Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Laporan Praktikum Agronomi a2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jagung adalah tanaman serealia yang berasal dari benua Amerika,
tepatnya dari negara Meksiko. Tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman
rumput-rumputan dengan tipe biji monokotil. Di Indonesia, jagung digunakan
untuk pakan ternak, serta bahan dasar industri makanan dan minuman, tepung,
minyak, dan lain-lain. Tanaman jagung mulai digencarkan untuk ditanam dalam
rangka swasembada pangan di Indonesia (Wulandari dan Lalu. 2019).
Di Indonesia perkembangan tanaman jagung manis masih terbatas pada
petani-petani bermodal kuat yang mampu menerapkan teknik budidaya secara
intensif. Keterbatasan ini disebabkan oleh harga benih yang relatif mahal,
kebutuhan pengairan dan pemeliharaan yang intensif, ketahanan terhadap hama
dan penyakit yang masih rendah dan kebutuhan pupuk yang cukup tinggi.
Disamping itu juga karena kurangnya informasi dan pengetahuan petani mengenai
budidaya jagung manis serta masih sulitnya pemasaran (Budiman, 2017).
Jagung tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan dan pakan saja,
tetapi juga digunakan sebagai bahan baku industri lainnya, seperti bahan bakar
alternatif (biofuel), polymer dan lain-lain. Permintaan jagung baik untuk industri
pangan, pakan, dan kebutuhan industri lainnya dalam lima tahun kedepan
diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan terus bertambahnya jumlah
penduduk dan juga peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat.
Budidaya tanaman jagung terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan
dengan serius agar mendapatkan hasil maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
Tahapan-tahapan tersebut meliputi : pembukan lahan ( land clearing ), pengolahan
lahan, penanaman, pemupukan, pengairan, dan pengendalian hama penyakit.

1
1.2 Tujuan
Berikut adalah tujuan pelaksanaan praktikum budidaya tanaman jagung
manis dalam mata kuliah agronomi umum :
1. Mahasiswa mampu melaksanakan budidaya tanaman jagung manis dengan
teknis yang baik dan benar
2. Mahasiswa dapat menentukan populasi tanaman jagung manis
3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh dari jumlah populasi dan jarak
tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis
4. Menambah pengalaman dan wawasan mahasiswa mengenai teknik budidaya
jagung manis yang sesuai

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komoditi Tanaman


Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi
diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian
selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu,
lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang
lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang
lalu.
Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea mays.L)
merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam
proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun oleh
penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays
ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan
semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays.
Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies
tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000
kultivar jagung, baik yang terbentuk secara alami maupun dirakit melalui
pemuliaan tanaman.
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80- 150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya
berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m.
Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas
sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan
(seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.

3
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri
(dari tepung bulir dan tepung tongkolnya).
Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku
pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang
ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. Jagung yang dibudidayakan memiliki
sifat bulir/biji yang bermacam-macam. Di dunia terdapat enam kelompok
kultivar jagung yang dikenal hingga sekarang, berdasarkan karakteristik
endosperma yang membentuk bulirnya:

1. Indentata (Dent, "gigi-kuda")


2. Indurata (Flint, "mutiara")
3. Saccharata (Sweet, "manis")
4. Everta (Popcorn, "berondong")
5. Amylacea (Flour corn, "tepung")
6. Glutinosa (Sticky corn, "ketan")
7. Tunicata (Podcorn, merupakan kultivar yang paling primitif dan anggota
subspesies yang berbeda dari jagung budidaya lainnya)

Dipandang dari bagaimana suatu kultivar ("varietas") jagung dibuat


dikenal berbagai tipe kultivar:
1. Galur murni, merupakan hasil seleksi terbaik dari galur-galur terpilih

4
2. Komposit, dibuat dari campuran beberapa populasi jagung unggul yang
diseleksi untuk keseragaman dan sifat-sifat unggul
3. Sintetik, dibuat dari gabungan beberapa galur jagung yang memiliki
keunggulan umum (daya gabung umum) dan seragam
4. Hibrida, merupakan keturunan langsung (F1) dari persilangan dua, tiga, atau
empat galur yang diketahui menghasilkan efek heterosis.
5. Warna bulir jagung ditentukan oleh warna endosperma dan lapisan terluarnya
(aleuron),
6. mulai dari putih, kuning, jingga, merah cerah, merah darah, ungu, hingga
ungu kehitaman.
Satu tongkol jagung dapat memiliki bermacam-macam bulir dengan warna
berbeda-beda, karena setiap bulir terbentuk dari penyerbuk
Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan
penting dan strategis dalam pembangunan nasional, jagung termasuk dalam tanaman
serealia atau biji-bijian yang dapat hidup pada iklim tropis maupun sub- tropis,
jagung tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan (food) tetapi juga digunakan
sebagai bahan pakan (feed) dan industri, bahkan sudah mulai digunakan sebagai
bahan bakar alternatif (Biofuel).
Kedudukan jagung sebagai bahan pangan nasional merupakan
makananpokok utama setelah beras, sehingga menjadi penyangga ketahanan
pangannasional. Perbaikan perekonomian nasional yang ditandai dengan
meningkatnyapendapatan perkapita, proporsi jagung sebagai bahan pangan
tergeserkanmenjadi bahan baku utama industri pakan ternak. Komponen utama (54
s.d60%) dalam ransum pakan ternak adalah jagung (Sinjal, 2017). Sebagianbesar
(55%) produksi jagung nasional digunakan sebagai pakan, sisanya 30%untuk
konsumsi pangan dan 15% untuk kebutuhan industri lain dan benih (Hadijah 2020),
Suharjito, 2017).
Permintaan jagung terus mengalami peningkatan sebagai dampak dari
berkembangnya industri peternakan, terutama peternakan ayam petelur, hal ini
dikarenakan jagung memiliki kandungan energi, protein, dan gizi lain yang sesuai

5
dengan kebutuhan ternak terutama unggas, kebutuhan jagung meningkat setiap
tahunnya mengikuti perkembangan industri peternakan.
Peningkatan permintaan jagung oleh industri pakan, pangan dan
industriturunan berbasis jagung (integrated corn industry) menyebabkan
permintaanjagung terus meningkat.Laju peningkatan permintaan jagung lebih besar
bila dibandingkan dengan lajupertumbuhan produksi jagung, akibatnya harga jagung
terus meningkat dari tahun ke tahun (Mawardi, 2021). Produksi jagung dalamnegeri
belum mampu memenuhi kebutuhan, sehingga kedepan jagung memiliki potensi
untuk dikembangkan sebagai sumber bahan pakan, pangan, dan insustri lainnya.
2.2 Jarak Tanam
Jarak tanam merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi ataupun
rendahnya hasil suatu pertanaman jagung. Pengaturan jarak tanam dipengaruhi
oleh sifat varietas jagung dan kesuburan tanah. Varietas jagung yang memiliki
kemampuan anakan yang tinggi membutuhkan jarak tanam lebih lebar jika
dibandingkan dengan varietas yang memiliki daya anakan yang rendah (Muliasari,
2009).
Fungsi jarak tanam bagi tanaman adalah untuk menurunkan tingkat
kompetisi suatu tanaman dengan tanaman yang lain untuk mendapatkan sinar
matahari yang optimal sehingga fotosintesi suatu tanaman tersebut tidak terhambat
oleh tanaman yang lainnya, untuk menurunkan tingkat kompetisi suatu tanaman
dengan tanaman yang lain untuk mendapatkan unsur hara dari dalam tanah, dan
juga untuk meningkatkan zona perakaran suatu tanaman, zona pertumbuhan suatu
tanaman, dan sebagainya sehingga tanaman tersebut dapat menghasilkan produksi
yang maksimal. Jarak tanam juga bertujuan sangat penting bagi petani untuk
mempermudah mengelolah lahannya sehingga tidak terjadi kerugian yang cukup
besar.

