Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Skip to main content

    Ketut Wiradnyana

    Masyarakat Nias menganut pola kekerabatan patrilineal, yang dalam berbagai aspek kebudayaannya sangat terkait dengan garis keturunan laki-laki. Konsep patrilineal tersebut sangat terkait dengan ide konsepsi pemujaan terhadap leluhur.... more
    Masyarakat Nias menganut pola kekerabatan patrilineal, yang dalam berbagai aspek kebudayaannya sangat terkait dengan garis keturunan laki-laki. Konsep patrilineal tersebut sangat terkait dengan ide konsepsi pemujaan terhadap leluhur. Konsepsi pemujaan terhadap leluhur itu merupakan salah satu konsepsi religi pada budaya Megalitik dan  berkaitan dengan konsepsi ekonomi dan sosial. Berkenaan dengan itu maka konsepsi pemujaan leluhur menjadi sangat berperan penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya. Jadi, upaya memahami kebudayaan masyarakat Nias itu diantaranya dapat juga dikenali melalui pemahaman tentang eksistensi leluhur, dengan berbagai peranannya di masyarakat. Pencapaiannya melalui alur pemikiran deskriptif-kualitatif yang dilakukan atas hasil penelitian arkeologis, etnografis dan juga mikrobiologi, pada akhirnya data yang terhimpun dianalisis dan dibandingkan dengan berbagai aspek pada kebudayaan dalam kaitannya dengan konsep leluhur pada masyarakat tradisional lain...
    Sangkhakala terdiri dari dua kata yaitu Sangkha dan Kala. Sangkha adalah sebutan dalam Bahasa Sansekerta untuk jenis kerang atau siput laut. Sangkha dalam mitologi Hindhu digunakan sebagai atribut dewa dalam sekte Siwa dan Wisnu.... more
    Sangkhakala terdiri dari dua kata yaitu Sangkha dan Kala. Sangkha adalah sebutan dalam Bahasa Sansekerta untuk jenis kerang atau siput laut. Sangkha dalam mitologi Hindhu digunakan sebagai atribut dewa dalam sekte Siwa dan Wisnu. Sedangkan Kala berarti waktu, ketika atau masa. Jadi Sangkhakala merupakan alat dari kerang laut yang mengeluarkan suara sebagai tanda bahwa waktu telah tiba untuk memulai suatu tugas atau pekerjaan. Berkenaan dengan itu, SANGKHAKALA BERKALA ARKEOLOGI merupakan istilah yang dikiaskan sebagai terompet ilmuwan arkeologi dalam menyebarluaskan arti dan makna ilmu arkeologi sehingga dapat dinikmati oleh kalangan ilmuwan khususnya dan masyarakat luas umumnya. Selain itu juga merupakan wadah informasi bidang arkeologi yang ditujukan untuk memajukan arkeologi maupun kajian ilmu lain yang terkait. Muatannya adalah hasil penelitian, tinjauan arkeologi dan ilmu terkait. Dalam kaitannya dengan penyebarluasan informasi dimaksud, redaksi menerima sumbangan artikel dalam ...
    Kajian terhadap naskah kuna semakin penting dewasa ini, karena banyak naskah warisan budaya masa lalu yang dapat memberikan informasi penting terhadap berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi, religi, maupun aspek lainnya. Padahal... more
    Kajian terhadap naskah kuna semakin penting dewasa ini, karena banyak naskah warisan budaya masa lalu yang dapat memberikan informasi penting terhadap berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi, religi, maupun aspek lainnya. Padahal keberadaannya semakin berkurang dan kondisinya justru semakin rusak atau bahkan dijual ke negara lain. Studi ini memfokuskan perhatian pada Naskah kuna yang bernama Namanongon Ribut di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Dengan menggunakan metode induktif kualitatif, penelitian menghasilkan berbagai syair atau karya sastra yang memiliki berbagai makna, di antaranya berupa pembuatan naskah, pesan, dan mantra./dl
    Sangkhakala terdiri dari dua kata yaitu Sangkha dan Kala. Sangkha adalah sebutan dalam Bahasa Sansekerta untuk jenis kerang atau siput laut. Sangkha dalam mitologi Hindhu digunakan sebagai atribut dewa dalam sekte Siwa dan Wisnu.... more
    Sangkhakala terdiri dari dua kata yaitu Sangkha dan Kala. Sangkha adalah sebutan dalam Bahasa Sansekerta untuk jenis kerang atau siput laut. Sangkha dalam mitologi Hindhu digunakan sebagai atribut dewa dalam sekte Siwa dan Wisnu. Sedangkan Kala berarti waktu, ketika atau masa. Jadi Sangkhakala merupakan alat dari kerang laut yang mengeluarkan suara sebagai tanda bahwa waktu telah tiba untuk memulai sesuatu tugas atau pekerjaan. Berkenaan dengan itu, BERKALA ARKEOLOGI SANGKHAKALA merupakan istilah yang dikiaskan dalam arti harfiah sebagai terompet ilmuan arkeologi dalam menyebarluaskan arti dan makna ilmu arkeologi sehingga dapat dinikmati oleh kalangan ilmuwan khususnya dan masyarakat luas umumnya. Selain itu juga merupakan wadah informasi bidang arkeologi yang ditujukan untuk memajukan arkeologi maupun kajian ilmu lain yang terkait. Muatannya adalah hasil penelitian dan tinjauan arkeologi dan ilmu terkait. Dalam kaitannya dengan penyebarluasan informasi dimaksud, redaksi menerima s...
