Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pemanfaatan Terra Preta Sebagai Bahan Pembenah Tanah Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Pertanian Agros Vol. 23 No.

1, Januari 2021: 100 -108

PEMANFAATAN TERRA PRETA SEBAGAI BAHAN PEMBENAH TANAH


TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PRE NURSERY

UTILIZATION OF BIOCHAR ”TERRA PRETA” AS AMELIORANS FOR PRE


NURSERY PALM OIL SEEDLING GROWTH
Dwi Astutik11, Aline Sisi Handini1, Ratih Rahhutami2, Ahmad Sutopo1
1
Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi.
2
Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit Polteknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

ABSTRACT

Biochar is one of soil ameliorant which can increase soil fertility and plant
productivity. Aplication of soil organic matter in palm oil plantations are low. Soil organic
matter can be improved with application of "terra preta" biochar. This research aimed to
determine the effect of “terra preta” biochar on palm oil pre-nursery seedling growth. The
research was conducted in the experimental area of the Citra Widya Edukasi Palm Oil
Polytechnic from August to November 2020 in Cibitung Bekasi Region. The research was
conducted with non-factorial design with 4 treatments, such as without terra preta, terra preta
30% of soil medium, terra preta 50% of soil medium and terra preta 70 % of soil medium. The
observed variables were number of stomata, stomata density, number of leaves, plant height,
stem diameter, root length, root volume, shoot wet weight, root wet weight, shoot dry weight,
root dry weight. The results showed that application of terra preta 70% of soil medium
increased the stem diameter at 2 WAP and 4 WAP. Terra preta application had no effect on
the other parameters.
key-words : Terra Preta, Ameliorant, Pre Nursery

INTISARI
Biochar merupakan salah satu bahan amelioran tanah yang dapat meningkatkan
kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. Aplikasi bahan organik pada lahan perkebunan
kelapa sawit yang rendah dapat ditingkatkan dengan aplikasi biochar “terra preta”. Penelitian
ini bertujuan mengetahui pengaruh biochar “terra preta” terhadap pertumbuhan bibit kelapa
sawit pada pembibitan pre nursery. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Politeknik Kelapa
Sawit Citra Widya Edukasi di Bekasi pada bulan Agustus sampai November 2020. Penelitian
dilakukan dengan rancangan nonfaktorial dengan 4 perlakuan yaitu tanpa terra preta, terra preta
30 % dari media tanam, terra preta 50 % dari media tanam dan terra preta 70 % dari media
tanam. Variabel pengamatan yang diamati adalah jumlah stomata, kerapatan stomata, jumlah
daun, tinggi tanaman, diameter batang, panjang akar, volume akar, berat basah tajuk, berat
basah akar, berat kering tajuk, berat kering akar. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi terra
preta 70 % dari media tanam memiliki diameter batang yang lebih tinggi pada 2 MST dan 4
MST. Namun aplikasi terra preta tidak memiliki pengaruh terhadap parameter lainnya.

Kata kunci :Terra Preta, Amelioran, Pembibitan.

1
Alamat penulis untuk korespondensi: Dwi Astutik. Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan
Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi. Jalan Gapura No 8 Rawa Banteng Cibuntu Cibitung
Bekasi Jawa Barat. dwias7874@gmail.com.
e-ISSN 2528-1488, p-ISSN 1411-0172
Pemanfaatan Terra Preta (Dwi Astutik, Aline Sisi Handini, Ratih Rahhutami, Ahmad Sutopo) 101

