A - Sistem Pencernaan Pada Manusia - Kel 3
A - Sistem Pencernaan Pada Manusia - Kel 3
A - Sistem Pencernaan Pada Manusia - Kel 3
PADA MANUSIA
Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Mutiara Chusnul Wahidah (2201082006)
2. Nurul Rochmah (2201080028)
KELAS A
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan taufik, nikmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah
Anatomi fisiologi manusia yang berjudul “Sistem Pencernaan Pada Manusia”.
Dengan terselesaikanya tugas ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Uun Febriyani, M.Sc Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Anatomi
Fisiologi Manusia.
2. Orang tua yang telah membiayai dan memberikan dukungan serta semangat
kepada penulis.
3. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Dalam hal ini, penulis menyadari bahwa makalah yang disusun masih
kurang dari kesempurnaan yang diharapkan karena terbatasnya kemampuan yang
ada pada penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak untuk penyempurnaan isi makalah ini. Penulis berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya serta kepada semua pihak
pembaca makalah ini demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dibidang
pendidikan.. Amiin YaRabbal‘Alamiin.
WassalamualaikumWr.Wb.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Pengertian Sistem Pencernan ...............................................................3
B. Organ Pencernaan Pada Manusia.........................................................
C. Proses Pencernaan Pada Manusia.........................................................
D. Penyakit Saluran Pencernaan Pada Manusia .......................................
E. Cara Menjaga Sistem Pencernaan Pada Manusia ................................
BAB II PENUTUP..........................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................20
B. Saran ....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................21
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-
organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan
organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan.
Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi
sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.
Sistem pencernaan merupakan salah satu sistem vital dalam tubuh
manusia yang bertanggung jawab untuk mencerna makanan dan menyerap
nutrisi penting untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan
kesehatan. Sistem ini terdiri dari berbagai organ yang bekerja sama dengan
cara yang kompleks untuk mengolah makanan menjadi energi dan zat
pembangun tubuh.
Memahami anatomi dan fisiologi sistem pencernaan penting karena
kompleksitasnya. Sistem ini terdiri dari berbagai organ dengan fungsi yang
berbeda-beda, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar, hingga anus. Setiap organ memiliki struktur dan fungsi yang unik,
dan saling bekerja sama untuk mencerna makanan secara efisien.
Gangguan pada sistem pencernaan dapat menyebabkan berbagai masalah
kesehatan, seperti malnutrisi, anemia, dan penyakit pencernaan kronis.
Oleh karena itu, penting untuk memahami cara kerja sistem pencernaan
agar dapat menjaga kesehatan dan mencegah berbagai penyakit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka, maka didapat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Dari Sistem Pencernaan Pada Manusia?
2. Bagaimanakah Organ Pencernaan Pada Manusia?
3. Bagaimanakah Proses Pencernaan Pada Manusia?
4. Apa Saja Gejala Penyakit Yang Terjadi Pada Sistem Pencernaan
Manusia?
5. Bagaimanakah Cara Menjaga Sistem Pencernaan Pada Manusia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Sistem Pencernaan Pada Manusia
2. Untuk Mengetahui Organ Pencernaan Pada Manusia
3. Untuk Mengetahui Fisiologi Sistem Pencernaan Pada Manusia
4. Untuk Mengetahui Gejala Penyakit Pada Sistem Pencernaan Manusia
5. Untuk mengetahui Cara Menjaga Sistem Pencernaan Pada Manusia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mulut
Mulut merupakan saluran pertama masuknya makanan. Mulut atau
tepatnya rongga mulut merupakan kesatuan alat-alat pencernaan yang
bekerja bersama-sama dalam penerimaan, pengunyahan dan penelanan
makanan. Mengapa demikian? Karena di rongga mulut terdapat alat-
alat pencernaan seperti: gigi, lidah, bibir, pipi bagian dalam, dan
langit-langit. Mulut merupakan tempat masuknya makanan dan air ke
saluran pencernaan dan juga muara dari kelenjar ludah. Selain itu, di
mulut terdapat lidah yang berfungsi merasakan lezatnya makanan.
