Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

My Work

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Fe’s Present a BLACKPINK FANFICTION :

You’ll Never Know

Prakata

Hi guys! This is my first blackpink fanfiction, inspired by their new song “You’ll Never Know”.

WHY i made this fanfic? I think, the lyrics really relate-able with our life. Dimana orang orang hanya
bisa melihat kekurangan seseorang, tanpa mau melihat perjuangan mereka.

So keep streaming and support our precious girls new MV ‘Lovesick Girls’ , ilysm guys!

Write in Bahasa Indonesia, English and Korean (sometimes)

THIS IS JUST A FANFICTION, NOT REAL!

Prolouge

Jika ditanya apa hal yang paling memuakkan didunia maka aku akan menjawab dengan keras bahwa
hal yang paling memuakkan didunia adalah berbohong kepada semua orang dan mengatakan
bahwa aku baik baik saja.

Jika ditanya apa hal yang paling menyebalkan didunia maka aku akan menjawab dengan keras bahwa
hal yang paling menyebalkan adalah ditinggal didalam rumah besar hanya berdua dengan
pengasuh.

Jika ditanya apa hal yang paling menyakitkan didunia maka aku akan menjawab dengan keras bahwa
hal yang paling menyakitkan didunia adalah ketika kelebihan yang kamu miliki dianggap aneh dan
diasingkan oleh semua orang.

Jika ditanya apa hal yang paling menyedihkan didunia maka aku akan menjawab dengan keras bahwa
hal yang paling menyedihkan adalah ketika kamu berusaha menggapai cita citamu tetapi
ditentang dengan sangat keras

Tetapi jika ditanya apa hal yang paling membuat kami bahagia maka kami akan menjawab dengan
sangart keras bahwa hal yang paling membuat kami bahagia adalah ketika kami menemukan
seseorang yang dapat mengerti satu sama lain dengan sangat baik.
ONE : It All Starts From Home

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu, sekolah pun sudah mulai sepi hanya ada
beberapa anak osis yang masih berlalu lalang dan beberapa anak ekskul basket yang sedang
latihan untuk turnamen bulan depan. Namun aku masih enggan untuk beranjak dari kursi lalu
pulang kerumah. Entahlah aku hanya merasa rumah hanya akan membuatku takut, teriak teriakan
yang kudengar setiap hari, barang barang berjatuhan, membuatku sangat enggan kembali
kerumah.

Aku menghela nafas lelah lalu menyembunyikan wajahku diantara lipatan kedua tanganku.

“Ji, gamau pulang? Ini udah jam 4, kelas mau dikunci juga.” Ucap Shylla, teman sekelasku yang baru
saja selesai mengerjakan remedial. Aku mengangguk, lalu meraih tasku dan berjalan keluar kelas.

Aku menyalakan ponselku, banyak panggilan tak terjawab, terutama dari ibuku. Aku melangkahkan
kaki menyusuri koridor sekolah dengan langkah lemas, benar benar sangat enggan untuk pulang
ketempat yang mereka sebut tempat ternyaman didunia. Seseorang menepuk pundakku, aku
menoleh lantas tersenyum

“Mau pulang, Ji?” Tanyanya sambil menyamakan langkahnya dengan langkah kakiku. Itu Zevannya,
kakak kelas yang lumayan dekat denganku

“Iyanih kak, mau bareng nggak?” Tanyaku basa basi dijawab gelengan olehnya

“Nggak deh gue dijemput mama gue soalnya, tuh udah ditungguin, gue duluan yaa, daaah!” ucapnya
sambil berlari kecil

Aku menghela napas, lalu mengeluarkan motorku dari tempat parkir dan segera keluar dari linkungan
sekolah dengan berat hati. Sesampainya dirumah, seperti biasa aku disambut dengan isakan
tangis mamaku yang menggema diseluruh ruangan. Aku berjalan menghampiri mamaku,
membantunya berdiri.