PENDAHULUAN 12,46 % dibandingkan tanpa aplikasi biochar


(Guzali et al, 2016).
Budidaya kelapa sawit berkembang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sangat pesat di Indonesia pada beberapa abad
perlakuan terra preta dengan komposisi
ini seiring dengan antusiasme petani.
media tanam yang sesuai untuk pertumbuhan
Peningkatan antusiasme petani akan
bibit kelapa sawit.
meningkatkan luas lahan untuk budidaya
kelapa sawit. Semakin luasnya lahan maka MATERI DAN METODE
kebutuhan bibit kelapa sawit semakin tinggi
baik untuk pembukaan lahan baru maupun Penelitian dilakukan di kebun
replanting. percobaan Politeknik Kelapa Sawit Citra
Pembibitan kelapa sawit dilakukan disekitar Widya Edukasi di Bekasi pada bulan Agustus
lahan budidaya dengan media tanam yang sampai November 2020.
ada dan tersedia. Media Tanam dalam proses Metode penelitian yang digunakan adalah
pembibitan pre nursery kelapa sawit harus nonfaktroial dengan 4 perlakuan dan
diberikan penambahan bahan pembenah dilakukan pengulangan 6 kali. Perlakuan
tanah guna menunjang pertumbuhan bibit. yang digunakan adalah tanpa terra preta,
Pertumbuhan bibit kelapa sawit akan sangat terra preta 30 % dari media tanam, terra
dipengaruh oleh bahan organik, unsur hara preta 50 % dari media tanam, terra preta 70
dan air yang ada pada media tanam (Ariyati % dari media tanam. Aplikasi terra preta
et al, 2018). dilakukan di awal perlakuan. Proses
Biochar merupakan salah satu bahan pembuatan terra preta dilakukan dengan
pembenah tanah yang memiliki banyak sistem pirolisis dengan bahan kayu bekas,
peranan dalam meningkatkan kesuburan tempurung kelapa, tulang hewan. Setelah
tanah baik sifat fisik, kimia, dan biologi proses pirolisis biochar lalu dicampur dengan
tanah. Selain itu biochar juga dapat urin sapi, cangkang telur dan tanah.
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Parameter yang diamati dalam penelitian ini
Biochar juga disebut sebagai bahan meliputi jumlah stomata, kerapatan stomata,
amelioran yang berfungsi dalam proses tinggi tanaman, jumlah daun, diameter
ameliorasi. Ameliorasi merupakan cara yang batang, panjang akar, volume akar, berat
dilakukan dalam memperbaiki kondisi tanah basah tajuk, berat basah akar, berat kering
melalui aplikasi bahan organik (Prasetyowati tajuk dan berat kering akar. Data yang
et al, 2019). Biochar “terra preta” dapat diperoleh akan ditabulasikan dan dianalisis
memulihkan lahan kering yang telah dengan ANOVA pada tingkat kepercayaan
mengalami degradasi (Endriani dan 95%. Jika terjadi perbedaan nyata diantara
Kurniawan, 2018). Lahan dengan aplikasi perlakuan, maka akan dilakukan uji lanjut
biochar arang sekam padi dosis 5 ton/ha dapat LSD. Analisis data digunakan perangkat
meningkatkan 9,78 % dari 44,43 % total pori lunak (software) program SAS portable
tanah (Masulili et al, 2014). Pemberian version 9.1.3.
biochar tempurung kelapa sebesar 37,5
g/polybag (15 ton/ha) dapat meningkatkan HASIL DAN PEMBAHASAN
parameter lilit bonggol bibit kelapa sawit
Berdasarkan tabel 1 hasil analisis
media tanam dengan perlakuan terra preta
102 Jurnal Pertanian Agros Vol.23 No.1, Januari 2021:100-108