    Sangkhakala terdiri dari dua kata yaitu Sangkha dan Kala. Sangkha adalah sebutan dalam Bahasa Sansekerta untuk jenis kerang atau siput laut. Sangkha dalam mitologi Hindhu digunakan sebagai atribut dewa dalam sekte Siwa dan Wisnu.... more
    Sangkhakala terdiri dari dua kata yaitu Sangkha dan Kala. Sangkha adalah sebutan dalam Bahasa Sansekerta untuk jenis kerang atau siput laut. Sangkha dalam mitologi Hindhu digunakan sebagai atribut dewa dalam sekte Siwa dan Wisnu. Sedangkan Kala berarti waktu, ketika atau masa. Jadi Sangkhakala merupakan alat dari kerang laut yang mengeluarkan suara sebagai tanda bahwa waktu telah tiba untuk memulai suatu tugas atau pekerjaan. Berkenaan dengan itu, BERKALA ARKEOLOGI SANGKHAKALA merupakan istilah yang dikiaskan sebagai terompet ilmuwan arkeologi dalam menyebarluaskan arti dan makna ilmu arkeologi sehingga dapat dinikmati oleh kalangan ilmuwan khususnya dan masyarakat luas umumnya. Selain itu juga merupakan wadah informasi bidang arkeologi yang ditujukan untuk memajukan arkeologi maupun kajian ilmu lain yang terkait. Muatannya adalah hasil penelitian, tinjauan arkeologi dan ilmu terkait. Dalam kaitannya dengan penyebarluasan informasi dimaksud, redaksi menerima sumbangan artikel dalam ...
    Sangkhakala terdiri dari dua kata yaitu Sangkha dan Kala. Sangkha adalah sebutan dalam Bahasa Sansekerta untuk jenis kerang atau siput laut. Sangkha dalam mitologi Hindhu digunakan sebagai atribut dewa dalam sekte Siwa dan Wisnu.... more
    Sangkhakala terdiri dari dua kata yaitu Sangkha dan Kala. Sangkha adalah sebutan dalam Bahasa Sansekerta untuk jenis kerang atau siput laut. Sangkha dalam mitologi Hindhu digunakan sebagai atribut dewa dalam sekte Siwa dan Wisnu. Sedangkan Kala berarti waktu, ketika atau masa. Jadi Sangkhakala merupakan alat dari kerang laut yang mengeluarkan suara sebagai tanda bahwa waktu telah tiba untuk memulai suatu tugas atau pekerjaan. Berkenaan dengan itu, BERKALA ARKEOLOGI SANGKHAKALA merupakan istilah yang dikiaskan sebagai terompet ilmuwan arkeologi dalam menyebarluaskan arti dan makna ilmu arkeologi sehingga dapat dinikmati oleh kalangan ilmuwan khususnya dan masyarakat luas umumnya. Selain itu juga merupakan wadah informasi bidang arkeologi yang ditujukan untuk memajukan arkeologi maupun kajian ilmu lain yang terkait. Muatannya adalah hasil penelitian, tinjauan arkeologi dan ilmu terkait. Dalam kaitannya dengan penyebarluasan informasi dimaksud, redaksi menerima sumbangan artikel dalam ...