Menurut ida (2018) pengaturan jarak tanam sangat berpengaruh terhadap


pertumbuhan dan hasil tanam. Hal ini berpengaruh terhadap banyaknya sinar
matahari yang diterima, sistem perakaran dan banyaknya jumlah unsur hara yang

6
diserap dari dalam tanah, sehingga akan berpengaruh terhadap luas daun dan berat
kering tanaman.
Ada dua jarak tanam yang di perbolehkan untuk digunakan yaitu :
1. A1 = Jarak Tanam ( 80 cm x 20 cm )
2. A2 = Jarak Tanam ( 50 cm x 20 cm )
Dikarenakan kami kelompok 2A kami menggunakan jarak tanam yaitu 50
cm x 20 cm. Selain jarak tanam sebagai perlakuan diatas, perlu diberikan pupuk
dasar kepada setiap perlakuan sebanyak 75 kg P2O5 per ha. Ukuran petak adalah 5
m x 5 m.

2.3 Populasi

Di Indonesia produkstivitas jagung masih tergolong rendah yaitu sekitar


5.1 t/ha dari potensi hasil 10-12 t/ha jagung pipilan kering (BPS, 2018).
Produktivitas jagung nasional tergolong masih rendah yang disebabkan oleh
penggunaan benih yang tidak unggul dan bermutu (seperti jagung hibrida),
aplikasi teknologi budidaya tanaman dan kendala sarana produksi yang tidak
optimal. Produktivitas jagung yang rendah disebabkan oleh teknik budidaya yang
tidak sesuai, penggunaan varietas lokal (potensi hasil rendah), daya tumbuh
kurang 90% dan dosis pemupukkan yang tidak optimal (Kartika, 2018).
Peningkatan produktivitas jagung nasional dapat ditempuh melalui
perbaikkan teknologi budidaya, penggunaan benih unggul dan bermutu.
Perbaikkan teknologi budidaya tanaman jagung yaitu melalui model jarak tanam
legowo dengan meningkatkan populasi tanaman tiap hektar namun yang sesuai
tipe tanaman. Sistem tanam legowo dapat meningkatkan produktivitas, meskipun
presentasi tingkat peningkatan bervariasi tergantung tipe tumbuh yang ditanam
(Zubachtirodin, dkk. 2009).
Tipe tanaman berdaun tegak (sudut daun kecil) sangat berpeluang
ditingkatkan populasinya dibanding berdaun datar (sudut daun besar), hal ini
berkaitan dengan kompetisi antar tanaman terutama cahaya matahari dan

7
lingkungan. Populasi tanaman sangat berpengaruh terhadap kondisi iklim mikro
dan kompetisi terutama intensitas cahaya dan kelembaban (Wahyudi, dkk.,
2018). Penggunaan benih hibrida sangat berpengaruh terhadap produktivitas
yang berkaitan dengan jumlah populasi tiap hektar.
Benih jagung hibrida memiliki produkstivitas lebih tinggi dibanding
jagung komposit maupun jagung lokal. Benih bermutu adalah kaitannya dengan
daya tumbuh di atas 98% memiliki produktivitas yang tinggi yang berkaitan
dengan jumlah populasi tanaman tiap hektarnya. Produktivitas jagung yang
rendah disebabkan oleh teknik budidaya yang tidak sesuai, penggunaan varietas
lokal (potensi hasil rendah), daya tumbuh kurang 90% dan dosis pemupukkan
yang tidak optimal (Kartika, 2018).
Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan
pengataturan jarak tanam yang sesuai dengan tipe tanaman dan jenis varietas.
Sistem tanam legowo memiliki peluang yang besar peningkatan produksi dengan
mengatur sistem tanam yang sesuai tipe tanaman dan jenis varietas, hal ini
berkaitan dengan kompetisi cahaya matahari, air, unsur hara dan ruang tumbuh.
Pengaturan populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam yang sesuai
merupakan salah satu program intensifikasi untuk meningkatkan laju produksi
dan secara tidak langsung pengaturan jarak tanam dapat mempengaruhi intensitas
cahaya matahari yang dapat diterima oleh daun tanaman (Wahyudin, dkk. 2015).
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan meningkatkan populasi
tanaman per hektar dari berbagai jarak tanam sistem legowo yang sesuai tipe
tanaman dan jenis varietasnya dalam upaya peningkatan produksi jagung.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh tingkat populasi terhadap
pertumbuhan dan produksi jagung hibrida.
Jagung manis memiliki usia panen berkisar 70 - 85 hari setelah tanam,
sehingga petani sangat antusias dalam mebudidayakannya. Potensi hasil produksi
jagung manis hibrida (Bonanza 2 F1) mencapai 15 ± 20 ton per ha tongkol segar,
dengan bobot per tongkol jagung 300 ± 400 g (Anonymous, 2017). Hasil
produksi jagung manis milik petani seringkali tidak mencapai potensi hasil

8
produksinya. Produksi tanaman jagung dipengaruhi beberapa faktor diantaranya
populasi tanaman jagung.Jumlah populasi tanaman jagung dapat mempengaruhi
hasil produksi jagung setiap hektarnya.
Metode tanam lingkar sejajar merupakan salah satu metode tanam jagung
yang mampu meningkatkan populasi tanaman jagung. Metode tanam cara lingkar
benjajar jarak tanam 100x50x50 meningkatkan populasi tanaman jagung sebesar
164.413 tanaman/ha (Etica dan Hamawi, 2016).

9
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Praktikum


1. Waktu
Praktikum budidaya tanaman jagung manis mata kuliah agronomi
umum dilaksanakan selama kurang lebih 75 hari dengan waktu efisiensi
praktikum setiap hari Rabu selama 100 menit dan setiap hari pengamatan.
2. Tempat
Praktikum ini dilaksanakan dikebun praktik milik Politeknik LPP yang
berada di Kerajan 7C46+WV6, Jl. Candi Gebang, Ngringin, Condongcatur,
Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

3.2 Bahan dan Alat


1. Bahan
Berikut adalah bahan yang digunakan untuk praktikum mata kuliah
agronomi umum :
a) Lahan
b) Benih
c) Pupuk
2. Alat
Adapun alat yang digunakan untuk praktikum adalah sebagai berikut :
a) Cangkul
b) Gembor
c) Parang
d) Meteran
e) Cetok
f) Tajuk

10
3.3 Prosedur Kerja
Adapun cara kerja praktikum budidaya tanaman jagung manus ( zea mays L. )
dalam mata kuliah agronomi umum adalah sebagai berikut :
1) Baris tanaman pertama dimulai setengah jarak tanam antar barisan dari
pinggir petakan.Rentangkang dua tali bertanda jarak antar baris (50 cm
atau 40 cm) pada sisi Barat dan Timur,sebagai acuan baris tanaman atau
gunakan ajir sebagai acuan.
2) Tali yang telah diberi tanda jarak dalam baris (10 cm) diikat pada 2 ajir
untuk digunakan sebagai acuan lubang tanam, digerakkan sesuai jarak
antar baris (arah Utara-Selatan).
3) Membuat lubang tanam dengan tugal sedalam 4-5 cm di samping tali.
4) Membuat alur pupuk dengan jarak sekitar 7 cm dari alur
tanam,kedalaman alur sekitar 7cm.
5) Mencampurkan pupuk Urea dengan SP-36 dan KCL secara merata.
Setelah dicampur merata,bagilah dengan sama banyak menjadi sejumlah
barisan tanaman.
6) Menabur pupuk ke dalam alur secara merata dari ujung ke ujung.
7) Menanam benih pada lubang tanam sebanyak 2 benih per lubang.
8) Menaburkan insektisida butiran (Furadan 3G) ke dalam lubang tanam
benih dengan dosis 20 kg/ha (5 butir per lubang).
9) Menutup alur pupuk dan lubang tanam dengan baik setelah semua barisan
ditanami benih dan diberi Furadan 3G usahakan lubang tanam ditutup
dengan tanah yang lembut dan gembur.
10) Memasang etiket/label pada petak sesuai perlakuan.
11) Menyiram air secukupnya, hingga lembab, pada barisan tanam (apabila
pada saat tanam tidak ada hujan atau tanah kering).