menunjukkan bahwa tekstur tanah terdiri dari melalui proses pengabuan sehingga
perbandingan liat dan debu yang cukup tinggi kandungan N dalam bahan terra preta akan
dibandingkan dengan fraksi pasir sehingga menguap seiring dengan proses pemanasan.
akan mempermudah dalam perkembangan P2O5 tersedia dari hasil analisis media tanam
akar bibit kelapa sawit. pH tanah baik pH KCl dengan aplikasi dalam kategori cukup tinggi
dan H2O masih dalam kategori pH netral. berdasarkan kriteria penilaian hasil analisis
Pada kisaran pH tersebut termasuk ke dalam tanah (Eviati dan Sulaeman, 2009).
kesesuaian lahan S1 yang artinya sangat Kandungan P2O5 yang tinggi dapat
cocok (Wigena, et al, 2009). Kandungan C meningkatkan panjang pelepah, lingkar
organik cukup besar yaitu 4,73 %, hal ini batang pada tanaman kelapa sawit belum
diduga karena kandungan terra preta yang menghasilkan umur 3 tahun (Albari et al,
kayak akan karbon hasil pirolisis dari 2018). Kandungan P2O5 yang tinggi pada
beberapa bahan. Karbon organik memiliki media tanam sangat dipengaruhi oleh bahan
peranan dalam mengurangi kepadatan tanah, terra preta yang terdiri dari kayu bekas dan
menstabilkan agregat tanah, memperbaiki tempurung kelapa. K2O tersedia pada media
aerasi tanah, meningkatkan permeabilitas tanam dengan campuran terra preta memiliki
dalam memegang air tanah, menjaga kriteria sedang berdasarkan penilaian hasil
kelembaban dan suhu tanah, infiltrasi air analisis tanah (Eviati dan Sulaeman, 2009).
dalam tanah meningkat, dan menekan adanya Hal ini diduga karena kandungan bahan awal
erosi dan aliran air permukaan (Agus et al, terra preta adalah kayu bekas. Menurut
2011). Kandungan karbon yang baik berkisar Saputra (2017) Kandungan pupuk abu dari
antara 2-8 % sehingga dapat menjaga bahan kayu memiliki kandungan kalium
kesuburan tanah dan meningkatkan sebanyak 3,45 %, sedangkan pupuk abu yang
produktivitas tanaman (Endriani dan berasal dari serbu gergaji memiliki
Kurniawan, 2018). kandungan kalium sebesar 3,84 %.
Kandungan N organik cukup rendah,
hal ini karena semua bahan terra preta

Tabel 1. Hasil Analisis Awal Media Tanam Dengan Aplikasi Terra preta
Parameter Hasil Satuan
Tekstur metode Pipet
Pasir 9 %
Debu 44 %
Liat 47 %
pH
H2O 7,5
KCl 6,5
Bahan Organik
C metode walkey 4,74 %
N metode Kjeldahl 0,34 %
C/N rasio 14
P2O5 tersedia metode olsen 97 Ppm
K2O tersedia metode Morgan 2834 Ppm
KTK 19,76 cmolc/kg
Sumber Data: Hasil analisis contoh tanah di Laboratorium Penguji Balai Penelitian Tanah.
Pemanfaatan Terra Preta (Dwi Astutik, Aline Sisi Handini, Ratih Rahhutami, Ahmad Sutopo) 103

Stomata sebagai tempat bertukarnya oksigen bibit kelapa sawit pre nursery 2 MST, 4
dan karbon dioksida (Sulistiana dan MST, dan 10 MST (tabel 3). Hal ini diduga
Setijorini, 2016). Kerapatan stomata karena umur bibit kelapa sawit yang masih
berhubungan erat dengan proses metabolisme
sangat muda sehingga belum menunjukkan
tanaman seperti fotosintesis dan transpirasi
(Khoiro et al, 2014). Dalam perlakukan terra pengaruh dari perlakuan biochar “terra
preta pada media tanam untuk pertumbuhan preta”. Aplikasi biochar dengan bahan baku
bibit kelapa sawit ini tidak memiliki bambu tidak berpengaruh terhadap jumlah
pengaruh terhadap parameter jumlah stomata daun jagung pulut pada umur 42 HST
dan kerapatan stomata (tabel 2). Perlakuan (Situmeang dan Sudewa, 2013). penelitian
tanpa terra dan dengan terra preta memiliki berbeda yang dilakukan oleh Basri et al
pengaruh yang sama. Hal ini diduga belum
(2015) aplikasi biochar memiliki pengaruh
ada perubahan fisiologis bibit kelapa sawit
dengan adanya aplikasi terra preta. terhadap jumlah daun pada bibit kelapa sawit
Aplikasi terra preta tidak memiliki umur 90 HST.
pengaruh terhadap parameter jumlah daun

