Metoda Pengujian Indrawi
Metoda Pengujian Indrawi
Metoda Pengujian Indrawi
PENGUJIAN INDERAWI
MENDETEKSI PERBEDAAN
MENGETAHUI TINGKAT KESUKAAN
PEMILIHAN CONTOH TERBAIK
MENENTUKAN TINGKAT MUTU
2
PENGGOLONGAN PENGUJIAN
1. UJI PEMBEDAAN (DI FFERENCE TEST)
3. UJI SKALAR
4. UJI DESKRIFTIF
3
A. UJI PEMBEDAAN
Menggunakan perbandingan, baik antara dua rangsangan atau beberapa rangsangan.
Probabilitas = 1/2
6
• UJI SEGITIGA ( TRIANGLE )
A A B
PROBABILITAS: 1/3
7
UJI BANYAK CONTOH (MULTY SAMPLE TEST)
UJI BAKU GANDA (DUAL STANDARD)
- Menyerupai uji duo-trio (baku: 2)
- Kedua baku disajikan simultan
Setelah panelis mengetahui perbedaan kriteria
diantara 2 contoh baku ( A & B)
sajikan pasangan kedua yang tidak diketahui.
Panelis mencocokan contoh contoh yang tidak
tidak diketahui dengan contoh baku
A B Mana contoh A
Mana contoh B
? ?
Probabilitas : 1/2
UJI BAKU JAMAK (MULTIPLE STANDARD) 8
- Contoh baku lebih dari 3
- Sifat contoh baku sama, hanya ada sedikit
perbedaan kecil tingkat intensitasnya,contoh
tingkat kemanisan, ketajaman warna dll.
- Contoh baku tidak perlu dikenal dahulu, tapi
disajikan bersama secara acak dengan contoh
yang tidak diketahui.
- Probabilitas : 1/banyak contoh
B6 A B3
- Contoh mana yang
paling berbeda tingkat
B5 B4 kemanisannya dst.
9
PASANGAN JAMAK (MUTIPLE PAIRS)
? ? ? ? Mana A
? ? ? ? Mana B
?
- PENYAJIAN SATU PERSATU/SIMULTAAN
10
URUTAN UJI PEMBEDAAN
BERDASARKAN KOMPLEKSITAS
1. UJI PASANGAN
2. UJI RANGSANGAN TUNGGAL
3. UJI BAKU GANDA
4. UJI DUO TRIO
5. UJI TRIANGLE
6. UJI BAKU JAMAK
7. UJI PASANGAN JAMAK
11
B. UJI PEMILIHAN (PREFERENCE TEST)
Menyangkut penilaian suatu sifat atau mutu bahan yang menyebabkan
orang menyenangi (kesan pribadi); berhubungan dengan kesukaan atau
tanggapan pribadi.
Lebih subjektif : panelis yang ekstrim benci/senang terhadap suatu
komoditi tidak dapat digunakan dalam uji pemilihan ini.
Jenis panelis tidak terlatih
Tidak ada contoh baku, panelis dilarang mengingat/membandingkan
dengan contoh yang diuji sebelumnya, produk dievaluasi secara
independen, tanggapan spontan dan tidak boleh ditarik kembali.
Contoh : Uji Hedonik dan Uji Mutu Hedonik.
12
1. UJI HEDONIK
Penilaian mutu berdasarkan pada kesukaan panelis (kesan yang dibe-
rikan dipengaruhi oleh suka atau tidak suka).
Tingkat kesukaan = skala hedonik
Uji ini sering digunakan untuk menilai produk akhir dari suatu pe-
ngembangan.
Tidak dapat digunakan untuk pengawasan mutu makanan, karena
keragaman rata-ratanya besar, sehingga untuk memperoleh ketepatan
diperlukan panelis yang cukup banyak.
Skala dapat diperlebar atau dipersempit, terutama untuk uji mutu
hedonik skala bearah satu atau berarah dua.