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS HASIL KEGIATAN


4.1 Varietas tanaman
Jagung manis ( Zea mays L,) merupakan salah satu komoditas utama
tanaman pagan yang mempunyai peran penting dan strategis dalam peningkatan
perekonomian Indonesia. Komoditas ini mempunyai fungsi multiguna, baik
untuk konsumsi langsung, sebagai bahan baku utama industri pakan dan
industri pakan dan industri pangan, dan bahkan dibanyak negara sudah
dimanfaatkan sebagai bahan baku bioenergi (Sulaiman dkk., 2018). Jagung juga
merupakan tanaman serealia yang bernilai strategis dan ekonomis serta
mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukanya sebagai sumber
utama karbohidrat dan protein setelah beras juga sebagai sumber pakan (Fitria
et al., 2019). Manfat jagung untuk kesehatan dapat dicernah dari kandungan
nutrisinya. Jagung mengandung beragam nutrisi, seperti karbohidrat, protein,
serat dan sejumlah vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan tubuh.
Vitamin yang terdapat pada jagung manis antara lain folat, vitamin A, vitamin,
C, dan vitamin B. Sedang kan mineral yang banyak terdapat pada popcron
antara lain mangan, kalsium, zat besi, kalium, fosfor, magnesium. Jagung juga
mengandung lemak dalam jumlah sedikit. (Suharyati, 2020). Ada juga ragam
manfaat jagung bagi kesehatan, berkat kandungan nutrisinya yaitu, Menunda
proses penuaan, meningkatan tekstur kulit, menghilangkan bekas jerawat
wajah, meningkatkan sirkulasi darah di kulit kepala, memperkuat helai rambut,
mencegah anemia, menurunkan kolestrol, meningkatkan penglihatan,
meningkatkan energi, mencegah diabetes, kesehatan kardiovaskula, menjaga
pencernaan dan nutrisi selama kehamilan. Jagung manis juga telah menjadi
makanan pokok selama berabad-abad dan merupakan tambahan yang bagus
untuk sop, salad, atau sebagai toping pizza dan steak. Bisa juga mengambil

12
langsung bijinya dari tongkolnya unruk membuta popcorn, keripik, tepung
jagung, minyak atau sirup.
Pada pratikum agronomi kami menanam jagung di kebunkrajan
dengan mengunakan benih jagung Sweet boy. Benih secara umum adalah
istilah yang dipakai untuk bahan dasar pemeliharaan tanaman atau hewan.
Benih jagung manis umunya dapat tumbuh dengan baik pada wilayah dengan
curah hujan sekitar 250-5000mm. Jika curah hujan kurang maka lahan jagung
harus diberikan sistem pengairan yang baik. Benih jagung manis sweet boy
merupakan varietas sweet boy memiliki rasa yang manis. Ciri tanaman jagung
ini adalah ukuran tongkol yang besar, seragam, dan terisi penuh. Panjagng
tongkol mencapai 18-20 cm. Warna biji jagung kuning cerah dengan jumlah
dengan jumlah 14-16 baris pertongkolnya. Benih jagung manis sweet boy
umunya bisah tumbuh pada semua jenis tanah dengan syarat tanah tersebut
subuh dan gembur. Perbedan benih jagung super sweet dan Beni jagung sweet
boy, Super sweet merupakan varietas jagung manis yang berkembang di
wilayah beriklim tropis. Jagung varietas iini dapat tumbuh dengan kuat dan
tegap. Dari segi ukuran, jagung super sweet mempunyai ukuran tongkol yang
bersar dan terisih penuh. Satu tongkol jagung super sweet dapat tumbuh sampai
20-22 cm dengan diameter sekitar 5-6 cm tanpa klobot. Dalam sekali panen,
jagung ini bisa menghasilkan 12,4ton per hektarnya. Jika benih jagung sweet
boy dibandingkan degan benih super sweet, kadar gula pada jagung varietas
sweet boy cukuo tinggi, yakni sekitar 13,4 brix. Meski begitu, tongkol jagung
yang berasa manis ini dapat tumbuh dengan ukuran besar, terisih penuh, dan
seragam. Panjang tongkol jagung varietas sweet boy bisa mencapai 18-20 cm.
Sementara diameter dari sweet boy bisa mencapai 5-6 cm tanpa klobot. Varietas
jagung yang punya biji berwarna kuning cerah ini memiliki jumlah 14-16 baris
per tongkolnya. Dalam sekali panen, varietas jagung sweet boy menghasilkan
14 ton per hektar jumlah ini jauh lebih banyak daripada varietas super sweet.
Perbedan yang terdapat pada jumlah panen nya yang lebih unggul benih sweet
boy.

13
4.2 Teknik Budidaya
Teknik budidaya tanaman adalah berbagai macam kegiatan
pengembangan danpemanfaatan sumber daya alam hayati yang dilakukan
oleh manusia dengan menggunakan modal, teknologi ataupun dengan
sumber daya lainnya untuk menghasilkan suatu produk berupa barang yang
bisa memenuhi kebutuhan.
manusia. (Elfarisna,dkk, 2021)
Menurut Erika Erilia (2021) tahapan proses dalam produksi budi daya
tanaman pangan terdiri dari pengolahan lahan, persiapan benih dan
penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian organisme
pengganggu tanaman, hingga proses pemanenan.
1. Pembukaan lahan ( land clearing )
Praktikum budidaya tanaman jagung manis mata kuliah
agronomi umum diawali dengan kegiatan pembukaan lahan ( land
clearing ). Kegiatan tersebut meliputi pembersihan gulma, ranting kayu,
dan sampah yang berada pada lahan yang bertujuan agar lahan menjadi
bersih dan terhindar dari hama yang bersarang pada tanaman liar.
Sehingga diperoleh lahan yang siap tanam sesuai syarat tumbuh
tanaman jagung . Sistem pembukaan lahan dilaksanakan secara
terstruktur dan tebang pilih sehingga ekosistem kebun tetap terjaga. Alat
yang digunakan saat pembukaan lahan adalah, cangkul, sabit, kapak,
patok bambu, dan alat ukur.
2. Pengolahan lahan

Menurut sumber lain yaitu Wira Hadianto,dkk, (2019) Pengolahan


lahan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan produksi tanaman karena dapat menciptakan struktur tanah yang

14
remah, aerase tanah yang baik dan menghambat pertumbuhan tanaman
pengganggu, dengan adanya hal ini sehingga daya dukung tanah
terhadap pertumbuhan dan peningkatan hasil tanaman jagung. Teknik
pengolahan tanah dalam prakteknya dikelompokkan ke dalam sistem
olah tanah minimu (OTM), olah tanah maksimum / Olah Tanah
Sempurna (OTS) dan tanpa olah tanah (TOT). Pengolahan tanah
minimum (minimum tillage) adalah pengolahan tanah yang dilakukan
secara terbatas atau seperlunya tanpa melakukan pengolahan tanah pada
seluruh areal lahan.
Pengolahan lahan dapat dilakukan secara manual, dicangkul,
dibajak, atau menggunakan bantuan hewan, hingga dengan traktor.
Dalam praktek lapangan pengolahan lahan ini dilakukan dengan bantuan
cangkul sebagai alat untuk pengolah tanah dilapangan.

Tahapan Pengolahan lahan pada saat praktek dilapangan yaitu :

a. Pengukuran lahan
Pengukuran lahan adalah pelaksanaa pekerjaan untuk
menentukan luasan lahan dan batasan lahan yang
dibutuhkan dalam budidaya tanaman.
Ukuran lahan yang ditentukan pada saat praktek dilapangan
yaitu 5 m x 5 m.

b. Pembuatan Bedengan dan Drainase


Menurut Zein Sakti (2022) bedengan adalah sebagai tempat
tumbuhnya tanaman budidaya dengan cara meninggikan
posisi tanah. Sedangkan drainase adalah Pembuangan
massa air secara alami maupun buatan dari permukaan
tanah atau bawah permukaan suatu tempat. Pembuangan ini
dapat dilakukan dengan cara mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air.

