Jessy memperkenalkan dirinya sebagai anak terakhir dari 4 bersaudara yang lahir di Dumoga namun pindah ke Gorontalo pada usia 11 tahun karena keputusan orang tuanya. Ia mengalami kesulitan awal di lingkungan baru namun berhasil lulus SMP dan SMA dengan prestasi. Saat ini ia menjalani kehidupan dengan banyak belajar dari pengalaman masa lalu serta bermimpi menjadi pedeta atau ahli teologi untuk memberit
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan3 halaman
Jessy memperkenalkan dirinya sebagai anak terakhir dari 4 bersaudara yang lahir di Dumoga namun pindah ke Gorontalo pada usia 11 tahun karena keputusan orang tuanya. Ia mengalami kesulitan awal di lingkungan baru namun berhasil lulus SMP dan SMA dengan prestasi. Saat ini ia menjalani kehidupan dengan banyak belajar dari pengalaman masa lalu serta bermimpi menjadi pedeta atau ahli teologi untuk memberit
Jessy memperkenalkan dirinya sebagai anak terakhir dari 4 bersaudara yang lahir di Dumoga namun pindah ke Gorontalo pada usia 11 tahun karena keputusan orang tuanya. Ia mengalami kesulitan awal di lingkungan baru namun berhasil lulus SMP dan SMA dengan prestasi. Saat ini ia menjalani kehidupan dengan banyak belajar dari pengalaman masa lalu serta bermimpi menjadi pedeta atau ahli teologi untuk memberit
Jessy memperkenalkan dirinya sebagai anak terakhir dari 4 bersaudara yang lahir di Dumoga namun pindah ke Gorontalo pada usia 11 tahun karena keputusan orang tuanya. Ia mengalami kesulitan awal di lingkungan baru namun berhasil lulus SMP dan SMA dengan prestasi. Saat ini ia menjalani kehidupan dengan banyak belajar dari pengalaman masa lalu serta bermimpi menjadi pedeta atau ahli teologi untuk memberit
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3
ABOUT ALL ME
Hai, Perkenalkan Nama Saya Jesheca Robot dan
Kamu Bisa panggil saya jessy. Saya Lahir di Kotamobagu, Dumoga pada Tanggal 06 juli 2006.saya Adalah Anak terakhir dari 4 bersaudara dan Saya Terlahir di Keluarga yang bisa dibiliang Berkecukupan, sayangnya itu hanya bertahan sampai saya umur 10 tahun karena ada suatu problem dikeluarga Saya, Tapi Menurut Saya itu Bukanlah Masalah Besar Karena dengan Sesederhana Kedua Orang tua Saya Masih ada Sampai dengan sekarang pun itu Sudah Lebih dari Cukup Untuk Mewarnai Hidup Saya. Pada saat saya masi bayi sampai sd kelas empat,saya tinggal di dumoga Bersama mama dan papa saya,tapi Ketika saya sudah umur 11 tahun orang tua saya memilih untuk tiggal dan bekerja di Gorontalo,jadi mau tidak mau saya harus ikut dan melanjutkan Pendidikan disana. Singkat cerita, mama saya adalah asli dari dumoga dan papa saya asli Gorontalo.jadi setelah kami sampai di Gorontalo mama dan papa saya belum mempunyai tempat tinggal,jadi kami tinggal Bersama dengan oma saya (orang tua papa saya)sambil papa saya bekerja.jujur pada saat itu saya sangat merasakan kesulitan orang tua saya.seiring berjalannya waktu,saya pun melanjutkan Pendidikan sekolah dasar saya dan mau tidak mau siap tidak siap saya harus memulai aktifitas di lingkungan baru. Pada waktu hari pertama saya sekolah di sdn 12 tolinggula,saya sempat di bully dan di kucilkan oleh teman teman kelas saya dengan alasan saya beragama Kristen dan tidak pantas sekolah disekolah tersebut.pada saat itu saya sangat sedih tetapi saya memilih untuk tidak menceritakan itu kepada orang tua saya. Setelah saya lulus sd saya masuk ke salah satu sekolah negri smp yang ada di Gorontalo.saya sempat meraih juara 2 di semester satu dan mendapatkan juara 2 umum.di kelas 1 smp itu saya mendapat teman yang sampai sekarang sudah menjadi sahabat saya.namanya adalah “dini”.dini ini anak pindahan dari sekolah lain dan sama sama belum mempunyai teman seperti saya,akhirnya kita pun kenalan dan menjadi teman baik bahkan sahabat sampai