Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Dapus

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 58

Pengaruh Kemampuan Komunikasi Guru Terhadap Prestasi

Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas XI MA Al-Hikmah Bandar


Lampung

Skripsi

Disusun Untuk Melengkapi Tugas- tugas Dan Memenuhi Syarat-


syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
UNIK AMBARWATI
NPM: 1811010414

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1443/2022 M
Pengaruh Kemampuan Komunikasi Guru Terhadap Prestasi
Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas XI MA Al-Hikmah Bandar
Lampung

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat-


syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Oleh
UNIK AMBARWATI
NPM : 1811010414

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Pembimbing I : Prof. Dr. Agus Pahrudin, M.Pd.


Pembimbing II : Drs. H. Alinis Ilyas, M.Ag.

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1443/2022
ABSTRAK
Kemampuan komunikasi guru merupakan kemampuan
berbahasa dengan baik, tinggi rendahnya volume suara yang dimiliki
guru, penampilan guru dan penguasaan guru akan bahan yang akan di
ajarkan mempunyai pengaruh yang positif terhadap keberhasilan
pembelajaran yang mempengaruhi prestasi belajar mereka. Namun di
sisi lain, kemampuan komunikasi guru yang baik tersebut tidak
berjalan parallel dengan bagusnya prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran akidah akhlak. Hal tersebut terlihat dari gejala-gejala seperti
masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru dengan baik sewaktu
guru menerangkan pelajaran Akidah Akhlak, banyak siswa yang
masih sulit mengerti dan paham dari soal-soal yang telah diberikan
oleh guru pada mata pelajaran Akidah Akhlak, banyak siswa yang
tidak bisa menjawab pertanyaan waktu diadakan revew ulang materi
terdahulu pada awal pembelajaran oleh guru, dan masih banyak siswa
yang pasif dalam mengikuti proses pembelajaran berlangsung.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
kemampuan komunikasi guru terhadap prestasi belajar aqidah akhlak
siswa kelas XI MA Al-Hikmah Bandar Lampung.
Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2021/2022 di MA
Al-Himah Bandar Lampung. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mengetahuin hubungan antara dua variabel atau lebih. Subjek
dari penelitian ini adalah guru Akidah Akhlak MA Al-Hikmah Bandar
Lampung. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Dari hasil data yang di peroleh dapat diketahui bahwa
berdasarkan hasil dari perhitungan uji hipotesis sebagai berikut:
dimana = 0,907 lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan 5%
dan lebih dan lebih besar pada taraf signifikan 1% ditulis:
0,907>0,345 (1%), 0,250 (5%) dengan demikian diterima dan
ditolak, dapat disimpulkan kemampuan komunikasi guru berpengaruh
signifikan terhadap prestasi belajar akidah akhlak siswa kela XI MA
Al-Hikmah Bandar Lampung.

Kata Kunci: Kemampuan Komunikasi, Prestasi Belajar

ii
KEMENTRIAN AGAMA
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Alamat : Jl. Kol. H. Endro Suratmin Sukarame 1 Bandar Lampung 35131 Telp (0721) 703260

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Unik Ambarwati
NPM : 1811010414
Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah & Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH
KEMAMPUAN KOMUNIKASI GURU TERHADAP PRESTASI
BELAJAR AKIDAH AKHLAK SISWA KELAS XI MA AL-
HIKMAH BANDAR LAMPUNG” adalah benar-benar merupakan
hasil karya penyusunan sendiri, bukan duplikasi ataupun saduran dari
karya orang lain kecuali pada bagian yang telah di rujuk atau disebut
dalam footnote atau daftar pustaka. Apabila di lain waktu terbukti
adanya penyimpangan dalam karya ini, maka tanggung jawab
sepenuhnya ada pada penyusun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.

Bandar Lampung, 2022


Penulis ,

Unik Ambarwati
1811010414

iii
MOTTO

        

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada


Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar. (QS. Al-Ahzab: 70)

vi
PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Karya sederhana ini ku persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku, bapak Ali Mukmin dan Ibu Syairah


dengan do’a, restu, dan kesabaran beliau, Alhamdulillah
saya dapat menyelesaikan satu amanah lagi. Semoga saya
dapat membelas semua pengorbanan dan kebaikan yang
telah beliau berikan selama ini.
2. Kepada 5 saudaraku, Kakakku Dedi Susanto, Roni,
Mardian Afandi, dan Khoimah serta adikku Leni Ira Wati
yang telah memberiku dukungan moral maupun moril.
3. Almamater-ku Universitas Islam Negeri (UIN) Raden
Intan Lampung

vii
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pekon Sinar Sekampung, Kecamatan Air


Naningan, kabupaten Tanggamus. Tanggal 08 April 2000, anak
kelima dari enam bersaudara, dari pasangan Bapak Ali Mukmin dan
Ibu Syairah.

Penulis mengawali pendidikan di SD N 2 Sinar Sekampung


dan lulus pada tahun 2012 setelah itu melanjutkan di SMP N 1 Pulau
Panggung dan lulus tahun 2015, kemudian melanjutkan pendidikan
kembali di SMA N 1 Talang Padang dan lulus pada tahun 2018.

Kemudian pada tahun 2018 penulis melanjutkan pendidikan


kesalah satu perguruan tinggi islam yang ada di Bandar Lampung
yaitu Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung tepatnya di
fakultas Tarbiyah dan keguruan dengan jurusan Pendidikan Agama
Islam.

Bandar Lampung, 2022

Unik Ambarwati
Npm: 1811010414

viii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur dipanjatkan
kehadirat Allah SWT, karena atas kasih dan rahmat-Nya sehingga
penyusunan tugas akhir skripsi dengan judul “Pengaruh Kemampuan
Komunikasi Guru Terhadap Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa
Kelas XI MA Al-Hikah Bandar Lampung” dapat diselesaikan dengan
lancar.

Selesainya penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak lepas dari


bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini disampaikan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Prof Dr Hj Nirva Diana M.Pd selaku dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
2. Dr Umi Hijriyah M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
3. Heru Juabdin Sada M.Pd.I selaku Sekertaris Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan.
4. Prof. Dr. Agus Pahrudin M.Pd selaku pembimbing I atas
bimbingan, saran, dan motivasi yang diberikan kepada
penulis untuk menyelesaikan proposal skripsi.
5. Drs. H. Alinis Ilyas, M.Ag selaku pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti
dengan ikhlas dan sabar hingga akhir penyusunan skripsi
ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Raden Intan Lampung yang telah mendidik serta
memberikan ilmu kepada peneliti selama perkuliahan.
7. Keluarga, orang tua, saudara-saudara, atas doa,
bimbingan, serta kasih sayang yyang selalu tercurah
selama ini.
8. Kepada perpustakaan dan staffnya yang telah
menyediakan fasilitas buku-buku sehingga membantu
peneliti menyelesaikan skripsi

ix
9. Teman-teman mahasiswa PAI kelas F Angkatan 2018
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan
Lampung.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna dan banyak kekurangan, hal ini disebabkan karena masih
terbatasnya ilmu dan teori peneliti yang di kuasai. Oleh karena itu
peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
dan kesempunaan karya peneliti dikemudian hari. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan pembaca.

Waasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Bandar Lampung, 2022

Unik Ambarwati
NPM. 1811010414

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................... i


ABSTRAK ......................................................................................... ii
PERNYATAAN ................................................................................. iii
PERSETUJUAN ................................................................................ iv
PENGESAHAN ................................................................................. v
MOTTO ............................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .............................................................................. vii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ................................................................ 1
B. Alasan Memilih Judul ........................................................ 2
C. Latar Belakang .................................................................. 2
D. Identifikasi dan batasan Masalah ....................................... 9
E. Batasan Masalah ................................................................ 9
F. Rumusan Masalah ............................................................. 10
G. Tujuan Penelitian ............................................................... 10
H. Manfaat Penelitian ............................................................. 10
I. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan ....................... 10
J. Sistematika Penulisan ........................................................ 13
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAAN
HIPOTESIS
A. Teori Yang Digunakan ...................................................... 15
1. Kemampuan Komunikasi Guru .................................... 15
a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Guru ............. 15
b. Kemampuan Guru Dalam Berkomunikasi ............... 20
c. Pendidikan Sebagai Proses Komunikasi .................. 23
d. Unsur Komunikasi ................................................... 24
e. Bentuk Komunikasi ................................................. 27
2. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak .................................... 28
a. Belajar ..................................................................... 28
b. Prestasi Belajar ........................................................ 31
c. Pengertian Prestasi Belajar Aqidah Akhlak ............. 39
B. Pengajuan Hipotesis ......................................................... 41

xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................... 43
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................... 43
C. Populasi, Sampel, dan Tekhnik Pengumpulan Data ......... 43
1. Populasi ..................................................................... 43
2. Sampel ....................................................................... 44
3. Teknik Pengumpulan Data ........................................ 45
D. Definisi Oprasional Variabel ............................................ 47
E. Teknik Analisis Data ........................................................ 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data ................................................................ 51
B. Pembahasan Hasil Penelitian dan Analisis ..................... 64

BAB V PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................... 71
B. Rekomendasi ................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Untuk memberi gambaran yang jelas dan menghindari
kesalahan pahaman dalam memahami skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kemampuan Komunikasi Guru Terhadap
Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas XI MA Al-
Hikmah Bandar Lampung” penulis perlu memberikan
penegasan dari pengertian istilah judul tersebut sebagai berikut.
1. Pengaruh
Pengaruh ialah dampak kuat akan sesuatu yang
dijumpai atau didapati yang mendapatkan hasil yang baik
atau sebaliknya. 1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbal dari sesuatu
(orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan,
atau perbuatan seseorang. Dalam bahasan ini pengaruh yang
di maksud adalah pengaruh komunikasi antara guru dan
murid dalam kegiatan belajar mengajar terhadap prestasi
belajar aqidah akhlak siswa kelas XI MA Al-Hikmah Bandar
Lampung.
2. Kemampuan Komunikasi Guru
Kemampuan komunikasi adalah suatu kemampuuan
untuk memilih perilaku komunikasi yang cocok dan efektif
bagi situasi tertentu. Menurut Onong Uchjana “komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu”.
2

Jadi kemampuan komunikasi guru merupakan


kemampuan seorang guru untuk menyampaikan informasi
maupun opini dalam belajar, tidak hanya penyampaian
materi pelajaran, pengarahan serta memberikan motivasi
yang dilakukan guru (komunikator) kepada siswa

1
Hasan Sadely, "Ensiklopedia Indonesia", (Jakarta: Ictiar Baru Vanhauver,
1980).
2
Onong Uchjana Efendi, "Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek" (Bandung:
Remaja RosdaKarya, 2005). h. 9

1
2

(komunikan) sehingga terjadi komunikasi feed-back (efektif)


atau timbal balik.
3. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat di
pisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar
merupakan proses, sedangkan prestasi belajar merupakan
hasil dari proses belajar.
Prestasi dalam bidang pendidikan adalah hasil dari
pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif,
afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrument
tes atau instrument yang relevan.3
Prestasi belajar aqidah akhlak adalah nilai yang di
peroleh siswa dari hasil pengerjaan tes aqidah akhlah
berdasarkan materi yang telah diajarkankepada siswa
tersebut.