    277 hal. + abstrac
    Out of Taiwan is one of the theories about the dispersion of the Austronesian people, which is the most popular among the researchers who study the Austronesian people and culture until now. The theory’s popularity is supported by... more
    Out of Taiwan is one of the theories about the dispersion of the Austronesian people, which is the most popular among the researchers who study the Austronesian people and culture until now. The theory’s popularity is supported by linguistic, anthropological, DNA, and dating, as well as archaeological data. The quite abundant archaeological data has contributed to the existence of the theory, among others the hypothesis about the dispersion of quadrangular adzes and rounded axes. The migration based on reveals human migration route from the Philippines to Sulawesi (Celebes), and from Sulawesi it was split into two directions, one of which went westward to Kalimantan (Borneo) and moved on to Sumatra, Java, Bali, and East Nusa Tenggara. The other route was to the eastern part of Indonesia. The route to the west is associated with quadrangular adze distribution, while the one to the eastern part of Indonesia is associated with round axe distribution. Furthermore, the red-slipped potter...
    Reconstruction of early Holocene and Neolithic culture which covers technology, social, and religious aspect is often done partially, considering that the researches and the results obtained are very limited. This study aims to find out a... more
    Reconstruction of early Holocene and Neolithic culture which covers technology, social, and religious aspect is often done partially, considering that the researches and the results obtained are very limited. This study aims to find out a specific description of technology, social, and religious aspects from early Holocene until Neolithic period which became the pinnacle of culture of the period mentioned in order to construct a hypothesis regarding to human adaptation. Those aspects can be identified through archaeological remains obtained from excavation. The analysis of artefact, ecofact, and feature was done through morphology and technology analysis. Interpretation of data was done based on analogy with other similar finds which has the same period. Those approaches will show information regarding to the pinnacle of culture from each period in order to generate a synthesis and renew the old concept. The result of this study is a hypothesis regarding to human adaptation toward t...
    The western part of Indonesia mentioned in this paper includes the provinces of North Sumatera and Aceh, in the northern part of Sumatera. The two provinces are rich in archaeological remains, particularly those from Early Holocene up to... more
    The western part of Indonesia mentioned in this paper includes the provinces of North Sumatera and Aceh, in the northern part of Sumatera. The two provinces are rich in archaeological remains, particularly those from Early Holocene up to the megalithic culture. Human activities during the Early Holocene were characterized by the presence of Kitchen Midden sites and Austromelanesoids with Hoabinh culture. This culture is commonly found along the east coast of the two provinces, and some of them are on highlands. The Neolithic culture, which contributes highly significant Austronesian data, are found at the sites on highland area, while other cultures from later period contribute the Megalithic culture that continues until now and becomes the living tradition. The entire depiction is the achievement from a series of archaeological researches, which in turn describes the mixing process among humans and their cultures. The result is a diversity of Indonesian people, particularly in the ...
    The human occupation history of Southeast Asia (SEA) remains heavily debated. Current evidence suggests that SEA was occupied by Hòabìnhian hunter-gatherers until ~4000 years ago, when farming economies developed and expanded, restricting... more
    The human occupation history of Southeast Asia (SEA) remains heavily debated. Current evidence suggests that SEA was occupied by Hòabìnhian hunter-gatherers until ~4000 years ago, when farming economies developed and expanded, restricting foraging groups to remote habitats. Some argue that agricultural development was indigenous; others favor the "two-layer" hypothesis that posits a southward expansion of farmers giving rise to present-day Southeast Asian genetic diversity. By sequencing 26 ancient human genomes (25 from SEA, 1 Japanese Jōmon), we show that neither interpretation fits the complexity of Southeast Asian history: Both Hòabìnhian hunter-gatherers and East Asian farmers contributed to current Southeast Asian diversity, with further migrations affecting island SEA and Vietnam. Our results help resolve one of the long-standing controversies in Southeast Asian prehistory.
    The culture area of Nias covers an island, which is Nias Island, and is divided into a number of culture sub-areas. Every culture sub-area consists of several villages, each with its distinct cultural elements. This discussion is aimed at... more
    The culture area of Nias covers an island, which is Nias Island, and is divided into a number of culture sub-areas. Every culture sub-area consists of several villages, each with its distinct cultural elements. This discussion is aimed at understanding the differences of Nias culture from one village to the others, whether or not they are from one genealogy. The inter-village differences are not merely related to temporal aspect but also to cultural values, social structures and social functions. For that reason, description of cultural elements becomes the main phase, before they are interpreted. Depiction of differences of cultural elements from one village to the others, with structural and functional aspects as their background, will reflect the external and internal factors in an evolutionary cultural change. Therefore the inter-village cultural differences in Nias belong to a paradigm of evolutionary change like what was meant by Talcott Parsons.Wilayah budaya Nias itu meliput...