15
Pada praktek dilapangan ukuran untuk bedengan yaitu 5
cm x 5cm, sedangkan ukuran untuk drainase adalah 50 cm.

c. Pengukuran jarak tanam


Menurut Alma Cantika A. (2021) jarak tanam berpengaruh
terhadap kepadatan dan efisiensi penggunaan cahaya,
persaingan antar tanaman dalam penggunaan air dan unsur
hara, serta produktivitas tanaman. Pemberian jarak antar
tanaman sesuai kepadatan tertentu bertujuan untuk
memberi ruang agar tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Secara fisiologis, jarak tanam
menyangkut ruang dan tempat tanaman untuk hidup dan
berkembang biak.
Pada praktek dilapangan, ukuran jarak tanam yang
ditentukan yaitu 50 cm x 20 cm.

d. Pembuatan lubang tanam


Menurut Sri Utami (2019) lubang tanam adalah lubang
yang dibuat didalam tanah untuk tempat hidup tanaman
dengan memodifikasi ruang akar pada saat awal
pertumbuhan tanaman dengan menyediakan ruang tumbuh
yang ideal, khususnya untuk pertumbuhan akar.
Pada praktek dilapangan kedalaman lubang tanam yang
ditentukan adalah 3 cm dilibangi menggunakan tugal.
3. Penanaman
Penanaman jagung manis paling efektif dengan cara ditugal.
Buatlah lubang sedalam 2-3 cm kemudian masukan 2 butir benih
jagung. Setelah itu tutup dengan tanah dan kompos, kemudian siram
agar kelembaban tanah terjaga. Ada pun jarak tanam tanaman

16
jagung manis ini yaitu 50 cm x 20 cm. Pengaturan jarak tanam
merupakan faktor penting dalam upaya meningkatkan hasil produksi
tanaman.

Siram benih yang sudah ditanam untuk memicu pertumbuhan.


Untuk membuat produktivitas tanaman optimal, sebaiknya menjaga
populasi tanaman. Secara umum, populasi jagung manis yang ideal
sebanyak 34 ribu sampai 37 ribu tanaman per hektar.
Pada Praktikum penanaman Jagung Manis (Zea mays L)
kelompok 2A menanam dengan jarak tanam 50 cm X 20 cm dan
menghasilkan 229 jumlah tanam dari luas bedengan 252 seharusnya
ada 230 lubang tanam namun terdapat bekas akar pohon atau
tunggul yang menghalangi lubang tanam. Pada lubang tanam
kelompok 2A diisi dengan 1 benih / Lubang tanam, sebelum
memasukan benih lubang tanam diberi pupuk furadan agar terhindar
dari hama penggerek batang dan akar.
Setelah diberi pupuk Furadan setelah itu barulah menanam
benih lalu ditutup dengan tanah, setelah selesai menanam benih
jagung semua tanaman disiram agar pemicu pertumbuhan serta agar
produktivitas tanaman optimal.
4. Perawatan
Perawatan tanaman Jagung (Zea mays L) saat praktikum mata
kuliah agronomi umum meliputi :
a) Penyiraman
Penyiraman pada Saat awal pertumbuhan atau setelah
masa tanam jagung selesai karena untuk perkecambahan.
Cara penyiraman lahan tanaman jagung sebagai berikut:pada
daerah yang cukup air, penyiraman dilakukan dengan cara
menyalurkan air pada saluran air antara barisan tanaman

17
jagung dan ditunggu sekitar 3 jam, bila air masih sisa dalam
saluran tadi, maka air harus dibuang. Kalau untuk lahan yang
kering, penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.
Setiap hari satu kali tanaman jagung disiram selama satu
minggu. Setelah istirahat, penyiraman kembali dilakukan
setelah minggu ke-4. dan saat pembentukan tongkol. Saat
pembentukan tongkol, tanaman jagung disiram sehari sekali
agar tumbuh dengan sempurna. Jangan menyiram tanaman
jagung jika hari sudah hujan. Karena jika terlalu banyak air
tanaman jaguPengairan atau penyiraman tanaman jagung
dilakukan apabila diperlukan, yaitu jika dalam beberapa hari
tidak turun hujan sehngga tanah menjadi kering dan tanaman
layu.ng bisa membusuk dan akhirnya mati.
Pada kelompok 2A melakukan penyiraman setiap
hari setelah tanaman tumbuh. penyiraman biasanya
dilakukan sekaligus dengan pengamatan setiap harinya,
penyiraman dilakukan bisa pagi atau sore hari tujuan dari
penyiraman adalah membuat cadangan air untuk tanaman
dan untuk mempertahankankadar air tanah sebagai sumber
makanan Tumbuhan.
b) Penyulaman
Penyulaman, benih jagung yang tidak tumbuh harus
segera disulam, penyulaman dilakukan dengan cara
mengganti benih mati dengan benih baru, waktu penyulaman
jangan terlambat yakni sekitar 7 hari setelah tanam, keteria
batas penyulaman akan menyulitkan pemeliharaan tanaman
karena pertumbuhannya tidak seragam dan umur tanaman
jauh berbeda. Tujuan dari penyulaman ini adalah untuk
memastikan pertumbuhan bibit jagung berkembang dengan
baik.

18
Di tahap penyulaman ini, mahasiswa juga mengecek
apakah ada bibit jagung yang sekiranya tidak tumbuh dengan
baik. Apabila, ada bibit yang tidak mengalami proses tumbuh
dengan baik, perlu untuk mencabut atau menyingkirkannya
dan dengan segera mengganti dengan benih jagung yang
baru.
Dikarenakan jumlah benih yang tumbuh pada lahan
kelompok A2 yang awalnya menanam benih jagung
sebanyak 229 akan tetapi tanaman jagung yang tumbuh
hanya 160 karena banyak tanaman yang tidak tumbuh,
terserang hama, dan tanaman yang mati tercabut. Lalu
kelompok A2 membuat benih sulaman pertama sebanyak
154 benih dan bibit sulaman sebanyak 28, jumlah sulaman
dari kelompok A2 yaitu 182 namun pada sulaman ini
tanaman yang tumbuh hanya 7 dan setelah 2 minggu
tanaman sulaman yang hidup hanya terdapat 4 tanaman.
Maka dari itu dilakukan penyulaman langsung pada
lahan atau bedengan kelompok A2 dengan jumlah pada satu
lubang tanam di tanami dengan 2 benih jagung. Total lubang
tanam yaitu 140 dan total benih sulaman 280 benih. Setiap
lubang diberi 2 benih bertujuan agar presentase tanaman
tumbuh lebih tinggi. Hasil pengamatan terakhir terdapat 236
tanaman jagung yang hidup banyak penyebab tanaman tidak
sesuai dengan jumlah lubang tanam.
Penyebab ketidak sesuaian salah satunya adalah
tanaman banyak diserang oleh hama ulat. Pada tanaman
sulaman daun berlubang dan banyak yang daunnya
menguning, ada juga penyebab kurangnya jumlah populasi
tanaman jagung pada kelompok A2 adalah curah hujan yang
tinggi menyebabkan benih sulaman yang masih kecil

19
ambruk bahkan mati karena tanah sekitar tanaman tergerus
oleh derasnya air hujan. Akan tetapi untuk hama sudah diberi
penangulangan dengan penyemprotan decis pada tanaman
jagung dengan komposisi 1ml/ 1 liter air.

c) Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan yang erat
kaitannya dengan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Ketersediaan pupuk sumber hara N, P, dan K yang lebih
direspons oleh tanaman saat ini semakin sulit diperoleh oleh
petani, sehingga diperlukan informasi tentang ketersediaan
hara di dalam tanah agar diketahui unsur hara yang kahat di
tanah tersebut (Nurdin dkk, 2008).
Pupuk utama tanaman jagung manis adalah nitrogen,
fosfor, dan kalium. Nitrogen (N) digunakan untuk
pertumbuhan jaringan tanaman. Gejala kekurangan N pada
tanaman jagung manis muda adalah daun berwarna kuning,
pada tanaman dewasa adalah daun menguning dari ujung
daun ke arah tulang daun, perkembangan akar dan tunas
muda terhambat. Gejala kelebihan N adalah warna daun
hijau tua, tajuk terlalu rimbun, mudah terserang penyakit,
dan persentase tongkol terbuka lebih banyak. Nitrogen
biasanya dalam bentuk pupuk urea yang mengandung 45%
N. Perlu dilakukan penelitian mengenai dosis pupuk nitrogen
yang tepat agar produksi tanaman jagung menjadi lebih
optimal.
Penimbangan Pupuk Urea, SP36, dan Kcl
` Rumus pencarian :

20
Urea 45% N = 45/100 X 100 Kg/Ha
= 45 Kg/Ha
= 45 Kg 10.000 M2
Untuk Perlakuan 25 m2 = 45kg/(10.000 m2) = x/(25 m2)
10 = 1,125
10 = 1,125/10
= 0,1125 Kg/ 112,5 gram
= 0,49/ Tanaman
11,27 gram

Sp-36 (36%) = (36%)/100 X 100 Kg/ Ha


= 36 Kg/ Ha
= 36 Kg/Ha 10.000 M2
Untuk perlakuan 25 m2 = (36 kg)/(10.000 M2) = X/(25 m2 )
10 = 0,9
= 0,9/10
= 0,09 Kg / 90 Gram
= 0,39 Gram / Tanaman
0,39 gr Tanaman 8,47
Kcl (60%) = (60%)/100 X 100 Kg/ Ha
= 60Kg /Ha
=60Kg/ Ha 10.000 M2
Untuk perlakuan 25 m2 = (60 Kg)/10.000 = X/25m2
10 = 1,5
= 1,5=0,15 Kg
= 1,15 Kg/ 150 Gram
= 0,65 14,95
Timbang Pupuk 5 gram / Liter seminggu 1x Npk 16-16-16

21
1 L/4 tanaman
91 : 4 = 22,75 (23) Dibulatkan menjadi 25 bungkus

Penyemprotan = 400/10.000 X X/100 = x = 4 ml

5. Pengamatan
Pengamatan dalam budidaya tanaman jagung adalah proses
peninjauan tanaman jagung sudah memiliki perkembangan apa saja.
Pengamatan dilakukan setelah tanaman tumbuh atau 7 hari setelah
tanam, pengamatan dilakukan setiap hari untuk mengetahui hama
apa saja yang menyerang tanaman serta mengetahui perkembangan
dari tanaman jagung.
Pada Pengamatan Kelompok 2A mengamati jumlah tanaman
yang hidup, jumlah tanaman yang mati, dan juga jumlah tanaman
sulaman yang hidup pada setiap harinya. Dalam pengamatan ini juga
melakukan pengamatan setelah jagung berumur 2 bulan dengan
mengambil 5 sampel tanaman jagung pilihan.
Setiap hari sabtu selain melakukan pemupukan juga
melakukan pengamatan dengan tanaman sempel dengan mengukur
tinggi tanaman dan menghitung jumlah daun pada setiap tanaman
sempel. Perkembangan Pengamatan terakhir yang dilakukan ada
beberapa tanaman jagung yang sudah berbuah.

22
4.3 Hasil pengamatan
1. Tinggi Tanaman
Pertumbuhan vegetatif tanaman jagung manis meliputi tinggi tanaman
dan jumlah daun. Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang diamati dan
sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan,
perlakuan, serta populasi tanaman dari suatu lahan yang dihasilkan dari jarak
tanam yang ditentukan. Kelompok 1A menggunakan jarak tanam 80 × 20 cm
yang menghasilkan populasi sebanyak 142 sedangkan kelompok 2A
menggunakan jarak tanam 50 × 20 cm yang menghasilkan populasi sebanyak
229.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh kedua kelompok
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan terhadap parameter tinggi tanaman.
Hasil rerata tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengamatan Pertumbuhan Pada Tinggi Tanaman Jagung Manis


(Zea mays L.)
Tinggi Tanaman (Cm) Rata
Tanaman
Kelompok Minggu Ke - -Rat
Sampel
1 2 3 a
1A 1 149 162 172 161
2 163 183 192 179,3
3 143 163 184 163,3
4 140 160 178 159,3

23
5 129 143 159 143,6
1 220 212 245 225,6
2 270 226 235 243,6
2A 3 183 219 230 210,6
4 184 177 195 185,3
5 149 196 197 180,6

Jarak tanam yang menghasilkan jumlah populasi dari suatu lahan dapat
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman jagung manis. Populasi tanaman (jarak tanam) merupak
an salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil tanaman. Penanaman denga
n jarak tanam bertujuan agar populasi tanaman mendapatkan bagian yang sama
terhadap unsur hara yang diperlukan dan sinar matahari, dan memudahkan dala
m pemeliharaan.
Pengaturan kerapatan tanaman bertujuan untuk meminimalkan kompetisi intrap
opulasi agar kanopi dan akar tanaman dapat memanfaatkan lingkungan secara o
ptimal. jarak tanam jarang (populasi rendah) dapat memperbaiki pertumbuhan i
ndividu tanaman, tetapi memberikan peluang terhadap perkembangan gulma. Ta
naman jagung bila banyak ditumbuhi gulma berdampak negatif terhadap pertum
buhan dan produksi tanaman jagung karena terjadi kompetisi dalam pemanfaata
n unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Jarak tanam yang terlalu lebar dapa
t mengurangi jumlah populasi tanaman menyebabkan berkurangnya pemanfaata
n cahaya matahari, dan unsur hara oleh tanaman, karena sebagian cahaya akan j
atuh ke permukaan tanah dan unsur hara akan hilang karena penguapan dan pen
cucian ( Kartika, 2018).
Penggunaan jarak tanam yang tepat untuk jenis tanaman jagung manis
ditujukan untuk menghindari persaingan antar tanaman dalam penyerapan air, u
nsur hara, penggunaan cahaya matahari dan persaingan dengan tumbuhan pengg

24
anggu. Penggunaan jarak tanam yang tepat sangat penting dalam pemanfaatan si
nar matahari secara maksimum untuk proses fotosintesis.
Pengamatan tinggi tanaman dimulai setelah 4 MST (minggu setelah tanamn) sa
mpai minggu ke-7 setelah tanam. Hasil pengamatan pertumbuhan tinggi tanama
n selama 3 minggu dapat dilihat pada Gambar 1.
250