4. Siswa kelas XI MA Al- Hikmah Bandar Lampung


Siswa dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah
orang/anak yang sedang berguru ( belajar, bersekolah).
Siswa kelas XI MA Al-Hikmah Bandar Lampung adalah
subjek yang diteliti dalam penelitian ini.

B. Alasan Memilih Judul


Alasan penulis memilih judul kajian ini adalah guru
yakni unsur yang sangat utama dalam menentukan keberhasilan
anak didik. Oleh sebab itu guru di tuntut untuk memiliki
kemampuan komunikasi yang baik.

C. Latar Belakang Masalah


Manusia hidup dalam suatu lingkungan, baik lingkungan
fisik, psikis, atau spiritual yang di dalamnya melakukan
hubungan timbal balik sejak dilahirkan. Dalam hubungan

3
Agus Faizal Asyha Hanif Cahyo Adi Kistoro, Mukminatun Zulviah, “Studi
Kompetensi Guru Dan Linearitas Pendidikan Dalam Peningkatan Prestasi Belajar
Siswa Di SD Negeri 1 Gunung Tiga Dan SD Negeri 1 Gunung Tiga Dan SD Negeri
Ngarip Lampung". (Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam), 2019, h. 250.
3

timbal balik itu, tentu selalu terjadi suatu proses komunikasi


yang saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungannya
pada umumnya.
Pentingnya penguasaan berkomunikasi bagi manusia
sama pentingnya dengan memiliki SDM yang berkualitas, yang
dimana sumber daya manusia itu mampu mengembangkan
potensi-potensi yang dimilikinya untuk suatu perkembangan
dan kemajuan. Salah satu upaya untuk membangun SDM yang
berkualitias adalah melalui pendidikan formal disekolah yang
terdapat dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) yang mempunyai
tujuan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak dan pola prilaku seorang peserta didik. Berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta membangun
peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan negara. 4
Dalam dunia pendidikan terutama disekolah tidak lepas
dari adanya interaksi dalam dunia pendidikan terutama
disekolah tidak lepas dari adanya interaksi antara guru dan
siswa. Kadangkala informasi ini bisa bersifat satu arah atau dari
guru ke siswa maupun interaksi yang bersifat dua arah yaitu
dari guru ke siswa, siswa ke guru maupun antara siswa dengan
siswa dalam melakukan komunikasi, didalam kelas seorang
guru selalu menggunakan simbol verbal maupun non verbal.
Interaksi yang dilakukan oleh guru ini dimaksudkan untuk
mengembangkan potensi siswa kearah yang lebih baik, dengan
demikian seorang guru diharapkan mampu membina
komunikasi yang baik dengan murid-muridnya.5
Pendidikan yang diberikan seharusnya menjadikan anak
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri,

4
Aminol Rosid Abdullah Moh. Zaiful Rosyid, Mustajab, "Prestasi
Belajar", (Malang: Literasi Nusantara, 2019).h. 4
5
Deddy Darmadi, „Hubungan Komunikasi Guru Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di SMU Negeri 5 Samarinda‟, 3 (2015), 212.
4

dan menjadi warga Negara yang demokratis serta


bertanggungjawab dan mampu melahirkan generasi yang
berkualitas bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan saja
melainkan generasi yang memiliki karakter dan kepribadian
yang kuat, bermoral, beretika saat berada dilingkungan
masyarakat.6
Dalam setiap pembelajaran, selalu ada dua pihak yang
terlibat secara langsung; yaitu guru dan murid, oleh karena
itulah, proses yang dilakukan keduanya disebut belajar dan
mengajar atau sering disingkat PBM. Jika salah satu dari
keduanya tidak ada maka proses belajar mengajar tidak akan
terjadi. Selanjutnya jika salah satu dari keduanya tidak
memenuhi persyaratan yang dituntut dari keduanya, maka
sekalipun prosesnya terjadi namun hasilnya tidak akan dicapai
secara maksimal.
Proses belajar mengajar (PBM) merupakan suatu bentuk
komunikasi yaitu komunikasi antara subyek didik dengan
pendidik, antara mahasiswa dengan dosen, antara siswa dengan
guru.7 Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang
profesinya, dengan keilmuan yang dimilikinya dia dapat
menjadikan anak didik menjadi anak yang cerdas. 8 Guru juga
adalah unsur yang sangat penting dan menentukan dalam proses
pendidikan. Ketika kita membicarakan maupun berdiskusi
tentang dunia pendidikan, maka figur guru mesti terlihat dalam
agenda pembicaraan, terutama menyangkut tentang pendidikan
formal di sekolah. Hal itu tidak dapat disangkal karena lembaga
pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. Hal ini juga
berkaitan dalam surah Al-Baqarah ayat 31

6
Fachrurazi, „Peningkatan Moralitas Peserta Didik Berkaitan Dengan
Profesionalitas Dan Kompetensi Kepribadian Guru‟, At-Turats Jurnal Pemikiran
Pendidikan Islam, At-Turats Vol. 11 No. 1 (2017), journal homepage:
http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturat.h, 39.
7
Ngalimun, Komunikasi Pembelajaran Menjadi Guru Komunikatif
(Yogyakarta: Penerbit Parama Ilmu, 2019).h. 1
8
Aminol Rosid Abdullah Moh. Zaiful Rosyid, Mustajab, Op.Cit, h. 29
5

        

      


Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-
benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
benar!"(QS. Al-Baqarah:31).

Menurut Karti Soeharto, Kemampuan Berkomunikasi di


dalam kelas yaitu kemampuan guru dalam menciptakan iklim
komunikatif antara guru dengan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi
sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara
guru dan siswa. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat
terhadap pesan atau materi yang diberikan oleh guru tidak
sesuai dengan tujuan pembelajaran. 9
Fakta bahwa guru merupakan komponen yang sangat
menentukan dalam keberhasilan suatu pendidikan adalah sangat
wajar, sebab guru merupakan sosok yang berhubungan
langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. 10
Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan,
bagaimana lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan dan
bagaimana kuatnya antusias peserta didik, tanpa diimbangi
dengan kemampuan guru, maka semuanya akan kurang
bermakna.
Proses interaksi belajar mengajar, guru adalah orang yang
memberikan pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima
pelajaran. Dalam mentrasfer pengetahuan kepada siswa
diperlukan pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan sebagai

9
Darmadi, Op.Cit., h. 212
10
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran: Teori Dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010). H. 273.
6

guru. Tanpa ini semua tidak mungkin proses interaksi belajar


mengajar dapat berjalan secara kondusif. Disinilah kompetensi
dalam arti kemampuan mutlak diperlukan guru dalam
melaksanakannya sebagai pendidik dapat dapat terlaksana
dengan baik. Beranjak dari pengertian inilah kompetensi
merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan
pendidikan dan pengajaran.
Konsep interaksi antara guru dengan murid bahwa
pendidik (guru) mempunyai peranan yang penting. Oleh karena
itu, seorang pendidik harus mempunyai kompetensi-kompetensi
(sifat dasar pendidik), antara lain meliputi bijaksana, penuh
kasih sayang, demokratis, mengenal murid dan memahami
kejiwaannya, berpengetahuan luas, memahami materi, sabar
dan ikhlas.
Sebagai seseorang yang memiliki posisi strategis dalam
kegiatan pembelajaran, guru harus memiliki beberapa
kompetensi meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Adapun yang berkaitan dengan kompetensi komunikasi seorang
guru menurut Buchari Alma yaitu terletak pada kompetensi
sosial. Menurutnya, kompetensi sosial adalah kemampuan guru
dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. 11
Kompetensi guru berarti suatu kemampuan atau
kecakapan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan, dan prilaku yang dimiliki dan disukai oleh guru
dalam melaksanakan fungsi profesionalnya. Dalam kaitannya
dengan interaksi guru dan siswa maka di butuhkan kecakapan
atau kompetensi sosial guru.12 Kompetensi sosial guru adalah
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efisien dengan siswa, sesama guru, orang tua/wali

