Makalah Konsep Dasar PAUD
Makalah Konsep Dasar PAUD
Makalah Konsep Dasar PAUD
Disusun Oleh:
FAIZE TURROFIDAH
BANYUWANGI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah konsep dasar PAUD ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa penulis juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Anak Usia Dini ...................................................... 3
2.2 Pendidikan Anak Usia Dini.................................................. 6
2.3 Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini ................................. 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
juga memuat tentang kompetensi inti yang merupakan gambaran pencapaian
standar tingkat pencapaian perkembangan anak.
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Menjelaskan hakikat Anak Usia Dini.
2. Mengidentifikasi Pendidikan Anak Usia Dini.
3. Mengetahui lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
4
BAB II
PEMBAHASAN
4
kecerdasan anak dalam kreativitas. Usia anak yang paling penting dalam
membentuk masa pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa,
sosial emosional yang perlu dibimbing dan diarahkan oleh orang tua dan pendidik
pada hal-hal yang positif melalui minat dan bakat yang khusus sesuai dengan
tahapan yang sedang dilalui oleh anak.
4
berbeda-beda. Meskipun terdapat pola urutan umum dalam perkembangan
anak yang dapat diprediksi, namun pola perkembangan dan belajar anak tetap
memiliki perbedaan satu sama lain.
d) Anak Memiliki Imajinasi dan Fantasi Anak memiliki imajinasi dan fantasi
yaitu anak senang dan tertarik dengan hal-hal yang bersifat imajinatif dan
fantasi. Anak senang dengan cerita-cerita khayalan yang bersifat imajinasi
dan fantasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi anak juga senang
bercerita kepada orang lain seperti halnya kegiatan yang anak lakukan ketika
di sekolah. Terkadang anak bertanya tentang sesuatu yang tidak dapat ditebak
oleh orang dewasa, hal itu disebabkan anak memiliki fantasi yang luar biasa
dan berkembang melebihi dari apa yang dilihat anak.
e) Anak Memiliki Daya Konsentrasi Pendek Pada umumnya anak sulit untuk
berkonsentrasi pada suatu kegiatan dalam jangka waktu yang lama. Anak
cepat mengalihkan perhatian pada kegiatan lain. Rentang konsentrasi anak
usia lima tahun umumnya adalah sepuluh menit untuk dapat duduk dan
memperhatikan sesuatu secara nyaman. Daya perhatian yang pendek
membuat anak masih sangat sulit untuk duduk dan memperhatikan sesuatu
untuk jangka waktu yang lama, kecuali terhadap hal-hal yang menarik dan
menyenangkan bagi anak. Pembelajaran dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan yang bervariasi dan menyenangkan, sehingga tidak
membuat anak terpaku di tempat dan menyimak dalam jangka waktu lama.
f) Anak aktif dan Energik Anak yang aktif dan enegik yaitu anak yang senang
melakukan berbagai aktivitas. Anak seolah tidak lelah, tidak pernah bosan,
tidak pernah berhenti dari aktivitas.
g) Ekploratif dan Berjiwa Petualang Anak yang ekploratif dan berjiwa petualang
yaitu anak terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat dan senang menjelajah,
mencoba dan mempelajari hal-hal baru. Seperti halnya anak suka
membongkar mainan mobil-mobilan, anak ingin tahu apa yang ada didalam
mainan mobil-mobila tersebut.
h) Spontan Spontan yaitu perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli,
alami dan tidak dibuat-buat sehingga merefleksikan apa yang ada dalam
perasaan dan pikiran anak.
4
2.2 Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,
membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang akan
menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan bagi anak usia dini
merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan pada anak yang baru lahir sampai
dengan enam tahun. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan anak usia dini
harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia
dini.
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang
pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan
informal.
Menurut Conny, beliau menyatakan bahwa pendidikan anak pada usia dini
adalah belajar sambil bermain. Bagi anak, kegiatan yang serius namun
mengasyikan adalah bermain. Melalui bermain, semua aspek perkembangan anak
bisa ditingkatkan. Dengan bermain secara bebas anak dapat berekspresi dan
bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang sudah diketahui dan menemukan
hal-hal baru.
