Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Tugas Asuhan Keperawatan Ansietas Putri Ramadhanti

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS BERDASARKAN

SDKI, SLKI & SIKI

Untuk Memenuhi Tugas Individu


Community & Mental Health Nursing

Dosen Pengampu: Dr. Ibrahim Rahmat, S.Kp., S.Pd., M.Kes

Disusun Oleh:

Putri Ramadhanti (23/525990/PKU/21554)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS


KEDOKTERAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2024
KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut Nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah
Community & Mental Health Nursing (CMHN) Dalam Keperawatan Jiwa dengan topik
“Asuhan Keperawatan Klien Dengan Ansietas Berdasarkan SDKI, SLKI & SIKI”
Makalah ini telah penulis susun berdasarkan pedoman penulisan yang berlaku melalui
berbagai sumber referensi yang di dapatkan. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari konteks materi maupun kaidah penulisan.
Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik dari pembaca serta
dosen pendamping kami agar dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam
pengembangan ilmu keperawatan khususnya Community & Mental Health Nursing.

Yogyakarta, 20 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan........................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................................... 3


A. Konsep Ansietas ............................................................................................................ 3
B. Konsep Asuhan Keperawatan Ansietas ................................................................... …… 8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN Ansietas ........................ 21


A. Kasus ........................................................................................................................... 21
B. Asuhan Keperawatan .................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 34

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan mental merupakan salah satu penyebab utama beban kesehatan global. The
Global Burden of Disease, Injury, and Risk Facktors study (GBD) 2019 menampilkan hasil
bahwa gangguan mental yang paling berpengaruh adalah gangguan depresi dan kecemasan
(Ansietas), keduanya menempati peringkat di antara 25 penyebab utama dalam beban
penyakit di dunia pada tahun 2019 (Abbafati et al., 2020). Menurut World Health Organiztion
((WHO, 2017)) menyatakan bahwa depresi dan kecemasan merupakan gangguan jiwa umum
yang prevalensinya paling tinggi, lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia (3,6 dari
populasi) menderita kecemasan. Berdasarkan laporan yang telah terjadi di Amerika Serikat
diperkirakan bahwa gangguan kecemasan pada usia dewasa muda adalah sekitar 18,1% atau
sekitar 42 juta orang hidup dengan gangguan kecemasan, seperti gangguan panik, gangguan
obsesiv-kompulsif, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan umum dan fobia
(Rustam & Nurlela, 2021).

Negara berkembang khususnya di Indonesia, kondisi gangguan jiwa masih menjadi


salah satu isu yang belum mendapatkan perhatian yang optimal. Padahal secara jumlah,
penderita gangguan jiwa terus meningkat. Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) yang dilakukan pemeriksaan kepada 14,988 orang
sejak tahun 2020-2022 ditemukan hasil peningkatan masalah psikologis yang terus meningkat
setiap tahunnya yaitu 70,7% memiliki masalah psikologis pada tahun 2020, 80,4% memiliki
masalah psikologis pada tahun 2021 dan 82,5% memiliki masalah psikologis pada tahun
2022. Untuk masalah cemas terdapat 68,8% memiliki masalah cemas pada tahun 2020,
76,1% memiliki masalah cemas pada tahun 2021 dan 75,8% memiliki masalah cemas pada
tahun 2022.

Berdasarkan data dari Kemenkes (2009) gangguan kecemasan menduduki peringkat


kedua dari gangguan mental Indonesia. Sedangkan Kemenkes (2021) menyebutkan bahwa
18.373 jiwa mengalami gangguan kecemasan, angka tersebut mengalami kenaikan sebanyak
6,8 dari jumlah penduduk indonesia, dan lebih dari 23.000 mengalami depresi. Salah satu
masalah psikososial yang banyak dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah
Ansietas. Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman subjektif individu (Stuart, 2013).

1
Penyebab dari kecemasan yang dialami seseorang berupa faktor akademik dan psikososial.
Respon atas stressor yang tidak akurat dan tepat dapat kemudian menyebabkan kecemasan.
Ansietas (Kecemasan) yang bisa berlanjut pada status kesehatan jiwa akibat dari rasa takut
dan khawatir mengenai terjadinya sesuatu hal yang akan menimpa kehidupan serta bisa
berlanjut secara terus menerus dalam diri individu tersebut. Pengalaman Ansietas dimulai
pada masa bayi dan berlanjut sepanjang hidup (Stuart, 2013). Pada setiap tahapan usia,
individu akan mengalami perkembangan secara kognitif, hal ini mempengaruhi penilaian
individu terhadap stimulus tertentu. Penilaian yang tidak akurat dapat menimbulkan Anxiety,
hal ini disebut juga dengan perilaku maladatif (Ristiana et al., 2023).

Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan yaitu dengan pemberian
pendidikan kesehatan terhadap individu yang mengalami kecemasan. Pelaksanaan pendidikan
kesehatan dalam keperawatan merupakan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan status
kesehatan, meningkatkan derajat pengetahuan dan membantu pasien dan keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatan. Menurut Idaiani (2015) dampak ketika seserang mengalami
kecemasan yang berpanjangan dapat menimbulkan resiko gangguan mental, emosional dan
gangguan jiwa. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan yaitu dengan
pemberian asuhan keperawatan pada individu tersebut dengan peningkatan kemampuan dan
penurunan tanda gejala kecemasan.