200
Tinggi Tanaman (Cm)

150 Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
100
Sampel 5

50

0
Mi n ggu K e- 1 Mi n ggu K e- 2 Mi n ggu K e- 3

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman 1A

300

250
Tinggi Tanaman (Cm)

200
Sampel 1
Sampel 2
150 Sampel 3
Sampel 4
Sampel 5
100

50

0
Mi n ggu K e- 1 Mi n ggu K e- 2 Mi n ggu K e- 3

25
Gambar 2. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman 2A

Laju pertumbuhan tinggi tanaman jagung dapat dilihat berdasarkan ga


mbar 1 yaitu milik kelompok 1A pertumbuhan kelima sampel tinggi tanaman ja
gung manis terus mengalami kenaikan setiap minggunya. Dari kelima sampel
tersebut didapat sampel tanaman 2 memiliki tinggi tanaman yang lebih unggul
dengan pengamatan rata- rata selama tiga minggu yaitu 179,3 cm dibandingan
keempat sampel lainnya. Seluruh tanaman sampel memiliki pertumbuhan yang
sangat cepat setiap minggunya karena dilakukannya pemupukan rutin setiap kali
melakukan pengamatan dengan menggunakan pupuk NPK 16-16-16 dengan
dosis 5 gr/L untuk 4 tanaman.
Pupuk NPK sangat cepat diserap tanaman, karena sebagian nitrogen da
lam bentuk NO3 (Nitrat) yang langsung tersedia bagi tanaman dan membantu p
enyerapan unsur hara kalium, magnesium, dan kalsium sehingga dapat memper
cepat proses pembungaan, pembuahan dan memacu pertumbuhan pada pucuk ta
naman. Peranan utama Nitrogen (N) bagi tanaman adalah untuk merangsang per
tumbuhan secara keseluruhan, khususnya cabang, batang dan daun. Selain iu nit
rogen juga berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat bergun
a dalam proses fotosintesis (Sianturi, 2019).
Pengaplikasiannya dengan cara dikocor yaitu dengan melarutkan
pupuk yang berupa butiran kedalam larutan berupa air, agar pupuk tersebut bisa
dengan mudah dan cepat diserap oleh akar tanaman. Dari gambar 2 hasil
pengamatan dilahan kelompok 2A juga tanaman sampel 2 lah yang lebih unggul
dengan jumlah rata – rata pengamatan selama tiga minggu yaitu 243,6 cm
dibandingkan keempat sampel lainnya. Dari perbandingan lahan kelompok 1A
dan 2A, dengan kelompok 1A jarak tanam 80×20 Cm yang menghasilkan
populasi lebih rendah, seharusnya pertumbuhan tinggi tanamannya lebih
unggul dibandingkan lahan 2A yang menggunakan jarak tanam 50×20 Cm dan
menghasilkan populasi yang lebih banyak. Hal ini dikarenakan lahan 1A lebih
maksimal dalam penyerapan unsur hara dan pemanfaatan cahaya matahari

26
untuk fotosintesisnya. Namun, dari hasil praktikum ini menyatakan
kebalikannya, justru lahan 2A yang lebih unggul dalam pertumbuhan tinggi
tanamannya meskipun dengan perlakuan yang sama.
Menurut penjelasan kelompok 1A, hal ini dikarenakan pada proses
penyulaman lahan 1A menggunakan lebih banyak menggunakan penyulaman
bibit sedangkan kelompok 2A menggunakan lebih banyak menggunakan
penyulaman benih ke dalam lahan secara langsung. Jika menggunakan
penyulaman bibit, maka bibit tersebut dalam pertumbuhannya akan menyerap
unsur hara yang sama besarnya dalam penyerapan unsur hara tanaman masih
yang hidup di lahan. Sedangkan jika menggunakan penyulaman benih, maka
dalam pertumbuhan benih tersebut tidak akan menyerap unsur hara sebesar
penyulaman bibit yang ditanam. Sehingga tanaman yang hidup di lahan 2A
belum bersaing ketat dalam memperebutkan unsur hara dan mineral dalam
pertumbuhannya. Sehingga tanaman jagung manis yang berada di lahan 2A
lebih unggul dari pada tanaman jagung 1A.

2. Jumlah Daun
Daun merupakan organ tanaman tempat mensintesis makanan untuk
kebutuhan tanaman sebagai cadangan makanan. Daun memiliki klorofil yang
berperan dalam melakukan fotosintesis. Kegiatan pertumbuhan dan hasil tanam
an dipengaruhi oleh jumlah daun karena sebagai tempat kegiatan fotosintesis un
tuk penghasil energi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan tanaman.
Kelompok 1A menggunakan jarak tanam 80 × 20 cm yang menghasilkan
populasi sebanyak 142 sedangkan kelompok 2A menggunakan jarak tanam 50 ×
20 cm yang menghasilkan populasi sebanyak 229.Perlakukan jarak tanam dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil produktifitas pada tanaman jagung
manis. Semakin banyak jumlah daun, maka tempat untuk melakukan
fotosintesis lebih banyak dan hasil lebih optimal.

27
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh kedua kelompok menunjukk
an bahwa terdapat perbedaan terhadap jumlah daun pada jarak tanam yang
berbeda. Hasil rerata jumlah daun disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengamatan Pertumbuhan Pada Jumlah Daun Tanaman Jagung


Manis (Zea mays L.)

Jumlah Daun (Helai) Rata


Kelompo Tanaman Samp
Minggu Ke - -Rat
k el
1 2 3 a
1 9 9 9 9
2 9 9 9 9
1A 3 9 8 9 9
4 9 8 10 9
5 9 7 8 8
1
1 10 10 10
0
1
2 9 9 10
1
2A 1
3 8 8 9
0
4 10 6 10 9
1
5 7 8 8
0

28
Pada tabel diatas tanaman sampel 1 dan sampel 2 kelompok A2
merupakan tanaman yang memiliki jumlah daun terbanyak. Hal ini dikarenakan
jumlah daun berhubungan dengan tinggi tanaman, karena semakin tinggi tanam
an maka semakin banyak daun yang terbentuk. Jumlah daun dipengaruhi oleh u
nsur hara N, P dan K yang ada didalam tanah. Sehingga pertumbuhan dan
perkembangan jumlah daun optimal.
Pemupukan dilakukan seminggu sekali bertujuan untuk memenuhi uns
ur hara N, P dan K. Pupuk yang diberikan yaitu pupuk NPK mutiara 16 yang m
emiliki kandungan tiga unsur hara Nitrogen (N), Phosphat (P) dan Kalium (K).
Unsur N membantu proses pembelahan dan pembesaran sel yang menyebabkan
daun muda lebih cepat mencapai bentuk yang sempurna. Akar, batang dan daun
merupakan bagian tanaman yang memanfaatkan fotosintat selama fase vegetatif
Proses pembentukan daun tidak terlepas dari peranan unsur hara seperti nitroge
n dan fosfor yang tersedia bagi tanaman. Kedua unsur hara ini berperan dalam p
embentukan sel - sel baru dan komponen utama penyusun senyawa organik dala
m tanaman yang mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman, khususnya pen
ingkatan jumlah daun. Pada fase pertumbuhan vegetatif dibutuhkan juga keterse
diaan unsur hara K.Unsur K berperan dalam mengatur pergerakan stomata, sehi
ngga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan jumlah daun tanaman . Kaliu
m berperan sebagai aktifator dari berbagai enzim yang penting dalam reaksi fo
tosintesis dan respirasi, sehingga dapat mengatur serta memelihara potensial os
motik dan pengambilan air yang mempunyai pengaruh positif terhadap penutup
an dan pembukaan stomata.
Pada tabel 2. kelompok 2A menggunakan jarak tanam 50 × 20 cm
yang menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan jumlah daun terbanyak.
Semakin banyak jumlah daun, maka tempat untuk melakukan fotosintesis lebih
banyak dan hasil lebih optimal. Perlakuan jarak tanam pada penanaman jagung
manis yang optimal adalah perlakuan jarak tanam 50 x 20 cm dengan jumlah
daun yang banyak proses fotosintesis yang terjadi lebih banyak pertumbuhan
dan hasil produktivitas tanaman jagung manis dapat lebih optimal.