Gambar 2. Rongga mulut
Sumber: Adwinta (2012)
a) Gigi
Geligi, atau gigi dalam bentuk jamak, merupakan bagian
dari sistem pencernaan yang terdiri dari jaringan tulang yang
sangat kuat dan tertanam dalam gusi (ginggiva) pada rahang atas
dan bawah. Fungsinya adalah untuk mengunyah makanan secara
mekanis sehingga makanan tersebut menjadi butiran-butiran yang
lebih kecil, memudahkan proses pencernaan oleh enzim. Gigi dapat
dibedakan berdasarkan bentuk dan fungsinya menjadi:
1) Gigi seri atau Incisivi (I) yang memiliki fungsi untuk menggigit
dan memotong.
2) Gigi taring atau Caninus (C) yang memiliki fungsi untuk
menyobek.
3) Gigi geraham dapat dibedakan menjadi gigi geraham kecil atau
Premolar (P) dan gigi geraham besar atau Molar (M) yang
memiliki fungsi mengunyah dan melumatkan makanan.
Gambar 3. Skema susunan gigi
Sumber: Anggun (2014)
b) Lidah
Lidah (bahasa latin = lingua) tersusun atas kumpulan
serabut otot lurik, yang diselaputi oleh selaput lendir dengan
struktur berbeda-beda tergantung tempatnya. Lidah terdiri dari tiga
bagian yaitu:
1) Radiks lingua (pangkal lidah)
Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang
berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita menelan
makanan, supaya makanan tidak masuk ke jalan napas
2) Dorsum lingua (punggung lidah)
Pada punggung lidah terdapat puting-puting pengecap atau
ujung saraf pengecap.
3) Apeks lingua (ujung lidah)
Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang terdapat pada
bagian bawah kira-kira di tengah. Jika lidah digerakkan ke atas
nampak selaput lendir. Flika sublingua terdapat di sebelah kiri
dan kanan frenulum lingua. Pada pertengahan flika sublingua
terdapat saluran dari glandula parotis, submaksilaris, dan
glandula sublingualis. Keberadaan makanan merangsang
refleks saraf yang menyebabkan kelenjar ludah mengeluarkan
ludah melalui saluran ke dalam rongga mulut. Ludah
mengawali digesti kimiawi sekaligus melindungi rongga mulut.
c) Langit-Langit Mulut
Langit-langit (bahasa latin = palatum) terletak pada dinding atas
(atap) rongga mulut. Langit-langit dapat dibedakan menjadi 2
bagian yaitu langit-langit keras (palatum durum) yang membatasi
rongga mulut dengan rongga hidung, dan langit-langit lunak
(palatum mole) yang membatasi rongga mulut dengan faring.
Fungsi dari langit-langit mulut sangatlah penting dalam proses
menelan dan mencegah makanan masuk ke dalam hidung. Di
bagian langit langit mulut juga terdapat uvula. Uvula, yaitu bagian
kecil yang menggantung di langit-langit lunak, membantu
mengarahkan makanan ke belakang mulut dan ke kerongkongan,
dan juga berfungsi sebagai penutup ke dalam rongga hidung saat
menelan, untuk memastikan bahwa makanan atau cairan tidak
masuk ke bagian hidung.
Gambar 5. Langit-langit mulut
Sumber: Nanda (2018)
d) Kelenjar Saliva
Pada rongga mulut terdapat muara dari kelenjar-kelenjar
ludah (glandula saliva) yang terdapat di sekitar mulut. Kelenjar
ludah berdasarkan letak dan ukurannya dapat dibedakan menjadi 3
pasang, yaitu:
1) Kelenjar parotid yang terletak di depan telinga dan muaranya
pada sebelah atas gusi. Kelenjar ini merupakan kelenjar
terbesar, saliva banyak terdiri atas amilase.
2) Kelenjar mandibularis (submaksilaris) yang terletak di dekat
mandibula (rahang bawah) dan muaranya di bawah lidah.
Kelenjar ini memproduksi saliva yang kental (sulit untuk
mengalir) dan berada di dekat mulut.
3) Kelenjar sublingualis yang terletak di dasar mulut dan
muaranya di bawah lidah. Berukuran paling kecil.
Gambar 6. Bagian-Bagian Kelenjar Saliva
Sumber: Kasih (2018)
2. Faring
Faring (bahasa latin = pharynx) atau pangkal kerongkongan
merupakan persilangan antara saluran pernafasan dan pencernaan.
Pada manusia faring juga digunakan sebagai bagian dari alat untuk
menimbulkan suara seperti bersuara, berbunyi, atau bernyanyi. Faring
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe
yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi,disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan
jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung,
didepan ruas tulang belakang keatas bagian depan berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana,
keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan
lubang yang disebut ismus fausium. Faring mempunyai 3 baian yaitu:
1) Nasofaring
Bagian atas faring yang terhubung dengan rongga hidung.