    Thir article intends to interpret the Hoabinh Culture Dispersal from the Hoabinh culture presence on the western part of Sumatra island, with different activities period. It can be achieved by recognizing archaeological material and... more
    Thir article intends to interpret the Hoabinh Culture Dispersal from the Hoabinh culture presence on the western part of Sumatra island, with different activities period. It can be achieved by recognizing archaeological material and carbon analysis results, and is part to surveys dan excavation results. The results is Hoabinh occupation range at coastal and highlands. Carbon analysis explains that, Hoabinh migrationfrom the coast to the higlands. Menginterpretasikan alur sebaran atas keberadaan situs budaya Hoabinh di Pulau Sumatra bagian utara,dengan berbagai perbedaan masa aktivitasnya, merupakan tujuan dari uraian artikel ini. Hal tersebut dapat dicapai dengan mengenali sisa tinggalan arkeologisnya dan juga hasil analisa karbon yang merupakan bagian dari hasil kegiatan survei dan ekskavasi. Adapun hasilnya menyangkut ruang jelajah pendukung budaya Hoabinh di pesisir dan dataran tinggi. Dari data analisa karbon diketahui bahwa sebaran pendukung budaya Hoabinh itu berlangsung dari ...
    Trought the lithic tool, the indication of cultural periodization and the development of culture could be refered to. Also, by the finding of a lithic tool in Loyang Mendale site. It can indicate time and cultural periodization which was... more
    Trought the lithic tool, the indication of cultural periodization and the development of culture could be refered to. Also, by the finding of a lithic tool in Loyang Mendale site. It can indicate time and cultural periodization which was growing at the time. Those understanding can be achieved by doing the description of the morphology and the technology on lithic equipment. In addition to the description, the comparison object can be done trought the lithic tool-making stages of processing compared with lithic tool around Loyang Mendale site that has a contemporary culture. Based on morphological and lithic technology in a tool of cultural sites hoabinh lowland and highland hoabinh culture sites produced relativaly similar morphology. In addition, the same technology as the technology during mesolithic culture that developed on the Loyang Mendale site has compatility with the hoabinh culture.
    Nuclear family is the smallest social structure organization in general social habitat nowdays . The social structure organization which according to three factors : sex, age, and livelihood also has been indicated in mesolithic time,... more
    Nuclear family is the smallest social structure organization in general social habitat nowdays . The social structure organization which according to three factors : sex, age, and livelihood also has been indicated in mesolithic time, based on skeleton findings and buried arcaheological supplies in shells midden, NAD Province. After that time, the explanation of social organization/social s tructure would been more understood specially for the buried system.
    The Nias Island is known to possess many relics in the megalithic tradition, in various forms – decorative and non decorative motifs, that emerged some questions about the material of megalithic relics, how to bring the large objects,... more
    The Nias Island is known to possess many relics in the megalithic tradition, in various forms – decorative and non decorative motifs, that emerged some questions about the material of megalithic relics, how to bring the large objects, where they did, what kind of tool they used. The process of making megalithic objects is a system who finally becaming as culture until now a megalithic.
    Buku ini dihadirkan dalam upaya memperkaya pengetahuan anak didik, khususnya dalam wilayah budaya Gayo. Didalamnya juga dimuat berbagai nilai-nilai penting yang sangat layak dipertahankan hingga masa sekarang dan mendatang, diantaranya... more
    Buku ini dihadirkan dalam upaya memperkaya pengetahuan anak didik, khususnya dalam wilayah budaya Gayo. Didalamnya juga dimuat berbagai nilai-nilai penting yang sangat layak dipertahankan hingga masa sekarang dan mendatang, diantaranya gotong royong, adaptasi, inovasi cara hidup termasuk peralatannya serta aspek keberagaman dan kemaritiman.
    Buku ini menjadi menarik, lantaran dimana terkini belum banyak kumpulan tulisan terkait pusaka budaya aceh - lebih - lebih tinjauan arkeologisnya . buku ini dapat diharapkan menginspirasi daerah-daerah lain untuk menggali pusaka budaya di... more
    Buku ini menjadi menarik, lantaran dimana terkini belum banyak kumpulan tulisan terkait pusaka budaya aceh - lebih - lebih tinjauan arkeologisnya . buku ini dapat diharapkan menginspirasi daerah-daerah lain untuk menggali pusaka budaya di wilayah masing-masing, guna melengkapi mata rantai peradapan indonesia yang berkembang dinamis dari waktu ke waktu.