29
Jarak tanam juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
produktifitas tanaman jagung. Kerapatan tanaman mempengaruhi penampilan d
an produksi tanaman. Pada umumnya produksi per satuan luas yang tinggi di da
pat dari populasi tertentu yang dapat memanfaatkan penggunaan cahaya secara
maksimal. Pengaturan kerapatan tanaman bertujuan untuk meminimalkan komp
etisi intrapopulasi agar kanopi dan akar tanaman dapat memanfaatkan lingkunga
n secara optimal. jarak tanam jarang (populasi rendah) dapat memperbaiki pertu
mbuhan individu tanaman, tetapi memberikan peluang terhadap perkembangan
gulma. Tanaman jagung bila banyak ditumbuhi gulma berdampak negatif terhad
ap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung karena terjadi kompetisi dalam p
emanfaatan unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Jarak tanam yang terlalu
lebar dapat mengurangi jumlah populasi tanaman menyebabkan berkurangnya p
emanfaatan cahaya matahari, dan unsur hara oleh tanaman, karena sebagian cah
aya akan jatuh ke permukaan tanah dan unsur hara akan hilang karena penguapa
n dan pencucian. Penggunaan jarak tanam yang tepat sangat penting dalam pem
anfaatan sinar matahari secara maksimum untuk proses fotosintesis (Kartika,
2018).
12

10
10
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
8 8 8
8
Jumlah Daun (Helai)

0
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5

Minggu Ke- 1 Minggu Ke- 2 Minggu Ke- 3

Gambar 3. Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Jagung Manis 1A

30
12
11
10 10 10 10 10 10 10
10
9 9
8 8 8
8
Jumlah Daun (Helai)

7
6
6

0
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5

Minggu Ke- 1 Minggu Ke- 2 Minggu Ke- 3

Gambar 4. Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Jagung Manis 2A

Pada grafik 3 dan grafik 4 perbandingan jumlah daun antara


kelompok 1A menggunakan jarak tanam 80 × 20 cm dan kelompok 2A
menggunakan jarak tanam 50 × 20 cm yang pertumbuhan jumlah daun tanaman
jagung yang optimal adalah jarak tanam 50 x 20 cm. Sehingga jarak tanam 50 x
20 cm dapat mengoptimalkan produktifitas tanaman jagung dengan syarat unsur
hara, air dan cahaya yang dibutuhkan tanaman tercukupi.

3. Diameter Batang
Diameter batang merupakan komponen yang mempengaruhi hasil tanaman
jagung manis. Pengukuran diameter batang dilakukan menggunakan tali yang
dililitkan ke pangkal batang lalu di ukurkan ke meteran. Berdasarkan hasil
pengamatan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan terhadap parameter
diameter batang yang faktor penyebabnya sama dengan faktor penyebab

31
perbedaan tinggi tanaman nya. Hasil pengamatan diameter batang disajikan
pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengamatan Diameter Batang Pada Tanaman Jagung Manis (Zea


mays L.)
Tanaman Diameter
Kelompok
Sampel (Cm)
1 7
2 7
1A 3 5,5
4 6,5
5 7
1 8,9
2 9,1
2A 3 6
4 6
5 5,8

Pengamatan dan pengukuran diameter batang tanaman jagung manis


dilakukan pada saat pengamatan minggu ke empat dengan menggunakan
meteran. Terdapat banyak perbedaan diameter diantara sampel setiap masing-
masing kelompok yang diakibatkan masalah penyulaman yang tidak seragam
antar kelompok 1A dan 2A, dimana kelompok 1A lebih banyak menggunakan
sulaman bibit sedangkan kelompok 2A lebih banyak menggunakan sulaman
benih langsung ke lapangan yang mengakibatkan lahan 1A sudah terdapat
persaingan penyerapan unsur hara antar tanaman sementara lahan 2A belum
ada, sehingga pertumbuhan tanaman yang bertahan hidup dilahan 2A lebih
besar. Di lahan 1A tanaman sampel 1, 2 dan 5 memiliki diameter yang sama
yaitu sebesar 7 cm, sedangkan tanaman sampel 3 dan 4 secara berurutan sebesar
5,5 dan 6,5 cm. Dilahan 2A tanaman sampel 2 memiliki ukuran diameter yang

32
paling besar diantara semua sampel termasuk milik sampel lahan 1A yaitu
sebesar 9,1 cm yang disusul oleh tanaman sampel 1 sebesar 8,9 cm, namun pada
sampel 3, 4 dan 5 memiliki ukuran diameter yang kecil karena diakibatkan jarak
tanaman yang kurang sesuai karena waktu penanaman benih lahan di timpa
hujan lebat sehingga benih bergeser ketempat yang kurang semestinya.
Pemberian pupuk NPK (16:16:16) pada tanaman jagung berpengaruh
nyata terhadap diameter batang, hal ini diakibatkan karena penambahan pupuk
NPK (16:16:16) dapat meningkatkan ketersediaan dan serapan unsur hara N, P
dan K oleh tanaman jagung, sehingga dengan tersedianya unsur hara tersebut
dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Simorangkir, (2018) yang menyatakan bahwa tanaman akan tumbuh
dengan subur apabila elemen (unsur hara) yang dibutuhkan tersedia serta unsur
hara tersebut tersedia dalam bentuk yang dapat diserap oleh tanaman, sehingga
pembentukan batang pada tanaman dapat berjalan dengan maksimal.
Pupuk NPK Mutiara (16:16:16) mengandung unsur hara dalam bentuk
anorganik yang dapat dimanfaatkan secara optimal oleh tanaman jagung,
dengan demikian tanaman mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif seperti
batang dan daun. Unsur N, P dan K dari pupuk NPK (16:16:16) berperan dalam
pembentuk klorofil yang berpengaruh terhadap proses fotosintesis, jika
fotosintesis berlangsung dengan baik maka pertumbuhan tanaman seperti
diameter batang juga baik.

Tabel 4. Pengambilan Biomassa Basah Tanaman Jagung Manis (Zea mays


L.) 1A
Tanaman Keterangan Biomasa Basah
Sampel (Gram)
1 Daun 87,7
Batang 205,3
Buah 87,7
Bunga 6,5

33
Akar 39
Rata - Rata 85,4
Daun 116,2
Batang 210
2 Buah 349,5
Bunga 6,8
Akar 46,5
Rata - Rata 145,8
Daun 82,1
Batang 136,8
3 Buah 405,4
Bunga 6,5
Akar 41,2
Rata – Rata 134,4
Daun 77,8
Batang 148,7
4 Buah 351,9
Bunga 5,5
Akar 39,6
Rata – Rata 124,7
Daun 87,7
Batang 205,3
5 Buah 31,89
Bunga 6,5
Akar 39
Rata - Rata 74,078

34
Tabel 5. Pengambilan Biomassa BasahTanaman Jagung Manis (Zea mays
L.) 2A
Tanaman Keterangan Biomasa Basah
Sampel (Gram)
Daun 172
Batang 556,3
1 Buah 715
Bunga 7
Akar 207,3
Rata - Rata 331,52
Daun 146,1
Batang 420,8
2 Buah 744,8
Bunga 15,3
Akar 106,9
Rata - Rata 286,78
Daun 110,6
Batang 301,6
3 Buah 285,8
Bunga 7,8
Akar 49,6
Rata – Rata 151,08
4 Daun 127,5
Batang 288,5
Buah 305
Bunga 10,2

35
Akar 57,5
Rata – Rata 157,74
Daun 88
Batang 203,4
5 Buah 354,4
Bunga 8,4
Akar 62,5
Rata - Rata 143,34

Tanaman selama masa hidupnya menghasilkan biomassa yang digunak


an untuk membentuk bagian-bagian tubuhnya yang terjadi seiring dengan umur
tanaman. Biomassa yang dihasilkan oleh tanaman sangat dipengaruhi oleh baik
tidaknya pertumbuhan vegetatif tanamanya, jika pertumbuhan vegetatifnya baik
maka akan semakin besar pula biomassa yang dihasilkan. Berdasarkan pada
Tabel 4 dan Tabel 5 hasil pengamatan biomassa di lahan 1A dan 2A, biomassa
di lahan 2A juga lebih tinggi dibandingkan 1A sama seperti pengamatan
pertumbuhan tinggi batang tanamannya. Didapatkan biomassa dari tanaman
sampel 1 milik kelompok 1A sebesar 85,4 gram, nilai ini lebih kecil
dibandingkan berat biomassa dari tanaman sampel 1 milik kelompok 2A yaitu
207,3 gram, begitupun dengan tanaman sampel lainnya biomassa tanaman
sampel dari lahan 2A lebih tinggi dibandingkan biomassa dari lahan 1A. Faktor
yang mempengaruhi hal ini juga sama yaitu tentang masalah penyulamannya.
Pemberian NPK 16-16-16 setiap minggu dengan takaran yang
ditentukan memberikan pengaruh terhadap berat segar tanaman. Tingginya bera
t segar tanaman dipengaruhi oleh kandungan air dalam tanaman tersebut. Hasil
asimilasi yang diproduksi oleh jaringan di translokasikan ke bagian tubuh tanam
an untuk pertumbuhan, perkembangan, cadangan makanan dan pengelolaan sel
sehingga memberikan hasil berat segar tanaman. Berat segar tanaman terdiri dar
i 80-90% adalah air dan sisanya adalah berat kering. Kemampuan tanaman dala