Berfungsi sebagai jalan masuk udara pernapasan.
Memiliki adenoid, jaringan limfoid yang membantu
melawan infeksi.
2) Orofaring
Bagian tengah faring yang terhubung dengan rongga mulut.
Berfungsi sebagai jalur makanan dan udara.
Memiliki tonsil, jaringan limfoid yang membantu melawan
infeksi.
3) Laringofaring
Bagian bawah faring yang terhubung dengan laring.
Berfungsi sebagai jalur makanan dan udara.
Memiliki epiglotis, katup yang menutupi laring saat
menelan untuk mencegah makanan masuk ke saluran
pernapasan.
Gambar 7. Bagian-bagian dari faring
Sumber: Ilham (2022)
3. Esophagus
Kerongkongan atau esofagus(bahasa latin = oesophagus)
merupakan saluran panjang berotot yang menghubungkan rongga
mulut dengan lambung. Pada batas antara esophagus dengan lambung
terdapat sfinger esofagi(sphincter esophagii) yang berfungsi mengatur
agar makanan yang sudah masuk ke dalam lambung tidak kembali ke
esophagus. Esofagus mengandung otot lurik dan otot polos. Otot lurik
terletak di bagian atas esofagus dan aktif selama proses penelanan
makanan.
Di sepanjang bagian esofagus yang lain, otot polos berfungsi dalam
peristalsis yaitu siklus kontraksi ritmis menggerakkan setiap bolus ke
lambung. Makanan ketika melewati kerongkongan didorong dengan
menggunakan gerakan otot kerongkongan yang disebut gerak
peristaltik. Fungsi utama esofagus adalah menghantarkan makanan
dari faring ke lambung. Pergerakan makanan dikontrol oleh otot dalam
dinding esofagus yang tidak dibawah kontrol kemauan kita.
Gambar 8. Esophagus
Sumber: Adin (2024)
4. Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar
berbentuk seperti kantung. Lambung berfungsi untuk menampung,
menyampur, dan mencerna makanan. Makanan setelah melewati
kerongkongan masuk ke dalam lambung selanjutnya akan merangsang
pelepasan hormon gastrin. Hormon gastrin berperan merangsang
sekresi asam lambung (HCl) dan pepsinogen. Pepsinogen selanjutnya
oleh asam lambung diaktifkan menjadi enzim pepsin. Dengan
demikian, makanan selama berada di lambung akan dicerna secara
kimiawi oleh asam lambung dan enzim pepsin. Lambung dapat
dibedakan menjadi bagian:
a) Kardia, bagian yang berbatasan dengan kerongkongan.
b) Fundus, bagian yang berisi gas.
c) Korpus, merupakan bagian utama yng berisi makanan setengah
cair atau dalam bentuk bubur.
d) Antrum, bagian yang berfungsi untuk menampung bubur
makanan (kim).
e) Pilorus, bagian yang berbatasan dengan duodenum, dibatasi
oleh otot sfinger pilori(spinchter pilorii).
Gambar 9. Bagian-bagian lambung
Sumber: Haruno (2019)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus)
dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari
lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot
memanjang dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian
yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum).
1) Usus Dua Belas Jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus
halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya
ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari
bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum treitz. Usus dua
belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua
belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada
usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari
pankreas dan kantung empedu. Lambung melepaskan makanan
ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam
duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di
cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan
sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
2) Usus Kosong (Jejenum)
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus
halus, di antara usus di antara usus dua belas jari (duodenum)
dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang
seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian
usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan
dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus
kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
yang memperluas permukaan dari usus.
3) Usus Penyerapan (Illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus
halus. Pada sistem pencernaan manusia ileum memiliki
panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan
jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
4. Usus Besar
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar
terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens
(kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum) Banyaknya bakteri
yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga
berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting
untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan
air, dan terjadilah diare.
5. Usus Buntu (Sekum)
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena
tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.
Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka
timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding
rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem
saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika
defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus
besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan
terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini,
tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana
bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan
tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan
anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses
defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi utama anus.
Kelenjar pencernaan
1. Pankreas
2. Hati
2. Digisti
Merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang
di bawa kedalam lambung dan usus halus. Pada proses ini terjadi
penyerdehanaan ukuran makanan sampai dapat di absorbs oleh
intestinum.