Tabel 2. Jumlah Stomata Dan Kerapatan Stomata Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Dengan
Perlakuan Terra Preta Pada Media Tanam.
Perlakuan Jumlah Stomata Kerapatan Stomata
Tanpa Terra preta 16,500 a 84,100 a
Terra preta 30 % 15,333 a 78,150 a
Terra preta 50 % 17,333 a 88,350 a
Terra preta 70 % 17,170 a 87,490 a
Rerata 16,580 84,523
CV 16,12 16,12
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata berdasarkan LSD pada α = 5%.

Tabel 3. Jumlah Daun Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Dengan Perlakuan Terra preta Pada
Media Tanam.
Jumlah Daun
Perlakuan
2 MST 4 MST 10 MST
Tanpa Terra preta 1,167 a 2,167 a 4,500 a
Terra preta 30 % 1,333 a 2,000 a 4,167 a
Terra preta 50 % 1,833 a 2,000 a 3,333 a
Terra preta 70 % 1,333 a 2,333 a 4,000 a
Rerata 1,417 2,125 4,000
CV 36,86 15,49 20,67
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata berdasarkan LSD pada α = 5%.
104 Jurnal Pertanian Agros Vol.23 No.1, Januari 2021:100-108

Variabel pengamatan tinggi tanaman pada 2 MST dan 4 MST sedangkan pada
bibit kelapa sawit 2 MST, 4 MST dan 10 MSt umur 10 MST tidak berpengaruh nyata (tabel
tidak dipengaruhi oleh adanya aplikasi terra 5). Hal ini diduga karena peranan terra preta
preta (tabel 4). Hal ini diduga belum adanya pada media tanah belum mampu
respon dari bibit kelapa sawit terhadap mempengaruhi pertumbuhan bibit kepala
aplikasi terra preta yang diaplikasikan. sawit di pre nursery. Kandungan Terra preta
Perbedaan jenis bahan yang digunakan dalam yang terdiri dari kayu bekas, cangkang kelapa
pembuatan biochar terra preta akan dan tulang hewan mampu meningkatkan
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap yang memiliki kandungan P2O5 tersedia yang
tanaman. Aplikasi biochar dengan bahan cukup tinggi (tabel 1). Kandungan fosfor
berupa sekam padi mampu memberikan yang tinggi mempengaruhi pertumbuhan
respon terhadap tinggi tanaman bibit kelapa diameter batang sesuai dengan pernyataan
sawit pada umur 60 HST, 90 HST dan 120 dari Albari et al (2018) bahwa unsur fosfor
HST (Basri et al, 2015). mampu meningkatkan panjang pelepah,
Perlakuan biochar terra preta lingkar pelepah dan kandungan P pada daun.
terhadap diameter batang memiliki pengaruh

Tabel 4. Tinggi Tanaman Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Dengan Perlakuan Terra Preta Pada
Media Tanam
Tinggi Tanaman
Perlakuan
2 MST 4 MST 10 MST
Tanpa Terra preta 7,167 a 11,750 a 23,333 a
Terra preta 30 % 5,250 a 10,500 a 20,767 a
Terra preta 50 % 5,433 a 9,167 a 20,067 a
Terra preta 70 % 5,100 a 10,533 a 23,067 a
Rerata 5,738 10,488 21,809
CV 37,75 23,18 11,18
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata berdasarkan LSD pada α = 5%.
Tabel 5. Diameter Batang Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Dengan Perlakuan Terra Preta Pada
Media Tanam