B. Tujuan Penulisan
Laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai konsep Ansietas, konsep
asuhan keperawatan pada pasien Ansietas dan asuhan keperawatan yang disusun untuk
menyelesaikan kasus dengan pasien Ansietas.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Ansietas
1. Definisi Ansietas
Ansietas merupakan keadaan emosi, perasaan yang timbul sebagai respon awal
terhadap stress psikis dan ancaman terhadap nilai-nilai yang berarti bagi individu.
Kecemasan sering digambarkan sebagai perasaan yang tidak pasti, ragu-ragu,
tidak berdaya, gelisah, kekhawatiran, tidak tentram yang sering disertai dengan
keluhan fisik (Azizah et al., 2017).
Ansietas adalah perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak jelas atau tidak
nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang mengancam. Ansietas adalah perasaan
tidak nyaman atau khawatir yang samar disertai respon otonom (sumber sering
kali tidak spesifik atau tidak diketahui individu), perasaan takut yang disebabkan
oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk
bertindak menghadapi ancaman (NANDA, 2020).
Ansietas adalah suatu kondisi emosional dan pengalaman subjektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman (PPNI,
2017).
2. Etiologi Ansietas
Menurut Stuart (2013) terdapat beberapa faktor yang dapat mengakibatkan
Ansietas yaitu:
A. Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini
membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama
dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana
halnya dengan endorin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan isik
dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi
stresor.
b. Faktor Psikologis
1. Pandangan psikoanalitik. Ansietas adalah konlik emosional
yang terjadi antara antara dua elemen kepribadia dan superego.

3
Ini mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan
superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan
oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan
fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
2. Pandangan interpersonal. Ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.
Ansietas berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti
perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan
spesiik. Orang yang mengalami harga diri rendah terutama
mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3. Pandangan perilaku. Ansietas merupakan produk frustasi
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku
menganggap sebagai dorongan belajar berdasarkan keinginan
dari dalam untuk menghindari kepedihan. Individu yang
terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan pada ketakutan
berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan
selanjutnya.
c. Sosial Budaya
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada
tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan
ansietas dengan depresi. Faktor ekonomi dan latar belakang
pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi berikut.
1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
isRespirasiiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,
harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang

4
3. Tanda dan Gejala Ansietas
Menurut Azizah et al (2017) tanda gejala pada Ansietas adalah sebagai
berikut:
A. Respon Fisiologis
a. Kardiovakuler
- Palpitasi
- Jantung berdebar
- Tekanan darah meningkat
- Rasa mau pingsan
- Tekanan darah menurun, nadi menurun.
b. Respirasi
- Nafas cepat
- Pernafasan dangkal
- Rasa tertekan pada dada dan tercekik
- Terengah-engah
c. Gastrointestinal
- Kehilangan nafsu makan
- Menolak makan
- Rasa tidak nyaman pada abdomen
- Rasa tidak nyaman pada epigastrium
- Nause, diare
d. Neuromuskuler
- Peningkatan reflek
- Peningkatan rangsangan kejut
- Mata berkedip-kedip
- Insimnia
- Gelisah
- Wajah tegang
- Kelemahan secara umum
e. Saluran Kemih
- Tidak dapat menahan BA
- Tidak dapat menahan BAK

5
- Nyeri saat BAK
f. Integumen
- Rasa terbakar pada wajah
- Berkeringat setempat (telapak tangan)
- Gatal-gatal
- Perasaan panas dingin pada kulit
- Muka pucat
- Berkeringat seluruh tubuh
B. Respon Kognitif
- perhatian terganggu
- Konsentrasi hilang
- Pelupa
- Salah penilaian
- Blocking
- Menurunnya lahan persepsi
- Kreatifitas menurun
- Produktifitas menurun
- Bingung
- Sangat waspada
- Hilang objektifitas
- Takut kecelakaan dan mati
C. Respon Afektif
- Mudah terganggu
- Tidak sabar
- Tegang
- Takut berlebihan
- Teror
- Gugup yang luar biasa
- Nervous

6
4. Rentang Respon Tingkat Ansietas
Rentang Respon Tingkat Ansietas menurut Azizah et al., ( 2017) adalah sebagi
berikut:
A. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari
dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya. Ansietas menumbuhkan motivasi belajar serta menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas.
B. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami
perhatian yang selektif tetapi dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. 3
C. Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Adanya
kecenderungan untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesiik dan tidak
dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat
memusatkan pada suatu area lain.
D. Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror,
serta tidak mampu melakukan apapun walaupun dengan pengarahan. Panik
meningkatkan aktivitas motorik, menurunkan kemampuan berhubungan dengan
orang lain, persepsi menyimpang, serta kehilangan pemikiran rasional.

Adaptif Maladaptif

Antisipasi Ringan sedang berat panik

Gambar Rentang Respon Ansietas menurut (Stuart, 2013).