Ringkasan proses digesti protein, lemak dan karbohidrat.
a. Digesti Karbohidrat: Proses dimulai pada mulut,dibantu oleh enzim
ptialin yang mengubah amilum menjadi maltosa.Proses dibantu
oleh enzim amilase yang dihasilkan pankreas.Lalu proses ini
dilakukan di usus halus melalui proses mekanik dan kimiawi.
b. Digesti protein:Pada digesti proteindi lambung, terjadi pengubahan
protein menjadi pepton oleh enzim pepsin. Pepton kemudian
didigesti lagi menjadi peptida yang lebih kecil di duodenum oleh
enzim tripsin yang di hasilkan pankreas.Peptida didigesti lagi
menjadi asam amino yang siap untuk diabsorbsi.
c. Digesti Lemak: Pada proses awal digesti lemak,lemak tersebut
diemulsi di lambung,lalu diurai menjadi asam lemak dan gliserol
oleh enzim lipase yang dihasilkan pankreas.Hasil penguraian akan
diabsorbsi di usus, Lambung berfungsi sebagai gudang makanan,
yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan
dengan enzim-enzim.
3. Absorpsi
Peroses penyerapan hasil pencernaan dari lumen menembus
lapisan epitel masuk ke dalam darah atau cairan limfe. Permukaan
biasanya tidak rata sehingga menambah luas permukaan yang tersedia
untuk absorpsi.
4. Defekasi
Defekasi, pada saat bahan makanan sampai dilambung, katup
ileosekal di usus buntu mengendur dengan mungkin ileum masuk ke
dalam 12usus buntu. Pada saat feses (yang terdiri atas bahan-bahan
yang tidak dicerna) sampai kedalam rektum, feses tersebut terhimpun
di dalamnya. Air dalam feses terserap ke dalam dinding rektum, dan
makin lama feses terhimpun dalam rektum, makin berkurang
kandungan airnya. Rektum menggembungkan dinding rektum
sehingga stimulasi ujung-ujung saraf sensorik, oleh sebab itu perasaan
hendak buang air besar timbul. Defekasi terjadi sebagai berikut:
a. Otot sfingter anus relaksasi
b. Otot dinding rektum berkontraksi
c. Otot dilantai pelvis berkontraksi
Tekanan didalam rongga abdomen meningkat karena kontraksi otot
diafragma dan otot dinding abdomen, keadaan ini memudahkan
defekasi.
Pengobatan mencret
Pengobatan diare yang paling dianjurkan adalah memberikan oralit.
Tidak ada anak yang meninggal karena diare, yang ada meninggal
karena dehidrasi. Jadi, yang perlu diwaspadai bukan diarenya,
melainkan dehidrasinya. Selama cairan tubuhnya cukup, tak perlu
khawatir. Salah satu indikator dehidrasi adalah buang air kecilnya.
Selama kencingnya cukup, berarti tidak ada dehidrasi. Berikan oralit,
karena sudah disesuaikan dengan cairan yang dikeluarkan melalui
BAB." Oralit mengandung glukose, natrium, kalium, dan bikarbonat
untuk menggantikan cairan yang hilang lewat BAB. Sementara pada
air putih, natrium dan kaliumnya turun. Anak malah bisa kejang,
kembung, dan lemas kalau hanya tergantikan airnya saja. Yang juga
harus diperhatikan, jangan menyamakan komposisi oralit untuk anak
dan dewasa. "Pada anak, natriumnya lebih rendah. Jadi, kalau
mencretnya 2 sendok, jangan memberikan oralit segelas, mencret
setengah gelas, jangan memberikan oralit tiga gelas. Jadinya malah
hipernatrium, bisa-bisa anak mengalami koma. Kebutuhan cairan
disesuaikan dengan oralit.
2. Sembelit (Konstipasi)
3. Kanker usus
Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah dan mengurangi risiko kanker usus
adalah dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang antara buah,
sayuran, dan kalori. untuk mengurai proses penimbunan lemak.
4. Gastritis
5. Apendisitis
7. Tukak lambung
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Jane B. R., Lisa A. U., Michael L. C., Steven A.W.,
Peter V. M., and Robert B. J. 2023. Biologi Edisi Kedelapan Jilid
III. Jakarta: Erlangga.
Guyton. 2022. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Sakit. Jakarta: EGC.