Perlakuan Diameter Batang


2 MST 4 MST 10 MST
Tanpa Terra preta 4,667 c 5,830 c 6,500 a
Terra preta 30 % 6,000 b 7,670 b 7,000 a
Terra preta 50 % 6,667ab 8,170 b 7,167 a
Terra preta 70 % 7,500 a 10,000 a 6,667 a
Rerata 6,209 7,918 6,834
CV 11,48 11,65 31,67
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata berdasarkan LSD pada α = 5%.
Pemanfaatan Terra Preta (Dwi Astutik, Aline Sisi Handini, Ratih Rahhutami, Ahmad Sutopo) 105

Perlakuan aplikasi biochar “terra preta” Jenis bahan dalam pembuatan terra preta
tidak memiliki pengaruh terhadap sangat mempengaruhi pertumbuhan bibit
panjang akar dan volume akar bibit kelapa sawit. Biochar dari pelepah kelapa
kelapa sawit (Tabel 6). Hal tersebut dapat sawit dan tempurung kelapa tidak
disimpulkan bahwa media tanam dengan berpengaruh nyata terhadap parameter berat
basah tajuk, berat kering akar dan berat basah
perlakuan terra preta belum memiliki tanaman bibit kelapa sawit (Guzali et al,
pengaruh terhadap pertumbuhan bibit 2017). Aplikasi Biochar sekam padi 50 %
kelapa sawit. dari media tanam memiliki berat basah lebih
Variabel pengamatan berat basah tinggi dbandingkan dengan biochar 33,4 %
tajuk dan berat basa akar tidak dipengaruhi dari media tanam (Basri et al, 2015).
oleh adanya perlakuan terra preta pada Berat kering tajuk merupakan
media tanam bibit kelapa sawit pre nursery parameter yang cukup penting dalam
(tabel 7). Hal ini diduga karena belum menentukan pengaruh suatu perlakuan
maksimalnya peranan terra preta dalam terhadap pertumbuhan tanaman. Berat kering
mendukung pertumbuhan bibit kelapa sawit. tajuk dan berat kering

Tabel 6. Parameter Panjang Akar dan Volume Akar Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Dengan
Perlakuan Terra preta Pada Media Tanam
Perlakuan Panjang Akar Volume Akar
Tanpa Terra preta 20,933 a 16,667 a
Terra preta 30 % 19,350 a 15,000 a
Terra preta 50 % 16,177 a 13,333 a
Terra preta 70 % 20,517 a 14,333 a
Rerata 19,244 14,833
CV 23,88 27,13
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata berdasarkan LSD pada α = 5%.
Tabel 7. Berat Basah Tajuk Dan Akar Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Dengan Perlakuan Terra
preta Pada Media Tanam
Perlakuan Berat Basah Tajuk Berat Basah Akar
Tanpa Terra preta 2,822 a 0,892 a
Terra preta 30 % 2,485 a 0,827 a
Terra preta 50 % 2,800 a 0,885 a
Terra preta 70 % 3,298 a 1,168 a
Rerata 2,851 0,943
CV 27,86 36,11
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata berdasarkan LSD pada α = 5%.
106 Jurnal Pertanian Agros Vol.23 No.1, Januari 2021:100-108