7
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian sebagai tahap awal proses keperawatan meliputi pengumpulan data,
analisis data, dan perumusan masalah pasien. Data yang dikumpulkan adalah data
pasien secara holistik, meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Stuart dan Sundeen (2002) menyebutkan bahwa faktor predisposisi, faktor
presipitasi, penilaian terhadap stresor, sumber koping, dan kemampuan koping
yang dimiliki pasien adalah aspek yang harus digali selama proses pengkajian.
Secara lebih terstruktur pengkajian kesehatan jiwa meliputi hal berikut.
a. Identitas pasien
1. Perawat yang merawat pasien melakukan perkenalan dan kontak dengan
pasien tentang: nama perawat, nama pasien, panggilan perawat,
panggilan pasien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan
dibicarakan.
2. Usia dan No. RM dapat dengan melihat rekam medis.
b. Keluhan utama/alasan masuk
Tanyakan kepada pasien/keluarga pertanyaan berikut.
a. Apa yang menyebabkan pasien/keluarga datang ke RS saat ini?
b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini?
c. Bagaimana hasilnya?
c. Faktor predisposisi
1. tanyakan kepada pasien/keluarga apakah pasien pernah mengalami
gangguan jiwa di masa lalu.
2. Apabila pada Poin 1 “Ya”, maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan
sebelumnya.
3. Tanyakan pada pasien apakah pasien pernah melakukan dan atau
mengalami dan/ atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga, dan tindakan
kriminal.
4. Tanyakan kepada pasien/keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya
yang mengalami gangguan jiwa. Apabila ada anggota keluarga lain yang
mengalami gangguan jiwa, maka tanyakan bagaimana hubungan pasien
dengan anggota keluarga tersebut. Tanyakan apa gejala yang dialami

8
serta riwayat pengobatan dan perawatan yang pernah diberikan pada
anggota keluarga tersebut.
5. Tanyakan kepada pasien/keluarga tentang pengalaman yang tidak
menyenangkan (kegagalan, kehilangan/perpisahan/kematian, trauma
selama tumbuh kembang) yang pernah dialami pasien pada masa lalu.
d. Aspek fisik/biologis
Pengkajian difokuskan pada sistem dan fungsi organ.
1. Ukur dan observasi tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, suhu,
pernapasan pasien.
2. Ukur tinggi badan dan berat badan pasien.
3. Tanyakan kepada pasien/keluarga, apakah ada keluhan Fisik yang
dirasakan oleh pasien
4. Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan
keluhan yang ada.
5. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada.
e. Aspek psikososial
1. Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan
hubungan pasien dan keluarga.
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh
1. Tanyakan persepsi pasien terhadap tubuhnya, bagian tubuh
yang disukai, dan bagian yang tidak disukai.
b. Identitas diri, tanyakan tentang hal berikut.
1. Status dan posisi pasien sebelum dirawat.
2. Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat
kerja, kelompok).
3. Kepuasan pasien sebagai laki-laki atau perempuan.
c. Peran, tanyakan mengenai hal berikut.
1. tugas/peran yang diemban dalam
keluarga/kelompok/masyarakat.
2. Ke mana saja pasien dalam melaksanakan tugas/peran
tersebut.
d. Ideal diri, tanyakan hal sebagai berikut.
1. Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran.

9
2. Harapan pasien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah,
tempat kerja, masyarakat).
3. Harapan pasien terhadap penyakitnya.
f. Harga diri, tanyakan hal berikut.
1. Hubungan pasien dengan orang lain sesuai dengan kondisi
No. 2a, b, c, dan d.
2. Penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan
kehidupannya.
3. Hubungaan sosial
a. Tanyakan pada pasien siapa orang terdekat dalam
kehidupannya, tempat mengadu, tempat bicara, serta minta
bantuan atau sokongan.
b. Tanyakan pada pasien kelompok apa saja yang diikuti dalam
masyarakat.
c. Tanyakan pada pasien sejauhmana ia terlibat dalam
kelompok di masyarakat.
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
4. Spiritual
pandangan dan keyakinan terhadap gangguan jiwa sesuai norma
budaya dan agama yang dianut, pandangan masyarakat tentang
gangguan jiwa. Kegiatan ibadah dirumah klien bagaimana lalu
tanggapan klien tentang kegiatan ibadahnya.
f. Status mental
Didalam status mental terdapat penampilan klien, pembicaraan
klien, aktivitas motorik yang dilakukan klien, alam perasaan yang
sedang dialami klien, afek klien, interaksi selama wawancara,
persepsi, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan
berhitung, kemampuan penilaian, daya tilik.
g. Kebutuhan persiapan pulang
Makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian, istirahat dan tidur,
penggunaan obat, pemeliharaan kesehatan, aktivitas dirumah,
aktivitas diluar rumah.
h. Mekanisme koping

10
Data didapatkan melalui wawancara pada pasien atau keluarganya.
Beri tanda pada kotak koping yang dimiliki pasien, baik adaptif
maupun maladaptif.
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Data didapatkan melalui wawancara pada pasien atau keluarganya.
Pada tiap masalah yang dimiliki pasien beri uraian spesiik, singkat,
dan jelas.
j. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara pada pasien. Pada tiap item
yang dimiliki oleh pasien simpulkan dalam masalah.
k. Aspek medis
Tuliskan diagnosis medik pasien yang telah dirumuskan oleh
dokter yang merawat. Tuliskan obat-obatan yang pasien saat ini ,
baik obat isik, psikofarmaka, dan terapi lain.

