Kelompok 13 - Gizi Kedaruratan
Kelompok 13 - Gizi Kedaruratan
Kelompok 13 - Gizi Kedaruratan
Kelompok 13
Puspita Prameswari (1022181033)
Syifa Maudina (1022181049)
Latar Belakang
■ Posisi wilayah Indonesia, secara geografis dan demografis rawan terjadinya bencana alam
dan non alam seperti gempa tektonik, tsunami, banjir dan angin puting beliung. Bencana
non alam akibat ulah manusia yang tidak mengelola alam dengan baik dapat mengakibatkan
timbulnya bencana alam, seperti tanah longsor, banjir bandang, kebakaran hutan dan
kekeringan.
■ Dampak bencana tersebut, baik bencana alam maupun konflik sosial, mengakibatkan
terjadinya kedaruratan di segala bidang termasuk kedaruratan situasi masalah kesehatan dan
gizi. Masalah gizi yang bisa timbul adalah kurang gizi pada bayi dan balita, bayi tidak
mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) karena terpisah dari ibunya dan semakin memburuknya
status gizi kelompok masyarakat. bantuan makanan yang sering terlambat, tidak
berkesinambungan dan terbatasnya ketersediaan pangan lokal dapat memperburuk kondisi
yang ada.
■ Bayi dan anak berumur di bawah dua tahun (baduta) merupakan kelompok yang
paling rentan dan memerlukan penanganan gizi khusus. Pemberian makanan
yang tidak tepat pada kelompok tersebut dapat meningkatkan risiko kesakitan
dan kematian, terlebih pada situasi bencana. Risiko kematian lebih tinggi pada
bayi dan anak yang menderita kekurangan gizi terutama apabila bayi dan anak
juga menderita kekurangan gizi mikro.
■ Penelitian di pengungsian menunjukkan bahwa kematian anak balita 2-3 kali
lebih besar dibandingkan kematian pada semua kelompok umur. Kematian
terbesar terjadi pada kelompok umur 0-6 bulan (WHO-UNICEF, 2001).
■ Kegiatan penanganan gizi pada tahap tanggap darurat awal adalah kegiatan
pemberian makanan agar pengungsi tidak lapar dan dapat mempertahankan
status gizinya, sementara penanganan kegiatan gizi pada tahap tanggap darurat
lanjut adalah untuk menanggulangi masalah gizi melalui intervensi sesuai
masalah gizi yang ada.
JENIS RANSUM
Sebagai bagian dari ransum umum, ada sebuah bahaya ransum akan digunakan untuk memberi makan bayi.
Selain itu, jika disiapkan dengan air yang tidak bersih atau dalam kondisi tidak bersih, risiko kontaminasi
bakteri tingkat tinggi menjadi signifikan, Berikut adalah Type of ration atau Jenis Ransum yang dapat di
berikan pada saat bencana adalah :
1. Susu Bubuk
Ada dua jenis susu bubuk yaitu :
■ susu skim kering (Dried Skim Milk)
■ susu murni kering (Dried Whole Milk).
Susu bubuk dapat digunakan dengan aman: untuk persiapan susu berenergi tinggi (High Energy Milk)
untuk dikonsumsi secara ketat kondisi yang diawasi seperti program pemberian makan tambahan dan terapi
yang dikelola dengan baik.
Susu bubuk ditambahkan ke campuran awal dengan tepung sereal, minyak dan gula dan ditargetkan untuk
subkelompok populasi tertentu (di atas usia 6 bulan) untuk dikonsumsi dalam tujuh hari setelah
pencampuran.
Susu bubuk sebagai bahan dalam makanan olahan produksi lokal (misalnya campuran mie dan biskuit).
2. Biskuit berenergi tinggi / protein, Ransum harian kemanusiaan dan Makanan siap makan (Meal
Ready to Eat).