akar merupakan hasil fotosintat yang terdapat korelasi positif antara parameter
diperoleh dari proses fotointes selama masa berat kering tajuk dengan berat basah tajuk
pertumbuhan tanaman. dengan nilai r = 0,943. Semakin tinggi berat
Aplikasi terra preta pada media tanam bibit basah tajuk maka akan meningkatkan berat
kelapa sawit pre nursery tidak memiliki kering tajuk dan sebaliknya. Pada parameter
pengaruh nyata terhadap berat kering tajuk berat kering akar juga memiliki hubungan
dan berat kering akar (tabel 8). Hal ini diduga korelasi positif dengan variabel pengamatan
belum ada pengaruh dari media tanamn berat basah akar. Hal ini dikarenakan kedua
terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit. variabel pengamatan tersebut bersifat
Komposisi biochar yang digunakan sebagai konstan ketika cairan yang ada pada berat
media tanam sangat mempengaruhi berat basah akan menguap ketikan dilakukan
kering tajuk dan akar pada bibit kelapa sawit pengovenan sehingga hasil berat kering akan
main nursery (Basri et al, 2015). Biochar berkorelasi positif.
dengan bahan baku tempurung kelapa dan
pelepah kelapa sawit tidak berpengaruh KESIMPULAN
terhadap berat kering tajuk, berat kering akar
dan berat kering tanaman (Guzali et al, 2017). 1. Aplikasi biochar “terra preta” tidak
Biochar sekam padi 100 % memiliki berat memiliki pengaruh terhadap parameter
kering tanaman yang lebih rendah jumlah stomata, kerapatan stomata,
dibandingkan dengan komposisi biochar 50 jumlah daun, tinggi tanaman, panjang
%. Namun bila komposisi terlalu rendah juga akar, volume kaar, berat basah tajuk,
kurang maksimal berat kering tajuknya berat basah akar, berat kering tajuk,
(Basri et al, 2015). berat kering akar.
Hasil analisis korelasi antar beberapa 2. Aplikasi terra preta 70 % dari media
variabel pengamatan yang dipengaruhi oleh tanam meningkatkan diameter batang
aplikasi terra preta disajikan pada tabel 9. bibit kelapa sawit 2 SMT dan 4 MST.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa

Tabel 8. Berat Kering Tajuk Dan Berat Kering Akar Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Dengan
Perlakuan Terra preta Pada Media Tanam

Perlakuan Berat Kering Tajuk Berat Kering Akar


Tanpa Terra preta 0,930 a 0,458 a
Terra preta 30 % 0,840 a 0,407 a
Terra preta 50 % 0,820 a 0,345 a
Terra preta 70 % 1,020 a 0,470 a
Rerata 0,903 0,420
CV 27,71 28,3
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada α = 5%.
Pemanfaatan Terra Preta (Dwi Astutik, Aline Sisi Handini, Ratih Rahhutami, Ahmad Sutopo) 107

Tabel 9. Hasil Annalisis Korelasi Antar Variabel Pengamatan Terhadap Perlakuan Terra Preta.

Jumlah Kerapatan Panjang Volume Berat basah Berat basah Berat kering Berat kering
stomata stomata akar akar tajuk akar tajuk akar
Jumlah
1
stomata

Kerapatan
1 1
stomata
<.0001

Panjang akar -0,120 -0,12 1


0,576 0,576
Volume akar 0,035 0,035 0,255 1
0,871 0,871 0,229
Berat basah
-0,101 -0,101 0,077 0,336 1
tajuk
0,639 0,639 0,722 0,108
Berat basah
0,058 0,057 -0,02 0,544 0,795 1
akar
0,789 0,789 0,926 0,006 <.001
Berat kering
-0,128 -0,128 0,099 0,466 0,943 0,832 1
tajuk
0,552 0,552 0,646 0,022 <.001 <,001
Berat kering
-0,082 -0,0818 0,266 0,699 0.729 0,852 0,824 1
akar
0,704 0,704 0,209 0,001 <.001 <.001 <.001

Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor


UCAPAN TERIMA KASIH Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Albari, J., Supijatno, Sudradjat. 2018.
Kemedikbud Dikti atas hibah Penelitian Peranan Pupuk Nitrogen dan Fosfor pada
Dosen Pemula yang telah diberikan dan Tanaman Kelapa Sawit (Elaesis guinensis
semua pihak yang telah membantu dalam jacq) Belum Menghasilkan Umur tiga Tahun.
penelitian baik secara materiil maupun Bul. Agrohorti 6 (1): 82-49.
nonmateriil.
Ariyati, M., Dewi, I. R., Maxiselly, Y.,
DAFTAR PUSTAKA Chandra, Y. A. 2018. Pertumbuhan Bibit
Agus, F., Wahyunto., Mulyani, A., Dariah, Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.)
A., Maswar., Susani, E. 2011. Variasi Stock Dengan Komposisi Media Tanam dan
Karbon dan Emisi CO2 di lahan Gambut. Interval Penyimpanan Yang Berbeda. J. Pen.
Laporan Tahun KP3I, Balai Besar Litbang Kelapa Sawit 26 (1) : 11-22.
108 Jurnal Pertanian Agros Vol.23 No.1, Januari 2021:100-108

Basri., A B., Chairunnas., Azis, A. 2015. Saputra, D. A. 2017. Pengaruh Pemberian


Pengaruh Media Tumbuh Biochar Sekam Berbagai Pupuk Abu mineral Terhadap
Padi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Pertumbuhan, Hasil dan Serapan K pada
Sawit. B. Palma 16 (2): 195-202. Tanaman Pakchoi. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Mataram. Mataran.
Endriani., Kurniawan, A. 2018. Konservasi
Tanah dan Karbon Melalui Pemanfaatan Situmeang, Y, P., Sudewa, K. A. 2013.
Biochar Pada Pertanaman Kedelai. Jurnal Respon Pertumbuhan vegetatif Tanaman
Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi 2 (2): Jagung Pulut pada Aplikasi Biochar Limbah
93-106. Bambu. Prosiding Seminar Nasional Dalam
Rangka Dies Natalies Universitas
Eviati., Sulaeman. 2009. Analisis Kimia
Warmadewa. Bali 21 September 2013: 144-
Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Balai
147.
Penelitian Tanah. Bogor.
Sulistianan, S., Setijoruini, L. E. 2016.
Fadhlina., Jamidi., Usnawiyah. 2017.
Akumulasi Timal (Pb) dan Struktur Stomata
Aplikasi Biochar dengan Pupuk Kandang
Daun Puring (Codiaeum variegatum).
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang
Prosiding Seminar Nasional MIPA
Tanah. Jurnal Agrium 14 (1): 26-35.
Universitas Terbuka Tangerang Selatan :
Guzali., Adiwirman., Wawan. 2016. 240-250.
Penggunaan Biochar Berbahan Baku
Wigeni, G.P., Sudradjat., Sitoru, A. R. P.,
Tempurung Kelapa dan Pelepah Sawit pada
Siregar, H. Karakterisasi Tanah dan Iklim
Pembibitan Utama Kelapa Sawit (Elaeis
serta Kesesuaiannya Unutuk Kebun Kelapa
guinensis Jacq.) di Medium Gambut. J.
Sawit Plasma di Sei Pagar, Kabupaten
Agrotek. Trop 5 (2): 55-61.
Kampar Provinsi Riau. Jurnal Tanah dan
Khoiroh, Y., Harijati, N., Mastuti, R. 2014. Iklim 30: 1-13.
Pertumbuhan Serta Hubungan Kerapatan
Stomata dan Berat Umbi Pada
Amorphophallus muelleri blume dan
Amorphophallus variabilis Blume. Jurnal
biotropika 2 (5): 249-253.
Masulili, A., Suryantini., Irianti, A.T.P. 2014.
Pemanfatan Limbah Padi dan Biomasa
Tumbuhan Liar Cromolaena odorata untuk
Meningkatkan Beberapa Sifat Tanah Sulfat
Masam Kalimantan Barat. Jurnal Buana
Sains 14 (2): 7-18.
Prasetyowati, S. E., Sunaryo, Y., Suyanto, I.
E. 2019. Pengaruh Macam Amelioran Lokal
dan Biofertilizer Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Koro Pedang di Lahan
Marjinal Tanah Grumusol. Jurnal Pertanian
Agros 21 (1) :129-135.

You might also like