2. Pohon Masalah
Effect Haga Diri Rendah Situsional

Core Problem Ansietas

Cause Koping Individu Tidak Efektif

Sumber: Sutejo 2016

11
3. Rencana Tindakan Keperawatan Dengan Strategi Pelaksanaan
Rencana tindakan Keperawatan pada klien Ansietas menurut Keliat (2019) adalah
sebagai berikut:
A. Tindakan keperawatan Ners
1. Kaji tanda gejala ansietas dan kemampuan klien dalam mengurangi
ansietas
2. Jelaskan proses terjadinya ansietas
3. Latih cara mengatasi ansietas
a. Tarik nafas dalam
b. Distraksi: bercakap-cakap hal positif
c. Hipnotis lima jari yang fokus pada hal positif
1. Jempol dan telunjuk disatukan, dan bayangkan saat badan sehat
2. Jempol dan jari tengah disatukan, dan bayangkan orang yang
peduli dan sayang pada saudara
3. Jempol dan jari manis disatukan, dan bayangkan saat saudara
mendapat pujian.
4. Jempol dan kelilingking disatukan, dan bayangkan tempat yang
paling saudara sukai.
d. Kegiatan spiritual
4. Bantu klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal kegiatan
B. Tindakan keperawatan spesialis
1. Penghentian pikiran (tought stopping)
a. Sesi 1: mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pikiran yang mengganggu serta menghentikan satu
pikiran yang paling menggangu dengan hitungan teratur
b. Sesi 2: menghentikan pikiran yang menganggu pertama dengan
menggunakan hitungan bervariasi
c. Sesi 3: Evaluasi manfaat menghentikan pikiran yang menggangu
2. Latihan relaksasi otot progresif (progresive muscle relaxion)
a. Sesi 1: identifikasi ketegangan otot dan latihan mengencangkan
dan mengendorkan otot
b. Sesi 2: evaluasi manfaat mengencangkan dan mengendurkan otot
3. Logoterapi

12
a. Sesi 1: identifikasi masalah yang dihadapi: perubahan yang terjadi
dan masalah yang dialami.
b. Sesi 2: identifikasi respon terhadap masalah psikososial dan cara
mengatasinya, tambahkan respon bio dan sosial
c. Sesi 3: logoterapi dengan teknik medical ministry
d. Sesi 4: evaluasi
4. Terapi penerimaan komitmen (acceptance commitment therapy)
a. Sesi 1: mengidentifikasi pengalaman/kejadian yang tidak
menyenangkan
b. Sesi 2: mengenali keadaan saat ini dan menemukan nilai-nilai
terkait pengalaman yang tidak menyenangkan
c. Sesi 3: berlatih menerima pengalaman/kejadian tidak
menyenangkan menggunakan nilai-nilai yang dipilih klien
d. Sesi 4: berkomitmen menggunakan nilai-nilai yang dipilih klien
untuk mencegah kekambuhan.

13
4. Intervensi Keperawatan Berdasarkan 3S
Tabel 2.1 Rencana Tindakan Keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI, 2018)
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan (SLKI, 2019) Intervensi Keperawatan (SIKI,
(SDKI, 2017) (PPNI, 2019) 2018)
(PPNI, 2017)
1 Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama …. Pertemuan, Reduksi Ansietas (l.09314)
Definisi: diharapkan Ansietas teratasi dengan kriteria hasil: Tindakan:
Kondisi Emosi dan Observasi
pengalaman subjektif Tingkat Ansietas (L.09093) 1. Identifikasi saat tingkat
individu terhadap Definisi: Kondisi Emosi dan pengalaman subjektif terhadap objek yang ansietas berubah (mis.
objek yang tidak jelas tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan Kondisi, waktu, stresor)
dan spesifik akibat individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman 2. Identifikasi kemampuan
antisipasi bahaya yang Ekspektasi: menurun mengambil keputusan
memungkinkan Kriteria Hasil: 3. Monitor tanda-tanda
individu melakukan ansietas (verbal dan
tindakan untuk nonverbal)
menghadapi ancaman Terapeutik
1. Ciptakan suasana
Penyebab: terapeutik untuk
1. Krisis situasional menumbuhkan
2. Kebutuhan tidak kepercayaan
terpenuhi 2. Temani pasien untuk

14
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan (SLKI, 2019) Intervensi Keperawatan (SIKI,
(SDKI, 2017) (PPNI, 2019) 2018)
(PPNI, 2017)
3. Krisis maturasional meningkat Cukup sedang Cukup Menurun mengurangi kecemasan,
4. Ancaman terhadap meningkat menurun jika memungkinkan.
Verbalisasi 1 2 3 4 5
konsep diri 3. Pahami situasi yang
kebingungan
5. Ancaman terhadap membuat ansietas
Verbalisasi 1 2 3 4 5
kematian 4. Dengarkan dengan penuh
khawatir
6. Kekhawatiran akibat kondisi
perhatian
mengalami yang dihadapi 5. Gunakan pendekatan
kegagalan Perilaku 1 2 3 4 5 yang tenang dan
7. Disfungsi sistem Gelisah meyakinkan
keluarga Perilaku 1 2 3 4 5 6. Tempatkan barang pribadi
tegang
8. Hubungan orang yang memberikan
Keluhan 1 2 3 4 5
tua-anak tidak kenyamanan
pusing
memuaskan 7. Motivasi mengidentifikasi
Anoreksia 1 2 3 4 5
9. Faktor keturunan Palpitasi 1 2 3 4 5
situasi yang memicu
(temperamen Frekuensi 1 2 3 4 5 kecemasan
mudah tergitasi pernafasan 8. Diskusikan perencanaan
sejak lahir) Frekuensi nadi 1 2 3 4 5 realistis tentang peristiwa
10. Penyalahgunaan zat Tekanan darah 1 2 3 4 5 yang akan datang
Diaforesis 1 2 3 4 5
11. Terpapar bahaya Edukasi