sekarang. Seiring berjalannya waktu sampai saya naik kelas 8 ekonomi orang tua saya sudah mulai membaik dan papa saya juga sudah membeli rumah untuk kita tinggali.setelah saya lulus smp,saya masuk ke salah satu sekolah sma negri yang ad di gorontalo yaitu sma 3 gorontalo an saya pun terpaksa harus berpisah dengan sahabat saya karena dia memilih untuk melanjutkan sekolahnya di Sulawesi tengah. Pada saat masuk ke kelas 1 sma,sekolah saya masi menerapkan sistem daring/belajar dari rumah karena adanya pandemi covid 19.dan waktu pun terus berjalan,Ketika pandemic covid sudah hampir selesai dan sekolah saya pun sudah di terapkan PTM (pembelajaran tatap muka) tetapi masih bersifat 50%. Sayapun mulai jatuh cinta kepada teman kelas saya dan itu pertama kalinya di sma,tapi perasaan saya hanya terpendam begitu saja.singkat cerita kebetulan di kelas itu saya adalah sekretaris kelas dan semua yang tidak masuk sekolah/absen itu harus melapor ke saya melalui whatsapp. Pada suatu hari, dia orang yang saya suka sebut saja inisialnya R,dia mengirimkan pesan whatsapp kepada untuk memberi tahu bahwa dia masih berhalangan untuk mengikuti Pelajaran daring.setelah itu,kita pun berteman di whatsapp dan sudah lumayan akrab karena game.waktu terus berjalan dan kita semakin dekat akhirnya kita memutuskan untuk berpacaran, Dua bulan berlalu setelah kita berpacaran saya membuat keputusan untuk pergi dan mengakhiri hubungan tersebut karena saya merasa masih terlalu mudah dan saya masih belum memahami dia.kita pun akhirnya putus dan saya menjalani kehidupan seperti biasa.waktupun terus berjalan tidak terasa saya sudah naik ke kelas 11 dan mendapatkan teman baru lagi.saya sangat senang bisa kenal dengan teman teman kelas saya karena mereka sangat baik semua walaupun baru awal kenal. ……. Setelah Saya naik kekelas 12 saya mendapatkan teman”yang baik hati dan selalu mengsuport saya sampai dengan sekarang,sebut saja nama mereka adalah tisya,tya,amel,sago,caca,airin,dan tisya.dan yang paling dekat dengan saya yaitu “tisya”,dia sudah saya anggap teman baik skaligus sahabat saya sekarang karena dia selalu ada di saat susah maupun duka saya dia selalu hadir begitu juga sebaliknya.dan sekarang saya pun menjalani khidupan dengan penuh rasa Syukur karena sampai dengan saat ini tuhan selalu memberkati saya dengan cara yang baik dan mendekatkan saya dengan orang orang yang peduli kepada saya.dan juga orang tua yang selalu mengsuport saya selagi itu hal positif. ……… Di akhir cerita ini,saya akan tutup dengan Impian saya di masa depan nanti.pada saat saya masih kecil sampai dengan sekarang,saya mempunyai Impian menjadi seorang pedeta/ahli teologi,saya ingin tujuannya yaitu saya ingin memberitakan kebenaran tentang agama saya,dan juga saya ingin membuat orang tua dan keluarga saya bangga dengan keberhasilan yang saya miliki nanti di masa yang akan datang.selain cita cita itu,saya juga ingin membeli rumah,mempunyai asset,dan menjadi bos di suatu Perusahaan.terlihat sangat mustahil tetapi itulah tujuan hidup saya.saya ingin meraih semua itu dengan cara saya sendiri dan saya ingn berdiri di atas kaki sendiri.terakhir,saya ingin menjadikan diri saya lebih baik dan lebih produktif dari kemarin kemarin agar bisa mempermudah apa yang akan saya capai nanti di masa depan,dan juga saya ingin membahagiakan kedua orang tua saya di masa depan nani,saya berharap mereka masih diberikan kekuatan,Kesehatan,dan umur Panjang sampai saya sykses nanti dan sudah bisa membahagiakan mereka. Pesan saya adalah,untuk kalian yang membaca cerita ini untuk tetap bersyukur,tetap rendah hati dan terus berusaha untuk apa yang nantinya akan kalian gapai.tetaplah berusaha dan terus berdoa.smoga saya dan kamu juga akan merasakan kesuksesan dengan cara berdiri di atas kaki sendiri.