“Ma? Ada apa lagi?” Tanyaku kepada mamaku setelah membantunya duduk dikursi, mamaku
menggeleng

“Lalu ada apa, ma?” Tanyaku lagi, belum sempat mamaku menjawab, teriakan amarah dari arah
tangga membuatku tersentak kaget

“PERCUMA KAMU TANYA SAMA DIA, MENDING KAMU SEKARANG IKUT PAPA, PERGI DARI SINI!”
Ucapnya, aku menggeleng dengan keras

“Nggak, Jisoo gamau pergi tinggalin mama sendirian, mama perlu jisoo sama papa disini, Pa.” Ucapku
menolak

“TERSERAH, INI KESEMPATAN TERAKHIR YANG PAPA BERI, JISOO.” Lanjutnya, aku tetap menggeleng

“Nggak, pa. Jisoo mau tetap disini sama mama, maaf.” Ucapku,

BRAK!
Pintu rumah dibanting dengan sangat keras, detik itu pula tangis mamaku pecah. Aku beralih memeluk
mamaku, berusaha membuatnya tenang.

“Mama, gwaenchana.. Jisoo tetep disini, sama mama.” Ucapku

Setelah menenangkan mamaku, aku pergi ke kamarku untuk mandi, lalu makan. Entahlah, menangisi
keadaan saat ini pun rasanya sudah bosan. Yang aku harap hanya satu, aku dan mamaku bisa
terlepas dari keadaan menyedihkan ini dan memulai hari baru tanpa perasaan bersalah satu sama
lain.

Translate kalimat yang digaris bawahi

Gwaenchana berarti baik baik saja atau tidak apa apa dalam Bahasa Indonesia

TWO : I Just Want You To Stay

Ditinggal berbulan bulan dirumah megah hanya bersama seorang ART begitu membosankan, bukan?
Terkadang aku iri dengan teman temanku yang hanya hidup sederhana tapi masih bisa berkumpul
dengan keluarga setiap hari. Sedangkan aku? Bertemu dan makan bersama mama dan papaku
hanya bisa dihitung dengan jari.

“Jennie, kenapa melamun?” Tanya guru bahasa inggrisku memecah lamunanku, aku menggeleng

“Okay, sekarang kalian boleh pulang, bye, see you on next week guys!” Pamitnya lalu keluar kelas
disusul oleh teman teman sekelasku

“Dijemput siapa Jen, hari ini?” Tanya Vanessa, temanku

“Siapa lagi, bercanda lo ah.” Jawabku sambil tertawa renyah,

“Duluan yaa, mama gue udah nunggu dari tadi tuh, daah jen, happy weekend ya!” Ucapnya lalu masuk
kedalam mobil, dan tersenyum kepadaku sesaat sebelum mobilnya pergi dari lingkungan sekolah.
iri sebenarnya dengan dia yang dijemput mamanya setiap hari, ah sudahlah iri dan berandai andai
pun percuma saja.

Sesampainya dirumah, aku terkejut melihat mobil mamaku yang terparkir dihalaman rumah, semua
bayangan menyenangkan terlintah begitu saja dibenakku, berharap apa yang aku harapkan akhir
akhir ini benar terjadi. Aku pun memasuki rumah dengan semangat, senyum tidak pernah luntur
selama aku melangkah masuk kedalam rumah.

“Mama!!!” Ucapku ketika masuk kedalam rumah dan melihat mamaku sedang bersantai diruang tamu
sambil mengenakan pakaian rumah, sungguh pemandangan langka!

“Hi Girl, miss me huh?” Tanya mamaku, aku berlari lantas memeluknya dengan erat, rindu! Sangat
rindu dengan pelukan mamaku
“Maaaa, miss you so bad. Mama sampe kapan disini?” Tanyaku

“Harusya sih 2 minggu, semoga jadwalnya nggak berubah sih.” Jawabnya, aku kembali memeluk
mamaku, bahagia? Tentu saja! Membayangkan hal hal seru yang akan kami lakukan selama dua
minggu saja sudah membuatku sangat senang

“Mandi dulu ya Jen, habis ini kita masak makanan kesukaan kamu.” Ucap mamaklu, aku mengangguk
antusias, lalu segera pergi kekamar dan mandi

Aku terkejut ketika keluar kamar, mamaku sudah mengganti pakaian menjadi setelan kantornya,

“Jennie mama minta maaf yaa, ada urusan mendadak dikantor, mama harus flight ke Jepang malam ini
juga, sorry. Mama berangkat, bye!” Ucapnya, aku menghela napas, menghapus airmata disudut
mataku.