11
Wahyudi hidayat, „'Komparasi Model Kompetensi Komunikasi Guru
Dalam Proses Belajar Mengajar: Studi Kasus Pada SMPN 1 Bukit Dengan SMPS
Blang Panas Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh", (Jurnal
Simbolika, Vol. 2 No. 2016), h. 3.
12
Muhammat dan Sofan Amri, Kode Etik Profesi Guru (Jakarta: Prestasi
Pustakaraya, 2014)., h. 65
7

peserta didik, dan masyarakat. Kompetensi sosial guru berarti


kemampuan dan kecakapan seorrang guru ( dengan kecerdasan
sosial yang dimiliki) dalam berkomunikasi dan berinteraksi
dengan orang lain yakni siswa secara efektif dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.13
Sebagai informator, guru harus dapat memberikan
informasi-informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, selain jumlah mata bahan pelajaran untuk setiap mata
pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi
yang baik dan efektif diperlukan dari guru, kesalahan informasi
dari guru adalah racun bagi anak didik. Untuk menjadi
informator yang baik dan efektif, penguasaan bahasalah sebagai
kuncinya. Ditopang dengan penguasaan bahan yang akan
diberikan kepada anak didik. Informator yang baik ialah guru
yang mengerti apa kebutuhan anak didik dan mengabdi untuk
anak didik.14
Komunikasi yang posistif antara guru dengan siswa akan
mengahsilkan individu yang senantiasa mempunyai semangat
yang positif dalam belajar. Pentingnya komunikasi dalam
proses pembelajaran tidaklah dapat dipungkiri, hal ini sesuai
dengan salah satu fungsi komunikasi, yaitu mass education
dalam arti memberi pendidikan. Biasanya fungsi ini dilakukan
oleh guru kepada muridnya untuk meningkatkan pengetahuan
atau oleh siapa saja yang mempuanyai keinginan untuk
memberi pendidikan.
Moh. User Usman menegaskan guru harus bisa
memposisikan dirinya dalam sekolah sebagai orang tua kedua
bagi siswa. Ia harus mampu menarik simpati sehingga menjadi
idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan oleh guru
hendaknya dapat menjadi motivasi siswanya belajar. 15 Dengan
kata lain, jika seorang guru dalam berpenampilan sudah tidak
menarik, maka kegagalan pertamanya adalah ia tidak dapat

13
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional (Jakarta: Erlangga
Group, 2013), h. 42.
14
Op.Cit., h 31
15
Moh Uzer Usman, "Menjadi Guru Profesional" (Bandung: Remaja
RosdaKarya), 2006), h.7.
8

mananamkan benih pengajarannya itu kepada siswanya. Para


siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik.
Dalam kemampuan berkomunikasi dengan baik, guru
perlu memiliki beberapa kemampuan yaitu kemampuan
berbahasa dengan baik, tinggi rendahnya volume suara yang
dimiliki oleh guru, penampilan seorang guru, dan penguasaan
guru akan bahan yang diajarkan.16
Dalam lembaga sekolah, siswa yang berprestasi tidak
lepas dari peran guru yang aktif dalam berkomunikasi dengan
siswanya. Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu atau
kelompok yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas belajar. 17 Jadi dapat kita pahami
bahwa prestasi belajar merupakan gambaran dari hasil belajar
yang diperoleh siswa akibat dari proses atau kegiatan belajar,
sehingga menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan
dan evaluasi.
Dalam studi pendahuluan yang penulis lakukan di
Madrasah Aliyah Al-Hikmah Bandar Lampung, penulis melihat
bahwa guru akidah aklak Madrasah Aliyah Al-Hikmah Bandar
lampung sudah menunjukkan kompetensi komunikasi guru
dengan baik. Cara penyampaian materi guru Akidah Aklak
kepada siswa sudah menggunakan bahasa yang baik, dan
penggunakaan kosa kata yang jelas, guru akidah akhlak pun
sudah menguasai materi pelajaran dengan baik, dan guru sudah
menggunakan media sebagai sarana komunikasi. Kenyataan ini
terlihat saat guru mengajar siswa guru berusaha menyampaikan
materi pelajaran dengan menggunakan bahasa dan pemilihan
kosa kata yang sederhana agar mudah dipahami oleh siswa, dan
dalam mengajar guru akidah akhlak pun sudah menguasai
bahan ajar sehingga tidak selalu terpaku pada buku. Namun di
sisi lain kompetensi komunikasi guru yang baik ini tidak
berjalan paralel dengan bagusnya hasil belajar siswa dalam

16
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.259-260.
17
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar (Surabaya: Usaha Nasional,
1994).h. 19
9

mata pelajaran aqidah akhlak. Hal ini terlihat dari gejala-gejala


seperti masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru dengan
baik sewaktu guru menerangkan pelajaran Aqidah Akhlak,
banyak siswa yang masih sulit mengerti dan paham dari soal-
soal yang telah diberikan oleh guru pada mata pelajaran Aqidah
Akhlak, banyak siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan
waktu diadakan rivew ulang materi terdahulu pada awal
pembelajaran oleh guru, masih banyak nilai siswa yang tidak
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan masih
banyak siswa yang pasif dalam mengikuti proses pembelajaran
berlangsung. Berdasarkan gejala-gejala tersebut maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Kemampuan Komunikasi Guru Terhadap Prestasi Belajar
Aqidah Akhlak Siswa Kelas XI MA Al-Hikmah Bandar
Lampung”.

D. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka hal-hal yang menjadi
permasalahan pada penelitian ini bisa diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Belum optimalnya kemampuan siswa dalam memahai
materi yang telah disampaikan.
2. Masih banyaknya siswa yang sulit mengerti dan memahami
dari soal-soal yang telah diberikan oleh guru pada mata
pelajaran Aqidah Akhlak
3. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru dengan
baik sewaktu guru menerangkan pelajaran

E. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis
membatasi permasalahan yang di teliti yakni:
1. Komunikasi guru aqidah akhlak siswa kelas XI MA Al-
Hikmah Bandar Lampung
2. Prestasi belajar aqidah akhlak siswa kelas XI MA Al-
Hikmah Bandar Lampung
10

3. Pengaruh kompetensi kepribadian guru terhadap prestasi


belajar aqidah akhlak siswa kelas XI MTs Al-Hikmah
Bandar Lampung.

F. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka dapat
dirumuskan bahwa masalah yang akan di teliti adalah “apakah
terdapat pengaruh kemampuan komunikasi guru terhadap
prestasi belajar aqidah akhlak siswa kelas XI MA Al-Hikmah
Bandar Lampung?

G. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh kemampuan komunikasi
guru terhadap prestasi belajar aqidah akhlak siswa kelas XI MA
Al-Hikmah Bandar Lampung.

H. Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah, sebagai salah satu masukan untuk
meningkatkan kualitas pengajaran disekolah
2. Bagi guru, sebagai rujukan dalam meningkatkan
komunikasi guru.
3. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengalaman
penelitian dan karya ilmiah.

I. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan


Pada beberapa penelitian, bagian ini kadanng disebut
juga sebagai tinjauan atau studi pustaka, studi pustaka yaitu
menganalisis penelitian terdahulu dan memperoleh orientasi
yang lebih luas dalam permasalahan yang di pilih serta
menghindari terjadinya duplikasi yang tidak diinginkan.
kegunaan studi pustaka adalah sebagai bahan telah dalam
penulisan skripsi, maksudnya sebagai perbandingan antara
penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang relevan. Berikut
beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan judul
penelitian ini:
11

1. Deddy Darmadi dengan judul: Hubungan Komunikasi Guru


Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Sosiologi di SMU Negeri 5 Samarinda. Dalam penelitian
ini dapat diambil kesimpulan bahwa untuk variabel
komunikasi guru dapat nilai hitung sebesar 0,278, nilai
dan termasuk kategori rendah (dilihat dari tabel interval
koefisien pada rentang 0,20-0,399) nilai hitung sebesar
0,278, untuk mengetahui signifikan atau tidak
menggunakan uji t sehingga diperoleh sebesar 2,2607. Ini
menunjukkan bahwa harga t hitung lebih besar daripada
harga t tabel pada tingkat signifikan 0,1 serta db= N-2 (67-
2=65), yaitu 2,2607>1,66177. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya hubungan komunikasi verbal dan non verbal guru
terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
sosiologi di SMU Negeri 5 Samarinda.18
2. Nada Suherli, dkk dengan judul : Pengaruh Kemampuan
Komunikasi Interpersonal dan Kecerdasan Sosial Terhadap
Prestasi Belajar PKN Siswa SD Kelas V. Dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara komunikasi interpersonal dan kecerdasan
sosial secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa
SD kelas V Gugus IX Kota Lubuklinggau dilihat dari
Fhitung (27,495) lebih besar daripada Ftabel (4,02) pada
taraf signifikan α = 0,05. Kemampuan komunikasi
interpersonal dan kecerdasan sosial secara bersama-sama
memberikan kontribusi sebesar 50% terhadap Prestasi
Belajar.19
3. Dhila Izza Angraini, dkk dengan judul: Pengaruh
Keterampilan Komuniaksi Terhadap Kesiapan Kerja
Lulusan Sarjana Sumatera Barat. Dalam penelitian ini
peneliti menemukan bahwa tingkat keterampilan

18
Deddy Darmadi, „Hubungan Komunikasi Guru Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di SMU Negeri 5 Samarinda‟, Ilmu
Komunikasi, volume 3, (2015).
19
dkk Nada Suherli, „Pengaruh Kemampuan Komunikasi Interpersonal Dan
Kecerdasan Sosial Terhadap Prestasi Belajar PKN Siswa SD Kelas V‟, Pembelajaran
Dan Pengajaran Pendidikan Dasar, 3 No. (2020).
12

komunikasi lulusan Sarjana di Sumatra Barat dominan


sedang dengan presentase 69,63% dari jumlah responden
dan tingkat dan tingkat kesiapan kerja lulusan Sarjana di
Sumatera Barat dominan sedang, dengan presentase 75,50%
dari jumlah responden, serta keterampilan komunikasi
memiliki peran signifikan terhadap kesiapan kerja. Hasil
penelitian ini juga menemukan bahwa dari emapt aspek
keterampilan komunikasi, aspek berbicara dan aspek
komunikasi nonverbal memiliki peran yang paling besar
dibandingkan aspek lainnya. 20
4. Panni Ance Lumban Tohing, Maria Friska Nainggolan,
Mery Silalahi, Ratna Simarmata dengan judul: Hubungan
Antara Kemampuan Berkomunikasi Guru Dengan Motivasi
Belajar Siswa Kelas V SD Swasta Bakti Luhur.21 Dalam
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
pengkategorian skor rata-rata untuk variabel X (
komunikasi guru) adalah 45,80 dan untuk skor rata-
ratavariabel Y (motivasi belajar) adalah 54,05. Skor
tertinggi untuk variabel komunikasi guru adalah 56 dan
skor tertinggi untuk variabel motivasi belajar siswa adalah
63. Melalui uji korelasi yang dilakukan diperoleh koefisien
korelasi 0,478. Kemampuan berkomunikasi guru dengan
motivasi belajar siswa memiliki nilai rxy/rhitung 0,538
lebih besar dari rtabel 0,313 dan diperoleh nilai signifikan
sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 (0,00 < 0.05). berdasarkan
hasil tersebut, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang antara
kemampuan berkomunikasi guru dengan motivasi belajar
siswa kelas V SD Swasta Bakti Luhur Medan.