15
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan (SLKI, 2019) Intervensi Keperawatan (SIKI,
(SDKI, 2017) (PPNI, 2019) 2018)
(PPNI, 2017)
lingkungan (mis, Tremor 1 2 3 4 5 1. Jelaskan prosedur,
toksin, polutan, dan pucat 1 2 3 4 5 termasuk sensasi yang
lani-lain memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik mungkin dialami
memburuk membaik
12. Kurang terpapar 2. Informasikan secara
Konsentrasi 1 2 3 4 5
informasi faktual mengenai
Pola tidur 1 2 3 4 5
Gejala dan Tanda diagnosis, pegobatan, dan
Perasaan 1 2 3 4 5
Mayor keberdayaan prognosis
Subjektif Kontak mata 1 2 3 4 5 3. Anjurkan keluarga untuk
• Merasa bingung Pola 1 2 3 4 5 tetap bersama pasien, jika
• Merasa khawatir berkemih perlu
Orientasi 1 2 3 4 5 4. Anjurkan melakukan
dengan akibat dari
` kegiatan yang tidak
kondisi yang
dihadapi kompetitif, sesuai
• Sulit berkonsentrasi kebutuhan
5. Anjurkan
Objektif mengungkapkan perasaan

• Tampak gelisah persepsi

• Tampak tegang 6. Latih kegiatan pengalihan


untuk mengurangi

16
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan (SLKI, 2019) Intervensi Keperawatan (SIKI,
(SDKI, 2017) (PPNI, 2019) 2018)
(PPNI, 2017)
• Sulit tidur ketegangan
Gejala dan Tanda 7. Latih penggunaan
Minor mekanisme pertahanan
Subjektif diri yang tepat
• Mengeluh pusing 8. Latih teknik relaksasi
• Anoreksia Kolaborasi

• Palpitasi 1. Kolaborasi pemberian

• Merasa tidak obat antiansietas. Jika

berdaya perlu
Terapi relaksasi (l.09326)

Objektif Observasi

1. Frekuensi napas 1. Identifikasi penurunan

meningkat tingkat energi,

2. Frekuensi nadi ketidakmampuan

meningkat konsentrasi, atau gejala

3. Tekanan darah lain yang mengganggu

meningkat kemampuan kognitif

4. Diaforesis 2. Identifikasi teknik


relaksasi yang pernah

17
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan (SLKI, 2019) Intervensi Keperawatan (SIKI,
(SDKI, 2017) (PPNI, 2019) 2018)
(PPNI, 2017)
5. Tremor efektif digunakan
6. Muka tampak pucat 3. Identifikasi kesedian,
7. Suara bergetat kemampuan, dan
8. Kontak mata buruk penggunaan teknik
9. Sering berkemih sebelumnya
10. Berorientasi pada 4. Periksa ketegangan otot,
masa lalu frekuensi nadi, tekanan
Kondisi Klinis darah, dan suhu sebelum
Terkait dan sesudah latihan
1. Penyakit kronis 5. Monitor respon terhadap
progresif (mis, terapi relaksasi
kanker, penyakit Terapeutik
autoimun) 1. Ciptakan lingkungan
2. Penyakit akut tenang dan tanpa
3. Hospitalisasi gangguan dengan
4. Rencana operasi pencahayaan dan suhu
5. Kondisi diagnosis ruang nyaman, jika
penyakit belum memungkinkan.
jelas 2. Berikan informasi tertulis

18
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan (SLKI, 2019) Intervensi Keperawatan (SIKI,
(SDKI, 2017) (PPNI, 2019) 2018)
(PPNI, 2017)
6. Penyakit neurologis tentang persiapan dan
7. Tahap tumbuh prosedur teknik relaksasi
kembang 3. Gunakan pakain longgar
4. Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
5. Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis
relaksasi yang tersedia
(misal. Musik, meditasi,
nafas dalam, relaksasi
otot progresif)
2. Jelaskan secara rinci

19
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan (SLKI, 2019) Intervensi Keperawatan (SIKI,
(SDKI, 2017) (PPNI, 2019) 2018)
(PPNI, 2017)
intervensi relaksasi yang
dipilih
3. Anjurkan mengambil
posisi nyaman
4. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
5. Anjurkan sering
mengulang atau melatih
teknik yang dipilih
6. Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (misal.
Napas dalam, peregangan,
atau imajinasi
terbimbing).