36
m menyerap air terletak pada akar, kondisi akar yang baik akan mendukung pen
yerapan air yang optimal.
Kondisi perakaran tanaman bekaitan dengan penyerapan unsur hara di
dalam tanah oleh akar tanaman. Salah satu unsur hara yang sangat berpengaruh
pada pertumbuhan akar adalah unsur P. Unsur P yang terdapat didalam
kandungan pupuk NPK dapat merangsang pertumbuhan akar, yang kemudian be
rpengaruh pada pertumbuhan bagian atas tanah dan selanjutnya berpengaruh jug
a pada berat tanaman yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut, Unsur P sangat
dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman, sehingga P dalam tanah harus terpenu
hi. Untuk memenuhi kebutuhan P tanaman, maka dilakukan penambahan unsur
P dalam pemupukan tanaman.
Tanaman sebagian besar menyerap hara fosfat dalam bentuk ion orthof
osfat primer yaitu H2PO4- dan orthofosfat sekunder (HPO42-). Kemasaman tan
ah (pH) merupkan salah satu faktor sangat mempengaruhi keberadaan dari masi
ng-masing bentuk ion tersebut. Pada tanah-tanah di daerah tropis, bentuk ion H2
PO4- lebih banyak dijumpai daripada bentuk yang lain. Ketersediaan air dalam t
anah akan mampu memaksimalkan pertumbuhan tanaman dan meningkatkan be
rat tanaman terutama akar. Jumlah air yang diserap oleh akar kemudian ditransl
okasikan ke seluruh organ tanaman.
Biomassa sampel tanaman 2A lebih tinggi daripada biomassa sampel
tanaman 1A dikarenakan akar yang dimiliki sampel tanaman 2A lebih besar
sehingga pengambilan dan penyerapan unsur nitrogen dan phsofor serta air
lebih cepat dan maksimal yang mengakibatkan biomassa nya lebih berat serta
hasil produksi nya lebih banyak.

37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari kegiatan praktikum budidaya tanaman
jagung mata kuliah agronomi umum adalah sebagai berikut :
1. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari
keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan
Afrika.
2. Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi
kehidupan manusia.
3. Tanaman jagung (Zea Mays L.) dapat tumbuh dengan baik jika media
tanamnya sesuai dengan referensi yang ditetepkan.
4. Faktor tanah dan media tanam juga ikut mempengaruhi proses pertumbuhan
tanaman jagung, selain itu suhu dan kelembapan juga ikut mempengaruhi
proses pertumbuhan tanaman jagung .
5. Tanaman jagung yang diberi pupuk kompos lebih subur dibandingkan
dengan tanaman jagung yang diberi pupuk kandang.
6. Tanaman yang disiram rutin memiliki ukuran yang lebih dari pada tanaman
yang disiram tidak teratur.

B. SARAN (febrian dewa)


1.
2.

38
3.
4.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Statistik Nasional. 2018. https://www.bps.go.id/subject/53/ta naman


pangan.html#subyekViewTab3

Budiman, Haryanto. 2013. Budidaya Jagung Organik Varietas Baru Yang Kian di
Buru. Pustaka Baru Putra. Yogyakarta. 206 hal.

Etica, Use dan M. Hamawi. 2016. Pengaruh Metode Tanam Lingkar Berjajar dan
Varietas Jagung Hibrida Terhadap Produksi Jagung (Zea mays L.). Gontor
Agrotech Science Journal. Vol 2. No. 2, Juni 2016. Halaman 71 ± 91.

Hadijah, S.A. 2020. Bertanam Baby Corn. Bonus Trubus No 268 Tahun XXIII. Pusat
Informasi Pertanian Trubus, Jakarta.

Kartika T. 2018. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi


Jagung (Zea mays L.) non Hibrida di Lahan Balai Agro Teknologi Tepadu.
Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Sainmatika,
15(2):129-139.https://jurnal.univpgrpalembang.ac.id/index.php/sainmatika/
article/view/2378.

Kartika, T. 2018. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagu
ng (Zea Mays L) Non Hibrida di Lahan Balai Agro Teknologi Terpadu (ATP).
Univertsitas PGRI Palembang. Plaembang

Mawardi. 2021. Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Umur Panen Terhadap
Hasil dan Kandungan Gula Jagung Manis . Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Terbuka. 42 hal.

39
Sianturi, D. 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Npk Mutiara (16:16:16)
Terhadap Pertumbuhan Serta Produksi Terung Gelatik (Solanum melongena
L). Universitas Islam Riau. Pekanbaru

Simorangkir, J.A. 2018. Respon Pemberian Pupuk NPK Mutiara (16:16:16)


terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Jagung
Manis (Zea mays L. Saccharata Sturt). Fakultas Pertanian. Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.
Sinjal. 2017. Respon pertumbuhan dan hasil jagung manis (Zea mays saccharata)
pada berbagai waktu pemberian pupuk nitrogen dan ketebalan mulsa jerami.
J. Agroland 17 (13) :184-191. Fakultas Pertanian Universitas Tadulako.
Sulawesi Tengah.

Suharjito, S. 2017. Kesuburan Tanah dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka


Bauna Bandung

Wahyudin, A., Ruminta dan Bachtiar D. C. 2015. Pengaruh Jarak Tanam yang
Berbeda pada Dosis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Jagung Hibrida P-12 di Jatinangor. Jurnal Kultivasi Vol. 14(1): 1-8.
http://jurnal.unpad.ac.id/kultivasi/ar ticle/view/12097.

Wulandari, Baiq Arasya., Lalu Muhamad Jaelani. 2019. Identifikasi Fase


Pertumbuhan Tanaman Jagung Menggunakan Citra SAR Sentinel-1A (Studi
Kasus: Kecamatan Gerung, Lombok Barat, NTB). Jurnal Penginderaan Jauh
Indonesia Vol. 1 (2).

Zubacthirodin, Nany R., Roslina A. 2009. Perbaikan Cara Tanam dan Penelitian,
Balai Penelitian Tanaman serealia, Maros.

40
LAMPIRAN
Tabel 1. Pengamatan Pertumbuhan Pada Tinggi Tanaman Jagung Manis
(Zea mays L.)
Tinggi Tanaman (Cm)
Rata
Tanaman
Kelompok Minggu Ke - -Rat
Sampel
a
1 2 3

1 149 162 172 161

2 163 183 192 179,3

1A 3 143 163 184 163,3

4 140 160 178 159,3

5 129 143 159 143,6

1 220 212 245 225,6

2 270 226 235 243,6

2A 3 183 219 230 210,6

4 184 177 195 185,3

5 149 196 197 180,6

41
Tabel 2. Pengamatan Pertumbuhan Pada Jumlah Daun Tanaman Jagung
Manis (Zea mays L.)
Jumlah Daun (Helai)
Rata
Tanaman Sampe
Kelompok Minggu Ke - -Rat
l
a
1 2 3

1 9 9 9 9

2 9 9 9 9

1A 3 9 8 9 9

4 9 8 10 9

5 9 7 8 8

1 10 10 10 10

2 9 11 9 10

2A 3 8 10 8 9

4 10 6 10 9

5 7 10 8 8

42

Anda mungkin juga menyukai