20
Dhila Izza Angraini, „Pengaruh Keterampilan Komunikasi Terhadap
Kesiapan Kerja Lulusan Sarjana Sumatera Barat‟, Psikologi Islam, 12. 1 (2021).
21
Ratna Simarmata Panni Ance Lumban Tobing, Maria Friska Nainggolan,
Mery Silalahi, „'Hubungan Antara Kemampuan Berkomunikasi Guru Dengan
Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD SWASTA Bakti Luhur‟', (Jurnal Mutiara
Pendidikan: Vol. 6 No. 1, Juni 2021), h 66.
13

J. Sistematika Penulisan
Pada penelitian ini, alur pembahasan penelitian skripsi
akan di deskripsikan sehingga dapat diketahui logika
penyusunan skripsi. Sistematika pembahasan penelitian ini
terdiri dari lima bab yang saling berkaitan antara satu bab
dengan bab lainnya, sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Pada Bab I mengandung penegasan judul yang
berguna untuk memberi penjelasan mengenai istilah-
istilah serta maksud judul skripsi. Sehingga tidak
terjadi kesalahpahaman atau meluasnya pengertian
yang tidak sesuai dengan maksud penelitian.
Selanjutnya terdapat latar belakang masalah yang
menguraikan permasalahan dasar dilakukannya
sebuah penelitian. Sehingga nantinya permasalahan
tersebut akan difokuskan dan di batasi pada sub-bab
selanjutnya. Lalu dirumuskan serta diberi tujuan dan
manfaat penelitian. Ada juga studi pustaka atau
penelitian terdahulu yang relevan berguna untuk
mencari tau batas akhir penelitian yang sudah ada
dan menghindari plagiasi. Penjelasan mengenai
teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian
dijelaskan pada sub-bab metode penelitian.
BAB II : Landasan Teori
Bab II Menjelaskan teori yang akan digunakan
secara rinci. Teori yang digunakan antara lain ialah
a. kemampuan komunikasi guru dan b. prstasi
belajar Aqidah Akhlak dan pengajuaan hipotesis.
BAB III : Deskripsi Subjek Penelitian
Pada Bab III Memuat gambaran singkat tentang
sebuah pendekatan dan jenis penelituan, yaitu waktu
dan tempat penelitian, pendekatan dan jenis
penelitian, populasi, sampel, dan tekhnik
pengumpulan data, definisi oprasional variabel,
instrument penelitian, uji validitas dan realibilitas
data dan tekhnik analisis data.
14

BAB IV : Hasil Penelitian


Pada Bab IV Dibagi menjadi tiga bagian, meliputi
(1) penyajian data hasil penelitian, (2) analisis data
dan uji hipotesis, dan (3) pembahasan.
BAB V : Penutup
Pada bab V memuat tentang simpulan yang di buat
berdasarkan jawaban dari rumusan masalah yang di
dasarkan pada hasil analisis data berserta
interprestasinya. Dan berisi saran yang dibuat
berdasarkan hasil temuan dan pertimbangan peneliti,
ditunjukkan kepada para pihak yang memungkinkan
memanfaatkan hasil penelitian. Saran merupakan
suatu implikasi dari hasil penelitian dan diselaraskan
dengan manfaat penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Teori Yang Digunakan


1. Kemampuan Komunikasi Guru
a. Pengertian kemampuan komunikasi guru
Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang
berarti sanggup, kata kemampuan dalam bahasa
Indonesia kontemporer adalah kesanggupan, kekuatan,
kekuasaan, dan kebolehan untuk melakukan sesuatu. 1
Menurut Purwanto kemampuan merupakan
wewenang yang dimiliki seseorang untuk memangku
jabatan tertentu. Dapat dikatakan bahwa kemampuan
merupakan wewenang, kekuasaan seseorang yang
sesuai dengan profesinya atau jabatannya untuk dapat
dilaksakan, menentukan dan mengarahkan sesuai
dengan tujuan tertentu. Dalam hal ini kemampuan lebih
dititikberatkan kepada kemampuan guru dalam
melaksanakan interaksi belajar mengajar. Sedangkan
R.M. Guion dalam mendefinisikan kemampuan sebagai
karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan
mengindikasikan cara-cara berprilaku atau berpikir,
dalam segala situasi dan berlangsung terus dalam
periode waktu yang lama.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan merupakan suatu kesanggupan atau
kecakapan yang dimiliki seseorang dalam menjalankan
tugas atau jabatan yang mana jabatan tersebut diperoleh
melalui usaha. Adapun istilah kemampuan yang
dimaksud dalam judul penelitian ini yaitu suatu
kecakapan, kesanggupan atau keterampilan komunikasi
guru dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar
siswa.

1
Pater Salim dan Yen Salim, "Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer"
(Jakarta: Modern English Perss). h. 923.

15
16

Pembagian kemampuan mengajar menurut


sudirman menyatakan bahwa “kemampuan guru dapat
dibagi dalam sepuluh bidang, yakni:
1) Menguasai bahan
2) Mengelola program belajar-mengajar
3) Mengelola kelas
4) Menguasai landasan-landasan kependidikan
5) Mengelola intraksi belajar-mengajar
6) Menggunakan media/sumber.
7) Menilai prestasi murid untuk kepentingan
pengajaran.
8) Mengenal fungsi dan program bimbingan dan
penyuluhan disekolah
9) Mengenal dan menyelenggarakan admistrasi sekolah
10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil
penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional,
pemerintah telah merumuskan emat jenis kemampuan
guru sebagaimana tercantum dalam penjelasan
peraturan pemerintah No 9 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Yaitu:
1) Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran peserta didik.
2) Kompetensi kepribadian merupakan karakteristik
pribadi yang harus dimiliki guru sebagai individu
yang mantap, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik.
3) Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif,
berinteraksi dengan peserta didik, sesame pendidik,
tenaga pendidikan, orang tua/wali peserta didik.
4) Kompetensi professional merupakan kemampuan
guru dalam menguasai materi pelajaran secara luaus
dan mendalam yang memungkinkan mereka
17

membimbing peserta didik dalam menguasai materi


yang diajarkan. 2
Keempat kompetensi guru yang ditetapkan dalam
Undang-undang tersebut secara teoritis dapat
dipisahkan satu sama lain, akan tetapi secara praktis
tidak dapat dipisahkan, diantara empat jenis kompetensi
tersebut saling menjalin secara terpadu dalam diri guru.
Guru yang terampil mengajar tentu harus pula memiliki
pribadi yang baik dan mampu melakukan sosial
adjustment dalam masyarakat yang dimana keempat
kompetensi tersebut terpadu dalam karakteristik tingkah
laku guru.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kemampuan guru merupakan
gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat
dilakukan seseorang guru dalam melaksanakan
pekerjaan, baik berupa kegiatan, berprilaku mampu
hasil yang dapat ditunjukkan.
Para ahli memberikan batasan istilah dengan
maksud untuk memberikan pemahaman tentang apa
yang dimaksud dengan pengertian komunikasi. Berikut
ini akan penulis sajikan beberapa definisi komunikasi
tersebut sehingga dapat diambil kesimpulan apa yang di
maksud dengan pengertian komunikasi yang
sesungguhnya.
Kemampuan komunikasi adalah suatu
kemampuan untuk memilih perilaku komunikasi yang
cocok dan efektif bagi situasi tertentu. Menurut Onong
Uchjana komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui media
yang menimbulkan efek tertentu”. 3 Menurut Hovland,

2
Ondi Saondi & Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan (Bandung: Refika
Aditama, 2012). h. 56
3
Onong Uchjana Efendi, "Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek" (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005).h. 9
18

Komunikasi adalah proses perubahan perilaku orang


lain.4
Istilah komunikasi diadopsi dari bahasa inggris
yaitu “communication”. Istilah ini berasal dari bahasa
latin “communicare”yang bermakna membagi sesuatu
dengan orang lain, memberikan sebagian untuk
seseorang, tukar-menukar memberitahuakan sesuatu
kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,
berhubungan, berteman, dan lain sebagainya.
Tentang pengertian Komunikasi adalah salah
satu faktor utama yang turut serta dalam penentuan
pencapaian tujuan pendidikan, atau dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan sarana
atau media dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Maka untuk mencapai interaksi belajar mengajar perlu
adanya komunikasi yang jelas antara guru
(komunikator) dengan siswa (komunikan).
Pada dasarnya motivasi belajar siswa sangat di
pengaruhi adanya komunikasi guru atau pengajar.
Seorang pengajar yang tidak pawai atau jarang
melakukan komunikasi dengan muridnya akan atau
dapat mengalami kegagalan dalam proses belajar
mengajar. Pengajar adalah pihak yang paling
bertanggungjawab terhadap berlangsungnya
komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga
pengajar dituntut memiliki kemampuan komunikasi
yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang
efektif.5
Seperti dalam Q.S. Al-Rahman/55: 1- 4, Allah
berfirman:

4
Ibid.,h. 9
5
Rumba Triana Sihabudin Afroni, “Komunikasi Pembelajaran Berbasis Al-
Qur‟an,” (Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam), h.158
19

        

 
Artinya: 1. (Tuhan) yang Maha pemurah,
2. yang telah mengajarkan Al Quran.
3. Dia menciptakan manusia.
4. mengajarnya pandai berbicara.

