaman padi akan semakin tinggi, ini
akan dicapai yaitu : P1 7,5 ton/ha = menunjukkan bahwa pada tanah tersebut
121,36 g, P2 10 ton/ha = 161,82 g, P3 12,5 memiliki jumlah hara yang cukup bagi
ton/ha = 202,27g, P4 15 ton/ha = 242,73 g. pertumbuhan tanaman padi. Ruhnayat
Faktor II indeks hara tanah yaitu : B1 = 0,8 (2007) yang menyatakan bahwa salah satu
(dosis pupuk dikurang 20%), B2 = 0,9 faktor yang menunjang tanaman untuk
(dosis pupuk dikurang 10%), tumbuh dan berproduksi secara optimal
B3 = 1 (100% indeks hara standar), adalah ketersediaan unsur hara dalam
B4 = 1,1 (dosis pupuk ditambah 10%), jumlah yang cukup di dalam tanah.
B5 = 1,2(dosis pupuk ditambah 20%).
286
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725
Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman dari pemberian dosis pupuk dan melihat kesuburan tanah
dengan indeks hara pada semua umur pengamatan
Indeks Hara
Pengamatan Pupuk B1 B2 B3 B4 B5 Rataan
(0,8) (0,9) (1) (1,1) (1,2)
----------------------(cm)----------------------
P1 (7,5 ton/ha) 43,28 44,55 43,77 38,27 43,80 42,73
P2 (10 ton/ha) 44,50 41,97 43,56 45,91 42,63 43,71
2 MST P3 (12,5 ton/ha) 37,23 42,47 45,48 47,62 43,54 43,27
P4 (15 ton/ha) 41,99 46,41 44,53 45,06 41,50 43,90
Rataan 41,75 43,85 44,33 44,22 42,87 43,40
P1 (7,5 ton/ha) 59,72 62,26 60,94 57,45 61,78 60,43
P2 (10 ton/ha) 62,03 59,14 62,36 64,34 64,77 62,53
4 MST
P3 (12,5 ton/ha) 56,95 62,72 62,28 66,45 58,95 61,47
P4 (15 ton/ha) 63,03 67,21 59,94 66,91 58,25 63,07
Rataan 60,43 62,83 61,38 63,79 60,94 61,87
P1 (7,5 ton/ha) 80,88 77,98 78,83 80,33 82,33 80,07 d
P2 (10 ton/ha) 82,13 81,79 82,30 86,15 84,65 83,40 c
6 MST
P3 (12,5 ton/ha) 79,29 82,79 86,98 89,44 80,91 83,88 b
P4 (15 ton/ha) 86,24 90,26 82,94 90,76 83,54 86,75 a
Rataan 82,14 83,21 82,76 86,67 82,86 83,53
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama berarti berbeda nyata
pada taraf 5% menurut uji DMRT
287
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725
Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291
Tabel 2. Rata-rata jumlah anakan dari dari pemberian dosis pupuk dan melihat kesuburan
tanah dengan indeks hara pada semua umur pengamatan
Indeks Hara
Pengamatan Pupuk B1 B2 B3 B4 B5 Rataan
(0,8) (0,9) (1) (1,1) (1,2)
------------------------(batang)-----------------
P1 (7,5 ton/ha) 5,67 6,13 6,87 5,93 5,93 6,11
P2 (10 ton/ha) 6,93 5,07 6,60 8,20 6,73 6,71
2 MST
P3 (12,5 ton/ha) 3,20 5,53 8,87 8,93 5,00 6,31
P4 (15 ton/ha) 5,20 8,60 6,47 8,27 6,13 6,93
Rataan 5,25 6,33 7,20 7,83 5,95 6,51
P1 (7,5 ton/ha) 10,53 9,87 11,73 10,13 11,27 10,71 b
P2 (10 ton/ha) 10,47 9,13 9,73 11,47 10,47 10,25 b
4 MST
P3 (12,5 ton/ha) 11,27 10,73 13,07 12,80 11,87 11,95 a
P4 (15 ton/ha) 10,73 11,27 13,20 12,73 14,20 12,43 a
Rataan 10,75 10,25 11,93 11,78 11,95 11,33
P1 (7,5 ton/ha) 11,93 11,67 14,07 10,67 12,47 12,16
P2 (10 ton/ha) 11,87 11,13 12,13 11,53 12,27 11,79
6 MST
P3 (12,5 ton/ha) 13,00 11,67 15,07 12,47 13,33 13,11
P4 (15 ton/ha) 12,80 12,27 14,87 12,27 17,27 13,89
Rataan 12,40 11,68 14,03 11,73 13,83 12,74
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris yang sama berarti berbeda nyata
pada taraf 5% menurut uji DMRT