    Austronesia is understood as a culture, which is widely distributed among some nations in Southeast Asia, Oceania, and even Madagascar in Africa. The Austronesian Culture is part of the attributes of some ethnic communities in Indonesia... more
    Austronesia is understood as a culture, which is widely distributed among some nations in Southeast Asia, Oceania, and even Madagascar in Africa. The Austronesian Culture is part of the attributes of some ethnic communities in Indonesia included Gayo ethnic. This dissertation is aimed at understanding the formation of discourses about the genealogy of the Gayo ethnic community, and the archaeological knowledge is used in relation to local authority. In particular, the goals of this dissertation are to reveal the process of constructing knowledge until it becomes a discourse (savoir) and to identify connainsance of knowledge being used and the actions being performed by the Gayo community in an effort to found Aceh Leuser Antara (ALA) Province. This study is qualitative research model that is partly supported by quantitative research as well. The use of such method is not merely to understand the methods and techniques of constructing knowledge on ethnic identity until it becomes the...
    Austronesia is understood as a culture, which is widely distributed among some nations in Southeast Asia, Oceania, and even Madagascar in Africa. The Austronesian Culture is part of the attributes of some ethnic communities in Indonesia... more
    Austronesia is understood as a culture, which is widely distributed among some nations in Southeast Asia, Oceania, and even Madagascar in Africa. The Austronesian Culture is part of the attributes of some ethnic communities in Indonesia included Gayo ethnic. This dissertation is aimed at understanding the formation of discourses about the genealogy of the Gayo ethnic community, and the archaeological knowledge is used in relation to local authority. In particular, the goals of this dissertation are to reveal the process of constructing knowledge until it becomes a discourse (savoir) and to identify connainsance of knowledge being used and the actions being performed by the Gayo community in an effort to found Aceh Leuser Antara (ALA) Province. This study is qualitative research model that is partly supported by quantitative research as well. The use of such method is not merely to understand the methods and techniques of constructing knowledge on ethnic identity until it becomes the...
    Sejarah panjang budidaya tetumbuhan dan hewan oleh manusia itulah yang diulas oleh beberapa penulis dalam kesempatan ini. Kajian yang mengulas budidaya tetumbuhan dan hewan serta penanganan pasca produksinya merupakan kajian agrikultur.... more
    Sejarah panjang budidaya tetumbuhan dan hewan oleh manusia itulah yang diulas oleh beberapa penulis dalam kesempatan ini. Kajian yang mengulas budidaya tetumbuhan dan hewan serta penanganan pasca produksinya merupakan kajian agrikultur. Oleh karena objek agrikultur yang diulas oleh para penulis adalah data arkeologis, maka buku yang terlahir dari kompilasi tulisan-tulisan mereka diberi judul agrikultur dalam arkeologi, yang boleh juga disebut sebagai arkeologi agrikultur (agriculture archaeology)
    There’s been storeyed house since prehistory, classic era and also in the traditional buildings at any ethnics in Indonesia. Till now, people in coastal area lived in storeyed house . It was people adaptation to the environment that... more
    There’s been storeyed house since prehistory, classic era and also in the traditional buildings at any ethnics in Indonesia. Till now, people in coastal area lived in storeyed house . It was people adaptation to the environment that emerged the architectural creativity with emphasized its function as a shelter.
    Penelitian arkeologis di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara adalah pelaksanaan program kegiatan Balai Arkeologi Medan melalui dana Tahun Anggaran 2007. Kegiatan ini merupakan upaya pengenalan... more
    Penelitian arkeologis di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara adalah pelaksanaan program kegiatan Balai Arkeologi Medan melalui dana Tahun Anggaran 2007. Kegiatan ini merupakan upaya pengenalan potensi sumberdaya arkeologi di sebagian wilayah Propinsi Sumatera Utara, dalam rangkaian studi untuk mengungkap berbagai aspek kehidupan masyarakat di daerah tersebut dari masa ke masa. Hasil yang diharapkan adalah peta sebaran kepurbakalaan daerah tersebut yang kelak menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya, maupun kepentingan lain berkenaan dengan pemanfaatan aset budaya itu. Begitu pula dengan pemahaman mengenai aspek kehidupan masyarakatnya di masalalu, sebagai bagian masyarakat yang hidup di wilayah itu.