Menurut Brent. D Ruben mengutip dari Abdul


Malik dalam mendefinisikan komunikasi menusia yang
lebih komprehensif bahwa “ komunikasi manusia
adalah suatu proses melalui individu dalam
hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan
dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan dan
menggunakan informasi untuk mengkoordinasi
lingkungannya dan orang lain”.6
Menurut Soeharto mengutip dari Muh Syukran
mengatakan bahwa: komunikasi guru adalah
memberikan informasi, pesan, gagasan, ide, pikiran,
perasaan kepada siswa dengan maksud agar siswa
berpartisipasi yang pada akhirnya informasi, pesan,
gagasan, ide, pikiran, perasaan tersebut menjadi milik
bersama antar komunikator dan komunikasi. 7 Menurut
Cangara bahwa “Komunikasi guru adalah guru yang
mampu mengaktualisasikan secara optimal segala
kemampuan yang dimiliki dalam rangka membina dan
mendidik siswa dengan baik.8
Berdasarkan uraian tentang guru, maka dapat
disimpulkan bahwa komunikasi guru adalah
kemampuan guru dalam menciptakan iklim komunikatif

6
Abdul Malik, „'Fungsi Komunikasi Guru Dan Siswa Dalam Meningkatkan
Kualitas Pendidikan'‟, (Jurnal Interaksi, Vol 3. No 2 2014). h. 170.
7
Muh. Syukran, „Kemampuan Komunikasi Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar Bahasa Daerah Kaili Di SDN Inpres 1 Besusu Palu‟, (Jurnal Online
Kinesik, Vol. 4 No. 1 (2017), h. 32.
8
Hafied Cangara, "Pengantar Ilmu Komunikasi" (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2015), h. 21.
20

antara guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran


sesuai dengan tujuan pembelajaran.

b. Kemampuan Guru dalam Berkomunikasi


Pendidikan dalam pengajaran berintikan interaksi
antara pendidik dengan terdidik atau antara guru dengan
siswa. Interaksi pendidikan atau pengajaran ini hampir
seluruhnya menggunakan media bahasa, entah bahasa
lisan, tulis ataupun gerak dan isyarat. Interaksi yang
menggunakan media bahasa disebut komunikasi.
Dengan demikian komunikasi memgang peranan yang
menentukan dalam interaksi pendidikan atau
pengajaran.
Agar dapat berkomunikasi dengan baik, guru
perlu memiliki kemampuan berkomunikasi dengan
baik. Guru perlu memiliki beberapa kemampuan:
1. Berbahasa dengan baik
Indikator dari berbahasa dengan baik yaitu:
memiliki kekayaan bahasa yang baik, kosa kata yang
cukup banyak, mengusai struktur kalimat dan ejaan
yang benar, guru perlu mengusai ucapan dan ragam
bahasa yang tepat dan baik.
Berbahsa dengan baik berarti seorang guru
tersebut perlu memiliki kekayaan bahasa dan kosa
kata yang cukup banyak sebab dengan menggunakan
kata-kata tertentu saja siswa belum dapat memahami
maknanya, mereka membutuhkan kata-kata atau
istilah lain. Guru perlu menguasai struktur kalimat
dan ejaan yang benar. Struktur kalimat dan ejaan
yang salah dari guru, akan ditiru salah pula, dan
dapat membingungkan. Hal yang cukup penting
dalam berbahasa ini, guru perlu mengusai ucapan
dan ragam bahasa yang tepat dan baik. Setiap orang
memiliki pembawaan suara atau logat sendiri. Orang
yang berasal dari daerah Tapanuli, berbeda dengan
Sumatra Barat, berbeda dengan Sunda, Jawa, Bugis,
Maluku serta daerah-daerah lainnya dalam
21

mengucapkan kata-kata tertentu, karena di pengaruhi


oleh logat dalam bahasa daerahnya. Meskipun
demikian guru yang memiliki logat yang berbeda-
beda ini harus berusaha untuk menggunakan logat
bahasa indinesia yang benar.
2. Tinggi rendahnya volume suara yang dimiliki
seorang guru
Indikator dari tinggi rendahnya volume suara
yaitu: volume suara yang tinggi, sedang, rendah,
kebiasaan berbicarapun berbeda-beda ada yang
cepat atau lambat, keras atau pelan. Sebagai guru
hendaknya berusaha memiliki volume suara yang
sedang dengan kecepatan dan nada yang sedang
pula, sebab sebagian besar anak-anak memiliki
kondisi seperti itu. Hal ini bukan lah sesuatu yang
mudah, tetapi sejak di tingkat pertama pendidikan
guru hendaknya para calon guru mengusahakan
pembentukan hal ini.
3. Penampilan Guru
Indikator dari penampilan guru yaitu:
bersahabat, ramah, terbuka, penghargaan akan
martabat siswa. Selain kemampuan berbahasa hal
yang juga penting dalam interaksi pendidikan dan
pengajaran adalah penampilan guru. Setiap orang
karena pembawaanya juga memiliki cirri-ciri fisik
tertentu, berkulit sawo matang atau hitam, bertubuh
besar atau kecil, berkulit kasar atau halus, bermuka
lonjong atau persegi. Semua cirri diatas sukar sekali
diubah kecuali dengan oprasi plastic. Meskipun
demikian guru atau calon guru hendaknya
mengusahakan penampilan yang moderat, dengan
memperlihatkan sikap bersahabat, keramahan,
keterbukaan, penghargaan akan martabat siswa,
kesediaan untuk membantu dll. Penampilan
kepribadian tidak semata-mata ditentukan oleh
aspek fisik, tetapi keharmonisan antara aspek fisik
dengan psikis.
22

4. Penguasaan guru akan bahan yang diajarkan


Indikator dari penguasaan guru akan bahan
yang diajarkan yaitu: menguasai materi pelajaran
dengan baik, menyampaikan materi pelajaran
dengan lancar dan jelas, menyampaikan pelajaran
tanpa berhenti-henti melihat buku pelajaran,
menyampaikan materi pelajaran tanpa membuat
kekakuan bahasa yang di perlihatkan guru.
Kemampuan berkomunikasi guru dalam kelas
juga dipengaruhi oleh penguasaan guru akan bahan
yang akan diajarkan. Guru yang tidak menguasai
bahan, tidak akan lacar dalam menyampaikan
pelajaran, banyak berhenti atau melihat buku,
bahkan mungkin banyak berbuat kekeliruan.
Kekakuan dan kekliruan yang diperlihatkan guru
akan menyebabkan kegelisahan pada siswa, yang
akhirnya dapat mengakibatkan kurangnya
perhatian, kurangnya penghargaan baik pada
pelajaran maupun pada guru.
Hal lain yang mempengaruhi keberhasilan
komunikasi guru dengan siswa adalah penguasaan
ccara mengajar. Banyak cara atau metode mengajar
yang dapat digunakan guru. Cara mana yang paling
baik, disesuaikan dengan situasi dan kondisi
sekolah serta siswa sendiri, tetapi guru perlu
menguasai setiap metode mengajar yang bisa
digunakan dalam bidang studi yang dipegangnya.
Penggunakaan metode yang tepat dengan prosedur
yang tepat, akan mempengaruhi perhatian siswa
dan motivasi belajar siswa. 9
Berdasarkan uraian tentang guru agar dapat
berkomunikasi dengan baik, guru perlu memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan baik, maka
dapat disimpulkan bahwa guru perlu memiliki

9
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2007), h. 259-260.
23

beberapa kemampuan, yaitu: kemampuan guru


berbasa dengan baik saat mengajar di kelas, dan
guru hendaknya memiliki tinggi rendahnya volume
suara yang tepat, penampilan guru, dan penguasan
akan bahan ajar yang baik.

c. Pendidikan sebagai proses komunikasi


Pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata
bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen
yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai
komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Lazimnya,
pada tingkatan bahwa dan menengah pengajar itu
disebut guru, sedangkan pelajar itu disebut murid, pada
tingkatan tinggi pengajar itu dinamakan dosen,
sedangkan pelajar dinamakan mahasiswa. Pada
tingkatan apapun, proses komunikasi antara pengajar
dan pelajar itu pada hakikatnya sama saja.
Perbedaannya hanyalah pada jenis pesan serta kualitas
yang disampaikan oleh si pengajar kepada si pelajar.
Perbedaan antara komunikasi dengan pendidikan
terletak pada tujuannya atau efek yang diharapkan.
Ditinjau dari efek yang diharapkan itu, tujuan
komunikasi sifatnya umum, sedangkan tujuan
pendidikan sifatnya khusus. Kekhususan inilah yang
dalam proses komunikasi melahirkan istilah-istilah
khusus seperti penerangan, propaganda, indoktrinasi,
agitasi, dan pendidikan. Tujuan pendidikan adalah khas
atau khusus, yakni meningkatkan pengetahuan
seseorang mengenai suatu hal sehingga ia
menguasainya. Tujuan pendidikan itu akan tercapai jika
prosesnya komunikatif. Jika proses belajar itu tidak
komunikatif, tak mungkin tujuan pendidikan itu dapat
tercapai.
24

d. Unsur komunikasi
1) Komunikator
Yang di dalamnya mencakup faktor-faktor
seperti keterampilan komunisaksi, sikap,
pengetahuan, dan sistem sosial, serta pengaruh
kultural, sosiokultural dan psikokultural. Dalam
komunikasi pembelajaran, guru adalah komunikator
utama di dalam kelas. Namun, ketika para siswa
berdiskusi membahas satu topik, yang berbicara itu
menjadi komunikator.
Seperti dalam firman Allah Swt dalam Q.S. Asy-
Syura/42:7:

      

         

      


Artinya: Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al
Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu
memberi peringatan kepada Ummul Qura
(penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-
negeri) sekelilingnya[1339] serta memberi
peringatan (pula) tentang hari berkumpul
(kiamat) yang tidak ada keraguan
padanya. segolongan masuk surga, dan
segolongan masuk Jahannam.
2) Pesan
Yang disusun dengan elemen, isi, struktur
tertentu yang merupakan hasil transformasi dari
pikiran/gagasan/perasaan dalam proses encoding
yang dilakukan komunikator yang kemudian di-
decode oleh komunikan. Dalam komunikasi
pembelajaran, pesan adalah materi pembelajaran
yang mengandung muatan kognitif, afektif dan
psikomotorik yang membuat semua pihak yang
terlibat di dalamnya untuk belajar.
25

3) Media
Media atau saluran komuniaksi yang di
pergunakan untuk menyampaikan pesan yang
diserap melalui pencaindra. Dalam konteks
komunikasi pembelajaran, media komunikasi yang
di pergunakan cukup beragam mulai dari media
konvensional seperti papan tulis sampai dengan
media berbasis teknologi seperti lcd projector.