20
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN ANSIETAS
A. KASUS
Seorang perempuan, bernama nyonya S usia 45 tahun, suku Jawa, telah
menikah, latar belakang sosio ekonomi menengah, profesi ibu rumah tangga dirujuk
ke unit rawat jalan poli psikiatri dengan riwayat keluhan sering merasa cemas sejak
1 bulan terakhir dan semakin hebat 1 hari ini terutama bila mendengar berita
kematian, meskipun tidak mengenal orang tersebut. Bila serangan cemas ini
muncul, pasien merasakan badannya lemas ringan, mual, dan jantung berdebar-
debar keras, mudah tersinggung mudah marah, kelelahan dengan aktivitas ringan,
sulit berkonsentrasi, penurunan daya ingat dan sulit untuk tidur. Pasien mengatakan
pada awalnya kurang lebih 3 tahun yang lalu mulai merasakan sulit tidur, dan hal
ini tiba-tiba saja terjadi dan sulit untuk dikontrol. Pasien mengatakan kecemasannya
semakin memburuk setelah kematian mendadak ibunya akibat serangan jantung.
Klien mengatakan kecemasan terhadap kematian membuatnya enggan untuk
enggan berkumpul dengan teman-teman atau anggota keluarganya. Klien
mengatakan bahwa dengan menjauh dari orang-orang yang dicintai, dia dapat
melindungi dirinya sendiri dari rasa sakit yang mungkin terjadi akibat kematian
mereka. Terdapat riwayat hipertensi (pasien rutin mengkonsumsi obat anti
hipertensi dari dokter yaitu amlodipin) Tidak ada riwayat penyakit kejiwaan,
riwayat penyakit sistemik dan metabolik atau riwayat penyakit keluarga
sebelumnya, tidak ada riwayat penyalahgunaan zat. Pemeriksaan fisik menunjukkan
tekanan darah 160/79, nadi 120kali/menit, frekuensi pernafasan 25 kali/menit, suhu
aksial 36,80C.
Pada pemeriksaan HAM-A (Hamilton Anxiety Rating Scale) menunjukkan
bahwa penderita mengalami perasaan cemas, tegang, ketakutan yang tidak jelas,
mengalami gangguan tidur, gejala somatik otot –sensorik, gangguan kardiovaskular,
serta perilaku saat wawancara menunjukkan raut muka tegang, gelisah, kening
selalu dikerutkan. Hasil pemeriksaan HARS mencapai angka 25 yang artinya
penderita masuk kedalam gangguan kecemasan dengan skala berat/severe. Hasil
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak menunjukkan adanya kelainan.
Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan anailsis kimia darah (BUN/

21
serum kreatinin, AST/ALT, bilirubin dalam batas normal. Berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan penunjang, dokter memberikan obat
alprazolam 0,5 mg dosis sekali sehari malam hari selama 4 bulan untuk penanganan
gangguan kecemasan yang diderita pasien.

2. Asuhan Keperawatan Nyonya. S


1. Pengakjian
a. Identitas Klien
No. Rm : 0812xx.xxx
Nama : Nyonya S
Kategori : Klien jiwa
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 45 Tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Gang Sadewa Rt 08 Jawa Tengah
Nomor Asuransi : xxx-xxxx
b. Alasan Masuk Rumah Sakit
1. Keluhan Utama : rasa cemas-cemas yang semakin hebat sejak 1
hari ini.
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Rasa cemas-cemas yang semakin hebat
1 hari ini. Awalnya klien sudah sering merasakan cemas tiba-tiba bila
mendengar kabar kematian, meskipun tidak mengenal orang tersebut.
Ini telah dialami pasien sejak 1 bulan yang lalu. Pasien takut
menghadapi kematian meski tanpa kekhawatiran yang jelas. Bila
serangan cemas ini muncul, pasien merasakan badannya lemas ringan,
mual, dan jantung berdebar-debar keras, mudah tersinggung mudah
marah, kelelahan dengan aktivitas ringan, sulit berkonsentrasi,
penurunan daya ingat dan sulit untuk tidur. pasien awalnya kurang
lebih 3 tahun yang lalu mulai merasakan sulit tidur, dan hal ini tiba-
tiba dirasakan. Riwayat Hipertensi (+)

22
3. Riwayat penyakit masa lalu (riwayat dirawat)
Klien belum pernah dirawat sebelumnya di rumah sakit, tidak ada
anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular dan
kejiwaan.
c. Faktor predisposisi:
Riwayat keluarga: Kematian mendadak ibunya mungkin jadi pemicu kuat
bagi kecemasan klien terhadap kematian, hal ini dapat meningkatkan
kecemasan pada klien.
Pengalaman Traumatis: pengalaman kehilangan orang tua secara
mendadak akibat serangan jantung merupakan pengalaman traumatis bagi
klien. Trauma ini dapat memperkuat kecemasannya terkait kematian dan
meningkatkan respon emosional terhadap berita atau cerita kematian.
d. Fisik
Tanda-tanda vital: tekanan darah 160/79, nadi 120 kali/menit, frekuensi
pernafasan 25kali/menit, suhu 36,80C
Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan anailsis kimia darah
(BUN/ serum kreatinin, AST/ALT, bilirubin dalam batas normal).
Alergi: tidak ada
e. Konsep Diri
1. Gambaran diri : Klien menyukai dirinya
2. Identitas diri : Klien seorang ibu rumah tangga memiliki 2
orang anak
3. Peran diri : Klien berperan sebagai Istri dan seorang ibu
4. Ideal diri : Klien menjadi istri dan ibu yang dapat
dihandalkan
5. Harga diri : Klien merasa sudah melakukan yang terbaik
sebagai seorang istri dan Ibu
f. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti: keluarga
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: klien dikenal
sebagai orang yang ramah dan sering ikut kegiatan dalam kegiatan
masyarakat.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang: klien seringkali
mengulang pembicaraan dan mudah beralih saat diajak berbicara