Diantara suka dan tidak suka, kadang-kadang diminta tanggapan yang
disebut netral, yaitu bukan suka tapi bukan tidak suka ( neither like
nor dislike )
13
Skala Hedonik
Amat Sangat Suka
Sangat Suka
Suka
Agak Suka
Netral Dua arah
Agak Tidak Suka
Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
Amat Sangat Tidak Suka
Tidak Suka
Agak Suka
Suka Satu arah
Sangat Suka
Amat Sangat Suka
14
2. UJI MUTU HEDONIK
Tidak hanya menyatakan suka atau tidak suka, tetapi kesan lebih baik
atau lebih buruk (kesan mutu hedonik)
Uji mutu hedonik lebih spesifik daripada sekedar suka/tidak suka, tetapi
dapat bersifat :
Umum : baik – buruk
Spesifik : empuk – keras (daging)
pulen – pera (nasi)
renyah – lembek (mentimun)
Rentangan skala hedonik : ekstrim baik sampai ekstrim jelek
Jumlah tingkat bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang di-
inginkan dan sensitivitas antar skala.
SKALA MUTU HEDONIK 15
Bagus 3 Enak luar biasa 5
.
Sedang 2 Sangat enak 4
Buruk 1 Enak 3
Agak enak 2
Tidak enak 1
1. Uji Ranking
Panelis diminta menyusun tingkat intensitas dari suatu sifat
spesifik secara menaik/menurun dari suatu seri/deretan contoh,
yang terdiri dari 2 contoh atau lebih.
Ranking makin besar menunjukkan intensitas lebih rendah
Jumlah contoh maksimal 6. Jika lebih dari 6, maka panelis lelah
dan tidak konsentrasi
Penggunaan : - Memilih satu atau dua contoh terbaik.
- Menjaring contoh yang inferior (jelek) dari
contoh yang superior (baik).
18
Kelebihan Uji Ranking :
1. Cepat
2. Dapat digunakan untuk bermacam-macam contoh
3. Prosedur sederhana
4. Dapat menggunakan contoh baku atau tidak
5. Ranking memaksa keputusan relatif, karena tidak ada 2 contoh
pada ranking yang sama.
RANK SAMPEL
1 Snack A
2 Snack B
3 Snack C
4 Snack D
5 Snack E
6 Snack F
Contoh: 20 Skor
20 - 50 Skor
50 - 100 Skor
SUPERIOR ( 17 - 20 point )
- Mempunyai kesetimbangan/komposisi rasa yang baik
- Tidak terlihat adanya kerusakan
- Bebas dari sifat “ anggur muda”
STANDARD ( 13 - 16 point )
- Anggur komersial
- Tidak kekurangan sifat-sifat khas yang penting
- Umur pematangan belum tepat
DIBAWAH STANDARD ( 9 - 12 point )
- Mempunyai rasa/bau yang menyimpang ( misal :
asam volatil yang tinggi )
INFERIOR/RUSAK ( 1 - 8 point )
- Anggur rusak ditolak
3. UJI SKALAR GARIS (RATING)
Arah skalar dapat satu atau dua arah (kesan yang dibe-
rikan dinyatakan dengan tanda │ atau
Tingkat perbedaan
Tidak ada beda - - - - - - ----- ------- -------
Sedikit beda ------ ----- ------- -------
Sama ------ ----- - - - -- - - - - - - - --
Beda banyak ------ ----- ------- -------
Beda sekali ------ ----- ------- -------
14
D. UJI DESKRIPTIF
Penilaian didasarkan pada sifat-sifat sensorik yang lebih kompleks,
meliputi banyak sifat sensorik yang menyusun mutu sensorik secara
keseluruhan .
Hanya sebagian saja dari sifat-sifat sensorik yang dipilih, terutama yang
paling relevan terhadap perubahan mutu
ATRIBUT MUTU
CARA PENGUJIAN : SKALAR/RATING
Rasa kacang
manis Rasa sangrai