       

          

  


Artinya :Kami tidak mengutus seorang rasulpun,
melainkan dengan bahasa
kaumnya[779], supaya ia dapat memberi
penjelasan dengan terang kepada
mereka. Maka Allah menyesatkan[780]
siapa yang Dia kehendaki, dan memberi
petunjuk kepada siapa yang Dia
kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang
Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
4) Komunikan
Yang di dalamnya terkandung faktor-faktor
seperti yang ada pada komunikator. Dalam
komunikasi pembelajaran, komunikan adalah para
siswa yang menjadi khalayak komunikasi yang
dilakukan gurunya atau sesama siswa yang
mendengarkan paparan tamannya.
5) Efek
Efek yang merupakan akibat yang
ditimbulkan dari kegiatan komunikasi yang
biasanya dirumuskan sebagai perubahan atau
peneguhan sikap, pendapat dan perilaku. Efekpun
adakalanya disebut sebagai tujuan komunikasi atau
26

untuk menunjukkan keberhasilan komunikasi.


Dalam komunikasi pembelajaran, efek komunikasi
berupa penguatan/ peneguhan atau perubahan
secara kognitif, efektif dan psikomotorik.
6) Umpan Balik
Merupakan respons komunikasi selama proses
komunikasi berlangsung yang bisa mengubah pesan
komunikasi, media komunikasi ataukomunikator.
Umpan balik dalam komunikasi pembelajaran
misalnya dalam bentuk mengacungkan tangan
untuk meminta penjelasan lebih lanjut atau
memberikan pandangan yang berbeda dengan apa
yang disampaikan komunikator.
7) Gagasan komunikasi
Gangguan yang di pandang membuat
komunikasi tidak efektif. Gangguan komunikasi
ini bisa berupa gangguan psikologis, gangguan
fisik atau gangguan sematik dan gangguan
mekanis. Gangguan dalam komunikasi
pembelajaran pada dasarnya sama dengan
gangguan pada komunikasi lainnya, seperti
gangguan psikologis dalam bentuk konsentrasi
belajar yang terpecah sampai dengan gangguan
kebisingan karena ada siswa mengobrol di dalam
kelas atau ada kebisingan dari jalan raya.
8) Lingkungan
Merupakan pemberi pengaruh pada proses
komunikasi manusia karena proses komunikasi
tidak berlangsung diruang hampa. Pada umumnya,
lingkungan komunikasi pembelajaran adalah
lembaga-lembaga pendidikan formal dan nonformal
yang didalamnya terwujud kegiatan pembelajaran
dengan budaya yang khas yang dimiliki lembaga
pendidikan.10

10
Yosal Iriantara, "Komunikasi Pembelajaran Interaksi Komunikatif Dan
Edukatif Di Dalam Kelas" (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015).h. 158
27

e. Bentuk komunikasi
Konsep dasar komunikasi adalah proses
penyampaian (pesan, ide, gagasan) oleh komunikator
kepada komunikan melalui media yang menimbulkan
efek tertentu.11
Dalam proses belajar mengajar tidak akan terlepas
dengan interaksi. Agar tujuan belajar tercapai maka
dalam interaksi tersebut harus didukung dengan
komunikasi yang efektif. Pendidik dapat menggunakan
komunikasi dalam beberapa bentuk meliputi:
1) Penyampaian informasi lisan
Interaksi belajar mengajar berisikan
penyampaian informasi yang berupa pengetahuan
terutama dari guru kepada siswa. Informasi
disampaikan oleh guru dalam bentuk ceramah
terhadap kelas atau kelompok.
2) Penyampaian informasi secara tertulis
Para guru kemungkinan juga berkomunikasi
dengan siswanya secara tertulis berupa penyampaian
bahan tertulis baik tulisannya sendiri atau karya
orang lain supaya dibaca dan dipelajari oleh siswa.
3). Komunikasi melalui media elektronik
Perkembangan teknologi dewasa ini telah
memberikan dampak positif dalam dunia
pendidikan. Kegiatan belajar mengajar sudah mulai
memanfaatkan media elektronika. Media elektronika
yang sering digunakan adalah kaset audio, kaset
video, film, televise, computer, LCD dan masih
banyak yang lainnya.

4). Komunikasi dalam aktivitas kelompok


Dalam aktivitas kelompok, kemungkinan
mengadakan komunikasi ini lebih kaya
dibandingkan dengan penyampaian informasi baik

11
Ngalimun, "Komunikasi Pembelajaran" (Yogyakarta: Dua Satria Offset,
2019).h. 1
28

lisan maupun tertulis.12 Baik antara guru dengan


siswa atau antara siswa dengan siswa bahkan antara
siswa dengan manusia di luar sekolah dapat terjadi
komunikasi dalam berbagai kegiatan kelompok,
seperti diskusi kelompok, belajar kelompok,
simulasi, permainan, penelitian, pemecahan
13
masalah.
Agar tujuan belajar tercapai maka dalam
sebuah interaksi harus didukung dengan komunikasi
yang efektif. Pendidik dapat menggunakan
komunikasi dalam beberapa bentuk meliputi:
penyempaian informasi lisan, penyampaian
informasi secara tertulis, komunikasi melalui media
elektronika dan komunikasi dalam aktivitas
kelompok.

2. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak


a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Belajar dalam kamus bahasa Indonesia ialah
berusaha berlatih supaya mendapat suatru
kepandaian. Menurut Slameto, belajar merupakan
suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan
nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. 14 Jadi
belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu, berlatih berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

12
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan.h.
262
13
Halimah Rusnandi, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2005).
14
Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010). h. 2
29

Seperti dalam Q.S. An-Nahl/16:125. Sebagai


berikut:

       

         

       


Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-
mu dengan hikmah[845] dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.

Nana Sudjana menjelaskan bahwa belajar


adalah: suatu proses yang di tandai dengan adanya
perubahan diri seseorang. Perubahan sebagai hasil
dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan
dan kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-
aspek lainnya yang ada pada individu yang belajar.
Dari pengertian belajar dia atas dapat
diambil kesimpulan bahwa belajar itu adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
adalah suatu perubahan pada diri seseorang
terutama berhubungan dengan tingkah laku dimana
perubahan tersebut terjadi karena pengalaman dan
latihan. Perubahan yang dimaksud adalah
mencakup pengetahuan, kecakapan dan tingkah
laku perubahan itu diperoleh melalui latihan dan
pengalaman bukan perubahan karena sendirinya.
30

Perubahan perilaku sebagai dampak dari


peserta didik tersebut belajar dipengaruhi unsur-
unsur tertentu. Unsur-unsur tersebut terdiri dari:
a) Motivasi
b) Alat
c) Bahan
d) Situasi
e) Kondisi Subyek
Dengan demikian maka dapat diketahui
bahwa belajar merupakan aktivitas jasmani dan
rohani dalam mencapai tingkat kemajuan yang di
harapkan yaitu:penguasaan daya kognitif
(pengetahuan), afektif (nilai-nilai/prestasi) dan
psikomotor (keterampilan), sehingga siswa
bertindak terarah dengan tuntutan hidup yang
benar dalam aktivitasnya sehari-hari.

2) Prinsip-Prinsip Belajar
a) Memiliki kesiapan
setiap orang hendaknya melakukan kegiatan
belajar harus memiliki kesiapan yakni fisik,
mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan
fisik berarti memiliki tenaga cukup dan kesehatan
baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat
oleh dan motivasi yang cukup untuk melakukan
kegiatan belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik,
mental dan persiapan akan banyak mengalami
kesulitan, akibatnya tidak memperoleh prestasi
belajar yang baik.
b) Memahami Tujuan
Setiap orang yang belajar harus memahami
apa tujuannya, kemana arah tujuan itu ada apa
manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting
dimiliki oleh seseorang pelajar agar proses yang
di lakukannya dapat cepat selesai dan berhasil.
c) Memiliki Kesungguhan
31

Orang yang belajar harus memiliki


kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar
tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang
kurang memuaskan. Selain itu, akan banyak
waktu dan tenaga yang terbuang dengan
percuma.
d) Ulangan dan Latihan
Prinsip yang tak kalah pentingnya adalah
ulangan dan latihan. Sesuatu yang di pelajari
perlu diulang agar meresap kedalam otak,
sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar
diluapkan. Sebaliknya, belajar tanpa diulang
hasilnya akan kurang memuaskan. Mengulang
pelajaran adalah salah satu cara untuk membantu
berfungsinya ingatan.

b. Prestasi Belajar
1). Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Al-Qur‟an Surah Al-Mujadilah ayat 11
dijelaskan bahwa:

       

        

       

       


Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
32

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan


Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dari ayat diatas telah dijelaskan bahwa Allah


akan menaikan derajat orang-orang yang berilmu
baik di dunia maupun di akhirat. Islam
menganjurkan kepada setiap umat untuk selalu
belajar dan mendalami ilmu pengetahuan, islam
juga menganjurkan kepada setiap umat untuk
mengamalkan ilmunya. Dalam hal ini tidak hanya
saja ilmu agama, namun ilmu-ilmu pengetahuan
yang relevan dengan tuntutan zaman yang semakin
modern.
Istilah prestasi belajar terdiri atas dua kata
yaitu prestasi dan belajar. Presatasi selalu
dihubungkan dengan pelaksanaan suatu kegiatan
atau aktivitas. Prestasi belajar merupakan hal yang
tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi belajar merupakan hasil proses belajar.
Prestasi belajar dalam bidang pendidikan
adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang
meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik
setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur
dengan menggunakan instrument tes atau
instrument yang relevan. 15
Prestasi menurut kamus pintar bahasa
Indonesia adalah hasil belajar yang telah di capai.16
Prestasi merupakan tingkat kemampuan actual
yang dapat diukur berupa penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai hasil

15
Agus Faisal Asyha Hanif Cahyo Adi Kistoro, Mukminatun Zulviah,
„Studi Kompetensi Guru Dan Liniearitas Pendidikan Dalam Peningkatan Prestasi
Belajar Siswa Di SD Negeri 1 Gunung Tiga Dan SD Negeri Ngarip Lampung‟, Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 2019. h. 250.
16
Hamzah Ahmad dan Ananda Santoso, Kamus Pintar Bahasa Indoneesia
(Surabaya: Fajar Mulya, 1996).h. 295
33

usaha individu mengenai apa yang di pelajari. Oleh


karena itu, presatsi belajar dipengaruhi oleh
bebrapa faktor, maka selalu ada perbedaan prestasi
antara anak, antara kelas, maupun antar sekolah hal
ini terjadi karena belajar merupakan hasil interaksi
antara faktor internal maupun eksternal. 17

2) Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar


Prestasi belajar siswa pada hakekatnya
merupakan interaksi dari beberapa faktor:
a) Faktor Internal
Adapun yang dapat digolongkan
kedalam faktor internal yaitu jasmaniyah
meliputi kesehatan, cacat tubuh dan faktor
psikologis meliputi kecerdasan /intelegensi,
kematangan, minat, motivasi dan bakat.
(1) Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan
belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang
dihadapinya, kemampuan ini ditentukan
dengan intelegensi masing-masing
18
siswa. Jadi intelegensi itu adalah
kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
yaitu kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi yang baru
dengan cepat dan efektif, mengetahui
menggunakan konsep-konsep yang
abstrak secara efektif, mengetahui relasi
dan mempelajarinya dengan cepat. 19 Ini
bermakna semakin tinggi kemampuan

17
Abd. Rahim, Sistem Pembelajaran Balikan Dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Perolehan Belajar Mata Kuliah Bahasa Arab (Makasar: Cet. I, 2012).h. 86.
18
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru
(Bandung: Rosdakarya, 2010).h. 131.
19
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010).h. 56
34

intelegensi siswa maka semakin besar


peluangnya untuk meraih sukses.
Sebaliknya semakin rendah kemampuan
intelegensi siswa maka semakin kecil
peluang untuk sukses.
(2) Kematangan
Kematangan siswa dalam belajar,
juga menentukan hasil belajar. Seseorang
dapat meningkatkan prestasinya dengan
kematangannya mempelajari materi yang
diberikan oleh guru maupun yang
diperoleh secara autodidak.
(3) Minat
Hilgard member rumusan tentang
minat adalah sebagai berikut: “Interest is
persisting tendency to pay attention to
and enjoy some activity or content”
Minat adalah kecendrungan yang
tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan
yang diminati seseorang, diperhatikan
terus menerus yang disertai dengan rasa
senang.20 Jadi berbeda dengan perhatian,
karena perhatian sifatnya sementara (
tidak dalam waktu yang lama) dan belum
tentu diikuti dengan perasaan senang,
sedangkan minat selalu diikuti dengan
perasaan senang dan dari situ diperoleh
kepuasan.
(4) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah
faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan hal yang mendorong keadaan
siswa untuk melakukan belajar. Persoalan
mengenai motivasi dalam belajar adalah

20
Ibid,.h. 57
35

bagaimana cara mengatur agar motivasi


dapat ditingkatkan. Motivasi ini tumbuh
karena ada keinginan untuk bisa
mengetahui dan memahami sesuatu serta
mengarahkan belajar siswa sehingga
sungguh-sungguh untuk belajar dan
termotivasi untuk mencapai prestasi.
(5) Bakat
Bakat atau aptitude menurut
hilgard adalah: “the copacity to learn”.
Dengan kata lain bakat adalah
kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi
kecakapan yang nyata sesudah belajar
atau berlatih.21 Bakat juga merupakan
keahlian dari seseorang yang dapat
dikembangkan untuk memperoleh
prestasi yang lebih bagus, bakat yang
dimiliki seseorang sebagai kecakapan
bawaan.22
b). Faktor Eksternal
yang meliputi keadaan dan lingkungan
keluarga, guru, dan cara mengajar, sarana dan
fasilitas, dan kesempatan.
(1) Keadaan dan Lingkungan Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima
pengaruh dari keluarga berupa: cara
orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi keluarga. 23
Suasana dan keadaan keluarga ikut
menentukan bagaimana dan sampai
dimana belajar dialami dan dicapai oleh

21
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. h. 57
22
Hartono Agung Sunarto, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008).h. 121
23
Slameto, Op.Cit, h. 60
36

anak-anak, termasuk dalam keluarga ini,


tersedianya fasilitas yang diperlukan
dalam belajar turut memegang peranan
penting pula.24 Dengan dukungan yang
penuh dari keluarga, akan membawa
siswa lebih merasa mudah dan senang
dalam belajar.
(2) Guru dan Cara Mengajar
Cara mengajar guru yang mudah
dipahami oleh siswa memberikan
kemudahan pada siswa dalam
menentukan informasi. Para guru yang
menunjukkan sikap teladan yang baik
dan rajin membaca dan berdiskusi, dapat
menjadi daya dorong yang positif bagi
kegiatan belajar siswa.25 Begitu juga
dengan kemampuan komukasi guru
tersebut sangat berarti bagi
perkembangan dan hasil belajar siswa.
Guru yang bisa menjadi teladan akan
melahirkan siswa yang berkepribadian
baik dan berprestasi pula.
(3) Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah yang baik dan
tenang akan membawa pengaruh pada
hasil belajar siswa. Lingkungan sekolah
ini meliputi cara penyajian pelajaran,
hubungan antara guru dan siswa, alat-alat
pelajaran atau kurikulum. 26 Sekolah yang
memiliki peralatan dan perlengkapan
yang di perlukan untuk belajar di tambah
dengan cara mengajar yang baik dari

24
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Rosdakarya, 2011).h.
104.
25
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru
(Bandung: Rosda Karya, 2010).
26
Ngalim Purwanto, Op.Cit, h. 105
37

guru-gurunya, kecakapan guru dalam


menggunakan alat itu akan
mempermudah dan mempercepat belajar
anak.
(4). Sarana dan Fasilitas
Memberikan kesempatan siswa
yang kurang mampu untuk memperoleh
sarana dan prasarana yang dibutuhkan
dalam menunjang proses belajar
misalnya pemberian buku dan bahan
referensi tentang buku yang sesuai
dengan kurikulum sehingga buku yang
diperolehnya dapat digunakan sebagai
bahan belajar.
3). Evaluasi Prestasi Belajar
Evaluasi adalah proses pemberian atau
menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan criteria tertentu. Evaluasi
mengandung dua aspek yang penting yaitu:
a) Dalam evaluasi terdapat suatu proses
sistematik untuk mengukur apakah siswa
dapat mendiagnosa, menyeleksi, dan
menyelesaikan suatu pekerjaan.
b) Evaluasi digunakan untuk mengukur,
menilai tujuan dan keberhasilan dari kerja
atau usaha guru.
Maka evaluasi dan penilaian adalah
istilah-istilah yang lebih luas artinya dari pada
pengukuran. Evaluasi mencakup deskripsi
kelakuan siswa secara kualitatif maupun
kuantitatif dan terhadap penilaian kelakuan
tersebut. Sedangkan pengukuran hanya
terbatas pada aspek penilaian yang bersifat
tetap. Tes merupakan suatu percobaan yang
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hasil pelajaran tertentu pada seorang murid
38

atau kelompok murid. Terdapat dua evaluasi


yakni teknik tes dan non tes.
Berdasarkan tujuan dan ruang
lingkupnya tes prestasi belajar dapat
digolongkan kedalam jenis penelitian sebagai
berikut:
a). Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk
mengukur setiap satuan bahasan tertentu
dan bertujuan hanya untuk memperoleh
gambaran tentang daya serap siswa
terhadap satuan bahasan tersebut. Hasil tes
ini digunakan untuk memperbaiki proses
belajar mengajar bahan tertentu dan waktu
tertentu, atau umpan balik dalam
memperbaiki proses belajar mengajar
bahan tertentu dan waktu tertentu, atau
umpan balik dalam memperbaiki proses
belajar mengajar.
b). Tes Subsumatif
Penilaian ini meliputi sejumlah bahan
pengajaran atau satuan bahasan yang telah
diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya
ialah selain untuk memperoleh daya serap,
juga untuk menetapkan tingkat prestasi
belajar siswa. Hasilnya diperhitungkan
untuk menentukan nilai raport.
c). Tes Sumatif
Penilaian ini diadakan untuk
mengukur daya serap siswa terhadap
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan
selama satu semester. Tujuannya ialah
untuk menciptakan tingkat atau taraf
keberhasilan belajar siswa dalam suatu
priode belajar tertentu. Hasil tes ini
dimanfaatkan untuk kenaikkan kelas, dan
39

menyusun peringkat atau sebagai ukuran


kualitas sekolah.