23
g. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan: klien beragama Islam
2. Kegiatan ibadah: klien sering beribadah
h. Status mental
1. Penampilan: klien berpakain rapi, dan tidak berbau
2. Pembicaraan: klien kooperatif saat diajak berbicara
3. Aktivitas motorik: baik tidak ada gangguan
4. Alam perasaan: cemas, gelisah
5. Afek: cemas, tegang, gestur gelisah
6. Interaksi: klien kooperatif saat berinteraksi
7. Persepsi: klien memiliki persepsi yang negatif atau takut akan
kematian. Klien merasa tidak berdaya atau tidak mampu mengatasi
kecemasan terkait kematian
8. Proses pikir: klien terfokus dan terpaku daoa pikiran-pikiran obsesif
terkait kematian dan kecemasan terkait kematian
9. Isi pikir: klien tidak dapat mengendalikan isi pikirannya terkait ke
khawatiran terkait ketakutan akan kematian
10. Tingkat kesadaran: compos mentis
11. Memori: klien mampu menceritakan kejadian masa lalu dan yang
baru terjadi
i. Aspek Medik
1. Diagnosa medik: Anxiety Disorders
2. Terapi medik: Amlodipine 5 mg (1x1), alprazolam (0,5) mg dosis
(1x1)

2. Analisis Data

24
3.1 Analisis Data dan Diagnosa Keperawatan
Data subjektif dan objektif Masalah Keperawatan
DO: SDKI
• Hasil Pemerikasaan HAM-A: Ansietas (D.0080)
25
• Perilaku saat wawancara
menunjukkan raut muka tegang,
gelisah, kening selalu
dikerutkan.
• Tekanan darah 160/79, nadi 120
kali/menit, frekuensi pernafasan
25kali/menit
DS
• Klien mengatakan sering
merasa cemas sejak 1 bulan
terakhir dan semakin hebat 1
hari ini terutama bila
mendengar berita kematian.
• Klien mengatakan sulit
berkonsentrasi, dan sulit tidur.

DO: SDKI
• hasil pemeriksaan kecemasan Gangguan Interaksi Sosial
menunjukkan gangguan (D.0118)
kecemasan berat
DS:
• Pasien mengatakan
kecemasannya semakin
memburuk setelah kematian
mendadak ibunya karena
sakit jantung.
• Klien mengatakan
kecemasan terhadap

25
kematian membuatnya
enggan untuk enggan
berkumpul dengan teman-
teman atau anggota
keluarganya.
• Klien mengatakan bahwa
dengan menjauh dari orang-
orang yang dicintai, dia
dapat melindungi dirinya
sendiri dari rasa sakit yang
mungkin terjadi akibat
kematian mereka

3. Prioritas Diagnosa Keperawatan


Tabel 3.2 Prioritas Diganosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan Ancaman Kematian ditandai dengan
pasien mengeluh cemas, merasa khawatir dengan kondisi saat ini,
merasa bingung, sulit berkonsentrasi dan sulit tidur. Pasien tampak
tegang, gelisah, dan dahi dikerutkan.
2. Gangguan Interaksi Sosial berhubungan dengan ketiadaan orang
terdekat ditandai dengan pasien mengeluh khawatir setelah ibunya
meninggal secara mendadak dan pasien enggan untuk berkumpul
dengan teman atau anggota keluarganya. Pasien tampak cemas.

26
4. Nursing Care Planning berdasarkan SSS
Tabel 3.3 Nursing Care Planning Keperawatan Berdasarkan SSS
SDKI SLKI SIKI
Ansietas (D.0080) Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Ansietas (l.09314)
Definisi: Definisi: Kondisi Emosi dan pengalaman subjektif Tindakan:
Kondisi Emosi dan pengalaman terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat Observasi
subjektif individu terhadap objek antisipasi bahaya yang memungkinkan individu 1. Identifikasi saat tingkat
yang tidak jelas dan spesifik akibat melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman ansietas berubah (mis.
antisipasi bahaya yang Ekspektasi: menurun Kondisi, waktu, stresor)
memungkinkan individu Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2. Identifikasi kemampuan
melakukan tindakan untuk 1x24 jam diharapkan Ansietas pada klien dapat mengambil keputusan
menghadapi ancaman diatasi dengan kriteria hasil: 3. Monitor tanda-tanda ansietas
Penyebab: Awal Target (verbal dan nonverbal)
• Ancaman terhadap kematian Verbalisasi kebingungan 1 4 Terapeutik
Gejala dan Tanda Mayor Verbalisasi khawatir akibat 1 4 1. Ciptakan suasana terapeutik
• Merasa bingung kondisi yang dihadapi untuk menumbuhkan
Perilaku Gelisah 1 4
• Merasa khawatir dengan akibat kepercayaan
Perilaku tegang 1 4 2. Temani pasien untuk
dari kondisi yang dihadapi
Palpitasi 1 3
• Sulit berkonsentrasi mengurangi kecemasan
Frekuensi pernafasan 1 3 3. Pahami situasi yang membuat
• Tampak gelisah
Frekuensi nadi 1 3 ansietas
• Tampak tegang
4. Dengarkan dengan penuh

27
SDKI SLKI SIKI
• Sulit tidur Tekanan darah 1 3 perhatian
Konsentrasi 1 3 5. Gunakan pendekatan yang
Gejala dan Tanda Minor
Pola tidur 1 3 tenang dan meyakinkan
• Palpitasi
6. Tempatkan barang pribadi
• Frekuensi napas meningkat
Keterangan: yang memberikan
• Frekuensi nadi meningkat
1 meningkat kenyamanan
• Tekanan darah meningkat
2 cukup meningkat 7. Motivasi mengidentifikasi
3 sedang situasi yang memicu
4 cukup menurun kecemasan
5 menurun 8. Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
1. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
2. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pegobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien
4. Anjurkan melakukan kegiatan

