Pemanfaatan Terra Preta Sebagai Bahan Pembenah Tanah Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery
Pemanfaatan Terra Preta Sebagai Bahan Pembenah Tanah Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery
Pemanfaatan Terra Preta Sebagai Bahan Pembenah Tanah Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery
ABSTRACT
Biochar is one of soil ameliorant which can increase soil fertility and plant
productivity. Aplication of soil organic matter in palm oil plantations are low. Soil organic
matter can be improved with application of "terra preta" biochar. This research aimed to
determine the effect of “terra preta” biochar on palm oil pre-nursery seedling growth. The
research was conducted in the experimental area of the Citra Widya Edukasi Palm Oil
Polytechnic from August to November 2020 in Cibitung Bekasi Region. The research was
conducted with non-factorial design with 4 treatments, such as without terra preta, terra preta
30% of soil medium, terra preta 50% of soil medium and terra preta 70 % of soil medium. The
observed variables were number of stomata, stomata density, number of leaves, plant height,
stem diameter, root length, root volume, shoot wet weight, root wet weight, shoot dry weight,
root dry weight. The results showed that application of terra preta 70% of soil medium
increased the stem diameter at 2 WAP and 4 WAP. Terra preta application had no effect on
the other parameters.
key-words : Terra Preta, Ameliorant, Pre Nursery
INTISARI
Biochar merupakan salah satu bahan amelioran tanah yang dapat meningkatkan
kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. Aplikasi bahan organik pada lahan perkebunan
kelapa sawit yang rendah dapat ditingkatkan dengan aplikasi biochar “terra preta”. Penelitian
ini bertujuan mengetahui pengaruh biochar “terra preta” terhadap pertumbuhan bibit kelapa
sawit pada pembibitan pre nursery. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Politeknik Kelapa
Sawit Citra Widya Edukasi di Bekasi pada bulan Agustus sampai November 2020. Penelitian
dilakukan dengan rancangan nonfaktorial dengan 4 perlakuan yaitu tanpa terra preta, terra preta
30 % dari media tanam, terra preta 50 % dari media tanam dan terra preta 70 % dari media
tanam. Variabel pengamatan yang diamati adalah jumlah stomata, kerapatan stomata, jumlah
daun, tinggi tanaman, diameter batang, panjang akar, volume akar, berat basah tajuk, berat
basah akar, berat kering tajuk, berat kering akar. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi terra
preta 70 % dari media tanam memiliki diameter batang yang lebih tinggi pada 2 MST dan 4
MST. Namun aplikasi terra preta tidak memiliki pengaruh terhadap parameter lainnya.
1
Alamat penulis untuk korespondensi: Dwi Astutik. Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan
Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi. Jalan Gapura No 8 Rawa Banteng Cibuntu Cibitung
Bekasi Jawa Barat. dwias7874@gmail.com.
e-ISSN 2528-1488, p-ISSN 1411-0172
Pemanfaatan Terra Preta (Dwi Astutik, Aline Sisi Handini, Ratih Rahhutami, Ahmad Sutopo) 101
menunjukkan bahwa tekstur tanah terdiri dari melalui proses pengabuan sehingga
perbandingan liat dan debu yang cukup tinggi kandungan N dalam bahan terra preta akan
dibandingkan dengan fraksi pasir sehingga menguap seiring dengan proses pemanasan.
akan mempermudah dalam perkembangan P2O5 tersedia dari hasil analisis media tanam
akar bibit kelapa sawit. pH tanah baik pH KCl dengan aplikasi dalam kategori cukup tinggi
dan H2O masih dalam kategori pH netral. berdasarkan kriteria penilaian hasil analisis
Pada kisaran pH tersebut termasuk ke dalam tanah (Eviati dan Sulaeman, 2009).