c. Pengertian Prestasi Belajar Aqidah Akhlak


Kedudukan aqidah akhlak dalam kehidupan
sangatlah penting bagi sendi kehidupan seorang
muslim. Aqidah akhlak merupakan poros atau inti
kemanakah tujuan hidup manusia. Apabila aqidah
akhlaknya bagus maka sejahtera dan damailah lahir dan
batinnya. Namun, sebaliknya jika aqidah akhlaknya
buruk tentu akan rusak lahir dan batinnya. Oleh
karenanya aqidah akhlak merupakan salah satu kunci
jatuh bangunnya peradaban suatu bangsa. Aqidah
adalah kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan
keraguan dimana hati membenarkannya sehingga
timbulah ketenangan jiwa. Sedangkan pengertian lain
dari aqidah adalah kepercayaan kepada Allah yang
maha Esa. Dimana kepercayaan tersebut mencakup
enam kepercayaa Kepada Allah, Malaikat, Rasul utusan
Allah, kitab yang diturunkan-Nya, hari kiamat, serta
Qada‟ dan Qadar Allah.27
Aqidah secara umum adalah kepercayaan,
keimanan, keyakinan secara mendalam dan benar lalu
merealisasikannya dalam perbuatannya. Sedangkan
aqidah dalam agama islam berarti percaya sepenuhnya
kepada ke-Esaan Allah, dimana Allah pemegang
kekuasaan tertinggi dan pengatur atas segala apa yang
ada dijagad raya. Aqidah diibaratkan sebagai pondasi
bangunan. Sehingga aqidah harus dirancang dan
dibangun terlebih dahulu disbanding bagian-bagian
lain. Aqidah pun harus dibangun dengan kuat dan
kokoh agar tidak mudah goyah yang akan menyebabkan
bangunan menjadi runtuh. Bangunan yang dimaksud
disini adalah islam yang benar, menyeluruh dan

27
Dedi Wahyudi, Pengantar Aqidah Akhlak Dan Pembelajarannya
(Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2017). h. 1
40

sempurna. Aqidah merupakan misi yang ditugaskan


Allah untuk semua Rasul-Nya, dari pertama sampai
dengan yang terakhir. Aqidah tidak dapat berubah
karena pergantian nama, tempat, atau karena perbedaan
pendapat suatu golongan.
Akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa
seorang yang berakibat timbulnya berbagai perbuatan
secara spontan tanpa disertai pertimbangan. Akhlak
dapat juga diartikan sebagai perangai yang menetap
pada diri seseorang dan merupakan sumber munculnya
perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya secara spontan
tanpa adanya pemaksaan.28
Aqidah akhlak sangat erat kaitannya. Aqidah yang
kuat dan benar tercermin dari akhlak yang terpuji yang
ia miliki, dan sebaliknya. Dalam konsep islam, aqidah
akhlak tidak hanya sebagai media yang mencakup
hubungan manusia dengan Allah Swt, tetapi juga
mencakup hubungan manusia dengan sesamanya atau
dengan alam sekitarnya karena sejatinya islam adalah
Rahmatan lil „aalamin. Jika hubungan-hubungan
tersebut dapat diterapkan secara selaras maka itulah
yang dimaksud implementasi sejati aqidah akhlak
dalam kehidupan yang membuat bahagia dua dan
akhirat.
Pada penjelasan di bab II telah disebutkan bahwa
istilah prestasi belajar terdiri atas dua kata yaitu prestasi
dan belajar. Prestasi selalu dihubungkan dengan
pelaksanaan suatu kegiatan atau aktivitas. Prestasi
belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan
hasil dari proses belajar.
Prestasi dalam bidang pendidikan adalah hasil
dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor
kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti

28
Ibid., h. 2
41

proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan


instrument tes atau instrument yang relevan.
Jadi pretasi belajar aqidah akhlak disini adalah
nilai yang diperoleh siswa melalui pengerjaan soal
aqidah akhlak berdasarkan materi yang telah diajarkan
kepada siswa tersebut. Peneliti hanya mengukur prestasi
belajar aqidah akhlak siswa dari segi kognitifnya saja.

B. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih lemah
kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya
masih sementara. Hipotesis dinyatakan sebagai suatu kebenaran,
dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam analisis data.
1. Hipotesis Ho :Terdapat pengaruh
kemampuan komunikasi
guru terhadap prestasi
belajar Aqidah Akhlak siswa
kelas XI di MA Al-Hikmah
Bandar Lampung.
2. Hipotesis H1 : Tidak terdapat pengaruh
kemampuan komunikasi
guru terhadap prestasi
belajar aqidah akhlak siswa
kelas XI MA Al-Hikamah
Bandar Lampung.
3. Asumsi penulis bahwa :terdapat pengaruh
kemampuan komunikasi
guru terhadap prestasi
belajar aqidah akhlak siswa
kelas XI MA Al-Hikmah
Bandar Lampung.
73

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Rahim, Sistem Pembelajaran Balikan Dan Motivasi Berprestasi


Terhadap Perolehan Belajar Mata Kuliah Bahasa Arab
(Makasar: Cet. I, 2012)
Abdul Malik, „Fungsi Komunikasi Guru Dan Siswa Dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan‟, Jurnal Interaksi, Vol 3 No
2 (2014)
Deddy Darmadi, „Hubungan Komunikasi Guru Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di SMU Negeri 5
Samarinda‟, Ilmu Komunikasi, volume 3, (2015)
———, „Hubungan Komunikasi Guru Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di SMU Negeri 5
Samarinda‟, 3 (2015), 212
Dedi Wahyudi, Pengantar Aqidah Akhlak Dan Pembelajarannya
(Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2017)
Dhila Izza Angraini, „Pengaruh Keterampilan Komunikasi Terhadap
Kesiapan Kerja Lulusan Sarjana Sumatera Barat‟, Psikologi
Islam, 12. 1 (2021)
Eko Putro Widoyoko, Tekhnik Penyusunan Isntrument Penelitian
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012)
Fachrurazi, „Peningkatan Moralitas Peserta Didik Berkaitan Dengan
Profesionalitas Dan Kompetensi Kepribadian Guru‟, Pemikiran
Pendidikan Islam, 11 (2017),
http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/atturat
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2015)
Halimah Rusnandi, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2005)
Hamzah Ahmad dan Ananda Santoso, Kamus Pintar Bahasa
Indoneesia (Surabaya: Fajar Mulya, 1996)
Hanif Cahyo Adi Kistoro, Mukminatun Zulviah, Agus Faisal Asyha,
„Studi Kompetensi Guru Dan Liniearitas Pendidikan Dalam
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Di SD Negeri 1 Gunung Tiga
Dan SD Negeri Ngarip Lampung‟, Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam, 2019
74

Hanif Cahyo Adi Kistoro, Mukminatun Zulviah, Agus Faizal Asyha,


„Studi Kompetensi Guru Dan Linearitas Pendidikan Dalam
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Di SD Negeri 1 Gunung Tiga
Dan SD Negeri 1 Gunung Tiga Dan SD Negeri Ngarip
LampungHanif Cahyo Adi Kistoro, Mukminatun Zulviah, Agus
Faizal Asyha. “Studi Kompetensi G‟, Al-Tadzkiyyah: Jurnal
Pendidikan Islam, 2019, 250
Hasan Sadely, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: Ictiar Baru
Vanhauver, 1980)
Moh. Zaiful Rosyid, Mustajab, Aminol Rosid Abdullah, Prestasi
Belajar (Malang: Literasi Nusantara, 2019)
Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja
RosdaKarya, 2006)
Muh. Syukran, „Kemampuan Komunikasi Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar Bahasa Daerah Kaili Di SDN Inpres 1 Besusu Palu‟,
Jurnal Online Kinesik, Vol. 4 No. (2017)
Muhammat dan Sofan Amri, Kode Etik Profesi Guru (Jakarta: Prestasi
Pustakaraya, 2014)
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru
(Bandung: Rosdakarya, 2010)
———, Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru (Bandung:
Rosda Karya, 2010)
Nada Suherli, dkk, „Pengaruh Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Dan Kecerdasan Sosial Terhadap Prestasi Belajar PKN Siswa
SD Kelas V‟, Pembelajaran Dan Pengajaran Pendidikan Dasar,
3 No. (2020)
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005)
———, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset, 2007)
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Rosdakarya,
2011)
ngalimun, Komunikasi Pembelajaran (yogyakarta: Dua Satria Offset,
2019)
Ngalimun, Komunikasi Pembelajaran Menjadi Guru Komunikatif
(Yogyakarta: Penerbit Parama Ilmu, 2019)
75

Ondi Saondi & Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan (Bandung:


Refika Aditama, 2012)
Onong Uchjana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek
(Bandung: Remaja RosdaKarya, 2005)
———, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005)
Panni Ance Lumban Tobing, Maria Friska Nainggolan, Mery Silalahi,
Ratna Simarmata, „Hubungan Antara Kemampuan
Berkomunikasi Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V
SD SWASTA Bakti Luhur‟, Mutiara Pendidikan, Vol. 6 No.
(2021)
pater salim dan yen salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer
(Jakarta: Modern English Perss)
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian (Bandung:
Alfabeta, 2011)
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka
Cipta, 2007)
Sedarmiyati, Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian (Bandung:
Mandar Maju, 2002)
Sihabudin Afroni, Rumba Triana, „Komunikasi Pembelajaran Berbasis
Al-Qur‟an‟, Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2010)
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode
R&D (Bandung: Alfabeta, 2012)
———, Statistik Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2011)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta,
2010)
———, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:
Rineka Cipta, 1993)
———, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2013)
Sunarto, Hartono Agung, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008)
76

Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional (Jakarta: Erlangga


Group, 2013)
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar (Surabaya: Usaha Nasional,
1994)
Wahyudi hidayat, „Komparasi Model Kompetensi Komunikasi Guru
Dalam Proses Belajar Mengajar: Studi Kasus Pada SMPN 1
Bukit Dengan SMPS Blang Panas Kecamatan Bukit Kabupaten
Bener Meriah Provinsi Aceh‟, Simbolika, Vol. 2 No. (2016)
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran: Teori Dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan (KTSP)
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010)
yosal Iriantara, Komunikasi Pembelajaran Interaksi Komunikatif Dan
Edukatif Di Dalam Kelas (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2015)

Anda mungkin juga menyukai