Konsep Hubungan Timbal Balik Mikroorganisme Dengan Lingkungan
Konsep Hubungan Timbal Balik Mikroorganisme Dengan Lingkungan
Konsep Hubungan Timbal Balik Mikroorganisme Dengan Lingkungan
Manusia
Mutulisme Parasitisme
Komensalisme
Mutualisme
Bila parasit hidup di dalam jaringan atau sel hospes, maka disebut
endoparasit (=infeksi). Bila hidupnya pada permukaan kulit maka
disebut ektoparasit (=infestasi).
Virus tidak dapat hidup di luar bakteri atau sel hidup lainnya.
Sebaliknya, bakteri atau sel lainnya yang menjadi hospes akan mati
karenanya. Kehidupan parasit berarti kematian hospes.
Suatu aspek ekologi bakteri yang penting adalah kesanggupan sel-sel
itu melekat pada benda-benda padat. Karena suatu ciri ekosistem alam
menunjukkan bahwa bakteri jarang ditemukan mengambang bebas
dalam air.
(pemburumikroba.blogspot.com/2010/09/flora-normal)
Berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
tubuh tertentu dan pada usia tertentu. Jenis dan jumlah keberadaan mikroorganisme
akan selalu tetap, jika ada perubahan akan kembali seperti semula.
Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan
mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan
tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme
ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya.
Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika
flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak
dan menimbulkan penyakit. (massofa.wordpress.com, 2008)
Pengertian Virulensi, Imunitas,
Patogenesis dan Infeksi
Virulensi
adalah kapasitas relatif patogen untuk mengatasi pertahanan tubuh. Dengan kata lain,
derajat atau kemampuan dari organisme patogen untuk menyebabkan penyakit pada
jangka waktu tertentu.
Imunitas
adalah suatu sistem kompleks yang memberikan respons imun (humoral dan selular)
untuk menghadapi agens asing spesifik seperti bakteri, virus, toksin, atau zat lain yang
oleh tubuh dianggap bukan bagian diri.
Patogenesis
Infeksi
adalah masuk dan berkembangnya agen infeksi ke dalam tubuh seseorang atau hewan.
Jenis-Jenis Imunitas yang ada dan Dibuat
oleh Tubuh Manusia
o Imunitas aktif
Merupakan hasil vaksinasi. Vaksin dibuat dari patogen yang mati atau
dilemahkan atau toksin yang telah diubah. Vaksin ini dapat merangsang
respons imun, tetapi tidak menyebabkan penyakit.
o Imunitas pasif
Terjadi pada janin saat antibodi IgG ibu masuk menembus plasenta.
Antibodi IgG memberi perlindungan sementara (mingguan sampai bulanan)
pada sistem imun yang imatur.
Oleh karena itu ventilasi rumah yang kurang, berjejalan (over crowding) dan
tempat-tempat umum adalah faktor yang sangat penting didalam epidemiologi
penyakit ini.
gila, tetanus, bisul-bisul, penyakit cacing tambang, gonorrhoe, syphilis dan lain-lain.
Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada
masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi di kota daripada
Penularan melalui kulit yang terjadinya dengan perantaraan suatu benda mati
(selendang, sapu tangan, dan lain-lain). Penyakit gudik (kudis) penularannya mungkin
Penetrasi pada kulit, hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri.
Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. Di
udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan ganggang, virus dan kista
protozoa.
Selama udara terkena sinar matahari, udara akan bersuhu tinggi dan berkurang
kelembabannya. Mikroba yang tidak tahan pada kondisi ini, kebanyakan akan mati.
jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah.
Kelompok mikroba yang paling banyak di udara bebas adalah bakteri, jamur
(termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup tersebut di
udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk
o Dalam debu dan udara di sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar
orang menderita penyakit menular, ditemukan mikroba seperti bakteri
Tuberculum, Streptococcus, Pneumococcus, dan Staphylococcus.
o Tersebar di udara melalui batuk, bersin, berbicara, dan tertawa. Virus dari
saluran pernapasan dan beberapa saluran usus juga ditularkan melalui
debu dan udara.
o Diperkirakan bahwa jumlah bakteri dalam satu kali bersin berkisar antara
10.000 sampai 100.000.
o Banyak patogen tanaman juga diangkut dari satu tempat ke tempat lain
melalui udara dan penyebaran penyakit jamur pada tanaman dapat
diprediksi dengan mengukur konsentrasi spora jamur di udara.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Mikroba di Udara
o Suhu atmosfer
o Angin
Sintrofisme
Kompetisi
Simbiosis
o Mutualisme
o Komensalisme
o Parasitisme.
1. Air
o Bakteri pathogen umumnya tidak terdapat, kecuali di air yang secara langsung tercemar
oleh urin dan feses manusia dan binatang.
o Mikroorganisme pathogen di air antara lain: Salmonella dan Shigella species, Vibrio
cholera, Lepgionella, virus hepatitis, virus polio, virus enteric, Entamoeba histolytica.
o Escherichia coli yang ditemukan di air digunakan sebagai indeks pencemaran oleh feses
karena ia bertahan hidup di air relative lebih lama.
2. Udara
o Udara luar jarang mengandung kuman pathogen, mungkin karena efek pengeringan,
ozon, dan radiasi ultraviolet.
o Udara dalam ruangan mungkin mengandung bakteri dan virus pathogen yang berasal dari
kulit, tangan, pakaian dan terutama saluran nafas atas manusia.
o Susu dari sapi normal yang diperah secara asepsis masih mengandung 100
1000 mikroorganisme non pathogen per ml.
Methanobacterium, untuk pembusukan sampah dan kotoran hewan menjadi gas metana
atau biogas.
Kerugian Mikroorganisme
Pada tumbuhan misalnya:
Xanthomonas citri >> penyebab kanker batang jeruk.
Erwinia trachelphilia >> penyebab penyakit busuk daun labu.
o Staphylococcus aureus
o Streptococcus mutans
o Escherichia coli
1. Yoghurt
o Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian
besar lemak dibuang.
o Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
o Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang,
selanjutnya disimpan selama 5 jam pada temperatur 45oC.
o Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari
kegiatan bakteri asam laktat.
o Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa. Yoghurt yang nikmat dan
bergizi siap dinikmati.
o Yoghurt dalam kemasan siap saji
Teknologi Tepat
Guna yang
Digunakan
dalam Produksi
Yoghurt
2. Keju
o Bakteri yang dipergunakan adalah bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat yang bisa
digunakan adalah Lactobacillus dan Sterptococcus.
3. Akibat dari kegiatan atau aktivitas bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah
menjadi cairan whey dan dadih padat, proses ini disebut pendadihan.
4. Kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan
dadih.
5. Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin.
6. Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC 42oC dan
ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang.
Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.
3. Mentega
o Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan.
o Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.