28
SDKI SLKI SIKI
yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
5. Anjurkan mengungkapkan
perasaan persepsi
6. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi ketegangan
7. Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
8. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas (alprazolam 0,5
mg)

Terapi relaksasi (l.09326)


Observasi
1. Identifikasi penurunan tingkat
energi, ketidakmampuan
konsentrasi, atau gejala lain
yang mengganggu
kemampuan kognitif

29
SDKI SLKI SIKI
2. Identifikasi teknik relaksasi
yang pernah efektif digunakan
3. Identifikasi kesedian,
kemampuan, dan penggunaan
teknik sebelumnya
4. Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan darah,
dan suhu sebelum dan sesudah
latihan
5. Monitor respon terhadap
terapi relaksasi

Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan tenang
dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang
nyaman, jika memungkinkan.
2. Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
3. Gunakan pakain longgar

30
SDKI SLKI SIKI
4. Gunakan nada suara lembut
dengan irama lambat dan
berirama
5. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis
lain, jika sesuai

Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (misal. Musik,
meditasi, nafas dalam,
relaksasi otot progresif)
2. Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
3. Anjurkan mengambil posisi
nyaman
4. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi

31
SDKI SLKI SIKI
5. Anjurkan sering mengulang
atau melatih teknik yang
dipilih
6. Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (misal. Napas
dalam, peregangan, atau
imajinasi terbimbing).

Gangguan Interaksi Sosial Interaksi Sosial (L.13115) Promosi Sosialisasi (l.13498)


(D.0118) Definisi: Tindakan:
Definisi: Kuantutas dan /atau kualitas hubungan sosial yang Observasi
Kuantitas dan/ atau kualitas cukup • Identifikasi kemampuan
hubungan sosail yang kurang atau Ekspektasi: meningkat melakukan interaksi
berlebih Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dengan orang lain.
Penyebab 1x24 jam diharapkan gangguan interaksi sosial pada • Identifikasi hambatan
• Ketiadaan orang terdekat klien dapat diatasi dengan kriteria hasil: melakukan interaksi
Gejala dan Tanda Mayor dengan orang lain
• Merasa tidak nyaman dengan Terapeutik
situasi • Motivasi meningkatkan
• Tidak berminat melakukan Awal Target keterlibatan dalam suatu
kontak emosi dan fisik Perasaan yang nyaman 1 3 hubungan

32
SDKI SLKI SIKI
Gejala dan Tanda Minor dengan situasi sosial • Diskusikan kekuatan dan
• Gejala cemas berat Responsif pada orang lain 1 3 keterbatasan dalam
Perasaan tertarik pada 1 3 berkomunikasi dengan
orang lain orang lain
Minat melakukan kontak 1 3 • Diskusikan perencanaan
emosional kegiatan dimasa depan
Minat melakukan kontak 1 3 Edukasi
fisik • Anjurkan berinterkasi
Gejala cemas 1 3 dengan orang lain secara
bertahap
Keterangan: • Anjurkan ikut serta kegiatan
1 menurun sosial dengan
2 cukup menurun kemasyaraktan
3 sedang • Anjurkan berbagi
4 cukup meningkat pengalaman dengan orang
5 meningkat lain.

33
DAFTAR PUSTAKA

Abbafati, C., Abbas, K. M., Abbasi, M., Abbasifard, M., Abbasi-Kangevari, M., Abbastabar,
H., Abd-Allah, F., Abdelalim, A., Abdollahi, M., Abdollahpour, I., Abedi, A., Abedi, P.,
Abegaz, K. H., Abolhassani, H., Abosetugn, A. E., Aboyans, V., Abrams, E. M., Abreu,
L. G., Abrigo, M. R. M., … Murray, C. J. L. (2020). Global burden of 369 diseases and
injuries in 204 countries and territories, 1990–2019: a systematic analysis for the Global
Burden of Disease Study 2019. The Lancet, 396(10258), 1204–1222.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30925-9

Azizah, lilik ma’rifatul, Zinuri, I., & Akbar, A. (2017). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa Teori dan Aplikasi Praktik Klinik by Lilik Ma’rifatul Azizah, Imam Zainuri, Amar
Akbar (z-lib.org).pdf. Z-Lib.Org, 657.

Keliat, B. A. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa (1st ed.). Buku Kedokteran EGC.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.). Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI, T. P. S. D. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat


Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Ristiana, R., Prayiitno, S. S., Widowati, E. G., & Suminar, D. R. (2023). Psikoedukasi
‘Anxietywarrior.go’ untuk Gangguan Kecemasan. Abdimasku : Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 6(2), 622. https://doi.org/10.33633/ja.v6i2.1276

Rustam, M. Z. A., & Nurlela, L. (2021). Gangguan Kecemasan dengan Menggunakan Self
Reporting Questionaire (SRQ-29) di Kota Surabaya. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Mulawarman (JKMM), 3(1), 39. https://doi.org/10.30872/jkmm.v3i1.5752

Stuart, G. W. (2013). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart (10th ed.).
Elsevier.

WHO. (2017). Depression and Other Common Mental Disorders.


https://www.who.int/publications/i/item/depression-global-health-estimates

34

Anda mungkin juga menyukai