“Cengeng banget sih, Jen.” Monologku. Aku ke dapur untuk mengambil makananku, dan lagi, aku
hanya duduk sendiri dimeja makan ini.
THREE : TO MY WORLD

Pagi ini, seperti biasanya aku sampai disekolah dengan keadaan menyedihkan, mata sembab karena
kurang tidur, pakaian kusut karena tidak sempat kusetrika tadi pagi. Sialnya, aku harus bertemu
dengan Princess dan kawan kawannya.

“Hi, Rosie. You look more beautiful today.” Ucapnya meledekku. Sudah sangat enggan aku
menanggapinya

“Sendirian aja nih, temennya mana? Oh iyaaa, gue lupa...” Ucap Jasmine menggantung ucapannya
seraya menatapku dengan senyum sok manisnya

“Lo kan gapunya temen.” Lanjutnya lalu terawa terbahak bahak, aku memutar bola mata malas

“GUYS, HAHAHAH LIHAT DEH, DIA UDAH BISA SINISIN GUE HAHAHA.” Ucap Princess sambil mencari
perhatian kepada para siswa yang berada disekitar kami

“Bisa diem ga? Berisik tau ga teriak teriak dikoridor sepagi ini.” Entah darimana aku mendapat
keberanian untuk berbicara selantang itu

“Oh, wow... berani juga lo. Ikut gue sekarang.” Ucapnya sambil menarik kasar tanganku, aku hanya
pasrah, melaan pun percuma jumlah mereka terlalu banyak sedangkan aku sendiri

Toilet belakang, itu tujuan mereka sekarang.

“BERANI YA LO NGOMONG GITU KE GUE SEKARANG?!” Bentaknya marah

BRAK!

Pintu toilet dibanting begitu keras, menatap ujung toilet, si cantik marah waktu istirahatnya diganggu
rupanya. Aku melirik kearahnya, tersenyum sinis

“Lo salah milih tempat, priceless.” Lagi, aku seakan mendapat dorongan untuk berbicara seperti ini

“JASMINE, RICHELLE, PEGANGIN DIA SEKARANG. MEISHA, LO AMBIL AIR SEKARANG.” Perintahnya
mutlak, ketiga temannya pun buru buru mengikuti perintahnya.

BYUR!

Siraman air membasahi seragamku begitu saja, aku hanya bisa diam tidak berani melawan lebih jauh

“LO TUH SIAPA BERANINYA NGELAWAN GUE?!” Tanya Princess, aku menunduk

“LO TUH CUMA MURID BEASISWA, GAUSAH BELAGU DEH JADI ORANG” Sambung Jasmine

Meisha menarik rambutku,

“Cukup ya sabar gue ngadepin cewek sok kayak lo, muak gue lama lama.” Ucapnya sambil melirik
kearahku

Richelle? Anak itu hanya diam saja diambang pintu, mungkin hanya dia yang masih memiliki hati
nurani diantara ketiga temannya ini
“LO TAU GA SIH, LO TUH CUMA DIANGGAP ANAK ANEH DISINI DENGAN KHAYALAN LO ITU, NGERTI?!”
Bentak Meisha

“Satu kata yang menggambarkan elo saat ini, menyedihkan.” Hardik Jasmine

“Bahkan elo tetep kelihatan menyedihkan ada ditengah tengah keluarga terpandang kayak keluarga lo,
Rosie.” Sambung Princess

“Guys, udah yuk, cukup segini aja.” Ucap Richelle berusaha membujuk ketiga temannya

“Ayo deh, males gue lama lama disini.” Ucap Princess lalu keluar toilet disusul oleh ketiga temannya

Sebelum benar benar pergi, Richelle menengok kearahku

“Rose, aku ngerti kok apa yang kamu alamin maafin temen aku ya. Maaf juga buat mbak cantik, karena
tiga temenku itu, tidurmu keganggu.” Ucapnya lalu meninggalkan aku yang masih bertanya tanya

Si cantik berjalan kearahku, mengelus rambutku yang basah

“Pulanglah, disini tidak pantas untukmu.”

Anda mungkin juga menyukai