Hubungan Guru Dan Murid
Hubungan Guru Dan Murid
Hubungan Guru Dan Murid
TUGAS KELOMPOK
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Peserta
Didik Pada Semester V (Lima)
Disusun Oleh :
Kelompok 11 (Sebelas)
1444H/2023
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim
Berkat Nikmat Allah SWT maka segala macam halangan dan hambatan
dapat teratasi sehingga, kami dapat menyelesaikan tugas yang berbentuk Makalah
pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam, yang berjudul “HUBUNGAN
GURU DAN MURID”.
ii
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
Kesimpulan.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan guru dan siswa mencakup dimensi multidimensional
yang memengaruhi dinamika kelas dan pembelajaran. Secara psikologis,
hubungan ini memiliki dampak besar terhadap perkembangan sosial dan
emosional siswa. Penelitian menunjukkan bahwa ikatan yang positif antara
guru dan siswa tidak hanya meningkatkan motivasi belajar, tetapi juga
membentuk persepsi positif terhadap sekolah dan pendidikan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sosialisasi Siswa Dengan Guru?
2. Bagimana Persepsi Siswa Tentang Kepribadian Guru ?
3. Seperti Apa Karakteristik (Ciri Khas) Kepribadian Guru?
2
BAB I
PEMBAHASAN
3
Dan sosialisasi siswa merupakan salah satu faktor pembangkit
motivasi pada diri siswa, karna dengan sosialisasi, siswa menjadi mampu
berhubungan baik dengan guru sehingga mewujudkan keakraban keduanya
dan pada akan akhirnya mencapai sebuah keberhasilan dalam belajar.
Dalam hal ini sosialisasi siswa dengan guru masuk kedalam interaksi
orang perorangan. Dalam situasi Pendidikan atau pengajaran terjalin
interaksi antar siswa dengan guru. Interaksi ini sesungguhnya
merupakan interaksi antar dua kepribadian, yaitu kepribadian guru
sebagai orang dewasa dan kepribadian siswa sebagai anak yang
belum dewasa dan sedang berkembang mencari kedewasaan.
Dilihat dari segi caranya, ada dua macam interaksi social diantaranya
yaitu:
a) Interaksi langsung yaitu interaksi fisik, seperti berkelahi,
berhubungan dan sebagainya.
b) Interaksi simbolik yaitu interaksi dengan mempergunakan bahasa
lisan atau tulisan dan simbol lain atau isyarat.
Dilihat dari segi caranya maka interaksi sosial antara siswa dengan
guru tergolong pada interaksi simbolik, yakni interaksi yang
mempergunakan bahasa lisan atau tulisan dan simbol lain atau
isyarat.
4
d) Akomodasi (bentuk penyelesaian dari pertikaian).2
5
c. Baik guru maupun siswa diwarnai oleh rasa tergantung satu sama
lain.
6
diskusi ini, dan tentu harus sesuai situasi, kondisi siswa dan
tingkat kemampuan siswa.
4
Departemen RI, Alqur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT. Diponegoro, 2005), hlm.
281
5
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pers, 1987)
hlm. 147.
7
Situasi seperti ini perlu ditumbuh kembangkan mengingat proses
belajar mengajar yang berlangsung dalam situasi yang baik. Dalam arti
saling hormat menghormati, saling terbuka akan mamudahkan jalanya
proses belajar mengajar dan tercapa tujuan belajar siswa.
4. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi Siswa dengan Guru.
8
b. Faktor Kepribadian guru
Guru adalah suri tauladan bagi seluruh siswa. untuk itu guru
hendaknya selalu mengadakan hubungan baik dengan siswa. Dengan
begitu siswa akan mudah untuk dipengaruhi dan cenderung untuk
mewujudkan keakraban. Baik itu dengan teman atau gurunya. Disini
peran guru pun sangat penting karena guru yang memiliki
kepribadian baik, terbuka dan mudah menerima orang lain, akan
sangat membantu dalam mewujudkan keakraban dengan siswa.