kesesuaian lahan S1 yang artinya sangat Kandungan P2O5 yang tinggi dapat
cocok (Wigena, et al, 2009). Kandungan C meningkatkan panjang pelepah, lingkar
organik cukup besar yaitu 4,73 %, hal ini batang pada tanaman kelapa sawit belum
diduga karena kandungan terra preta yang menghasilkan umur 3 tahun (Albari et al,
kayak akan karbon hasil pirolisis dari 2018). Kandungan P2O5 yang tinggi pada
beberapa bahan. Karbon organik memiliki media tanam sangat dipengaruhi oleh bahan
peranan dalam mengurangi kepadatan tanah, terra preta yang terdiri dari kayu bekas dan
menstabilkan agregat tanah, memperbaiki tempurung kelapa. K2O tersedia pada media
aerasi tanah, meningkatkan permeabilitas tanam dengan campuran terra preta memiliki
dalam memegang air tanah, menjaga kriteria sedang berdasarkan penilaian hasil
kelembaban dan suhu tanah, infiltrasi air analisis tanah (Eviati dan Sulaeman, 2009).
dalam tanah meningkat, dan menekan adanya Hal ini diduga karena kandungan bahan awal
erosi dan aliran air permukaan (Agus et al, terra preta adalah kayu bekas. Menurut
2011). Kandungan karbon yang baik berkisar Saputra (2017) Kandungan pupuk abu dari
antara 2-8 % sehingga dapat menjaga bahan kayu memiliki kandungan kalium
kesuburan tanah dan meningkatkan sebanyak 3,45 %, sedangkan pupuk abu yang
produktivitas tanaman (Endriani dan berasal dari serbu gergaji memiliki
Kurniawan, 2018). kandungan kalium sebesar 3,84 %.
Kandungan N organik cukup rendah,
hal ini karena semua bahan terra preta
Tabel 1. Hasil Analisis Awal Media Tanam Dengan Aplikasi Terra preta
Parameter Hasil Satuan
Tekstur metode Pipet
Pasir 9 %
Debu 44 %
Liat 47 %
pH
H2O 7,5
KCl 6,5
Bahan Organik
C metode walkey 4,74 %
N metode Kjeldahl 0,34 %
C/N rasio 14
P2O5 tersedia metode olsen 97 Ppm
K2O tersedia metode Morgan 2834 Ppm
KTK 19,76 cmolc/kg
Sumber Data: Hasil analisis contoh tanah di Laboratorium Penguji Balai Penelitian Tanah.
Pemanfaatan Terra Preta (Dwi Astutik, Aline Sisi Handini, Ratih Rahhutami, Ahmad Sutopo) 103
Stomata sebagai tempat bertukarnya oksigen bibit kelapa sawit pre nursery 2 MST, 4
dan karbon dioksida (Sulistiana dan MST, dan 10 MST (tabel 3). Hal ini diduga
Setijorini, 2016). Kerapatan stomata karena umur bibit kelapa sawit yang masih
berhubungan erat dengan proses metabolisme
sangat muda sehingga belum menunjukkan
tanaman seperti fotosintesis dan transpirasi
(Khoiro et al, 2014). Dalam perlakukan terra pengaruh dari perlakuan biochar “terra
preta pada media tanam untuk pertumbuhan preta”. Aplikasi biochar dengan bahan baku
bibit kelapa sawit ini tidak memiliki bambu tidak berpengaruh terhadap jumlah
pengaruh terhadap parameter jumlah stomata daun jagung pulut pada umur 42 HST
dan kerapatan stomata (tabel 2). Perlakuan (Situmeang dan Sudewa, 2013). penelitian
tanpa terra dan dengan terra preta memiliki berbeda yang dilakukan oleh Basri et al
pengaruh yang sama. Hal ini diduga belum
(2015) aplikasi biochar memiliki pengaruh
ada perubahan fisiologis bibit kelapa sawit
dengan adanya aplikasi terra preta. terhadap jumlah daun pada bibit kelapa sawit
Aplikasi terra preta tidak memiliki umur 90 HST.
pengaruh terhadap parameter jumlah daun
Tabel 2. Jumlah Stomata Dan Kerapatan Stomata Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Dengan
Perlakuan Terra Preta Pada Media Tanam.
Perlakuan Jumlah Stomata Kerapatan Stomata
Tanpa Terra preta 16,500 a 84,100 a
Terra preta 30 % 15,333 a 78,150 a
Terra preta 50 % 17,333 a 88,350 a
Terra preta 70 % 17,170 a 87,490 a
Rerata 16,580 84,523
CV 16,12 16,12
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata berdasarkan LSD pada α = 5%.