Menurut Bloom, Pendidikan sejak usia dini penting untuk perkembangan
mental yang meliputi perkembangan inteligensi, kepribadian dan tingkah laku
sosial yang berlangsung cepat pada usia dini.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang
anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik
dan non fisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani,
rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikir, emosional dan sosial yang tepat
agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Adapun upaya yang
dilakukan mencakup stimulasi intelektual, pemeliharaan kesehatan, pemberian
4
nutrisi, dan penyediaan kesempatan yang luas untuk mengekplorasi dan belajar
secara aktif.
Melalui pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan
anak usia dini merupakan pendidikan anak usia 0-6 tahun yang dilakukan dengan
upaya pemberian rangsangan dan stimulus dari pendidik, untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya. Upaya pemberian rangsangan dengan belajar sambil bermain
merupakan upaya pendidikan atau lembaga dalam menumbuh kembangkan aspek
perkembangan anak yang mana anak dapat berekpresi dan berekplorasi dalam
pengetahuan yang telah diketahui oleh anak usia dini. Diselenggarakan melalui
jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan formal yaitu Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA).
PAUD pada jalur nonformal yaitu Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan
Anak (TPA). PAUD pada pendidikan informal yaitu pendidikan keluarga dan
Posyandu atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
4
Lingkungan yang bersih, tertata rapi dengan sentuhan estetika, menarik dan
teratur akan menumbuhkan sikap dan perilaku anak yang konsisten. Lingkungan
yang kaya akan sentuhan nilai-nilai religious, sosial-budaya, pengenalan abjad,
angka, bentuk, gambar, dan aneka warna akan mampu menumbuhkan minat anak
secara lebih signifikan. Perpustakaan hendaknya dilengkapi dengan buku-buku
cerita, gambar-gambar dan rak dengan berbagai permainan, model, peralatan
untuk bermain peran yang ada di lingkungan anak juga akan memperkaya
imajinasi, kreatifitas dan mental anak dalam mengekspresikan diri.
Pelaksanaan pendidikan di TK menganut prinsip : “Bermain sambil Belajar
dan Belajar seraya Bermain”. Bermain merupakan cara terbaik untuk
mengembangkan potensi anak didik. Sebelum bersekolah, bermain merupakan
cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain dan dirinya sendiri.
Melalui pendekatan bermain, anak-anak dapat mengembangkan aspek psikis
dan fisik meliputi moral dan nilai-nilai agama, social emosional, kognitif, bahasa,
fisik/motorik, kemandirian dan seni. Pada prinsipnya bermain mengandung makna
yang menyenangkan, mengasyikkan, tanpa ada paksaan dari luar diri anak, dan
lebih mementingkan proses mengeksplorasi potensi diri daripada hasil akhir.
Pendekatan bermain sebagai metode pembelajaran di TK hendaknya
disesuaikan dengan perkembangan usia dan kemampuan anak didik, yaitu secara
berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih
dominan) menjadi belajar seraya bermain (unsur belajar mulai dominan). Dengan
demikain anak didik tidak merasa canggung menghadapi pendekatan
pembelajaran pada jenjang pendidikan selanjutnya.
Pada usia 4 s.d 6 tahun, kebutuhan anak untuk bermain dan bersosialisasi
lebih penting dibandingkan dengan kemampuan skolastik. Oleh karena itu,
pendidikan di TK tidak diperkenankan memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada
anak didik dalam bentuk apapun.
4
prioritas anak usia dua sampai empat tahun) dan merupakan salah satu bentuk
PAUD pada jalur nonformal yang mengutamakan kegiatan bermain sambil
belajar. Penyelenggaraan KB harus memenuhi persyaratan minimal yang
meliputi: peserta didik, pendidik, pengelola, persyaratan pendirian dan prosedur
pendirian dan pengelolaan administrasi dan pelaporan dan pembinaannya.