Dalam beberapa situasi darurat, makanan siap saji mungkin memiliki kegunaan sementara yang berguna,
meskipun penggunaannya harus dikontrol dengan hati-hati. Contoh jenis makanan ini Yaitu:
■ Biskuit berenergi tinggi / protein
Biskuit yang mengandung protein tinggi dan ditambah dengan premix vitamin dan mineral, Dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat serta di distribusi umum saat bencana.
■ Ransum harian kemanusiaan
Makanan setengah jadi atau instan yang dapat diolah bersama dengan bahan lain biasanya dikemas dalam
kaleng, dan kemasan plastik instan.
■ Makanan siap saji (meal ready to eat)
Makanan siap saji istilah untuk makanan yang dapat disiapkan dan dilayankan dengan cepat seperti nasi
kotak kemasan vacum yang hanya dipanaskan atau steam sebentar sudah siap dimakan.
Jenis makanan ini hanya boleh digunakan sebagai tanggapan segera di awal keadaan darurat ketika tidak ada
fasilitas makanan / memasak lain yang tersedia (misalnya ketika populasi sedang dalam perjalanan atau
melarikan diri).
MENU RANSUM
PENYUSUNAN MENU PEMBERIAN
MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK
(PMBA) USIA 6-59BULAN
Penyusunan Menu Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA) Usia 6-59 Bulan
1. Kebutuhan gizi:
Bayi 6-11 bulan, 100-120 kkal/kg berat badan, makanan terdiri dari Air Susu Ibu (ASI) + Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
Anak 12-23 bulan, 80-90 kkal/kg berat badan, makanan terdiri dari ASI + MP-ASI/makanan keluarga
Anak 24-59 Bulan, 80-100 Kal/kg berat badan, makanan terdiri dari makanan keluarga
2. Menu MP-ASI dan makanan keluarga dibawah ini terdiri dari 2 bagian Bagian satu adalah menu 5 hari
pertama setelah keadaan darurat terjadi, dimana bantuan bahan makanan masih terbatas. Lima (5) hari
berikutnya diharapkan keadaan sudah mulai teratasi dan bantuan bahan makanan segar sudah ada,
sehingga menu dapat ditambah bahan makanan segar berupa lauk, sayur dan buah sesuai kebutuhannya
3. Bila dari awal keadaan darurat sudah tersedia bahan makanan segar seperti daging/ikan/telur, sayur
dan buah, maka harus diutamakan untuk diberikan pada bayi dan balita
4. Perlu diperhatikan jenis bantuan yang diberikan hendaknya juga meliputi bumbu dapur, baik yang
segar maupun yang sudah diproses atau siap pakai dalam kemasan).
Pembagian Porsi Menu Contoh Menu Hari I sampai V
Makanan Sehari Untuk Bayi 6-8 Untuk Bayi 6-8 Bulan (650
Bulan (650 kkal) kkal)
Bahan Jumlah Pagi Selingan Siang Selingan Sore Waktu Menu Hari
Makanan Porsi pagi siang makan 1 2 3 4 5
Asi Sekehendak
Nasi / 3/4 p 1/4 p 1/4 p - 1/4 p Setiap Asi
Penukar Waktu
Lauk / 1p 1/3 p 1/3 p 1/3 p Pagi Bubur siap Bubur siap Bubur Bubur Bubur
penukar saji rasa saji rasa apel siap saji siap saji siap saji
Buah 1p 1/2 p 1/2 p pisang rasa jeruk rasa rasa jeruk
Susu 2/5 p 1/5 p 1/5 p pisang
Minyak - - - - - - Siang Biskuit bayi