Tabel 3. Jumlah Daun Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Dengan Perlakuan Terra preta Pada
Media Tanam.
Jumlah Daun
Perlakuan
2 MST 4 MST 10 MST
Tanpa Terra preta 1,167 a 2,167 a 4,500 a
Terra preta 30 % 1,333 a 2,000 a 4,167 a
Terra preta 50 % 1,833 a 2,000 a 3,333 a
Terra preta 70 % 1,333 a 2,333 a 4,000 a
Rerata 1,417 2,125 4,000
CV 36,86 15,49 20,67
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata berdasarkan LSD pada α = 5%.
104 Jurnal Pertanian Agros Vol.23 No.1, Januari 2021:100-108
Variabel pengamatan tinggi tanaman pada 2 MST dan 4 MST sedangkan pada
bibit kelapa sawit 2 MST, 4 MST dan 10 MSt umur 10 MST tidak berpengaruh nyata (tabel
tidak dipengaruhi oleh adanya aplikasi terra 5). Hal ini diduga karena peranan terra preta
preta (tabel 4). Hal ini diduga belum adanya pada media tanah belum mampu
respon dari bibit kelapa sawit terhadap mempengaruhi pertumbuhan bibit kepala
aplikasi terra preta yang diaplikasikan. sawit di pre nursery. Kandungan Terra preta
Perbedaan jenis bahan yang digunakan dalam yang terdiri dari kayu bekas, cangkang kelapa
pembuatan biochar terra preta akan dan tulang hewan mampu meningkatkan
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap yang memiliki kandungan P2O5 tersedia yang
tanaman. Aplikasi biochar dengan bahan cukup tinggi (tabel 1). Kandungan fosfor
berupa sekam padi mampu memberikan yang tinggi mempengaruhi pertumbuhan
respon terhadap tinggi tanaman bibit kelapa diameter batang sesuai dengan pernyataan
sawit pada umur 60 HST, 90 HST dan 120 dari Albari et al (2018) bahwa unsur fosfor
HST (Basri et al, 2015). mampu meningkatkan panjang pelepah,
Perlakuan biochar terra preta lingkar pelepah dan kandungan P pada daun.
terhadap diameter batang memiliki pengaruh
Tabel 4. Tinggi Tanaman Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Dengan Perlakuan Terra Preta Pada
Media Tanam
Tinggi Tanaman
Perlakuan
2 MST 4 MST 10 MST
Tanpa Terra preta 7,167 a 11,750 a 23,333 a
Terra preta 30 % 5,250 a 10,500 a 20,767 a
Terra preta 50 % 5,433 a 9,167 a 20,067 a
Terra preta 70 % 5,100 a 10,533 a 23,067 a
Rerata 5,738 10,488 21,809
CV 37,75 23,18 11,18
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata berdasarkan LSD pada α = 5%.
Tabel 5. Diameter Batang Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Dengan Perlakuan Terra Preta Pada
Media Tanam
Perlakuan aplikasi biochar “terra preta” Jenis bahan dalam pembuatan terra preta
tidak memiliki pengaruh terhadap sangat mempengaruhi pertumbuhan bibit
panjang akar dan volume akar bibit kelapa sawit. Biochar dari pelepah kelapa
kelapa sawit (Tabel 6). Hal tersebut dapat sawit dan tempurung kelapa tidak
disimpulkan bahwa media tanam dengan berpengaruh nyata terhadap parameter berat
basah tajuk, berat kering akar dan berat basah
perlakuan terra preta belum memiliki tanaman bibit kelapa sawit (Guzali et al,
pengaruh terhadap pertumbuhan bibit 2017). Aplikasi Biochar sekam padi 50 %
kelapa sawit. dari media tanam memiliki berat basah lebih
Variabel pengamatan berat basah tinggi dbandingkan dengan biochar 33,4 %
tajuk dan berat basa akar tidak dipengaruhi dari media tanam (Basri et al, 2015).