    The Nias community adheres to patrilineal kinship patterns system, which in various aspects of their culture are related to male bloodlines. The patrilineal concept is closely related to the idea of worshiping ancestors. Ancestor worship... more
    The Nias community adheres to patrilineal kinship patterns system, which in various aspects of their culture are related to male bloodlines. The patrilineal concept is closely related to the idea of worshiping ancestors. Ancestor worship is one of belief in Megalithic culture and in many communities this belief affecting various aspects of cultural community life. In this regard, Nias culture can be recognized through understanding the existence of ancestors in Nias people's lives. This study also describing the relation of ancestor existence to economic and social aspects in Nias culture. Descriptive-qualitative approach is used to examining archeological and ethnographic data. The conclusion of this study indicates that the existence of ancestors is closely related to patrilineal and power. Masyarakat Nias menganut pola kekerabatan patrilineal, yang dalam berbagai aspek kebudayaannya sangat terkait dengan garis keturunan laki-laki. Konsep patrilineal tersebut sangat terkait de...
    Buku ini merupakan cetakan kedua dari buku sekilas Balai Arkeologi Medan, dalam pengembangaan nya danpermasyarakatan ilmu serta pengembangan Kebudayaan, yang diterbitkan pada tahun 2004. Dalam kurun sepuluh tahun tersebut tentu banyak... more
    Buku ini merupakan cetakan kedua dari buku sekilas Balai Arkeologi Medan, dalam pengembangaan nya danpermasyarakatan ilmu serta pengembangan Kebudayaan, yang diterbitkan pada tahun 2004. Dalam kurun sepuluh tahun tersebut tentu banyak aspek yang telah berubah baik dalam kaitannya keorganisasian, penelitian maupun penyebarluasan hasil penelitian. Maka itu sudah selayaknya untuk menyampaikan gambaran terbaru tentang keberdaan Balai Arkeologi Medan, kementerian pendidikan dan kebudayaan baik dari sisi tugas pokok dan fungsi, program penelitian yang telah dilaksanakan, maupun hal lain yang terkait. Untuk lebih memudahkan pemahaman hal tersebut maka disajikan juga foto-foto kegiatan dan hasil kegiatan.
    In relation to death, the burial is one of the procession of the human life cycle for every culture. Therefore, the procession of death have a very important role with the special treatment of the deceased. In relation to social life, the... more
    In relation to death, the burial is one of the procession of the human life cycle for every culture. Therefore, the procession of death have a very important role with the special treatment of the deceased. In relation to social life, the various aspects raised is a sign of the importance of the procession meant. To understand the various social aspects can be observed presumably conceived through the symbols on coffin and grave mark.
    Out Of Taiwan merupakan salah satu teori persebaran Austronesia yang paling populer diikuti oleh kalangan peneliti manusia pendukung dan budaya Austronesia hingga kini. Populernya teori tersebut tidak lepas dari dukungan data linguistik,... more
    Out Of Taiwan merupakan salah satu teori persebaran Austronesia yang paling populer diikuti oleh kalangan peneliti manusia pendukung dan budaya Austronesia hingga kini. Populernya teori tersebut tidak lepas dari dukungan data linguistik, antropologi, DNA, pertanggalan dan data arkeologis tentunya. Data arkeologis yang cukup besar memberikan andil dalam eksistensi teori dimaksud di antaranya adalah hipotesis sebaran beliung persegi dan kapak lonjong. Migrasi atas dasar tersebut menunjukkan adanya alur persebaran manusia dari Filipina ke Sulawesi, dari sini terus terpecah menjadi dua alur, ada yang ke barat yaitu ke Kalimantan terus ke Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur. Sedangkan alur yang lainnya yaitu dari Sulawesi ke Indonesia bagian timur. Alur di Indonesia bagian barat itu dikaitkan dengan sebaran beliung persegi dan alur di Indonesia bagian timur dikaitkan dengan sebaran kapak lonjong. Begitu juga dengan keberadaan gerabah slip merah yang awalnya hanya ditemukan di Indon...