MP-ASI 1-2 sachet (@25 gr) Sore Bubur siap Bubur siap Bubur Bubur Bubur
blended saji rasa ikan saji rasa ayam siap saji siap saji siap saji
food rasa rasa rasa
kacang daging kacang
hijau sapi merah
Pembagian Porsi Menu Contoh Menu Hari I – Hari V
Makanan Sehari Untuk Bayi 9- Untuk Bayi 9-11 Bulan (900
11 Bulan (900 kkal) kkal)
Bahan Jumla Pagi Selingan Siang Selingan Sore Waktu Menu Hari
Makana h Porsi pagi siang makan 1 2 3 4 5
n
ASI SEKEHENDAK Setiap ASI
Nasi / 2p 1/2 p ½p ¼p ½p ¼p Waktu
Penukar Pagi Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap
Lauk / 1p 1/3 p - 1/3 p - 1/3 p saji rasa saji rasa saji rasa saji rasa saji rasa
penukar pisang apel jeruk pisang jeruk
Buah 1p - ½p - ½p - Selingan Biscuit bayi
Susu 1p 1/3 p - 1/3 p - 1/3 p Siang Bubur sum sum
Minyak ½p - ¼p - ¼p Selingan Biscuit bayi
Multivita 1 Sore Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap
min / sachet saji rasa saji rasa saji rasa saji rasa saji rasa
mineral (1g)
ikan ayam kacang daging sapi kacang
(taburia) hijau merah
Contoh Menu Hari I – Hari V
Untuk Anak 12-23 Bulan (1250
Pembagian Porsi Menu Makanan Sehari
Untuk Anak 12-23 Bulan (1250 kkal) kkal)
Bahan Jumla Pagi Selingan Siang Selingan Sore
Waktu Menu Hari
Makana h Porsi pagi siang
makan 1 2 3 4 5
n
ASI Sekehendak
Nasi / 2,5 p ¾p ¼p ½p ¼p ¾p Setiap Sekehendak
Penukar Waktu
Lauk / 3p 1p - 1p - 1p Pagi Bubur beras Nasi ikan Mie goreng Nasi goreng Nasi uduk
penukar abon kaleng saus campur abon perkedel
Buah 2p - 1p - 1p - tomat daging daging
Susu 1,5 p ½p - ½p - ½p kaleng kaleng
Minyak 1p - - ½p - ½p Selingan Biscuit Buah kaleng Biscuit Buah kaleng Biscuit
Gula 1,5 p - ¾p - - - Siang Nasi sup Nasi tumis Nasi sup Nasi ikan Nasi tim teri
Multivita - 1 sachet - - - - jamur dendeng daging sarden bumbu
min / 1g kaleng dan manis kaleng sambal tomat
mineral teri goreng
(taburia)
Contoh Menu Hari I – Hari V
Untuk Anak 24-47 Bulan (1300
Pembagian Porsi Menu Makanan Sehari kkal)
Untuk Anak 24-47 Bulan (1300 kkal) Waktu makan Menu Hari
1 2 3 4 5
Bahan Jumla Pagi Selinga Siang Selingan Sore Mala
Pagi Bubur beras Bubur beras Mie goreng Nasi goreng Nasi uduk
Makanan h Porsi n pagi sore m
Ikan kaleng saus Abon campur daging abon Perkedel daging
Nasi / 4p 1p ½p 1p ½p 1p - tomat susu kaleng susu kaleng
Penukar Susu susu Susu
Buah 3p - 1p 1p - 1p - Minuman manis Minuman manis Minuman manis Minuman manis Minuman manis
Susu 3p 1p ½p - ½p - 1p
1,5 p ½p - ½p - 1,2 p - Siang Nasi daging Nasi uduk abon Nasi Nasi Nasi
Minyak
kaleng bumbu ikan Sup jamur dan Tumis dendeng Ikan tuna kaleng
Gula 2p ½p ½p - ½p - ½p
santan teri manis tumis bawang
Multivitami - 1 - - - - -
n / mineral sachet
Selingan Biscuit Buah kaleng Biscuit Buah kaleng Biscuit
(taburia) taburia
Minuman manis Minuman manis Minuman manis Minuman manis Minuman manis
(1 g)
Setelah hari ke-5 diharapkan sudah tersedia bahan makanan segar, sehingga menu