Jadi dengan kata lain bahwa guru harus mampu
mempertunjukan tata aturan sosial yang kokoh disekolah, yaitu biar
nampak keakraban dengan siswa dan terjalin hubungan dengan baik
guru selalu membimbing dan mempertunjukan sikap serta tingkah
laku yang baik dan konsisten dalam arti yang berubah-ubah dalam
situasi dan kondisi tertentu.6
B. PERSEPSI SISWA TENTANG KEPRIBADIAN GURU
1. Pengertian Persepsi Siswa tentang Kepribadian Guru
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-
menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini
dilakukan lewat inderaya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba,
perasa dan penciuman.7
Pada buku karya Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, dijelaskan
bahwa persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari
dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian
masuk kedalam otak.
Dapat diambil kesimpulan bahwa Persepsi adalah proses mental
yang menghasilkan bayangan pada individu, sehingga dapat mengenal
suatu obyek dengan jalan asosiasi dengan sesuatu ingatan tertentu baik
6
Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis ,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005) hlm. 42.
7
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, hlm. 102.
9
secara indra penglihatan, perabaandan sehingga kepribadian guru
tersebut disadari dan dimaknai oleh individu (siswa) yang mempersepsi.
Adakalanya persepsi itu baik dan ada kalanya persepsi itu buruk. Namun
bila respon yang diterima oleh siswa baik menurut siswa maka siswa
akan mempersepsi kepribadian guru tersebut baik dan akan berakibat
mendorong motivasi siswa.
Adapun persepsi siswa tentang kepribadian guru tersebut
misalnya: sabar dalam menghadapi siswa, menyenangkan dan tidak
membosankan, bijaksana dan adil pada semua siswa menghargai siswa,
mudah dipahami dalam menyampaikan materi, berpenampilan rapi,
disiplin, dan lain sebagainya. sebagainaya.
2. Kepribadian Guru
Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri - ciri
pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang
guru dari guru yang lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu
masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan,
ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi persoalan.
Sebagaimana dikutip oleh Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Prof. Dr.
Zakiah Drdjat berpendapat bahwa kepribadian yang sesungguhnya
adalah abstrak, sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat
diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek
kehidupan. Seperti dalam tindakan, ucapan, cara bergaul, berpakaian dan
dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan atau
yang berat.
Sebagaimana dikutip oleh Drs. Syaiful Bahri Djamarah,
Alexander Meikeljohn mengatakan: “No one can be a genuine teacher
unless he is him self actively sharing in the human attempt to understand
men and their word”. Jadi, menurut Meikeljohn, tidak seorangpun yang
menjadi guru yang sejati (mulia) kecuali bila dia menjadikan dirinya
sebagai bagian dari anak didik dan kata-katanya. Guru yang dapat
memahami tentang kesulitan anak didik dalam hal belajar dan kesulitan
yang lainnya diluar masalah belajar, yang bisa menghambat aktivitas
10
belajar anak didik, maka guru tersebut akan disenangi anak didiknya.
8
Dengan adanya kesenangan siswa ini maka seorang siswa akan lebih
termotivasi untuk semangat belajar.
Respon atau persepsi siswa terhadap terhadap peranan
(kepribadian) guru itu merupakan faktor utama yang menentukan
evektivitas guru. Didalam bukunya Prof. Nasution dijelaskan bahwa ada
dua macam tipe-tipe guru, yang diantaranya yaitu:
a. Tipe Guru Dominatif
8
Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis, hlm. 39-41.
11
keakraban. 9Dan murid akan mampu bersosialisasi dengan baik dan
lebih berani dan bersedia untuk mengemukakan pendapatnya, lebih
spontan dalam ucapannya dan suka bekerja sama.
Jadi Perbuatan guru yang baik sering dikatakan bahwa
seorang guru itu mempunyai kepribadian yang baik atau berakhlak
mulia. Sebaliknya, bila seorang guru melakukan suatu sikap dan
perbuatan yang tidak baik menurut pandangan siswa, maka seorang
guru itu dikatakan tidak mempunyai kepribadian yang baik dan tidak
berakhlak mulia. Oleh karena itu, masalah kepribadian adalah suatu
hal yang sangat menentukan tinggi dan rendahnya kewibawaan
seorang guru dalam pandangan anak didik. Dengan kata lain baik
tidaknya citra seseorang ditentukan oleh kepribadian. Terlebih lagi
bagi seorang guru, masalah kepribadian merupakan salah satu
diantara faktor yang menentukan terhadap keberhasilan
melaksanakan tugas sebagai pendidik dan sebagai peningkat
motivasi siswa.