Penyelenggaraan KB harus memenuhi persyaratan minimal, yang meliputi
peserta didik, pendidik, pengelola, pengasuh/perawat, rasio pendidik atau
pengasuh dengan peserta didik, teknis penyelenggaraan, perizinan, pengelolaan
administrasi, evaluasi, pelaporan dan pembinaannya.
Program kegiatan belajar kelompok bermain KB adalah seperangkat kegiatan
belajar yang direncanakan untuk dilakukan dalam rangka menyiapkan dan
meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan diri anak didik lebih
lanjut. Pelaksanaan pembentukan perilaku melalui pembiasaan dilakukan melalui
kegiatan rutin, spontan dan terprogram. Pengembangan kemampuan dasar KB
terdiri dari pengembangan bahasa, kognitif, fisik dan seni.
4
Taman Penitipan Anak (child care centre) adalah wahana
asuhan kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk
waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya berhalangan, tidak mampu, atau tidak
punya waktu untuk memberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya. Selain itu,
Taman Penitipan Anak juga disebut sebagai wahana pendidikan dan pembinaan
kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu
tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup.
4
E. Raudatul Athfal (RA)
Raudatul athfal (disingkat RA) merupakan jenjang pendidikan anak usia dini
(yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal, di bawah
pengelolaan Kementerian Agama
RA setara dengan taman kanak-kanak (TK), di mana kurikulumnya
ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Kurikulum Raudhatul Athfal adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, bidang pengembangan dan penilaian serta cara yang digunakaan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Fungsi RA : Fungsi pendidikan Raudhatul Athfal adalah membina,
menumbuhkan, mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal sehingga
terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya
agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
Tujuan RA adalah : Membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap
perilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak
didik agar menjadi muslim yang menghayati dan mengamalkan agama serta
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan kepentingan pertumbuhan serta
perkembangan selanjutnya. Program pembelajaran di Raudhatul Athfal mencakup
bidang pengembangan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar bersifat
pembiasaan.
4
dan nyaman (homy) melalui pengasuhan, perawatan, dan bimbingan dalam proses
sosialisasi dan pendidikan.
Secara khusus program ini bertujuan sebagai berikut:
a) Menyediakan kesempatan bagi anak untuk memperoleh kelengkapan asuhan,
rawatan, pembinaan dan pendidikan yang baik sehingga dapat terjamin
kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi bagi
anak;
b) Menghindarkan anak dari kemungkinan memperoleh tindakan kekerasan atau
tindakan lain yang akan mengganggu atau mempengaruhi kelangsungan
hidup dan tumbuh kembang anak serta pembentukan kepribadiannya;
c) Membantu orang tua/keluarga dalam memantapkan fungsi keluarga,
khususnya dalam melaksanakan pembinaan kesejahteraan anak di dalam dan
di luar keluarga. Dengan demikian lembaga pelayanan ini merupakan upaya
preventif dalam menghadapi keterlantaran melalui asuhan, perawatan,
pendidikan dan bimbingan bagi anak usia dini.
4
4
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan
informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio
emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan
keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini
Lembaga Pendidikan anak usia dini dilaksanakan sesuai satuan Pendidikan
masing-masing. Taman Penitipan Anak (TPA) dilaksanakan 3 – 5 hari dengan jam
layanan minimal 6 jam. Kelompok Bermain (KB) setiap hari atau minimal 3 kali
seminggu dengan jumlah jam minimal 3 jam. Satuan PAUD Sejenis (SPS)
minimal satu minggu sekali dengan jam layanan minimal 2 jam. Taman Kanak-
Kanak (TK) dilaksanakan minimal 5 hari setiap minggu dengan jam layanan
minimal 2,5 jam.
3.2 Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu kami memohon kritik dan saran
yang membangun dari pembaca, agar sempurnanya penulisan dalam makalah
ini dan dapat bermanfaat bagi kita semua.
4
DAFTAR PUSTAKA
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia, Yogyakarta: PT. Pustaka
Insan Madani
Aris Priyanto. 2014. “Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini Melalui
Aktivitas Bermain”, dalam Jurnal Ilmiah Guru “COPE” Pengawas SMA
Dinas Pendidikan Yogyakarta, No. 02 November,