lebih bervariasi dengan diberikan makanan selingan berupa buah atau makanan lokal
lain, dan makan sore dilengkapi dengan lauk pauk dan sayuran segar Buah dapat
bervariasi sesuai dengan kondisi lingkungan setempat
.Lauk hewani dapat diberikan bervariasi sesuai dengan bahan makanan segar yang
tersedia, seperti ayam, ikan, daging, ataupun tempe, tahu, kacang-kacangan Sayuran
dapat dipilih dari sayuran yang mudah tersedia di pasar tradisional setempat, apapun
jenis sayurannya
1 2 3 4 5
Bahan Jumlah Pagi Selingan Siang Selingan Malam
Makanan Porsi pagi sore Pagi Nasi kuning abon Nasi ikan kaleng Mue kuah tumis Nasi goreng Nasi uduk
bumbu tomat daging kaleng perkedel bakwan ikan
Nasi / 7p 1,5 p 1p 2p ½p 2p kornet kaleng
Selingan Bola bola mie Buah kaleng Biscuit Buah kaleng Minuman
Penukar
daging Minuman manis manis
penukar Siang Nasi ikan asin Nasi tumis Nasi ikan bumbu Nasi sup bola Nasi opor
pedas dendeng manis kari daging kaleng daging kaleng
Sayur 3p 1p - 1p - 1p
Buah 4p 1p ½p 1p ½p 1p Selingan Buah kaleng Biscuit Martabak mie Biscuit Buah kaleng
Minuman manis The manis Minuman
Gula 1p ½p ½p
manis
Minyak 2p ¼p ½ p ¼p
Malam Nasi tim ikan Nasi gurih Nasi mie kuah Nasi sambal Nasi
Susu 1p 1p
kaleng dendeng balado siram daging goreng ikan fuyunghai
kaleng teri ikan sarden
saus tomat
PENYUSUNAN MENU
PEMBERIAN MAKANAN
PADA LANSIA
Prinsip dalam pemberian makan bagi lansia
dalam keadaan darurat :
Lansia harus mampu mengakses sumber-
sumber pangan termasuk bantuan pangan
dengan lebih mudah.
Makanan disesuaikan dengan kondisi
lansia serta mudah disiapkan dan dikonsumsi.
Makanan yang diberikan pada lansia harus
memenuhi kebutuhan protein tambahan serta
vitamin dan mineral.
Pembagian Porsi Menu Contoh Menu Hari I – Hari V
Makanan Sehari Untuk Lansia untuk Lansia
Waktu makan Menu Hari
1 2 3 4 5
Bahan Jumlah Pagi Selingan Siang Selingan MALAM
Pagi Nasi Kuning, Nasi ikan Mie kuah Nasi goreng, Nasi uduk,
Makanan Porsi pagi siang Tempe Bacem, bumbu tomat , sayuran, tumis perkedel isi ayam, tempe
Nasi/Pen 6p 1 1/2 p 2p 1/2 p 1 1/2 p Telur Dadar tumis tempe daging, tahu isi daging, tumis goreng, tumis
kacang panjang labu siam wortel.
ukar
Protein 3p 1p 1p 1p
Selingan Bakwan sayur, Buah jeruk Bubur kacamg Buah Pisang Buah jeruk
Hewani/P Teh Manis hijau, roti
enukar tawar
Protein 3p 1p 1p 1p Siang Nasi, Oseng Nasi, opor Nasi ikan Nasi, sop Nasi, balado
Nabati/Pe Tahu, sawi tahu, Ayam bumbu kuning, kembang tahu, telur, sah tahu
Acar Ikan acar cah bayam tahu telur dadar tauge
nukar
wortel.
Sayur/Pe 3p 1p 1p 1p Selingan Buah pisang Ubi rebus, teh Buah Pear Martabak mie , Buah pepaya
nukar manis teh manis
Buah/Pen 4 p 1P 1p 1p 1p Malam Nasi tim ayam, Nasi gurih, Nasi telur, Nasi pecel, Nasi, pepes
ukar sop tahu dendeng tempe bumbu semur daging, ikan, Acar
brokoli balado, sayur kari, tumis pepes tahu wortel timun.
