Kereta api Bumi Geulis
Informasi umum | |
---|---|
Jenis layanan | Kereta Api Komuter |
Status | Tidak beroperasi |
Daerah operasi | Daerah Operasi I Jakarta |
Pendahulu | Kereta api lokal Bogor–Sukabumi (2001–2006) |
Mulai beroperasi | 13 Desember 2008 |
Terakhir beroperasi | 15 Desember 2012 |
Penerus | Pangrango (2013–sekarang) |
Operator saat ini | PT Kereta Api Indonesia |
Lintas pelayanan | |
Stasiun awal | Sukabumi |
Jumlah pemberhentian | 13 |
Stasiun akhir | Bogor |
Pelayanan penumpang | |
Kelas | Bisnis |
Akses tertutup | Tidak |
Teknis sarana dan prasarana | |
Lebar sepur | 1.067 mm |
Kecepatan operasional | 40 s.d. 60 km/jam |
Pemilik jalur | Direktorat Jenderal Perkeretaapian |
Kereta Api Bumi Geulis merupakan kereta api komuter kelas bisnis yang pernah dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta dan melayani rute Bogor - Sukabumi pulang-pergi (PP) sejak 13 Desember 2008 hingga 15 Desember 2012.
Kereta api ini diresmikan pada tanggal 13 Desember 2008. Sepanjang kariernya, kereta api ini menjadi satu-satunya kereta api penumpang yang beroperasi di lintas tersebut, menggantikan KRD Lokal Bogor - Sukabumi yang pensiun dua tahun sebelumnya.
Perjalanan dari Bogor menuju Sukabumi ditempuh dengan pemberhentian di seluruh stasiun dan halte yang dilewati sepanjang perjalanan, yaitu Batutulis, Ciomas, Maseng, Cigombong, Cicurug, Cijambe, Parungkuda, Cibadak, Karangtengah, Pondok Leungsir, dan Cisaat.
Rangkaian KA Bumi Geulis biasanya terdiri dari 4 hingga 6 unit kereta KRD seri MCW 302 buatan Nippon Sharyo, Jepang. Saat ini, kereta api Bumi Geulis telah digantikan oleh Kereta api Pangrango yang beroperasi setahun setelahnya.
Asal-usul nama
[sunting | sunting sumber]Secara etimologis, kata geulis (ᮌᮩᮜᮤᮞ᮪) yang disandang oleh kereta api ini adalah kata bahasa Sunda yang berarti "cantik, ideal, sempurna", sedangkan kata bumi merupakan pemenggalan dari Kota Sukabumi sebagai tujuan kereta api ini.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Sebelum pengoperasian KRD Bumi Geulis, sebelumnya sudah ada KRD Lokal Bogor–Sukabumi yang melayani rute yang sama, dan kereta ini berjaya bersama kereta api Cianjuran yang melayani rute Sukabumi–Cianjur–Bandung. Runtuhnya terowongan Lampegan pada tahun 2001 menyebabkan hubungan antara Sukabumi–Cianjur menjadi terputus dan sejak saat itu, meskipun KA Lokal Bogor–Sukabumi tetap melayani segmen Bogor–Sukabumi, namun KA Cianjuran pada akhirnya hanya melayani segmen Bandung–Cianjur–Lampegan.[1]
Karena prasarana jalur ini sudah cukup tua dan okupansi yang minim, pada tanggal 11 Maret 2006, segmen Bogor–Sukabumi dinonaktifkan penuh. Dalam rangka meningkatkan mobilitas penumpang, selama tahun 2007–2008 dilakukan peningkatan kapasitas lintas di jalur ini sehingga dapat dilalui oleh kereta api yang lebih berat.[2]
Pada tanggal 13 Desember 2008, PT KA beserta Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafii Djamal dan Gubernur Jawa Barat saat itu, Ahmad Heryawan, meresmikan kereta api baru dengan nama Bumi Geulis. Operasional kereta api ini bertujuan untuk mendukung pariwisata Bogor–Sukabumi serta untuk memenuhi kebutuhan warga daerah tersebut yang hendak bepergian atau bekerja di ibu kota. Ahmad Sujadi selaku Kahumas Daop I Jakarta kala itu memastikan biaya peningkatan lintas tersebut adalah Rp54 miliar. Tarif normal kereta api ini Rp8.000,00, tetapi untuk tiga bulan pertama operasi kereta api ini mendapat diskon sehingga harganya hanya Rp5.000,00.[3][4]
Sepanjang perjalanannya, kereta api ini berhenti di seluruh stasiun dan halte yang kala itu masih beroperasi, termasuk Halte Ciomas, Halte Cijambe, dan Halte Pondok Leungsir.
Kereta api ini sempat dihentikan operasinya pada 5 Desember 2012 guna menjalani perbaikan. Akan tetapi, sejak pertengahan Desember itu, tepatnya pada tanggal 15, KRD Bumi Geulis mengalami mogok parah dan sukar diperbaiki karena langkanya suku cadang. Begitu dinonaktifkan, tiga hari berikutnya, pada tanggal 18 Desember, jalur ini resmi ditutup; tidak ada lagi aktivitas penumpang, serta para pengguna jasa dialihkan ke moda transportasi lain.
Dengan nonaktifnya kereta api ini, tiga halte (Ciomas, Cijambe, dan Pondok Leungsir) dinonaktifkan selamanya. Dalam catatan yang ada, KRD ini telah menjalani 15 kali perbaikan dalam sejarah pengoperasian KA tersebut.[5][6] Sejak saat itu, jalur ini pun mengalami perbaikan khususnya pada prasarana, seperti perubahan rel kereta dari yang sebelumnya menggunakan tipe R33 menjadi R54 sehingga dapat dilalui lokomotif berat seperti CC 206, dan sejak 2013, pada jalur ini kereta api Pangrango telah beroperasi dengan melayani rute yang sama. Meskipun demikian, KA ini tidak berhenti di tiga halte tersebut karena panjang peron yang tidak cukup.[7]
Rangkaian asli KRD Bumi Geulis sempat dialihkan untuk menjadi kereta lain seperti KRD Patas Bandung Raya, dan kini dijadikan sebagai RailClinic, sebuah kereta klinik yang biasa menyelenggarakan bakti sosial di stasiun-stasiun terpencil.[8][9]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Heritage - Kereta Api Indonesia". heritage.kai.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-09-10. Diakses tanggal 2019-08-05.
- ^ "Jalur KA Bogor-Sukabumi Akan Difungsikan Akhir November". detikcom. Diakses tanggal 2019-08-05.
- ^ "'Bumi Geulis' Layani Sukabumi-Bogor". detikcom. Diakses tanggal 2019-08-05.
- ^ "KA Bumi Geulis Nongkrong di St Sukabumi". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-08-05.
- ^ "KRD Bumi Geulis Istirahat Sementara". Poskota News (dalam bahasa Inggris). 2012-12-24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-05. Diakses tanggal 2019-08-05.
- ^ Puspitaningtyas, L. (23 Januari 2013). "Ini Alasan KRD Bumi Geulis Rusak". Republika.co.id. Diakses tanggal 5 Agustus 2019.
- ^ Syatiri, Ana Shofiana (ed.). "KA Pangrango Diminati, Kapasitas Ditambah". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-08-05.
- ^ Okta, Maria (2017-03-11). "Rail Clinic, Klinik Berjalan Diatas Rel Milik PT KAI Gratis". KabarPenumpang.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-08-05.
- ^ Hrd. "Proses Pembangunan Kereta Medis Railclinic". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-08-05.