oleh adanya perlakuan terra preta pada Berat kering tajuk merupakan
media tanam bibit kelapa sawit pre nursery parameter yang cukup penting dalam
(tabel 7). Hal ini diduga karena belum menentukan pengaruh suatu perlakuan
maksimalnya peranan terra preta dalam terhadap pertumbuhan tanaman. Berat kering
mendukung pertumbuhan bibit kelapa sawit. tajuk dan berat kering
Tabel 6. Parameter Panjang Akar dan Volume Akar Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Dengan
Perlakuan Terra preta Pada Media Tanam
Perlakuan Panjang Akar Volume Akar
Tanpa Terra preta 20,933 a 16,667 a
Terra preta 30 % 19,350 a 15,000 a
Terra preta 50 % 16,177 a 13,333 a
Terra preta 70 % 20,517 a 14,333 a
Rerata 19,244 14,833
CV 23,88 27,13
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata berdasarkan LSD pada α = 5%.
Tabel 7. Berat Basah Tajuk Dan Akar Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Dengan Perlakuan Terra
preta Pada Media Tanam
Perlakuan Berat Basah Tajuk Berat Basah Akar
Tanpa Terra preta 2,822 a 0,892 a
Terra preta 30 % 2,485 a 0,827 a
Terra preta 50 % 2,800 a 0,885 a
Terra preta 70 % 3,298 a 1,168 a
Rerata 2,851 0,943
CV 27,86 36,11
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata berdasarkan LSD pada α = 5%.
106 Jurnal Pertanian Agros Vol.23 No.1, Januari 2021:100-108
akar merupakan hasil fotosintat yang terdapat korelasi positif antara parameter
diperoleh dari proses fotointes selama masa berat kering tajuk dengan berat basah tajuk
pertumbuhan tanaman. dengan nilai r = 0,943. Semakin tinggi berat
Aplikasi terra preta pada media tanam bibit basah tajuk maka akan meningkatkan berat
kelapa sawit pre nursery tidak memiliki kering tajuk dan sebaliknya. Pada parameter
pengaruh nyata terhadap berat kering tajuk berat kering akar juga memiliki hubungan
dan berat kering akar (tabel 8). Hal ini diduga korelasi positif dengan variabel pengamatan
belum ada pengaruh dari media tanamn berat basah akar. Hal ini dikarenakan kedua
terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit. variabel pengamatan tersebut bersifat
Komposisi biochar yang digunakan sebagai konstan ketika cairan yang ada pada berat
media tanam sangat mempengaruhi berat basah akan menguap ketikan dilakukan
kering tajuk dan akar pada bibit kelapa sawit pengovenan sehingga hasil berat kering akan
main nursery (Basri et al, 2015). Biochar berkorelasi positif.
dengan bahan baku tempurung kelapa dan
pelepah kelapa sawit tidak berpengaruh KESIMPULAN
terhadap berat kering tajuk, berat kering akar
dan berat kering tanaman (Guzali et al, 2017). 1. Aplikasi biochar “terra preta” tidak
Biochar sekam padi 100 % memiliki berat memiliki pengaruh terhadap parameter
kering tanaman yang lebih rendah jumlah stomata, kerapatan stomata,
dibandingkan dengan komposisi biochar 50 jumlah daun, tinggi tanaman, panjang
%. Namun bila komposisi terlalu rendah juga akar, volume kaar, berat basah tajuk,
kurang maksimal berat kering tajuknya berat basah akar, berat kering tajuk,
(Basri et al, 2015). berat kering akar.
Hasil analisis korelasi antar beberapa 2. Aplikasi terra preta 70 % dari media
variabel pengamatan yang dipengaruhi oleh tanam meningkatkan diameter batang
aplikasi terra preta disajikan pada tabel 9. bibit kelapa sawit 2 SMT dan 4 MST.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
Tabel 8. Berat Kering Tajuk Dan Berat Kering Akar Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery Dengan
Perlakuan Terra preta Pada Media Tanam
Tabel 9. Hasil Annalisis Korelasi Antar Variabel Pengamatan Terhadap Perlakuan Terra Preta.
Jumlah Kerapatan Panjang Volume Berat basah Berat basah Berat kering Berat kering
stomata stomata akar akar tajuk akar tajuk akar
Jumlah
1
stomata
Kerapatan
1 1
stomata
<.0001