Kereta api Taruna Ekspres
Informasi umum | |
---|---|
Jenis layanan | Kereta api antarkota |
Status | Tidak beroperasi |
Daerah operasi | Inspeksi VI Yogyakarta |
Mulai beroperasi | 30 November 1972 |
Terakhir beroperasi | 1974 |
Operator sebelumnya | Perusahaan Jawatan Kereta Api |
Lintas pelayanan | |
Stasiun awal | Yogyakarta |
Stasiun akhir | Lembah Tidar |
Frekuensi perjalanan | Hanya berjalan pada hari Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu |
Jenis rel | Rel ringan |
Pelayanan penumpang | |
Kelas | III |
Pengaturan tempat duduk | 250 tempat duduk |
Teknis sarana dan prasarana | |
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) |
Pemilik jalur | Departemen Perhubungan Republik Indonesia |
Kereta api Taruna Ekspres adalah layanan kereta api yang pernah dioperasikan oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api yang melayani rute Yogyakarta–Lembah Tidar dan merupakan layanan terakhir yang beroperasi di jalur kereta api Secang–Yogyakarta. Sebagai proyek kerja sama Akabri Udarat dengan PJKA, kereta api ini dioperasikan untuk memfasilitasi para taruna Akabri yang hendak berwisata ke Yogyakarta. Perjalanannya hanya dilakukan pada hari Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Taruna Ekspres mulai beroperasi pada tanggal 30 November 1972, dan diresmikan oleh Gubernur Akabri Udarat, Sarwo Edhie Wibowo. Untuk memfasilitasi pelayanan KA tersebut, diresmikan stasiun khusus bernama Halte Lembah Tidar. Kereta api ini hanya berjalan pada hari Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu.[1]
Taruna Ekspres hanya dijalankan pada Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu karena hari itu adalah hari libur bagi para taruna Akabri Udarat. Taruna Ekspres hanya menyediakan 250 tempat duduk dan menggunakan kereta kelas III serta ditarik menggunakan lokomotif diesel hidraulik D301. Kegiatan rekreasi para taruna dilakukan secara bergilir dengan mengangkut bekal makan malam bagi taruna pada Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 15.00. Sementara itu pada hari Minggu pukul 07.30, Taruna Ekspres mengangkut bekal makan siang.[2]
Umur kereta api ini tidaklah panjang. Akibat letusan Gunung Merapi pada tahun 1972 hingga 1974 yang menyebabkan banjir lahar dingin serta menyebabkan terputusnya Jembatan Krasak pada awal tahun 1975, jalur tersebut menjadi tidak memungkinkan untuk dilewati kereta api dengan lancar.[3][4] Tempo mengabarkan bahwa kejadian tersebut terjadi pada November 1974.[5] Berdasarkan keterangan resmi dari KAI, jalur ini ditutup pada 5 Maret 1975 menyusul insiden banjir lahar tersebut.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ moy (1973). "PJKA - Akabri Udarat". Akabri. 22: 59.
- ^ Nurinwa; Linggaprana, M.A. (2008). Jenderal Sarwo Edhie Wibowo: hidupku untuk negara dan bangsa. Yayasan Biografi Indonesia. hlm. 47. ISBN 9789798602030.
- ^ "Stasiun Medari Pernah Dibumihanguskan - Tribun Jogja". Tribun Jogja. 2014-02-05. Diakses tanggal 2018-10-18.
- ^ "Lahar, Lindu, Longsor, dan Lainnya Itu..." Tempo. 5: 45–48.
- ^ Pusat Data dan Informasi Tempo (2019) [14 Desember 1974]. "Bah Merapi (Majalah Tempo)". Sejarah dan Kini: Gunung Merapi. Jakarta: Tempo Publishing. hlm. 20–23. ISBN 9786232079113.
- ^ Dokumen Lintas Cabang yang Masih Aktif dan Tidak Aktif (PPK.8-2011/OR/ORP-KP.BD). Bandung: Kereta Api Indonesia.