C. Karakteristik (Ciri Khas) Kepribadian Guru.
Setiap calon guru dan guru profesional sangat diharapkan memahami
bagaimana karakteristik kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai anutan
para siswanya. Secara konstitusional, guru hendaknya berkepribadian
pancasila dan UUD 1945 yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, disamping itu seorang guru harus memiliki kualifikasi (keahlian
yang diperlukan) sebagai tenaga pengajar, khususnya keahlian dalam hal
bersosialisasi (berinteraksi) dengan siswa, keahlian dalam berkepribadian
dan keahlian dalam memotivasi siswa.
Adapun karakteristik kepribadian yang hendak dimiliki oleh seorang
guru sebagai profesinya meliputi:
1) Fleksibilitas (keluwesan) kognitif guru
Fleksibilitas kognitif (keluwesan ranah cipta) merupakan
kemampuan berpikir yang diikuti dengan Tindakan simultan dan
memadahi dalam situasi tertentu. Kebalikannya adalah frigiditas kognitif
9
Nasution, MA, Sosiologi Pendidikan, hlm. 115-116.
12
atau kekakuan ranah cipta yang ditandai dengan kekurangmampuan dan
bertindak yang sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.
Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan
berpikir dan beradaptasi. Selain itu ia juga memiliki resistensi (daya
tahan) terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur (terlampau dini)
dalam pengamatan dan pengenalan. Ketika mengamati dan mengenali
suatu objek atau situasi tertentu, seorang guru yang fleksibel selalu
berfikir kritis. Dalam proses belajar mengajar, fleksibilitas kognitif guru
terdiri atas tiga dimensi yakni:
- Dimensi karakteristik kognitif pribadi guru
- Dimensi sikap kognitif guru terhadap siswa
- Dimensi sikap kognitif guru terhadap materi pelajaran dan
metode mengajar
Dengan adanya sifat atau ciri kepribadian guru tersebut maka
dapat dimungkinkan terciptanya kenyamanan pada siswa karna persepsi
mereka yang menganggap bahwa gurunya memiliki kepribadian yang
menarik dan secara tidak langsung mereka akan tertarik untuk
bersosialisasi denganguru tersebut, dengan adanya hal ini maka seorang
siswa akan tumbuh semangat dalam belajarnya .
2) Keterbukaan psikologis pribadi guru
Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan
kesediaannya yang relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya
dengan faktor-faktor ekstern antara lain adalah siswa, teman sejawat, dan
lingkungan pendidikan tempatnya bekerja. Ia mau menerima kritik
dengan ikhlas. Disamping itu ia juga memiliki empati yakni respon
afektif terhadap pengalaman emosional dan perasaan tertentu orang lain.
Jika salah seorang siswanya diketahui sedang mengalami kemalangan
umpamanya maka guru tersebut turut bersedih dan menunjukan simpati
dan berusaha memberi jalan keluar.
Keterbukaan psikologis sangat penting bagi guru mengingat
posisinya sebagai anutan siswa. Selain sisi-sisi positif adapula
signifikansi lain yang terkandung dalam keterbukaan psikologis guru
13
sepertidibawah ini: Pertama, keterbukaan psikologis merupakan
prakondisi atau persyaratan penting yang perlu dimiliki guru untuk
memahami pikiran dan perasaan orang lain. Kedua, keterbukaan
psikologis diperlukan untuk menciptakan suasana hubungan antar
pribadi guru dan siswa yang harmonis, sehingga mendorong siswa untuk
mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan.10
Jadi dengan keterbukaan psikologis pribadi pada guru maka
seorang siswa akan tertarik untuk meningkatkan motivasi belajanya
10
Muhbbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 228.
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
15
bersosialisasi (berinteraksi) dengan siswa, keahlian dalam berkepribadian
dan keahlian dalam memotivasi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri Djamarah Syaiful, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif
Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis ,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005).
16