Jumlah Malai (malai), Panjang Malai 1. Semakin rendah nilai indeks suatu hara,
(cm), Bobot Bruto (g), Bobot Netto (g), maka semakin rendah nilai hara yang
Bobot 1000 Butir (g), Bobot Jerami dibutuhkan tanaman (tanah sangat subur),
Kering (g) 2. Semakin tinggi suatu indeks hara, maka
Hasil uji beda rataan pemberian semakin tinggi hara tersebut dibutuhkan
dosis puppuk berdasarkan target produksi tanaman karena hara tersebut berada dalam
dan indeks hara terhadap jumlah malai kondisi kekurangan untuk mendukung
(malai), panjang malai (cm), bobot gabah pertumbuhan tanaman (tanah tidak subur),
bruto (g), bobot gabah netto (g), bobot 3. Semakin netral/tetap indeks hara, maka
gabah 1000 butir (g), bobot jerami unsur tersebut relatif berlebih, sehingga
kering (g) disajikan pada Tabel 3. tidak diperlukan penambahan hara pada
Tabel 3 menunjukkan bahwa faktor tanaman (tanah subur).
indeks hara berpengaruh nyata terhadap Tabel 3 menunjukkan bahwa faktor
jumlah malai. Perlakuan indeks hara 1 indeks hara berpengaruh nyata terhadap
(indeks harastandar) menghasilkan jumlah panjang malai. Perlakuan indeks hara 0,9
malai tertinggi yaitu sebesar 9,52 malai. (dosis pupuk dikurang 10%) menghasilkan
Hal ini menunjukan bahwa pemberian panjang malai tertinggi yaitu sebesar
indeks hara yang tetap yaitu 100% sesuai 24,56 cm.Hal ini diduga bahwa panjang
dengan target produksi yang ingin dicapai malai berhubungan dengan banyaknya
dapat menghasilkan jumlah malai yang jumlah malai yang dihasilkan dan
tinggi dan ini menunjukan bahwa tanah berpengaruh pada jumlah gabah yang
tidak memfiksasi unsur hara dan ini dihasilkan. Rata-rata jumlah malai yang
menunjukan tanah sawah ditempat dihasilkan pada penelitian ini adalah 7-12
penelitian tergolong subur. Menurut malai per rumpun padi. Semakin banyak
De datta (1981) bahwa untuk menentukan jumlah malai dalam 1 plot, maka semakin
nilai fungsi masing–masing perbandingan pendek malai yang dihasilkan dan semakin
hara maka perlu dipedomani bahwa : sedikit jumlah gabah yang dihasilkan.
288
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725
Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291
289
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725
Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Malai (malai), Panjang Malai (cm), Bobot Bruto (g), Bobot Netto
(g), Bobot 1000 Butir (g), Bobot Jerami Kering (g) dari dari pemberian dosis
pupuk dan melihat kesuburan tanah dengan indeks hara
Jumlah Panjang Bobot Bobot Bobot 1000 Bobot
Perlakuan
Malai (malai) Malai (cm) Netto (g) Bruto (g) Gabah (g) Jerami (g)
Pupuk (P)
P1 (7,5 ton/ha) 8,28 23,78 966,52 926,52 26,52 744,67
P2 (10 ton/ha) 8,15 24,16 967,53 927,53 27,53 794,00
P3 (12,5 ton/ha) 8,92 24,16 966,64 926,64 26,64 829,33
P4 (15 ton/ha) 9,39 24,35 966,58 926,58 26,58 859,33
Indeks Hara (B)
B1 (0,8) 8,32cd 23,95cd 967,18 927,18 27,18 774,17
B2 (0,9) 7,70e 24,56a 967,20 927,20 27,20 802,50
B3 (1) 9,52ab 24,14bc 966,67 926,67 26,67 835,83
B4 (1,1) 8,35c 24,35ab 966,22 926,22 26,22 844,17
B5 (1,2) 9,53a 23,56e 966,82 926,82 26,82 777,50
290
Jurnal Pertanian Tropik ISSN NO :2356- 4725
Vol.5. No.2. Agustus 2018 (38) 284- 291
291