Minyak 6p 2p 2p 2p
lodeh, tempe jagung
PENYUSUNAN MENU
PEMBERIAN MAKAN
PADA ORANG
DEWASA NORMAL
Standar makanan dewasa pada situasi
bencana berdasarkan ketentuan standar
kebutuhan energi di negara berkembang
yang disesuaikan dengan Angka
Kecukupan Gizi masyarakat Indonesia
tahun 2013.
Pembagian Porsi Menu
Makanan Sehari Untuk Dewasa Contoh Menu Hari I – Hari V
Normal untuk Dewasa Normal
Waktu makan Menu Hari
5
1 2 3 4
Bahan Jumlah Pagi Selingan Siang Selingan MALAM Nasi uduk, ayam, tempe
Pagi Nasi Kuning, Nasi ikan Mie kuah Nasi goreng, goreng, tumis wortel.
Makanan Porsi pagi siang Tempe Bacem, bumbu tomat , sayuran, tumis perkedel isi
Nasi/Pen 5 1/2 p 1 1/2 p 2p 1/2 p 1 1/2 p Telur Dadar tumis tempe daging, tahu isi daging, tumis
kacang panjang labu siam
ukar
Buah/Pen 4 p 1P 1p 1p 1p Malam Nasi tim ayam, Nasi gurih, Nasi telur, Nasi pecel,
Nasi, pepes ikan, Acar
wortel timun.
ukar sop tahu dendeng tempe bumbu semur daging,
brokoli balado, sayur kari, tumis pepes tahu
Minyak 6p 2p 2p 2p
lodeh, tempe jagung
PERHITUNGAN
KEBUTUHAN
MAKANAN RANSUM
■ Tujuan Calculation of food needs for ration atau perhitungan kebutuhan Makanan
Ransum saat bencana adalah Bertahan hidup, Mempertahankan status gizi,
Memperbaiki status gizi, Menghindari migrasi massal, Menjamin ketersediaan pangan
yang cukup, Mengurangi kerusakan sistem produksi pangan dan pemasarannya.
1) Fase I Tanggap Darurat Awal Kegiatan terkait penanganan gizi pada fase I,
adalah:
■ Prinsip dasar yang wajib dipenuhi dalam pemberian pangan dalam situasi bencana
meliputi koordinasi, bantuan spesifik, makanan untuk umum berdasarkan pemenuhan
2.100 kkal, 46-50 g protein dan 40 g lemak, waktu pendistribusian yang tepat,
standarisasi jumlah kebutuhan bahan makanan, partisipasi masyarakat, serta
pemantauan dan evaluasi termasuk penetapan target/sasaran.
■ Contoh Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan Mentah untuk 1500 Orang Selama 3
Hari pada Fase I Tahap Tanggap Darurat Awal
Contoh
2) Fase II Tanggap Darurat Awal Kegiatan terkait
penanganan gizi pada fase II
BNPB, dalam Perka BNPB Nomor 7 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Pemberian Pemenuhan Kebutuhan Dasar telah merinci standar bantuan
yaitu:
Penampungan/Hunian Sementara
Berukuran 3 meter persegi per orang.
Memiliki persyaratan keamanan dan kesehatan.
Memiliki akses menuju fasilitas umum.
Menjamin privasi antar jenis kelamin dan berbagai kelompok usia.
Bantuan Pangan
Bahan makanan berupa beras 400 gram per orang per hari atau bahan makanan pokok lainnya dan
lauk pauk.
Makanan yang disediakan dapur umum berupa makanan siap saji sebanyak 2 kali makan sehari.
Besarnya bantuan makanan (poin a dan b) setara dengan 2.100 kilo kalori (kcal).
World Health Organization. Acceptable medical reasons for use of breastmilk substitutes.
WHO. 2009. Geneva.