    Research Interests:
    Abstrak Rekonstruksi budaya masa awal Holosen dan Neolitik kerap tidak lengkap, mengingat penelitian dan hasil yang didapatkan masih sangat terbatas. Adapun lingkup kebudayaan pada periode dimaksud meliputi aspek teknologi, sosial dan... more
    Abstrak Rekonstruksi budaya masa awal Holosen dan Neolitik kerap tidak lengkap, mengingat penelitian dan hasil yang didapatkan masih sangat terbatas. Adapun lingkup kebudayaan pada periode dimaksud meliputi aspek teknologi, sosial dan aspek religi. Aspek tersebut dihasilkan dari serangkaian ekskavasi, dengan mengidentifikasi aspek morfologi dan teknologi artefak, ekofak dan fitur, untuk selanjutnya dilakukan analisa. Interpretasi atas data awal tersebut didasarkan juga atas analogi dengan temuan sejenis pada periode sejaman. Metode tersebut akan menghasilkan berbagai informasi puncak kebudayaan pada masing-masing periode dan pada akhirnya sintesa yang dihasilkan digunakan untuk memperbarui konsep lama. Hasil dari metode tersebut adalah hipotesis yang berkaitan dengan adaptasi manusia terhadap lingkungan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan religinya.
    Research Interests:
    Wilayah budaya Nias itu meliputi satu pulau yaitu Pulau Nias. Di dalam wilayah budaya dimaksud terbagi atas subwilayah budaya. Pada sebuah subwilayah budaya, terdiri dari beberapa perkampungan, yang masing-masing memiliki unsur-unsur... more
    Wilayah budaya Nias itu meliputi satu pulau yaitu Pulau Nias. Di dalam wilayah budaya dimaksud terbagi atas subwilayah budaya. Pada sebuah subwilayah budaya, terdiri dari beberapa perkampungan, yang masing-masing memiliki unsur-unsur budaya yang berbeda. Berkenaan dengan itu, tujuan pembahasan ini di antaranya adalah memahami perbedaan kebudayaan Nias antarperkampungan, baik di dalam satu genealogi ataupun tidak. Perbedaan antarkampung dimaksud tidak hanya berkaitan dengan aspek waktu tetapi juga, nilai budaya, faktor struktur sosial dan fungsi sosialnya. Berkenaan dengan itu maka uraian unsur kebudayaan menjadi tahapan utama, untuk selanjutnya diinterpretasikan. Gambaran perbedaan unsur kebudayaan antarkampung dengan aspek struktur dan fungsi yang melatarbelakanginya akan menggambarkan faktor eksternal dan internal pada sebuah perubahan evolusioner kebudayaan. Berkenaan dengan itu maka perbedaan kebudayaan antarkampung di Nias merupakan sebuah paradigma perubahan evolusioner sepert...
    AbstractMaritime aspects in the western part of Indonesia are known from the presence of shell mound sites, which show Mesolithic characteristics and elements of Hoabinhian Culture. The shell mound sites along the east coast of Sumatra... more
    AbstractMaritime aspects in the western part of Indonesia are known from the presence of shell mound sites, which show Mesolithic characteristics and elements of Hoabinhian Culture. The shell mound sites along the east coast of Sumatra Island reveal that coastal areas were very important in providing for life in the past because of the marine biota that can be exploited. The Hoabinhian Culture on highland areas also bears traces of maritime aspects. Likewise are the Neolithic and sites that dispersed on highland areas. Various kinds of mollusks were still exploited on the highlands. Even the religions and social structures that bear maritime characteristics were still preserved. The attempt to recognize the maritime aspects during the periods is done by determining various artifacts, ecofacts, and other finds in relation with the marine environment, as well as through ethnoarchaeology studies by observing patterns of meaningsin the cultures of several traditional communities in the ...
    This research intends to interpret the Hoabinh culture dispersal from the Hoabinh culture presence on the western part of Sumatra island, with different activities period. It can be achieved by recognizing archaeological material and... more
    This research intends to interpret the Hoabinh culture dispersal from the Hoabinh culture presence on the western part of Sumatra island, with different activities period. It can be achieved by recognizing archaeological material and carbon analysis, as parts of survey and excavation results. The result of this research relates to Hoabinh occupation range at coastal and highlands. Carbon analysis explains that Hoabinh migrated from the coast to the higlands. Interpretasi alur sebaran atas keberadaan situs budaya Hoabinh di Pulau Sumatra bagian utara dengan berbagai perbedaan masa aktivitasnya merupakan tujuan dari penelitian ini. Hal tersebut dapat dicapai dengan mengenali sisa tinggalan arkeologisnya dan juga hasil analisa karbon yang merupakan bagian dari hasil kegiatan survei dan ekskavasi. Hasil dari penelitian ini menyangkut ruang jelajah pendukung budaya Hoabinh di pesisir dan dataran tinggi. Dari data analisa karbon diketahui bahwa sebaran pendukung budaya Hoabinh itu berlang...
    Abstract. Retracing Old Religion Concept from Various Folklores Among the People of Nias. In our attempt to reveal the secrets behind the abundant archaeological remains in Nias, we need to have good comprehension about old culture.  One... more
    Abstract. Retracing Old Religion Concept from Various Folklores Among the People of Nias. In our attempt to reveal the secrets behind the abundant archaeological remains in Nias, we need to have good comprehension about old culture.  One of the cultural elements, which is closely-related to the remains, is religion. Within religion there are concepts that are difficult to retrace because the Nias people do not have written tradition; furthermore, their old religion has changed. Retracing the religion concepts is conducted by studying verbal and non-verbal folklores that survive until now. Abstrak. Melimpahnya tinggalan arkeologis di Nias memerlukan pemahaman yang baik akan kebudayaan masa lalu. Salah satu unsur budaya yang erat berkaitan dengan tinggalan budaya dimaksud adalah unsur religi. Di dalam religi itu sendiri memiliki konsep-konsep yang sangat sulit di lacak lagi mengingat masyarakat Nias tidak memiliki budaya tulis dan sudah berubahnya religi masyarakat.  Dalam upaya memah...
    Penelitian arkeologis di wilayah Kotamadia Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah adalah pelaksanaan program kegiatan Balai Arkeologi Medan yang dibiayai dana rutin tahun anggaran 2001. Kegiatan ini merupakan upaya pengenalan potensi... more
    Penelitian arkeologis di wilayah Kotamadia Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah adalah pelaksanaan program kegiatan Balai Arkeologi Medan yang dibiayai dana rutin tahun anggaran 2001. Kegiatan ini merupakan upaya pengenalan potensi sumberdaya arkeologi yang terkandung di sebagian wilayah Provinsi Sumatera Utara, dalam rangkaian studi untuk mengungkap berbagai aspek kehidupan masyarakat peisir barat Pulau Sumatera dari masa ke masa. Hasil yang diharapkan adalah peta sebaran kepurbakalaan daerah tersebut yang kelak dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya, maupun kepentingan lain berkenaan dengan pemanfaatan aset budaya itu. Begitu pula dengan pemahaman mengenai aspek kehidupan masyarakatnya di masa lalu, sebagai bagian masyarakat yang hidup di wilayah pesisir barat Pulau Sumatera.
    Ketut Wiradnyana Perkembangan Religi Prasejarah: Tradisi Masyarakat Gayo Keberadaan religi pada masyarakat Gayo sudah berlangsung sejak masa prasejarah. Pemahaman religi pada masa itu diketahui dari sisa aktivitas yang di antaranya masih... more
    Ketut Wiradnyana Perkembangan Religi Prasejarah: Tradisi Masyarakat Gayo Keberadaan religi pada masyarakat Gayo sudah berlangsung sejak masa prasejarah. Pemahaman religi pada masa itu diketahui dari sisa aktivitas yang di antaranya masih dikenali dari sisa penguburan di Situs Loyang Mendale dan Loyang Ujung Karang. Pola penguburan dan bekal kubur di situs dimaksud merupakan hal yang paling jelas menunjukkan adanya konsep religi di masa prasejarah. Di dalam prosesnya telah menunjukkan adanya perkembangan dari bentuk yang sederhana ke hal yang lebih kompleks, namun beberapa bagian dari religi lama tampaknya masih dianut hingga ke masa­masa kemudian. Untuk memahami perkembangan religi tersebut, maka identifikasi tinggalan arkeologis, baik yang berupa sisa penguburan kerangka manusia, artefak ataupun fitur menjadi pusat kajian. Dalam konsep religi akan dilakukan pendekatan etnoarkeologi, sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa pemahaman akan religi menggunakan alur induktif yang meru...
    Archaeology, as a science, has to be able to provide welfare to the communities, which includes not only material things but also knowledge and explanation regarding problems among the communities in cultural context. In relation to a... more
    Archaeology, as a science, has to be able to provide welfare to the communities, which includes not only material things but also knowledge and explanation regarding problems among the communities in cultural context. In relation to a land dispute between the traditional community of Pollung and Toba Pulp Lestari Ltd. Co., regarding the Pollung’s village and traditional land, archaeology can be used to answer whether or not there were once settlement activities in the disputed piece of an area. The methods used in relation to the purpose are excavation, interviews, and library research (bibliographical research). The entire data was studied using inductive scheme of thought in descriptive qualitative format. The resulted archaeological data can prove that there were activities in the past as well as the period (date) when the activities were carried out, while anthropological data will support the knowledge about the functions and systems of land ownership among the Batak community ...

    And 28 more